“Mama aku
pergi”
Sarada
meletakan segelas air yang ia habiskan di atas meja.
“huh? Kau belum
memakan sarapanmu”
Sakura
menatap kaget sarada yang sedari tadi berdiri di sampingnya sambil merapikan
tatanan makanan di atas meja.
“tidak usah.
Aku sedang buru-buru”
“kemana?”
Sarada berlari
meninggalkan Sakura.
“ada hal
yang ingin aku bicarakan pada papa”
Teriaknya yang
semakin menjauh dari Sakura. Sakura
menatap punggung Sarada sambil mengacak pinggang.
“ya ampun..
mereka berdua sama saja”
⁰ₒ⁰
Sasuke
berdiri di atas patung Rokudaime (Patung Kakashi). Sarada yang berada sedikit
jauh terdiam menatapnya.
“ehm..”
ia batuk kecil dengan tangan yang diletakannya
di dekat bibirnya.
Sarada
berjalan santai dan memasang wajah tanpa ekspresi seolah-olah tidak ada yang
terjadi.
Sasuke yang
menyadari hal itu mengalihkan pandangannya ke arah Sarada.
“kapan kau
akan pergi lagi?”
Sarada kini
berdiri di samping sasuke.
“tidak
sekarang”
Sasuke
kembali menatap pandangan di depannya.
Mendengar hal
itu, Sarada menghembus nafas kasar.
“huh,,,
sebaiknya kau lebih banyak menghabiskan waktu untuk mama. Kau tahu? Mama itu
sangat cerewet ketika sedang membicarakanmu.”
“….”
Sarada mengambil
posisi duduk dengan kaki mengelantung ke bawah.
“ini tidak
adil” keluhnya.
“hnn?”
Sasuke menatap
kepala sarada yang menatap kosong pandangan di depannya.
“seharusnya
kau-“
“ ‘kau’ itu
bukan kata yang sopan saat kau memanggil ayahmu”
Sarada terdiam
sejenak dan pandangannya pun masih sama.
“papa mau
menjadi guru untuk Boruto”
“papa bahkan
tidak pernah mengahariku apapun”
Sarada
menatap Sasuke dengan pandangan sinis.
“aku bahkan
belajar sendiri cara menggunakan sharingan dan shuriken no jutsu” ia menunjuk
kearah matanya sendiri.
“jadi, kau
ingin menguasai jutsu turun menurun dari chan Uchiha?”
Matanya membulat
dan tanpa sadar senyum yang sangat besar terpasang di wajahnya.
“Katon no
Jutsu? Apa papa akan mengajariku?”
Sasuke membalikan
badannya dan pergi menjauh dengan santai.
“ikut aku!”
Mata Sarada
bersinar dan dengan cepat ia melompat dan mengejar Sasuke.
⁰ₒ⁰
“tempat ini
sama sekali tidak berubah”
Ucapnya
sambil mengacak pinggang dari balik jubah hitamnya.
Sasuke memandang
danau tempatnya berlatih Goukakyuu no Jutsu ketika masih kecil. Tanpa sadar ia
tersenyum tipis.
Sarada hanya
mematung menatap punggung ayahnya dari belakang. Sasuke memuruni tangannya dan
membalikan badannya menatap Sarada.
“Katon: Goukakyuu
no Jutsu. Semua klan Uchiha bisa menggunakannya. Itu hanyalah teknik dasar. Kau
bisa mengembangkannya sesuai keinginanmu dengan banyak berlatih”
Sasuke membuat
segel tangan dengan hanya menggunakan tangan kanannya dan tiba-tiba keluarlah sebuah Bunshin di
sisi kirinya.
Bunshin yang
mirip dengannya, hanya saja kedua lengannya di buat utuh. Sasuke mengambil
langkah mundur dan Bunshinnya membalikan badan menatap danau yang luas. Dengan cepat
ia membuat segel jutsu. Sarada yang menatap Bunshinnya itu tercengang karena ia
belum pernah melihat segel tangan secepat itu.
Sasuke menarik
jari-jarinya didekat mulutnya, menarik nafas dan menghembuskannya. Seketika bola
api besar terbentuk.
“wahhh..”
Sarada
terkesan saat melihat jutsu yang sama sekali belum pernah ia lihat.
Sarada dua
langkah maju mendekati ayahnya dengan senyum lebar ia berkata:
“kau lihat. Beginilah
cara membuat segelnya”
Sasuke menunjukan
segel jutsu dengan pelan dan Sarada memperhatikannya dengan teliti.
“ehm..” ia
mengangguk.
Sarada
mempraktekan apa yang telah diajarkan.
“lepaskan
kacamatamu!”
Sasuke melepaskan
kacamatanya dan ia melanjutkan latihannya.
Bola api
yang terbentuk terbilang kecil. Sasuke yang asli mendekatinya. Bunshin itu
memberikan kacamata milik Sarada kepada sasuke dan menghilang.
“tidak perlu
terburu-buru”
Sarada
memasang wajah sedih beberapa saat. Kemudian ia menatap Sasuke dengan ekspresi
yang sama.
“kapan
pertama kali papa berlatih jutsu ini? lalu, berapa lama papa menguasainya?”
“satu minggu
di usia empat tahun”
“em…pat.. ta..hun”
“terlalu
cepat untuk kagum. Pamanmu di umurnya yang kelima tahun menguasainya dengan
hanya sekali coba”
“paman? Aku punya
seorang paman?”
Sarada
melipat tangannya ke dada dan memasang wajah cemberut.
“papa tidak
pernah mengatakan apapun tentang keluarga papa”
“siapa nama
paman yang papa maksud?”
“Uchiha
Itachi”
Sarada memukul
telapak tangannya.
“yosh”
“jangan
coba-coba mencari tahu. Pamanmu memiliki banyak informasi palsu”
“bahkan
informasi dari pusat pun juga sama”
Sarada memang
tidak mengerti masud dari ayahnya itu, namun bagaimana pun ia sangat penasaran
tentangnya. Dia merasa jika pamannya itu adalah ninja yang luar biasa.
“aku benar-benar
penasaran tentangnya”
Sasuke memberikan
kacamata milik Sarada kepadanya. Sarada menatap kacamata yang diulirkan
kepadanya.
“simpankan
untukku! Tapi papa harus janji jika aku bisa menguasainya dalam tiga hari. Kau harus
menceritakan padaku tentang papa dan paman Itachi”
“hmn..”
Sasuke pergi
meninggalkan Sarada yang masih menggenggam kacamata anaknya ditangan kanannya.
“sebaiknya
kau menguasainya sebelum aku pergi”
Sarada kembali
pada latihannya.
“yosh..
lihat saja.. aku akan mengambil jalan yang berbeda denganmu dan menjadi hokage
klan Uchiha yang pertama”
Sasuke muai
berjalan menjauh dan senyum terlihat jelas di wajahnya yang sedari tadi ia
pasang.
"ku harap
juga begitu”
'tidak.. kau
tidak boleh mengambil jalan yang sama seperti yang aku ambil dulu'
Ia berisik
pada dirinya sendiri. Dalam hatinya ia merasa bangga pada Sarada walau
kedekatannya baru saja dimulai.
ₒ⁰ₒ
Tiga hari kemudian
⁰ₒ⁰
Katon: Goukakyuu no Jutsu
Bola api
yang besar terbentuk dari hembusan yang keluar dari mulut Sarada. Bajunya yang
kusam dan bekas goresan di wajahnya membuktikan bahwa ia memang berlatih keras.
"aku berhasil"
Sarada tersenyum menghadap Sasuke. Dan setelah itu Sasuke juga menatap Sarada. tak bisa dipungkiri, ia seperti melihat bayangannya sendiri ketika berada di posisi yang sama dengan Sarada.
Tentu saja ia sudah berganti posisi dari anak menjadi orang tua. dan jawaban yang diharapkan Sasuke ketika ia menunjukan hal yang sama pada ayahnya.. tentu saja,
ia meletakan tangannya ke atas kepala Sarada dan tersenyum.
"Itu baru anakku"
sebuah kata dan tindakan yang sama yang ia harapkan dari ayahnya ketika itu dan tentu saja ia tidak mendapatkan hal seperti kakaknya itu.
wajah Sarada memerah dan mematung menatap ayahnya. Rasa senang dalam hatinya tentu tak bisa ia tolak.
"ehm.. bagaimana dengan janji papa?"
"ini sudah sore. kita sebaiknya kembali kerumah. kau beruntung ibumu seorang ninja medis"
Sasuke mengambil langkah pergi namun, belum sempat melangkahkan kaki, ia berhenti ketika mendengar perkataan Sarada.
"papa.. aku punya satu permintaan"
wajahnya semakin memerah. namun, biar bagaimana pun ia tidak bisa menahannya lagi.
"mau kah kau menggendongku?
"aku melihatnya. Boruto dan teman-temanku yang lain melakukannya saat mereka masih kecil bersama ayah dan ibu merka. ayah dan ibu mereka berjalan bersama dan tentu saja mereka berada di gendongan ayahnya."
Sarada memasang wajah sedih dengan air mata yang sedikit keluar dari matanya. Sasuke merasa heran ketika mendengarnya.
"kau sudah besarkan?
"TENTU SAJA AKU SUDAH BESAR. Saat aku masih kecil, kau tidak ada di rumah. kau juga tidak pernah pulang. Mama memang pernah mengendongku ketika kakiku terkilir tapi.."
'tap'
"jangan memasang wajah seperti itu"
Sasuke menunduk dan mengetuk dahi sarada.
"kita harus cepat pulang atau Sakura akan marah"
Sarada menunduk sedih mendengar sebuah penolakan
"cepat naik. tapi untuk kali ini saja"
ekspresi Sarada berubah dan dengan cepat ia memeluk leher Sasuke dari belakang.
"aku akan turun jika sudah sampai di rumah"
sarada tersenyum dalam pelukan Sasuke. dan Sasuke, untuk pertama kalinya ia merasakan apa yang Itachi rasakan saat Itachi menggendongnya ketika ia masih kecil.
⁰ₒ⁰
"kalian terlambat"
Sarada cengegesan sambil memegang banyak makanan di tangannya yang masih berada di pundak Sasuke melihat Sakura yang marah sedang berdiri di depan pintu rumah mereka.
“ya ampun
kau jajan sebelum makan malam”
Sasuke menurunkan
tubuh sarada dari punggungnya dan ia tersenyum mencoba menenangkan ibunya
“mama aku
sudah mengusai ninjutsu yang di ajarkan papa. Kau mau lihat? Caranya seperti
ini”
Sarada
gelabakan dengan makanan yang dia pegang dan binggung bagaimana cara menunjukan
segel tangan dengan makanan yang penuh di genggamannya
“hah? Kenapa
luka di wajah mu semakin parah? Bukan kah aku sudah bilang. Jangan memaksakan dirimu”
Sakura
dengan cepat mendekati Sarada dengan sedikit menunduk mensejajarkan tingginya
dengan Sarada.
“dia
berlatih jutsu katon”
Sakura
menatap sasuke dengan bingung dan kemudia menatap sarada yang tidak hentinya
tersenyum lebar.
‘kau pasti
sangat bahagian kan Sarada?’
“ya ampun. Mau
bagaimana lagi. Mama akan mengobatimu”
Ia menarik
lengan Sarada masuk ke rumah.
“kita masuk
kerumah dan pastikan kau membersihkan dirimu."
"Sasuke-kun”
Sasuke
mengikuti langkah mereka berdua masuk kedalam rumah mereka.
ₒₒₒSELESAIₒₒₒ
Selalu good fanfic dech, suka bngt sma karyanya, seru dan pas bngt sperti crta asli (berasa masuk anime nya 😂)
BalasHapusTerus bikin karya fanfic uchiha family yah. Dan terutama pengen open story tentang itachi depan sarada donk, please.. Pasti seru...
Thanks buat karyanya 👍
Selalu good fanfic dech, suka bngt sma karyanya, seru dan pas bngt sperti crta asli (berasa masuk anime nya 😂)
BalasHapusTerus bikin karya fanfic uchiha family yah. Dan terutama pengen open story tentang itachi depan sarada donk, please.. Pasti seru...
Thanks buat karyanya 👍
Wah hebat banget sampai seperti masuk kedalam anime nya tapi bikin juga tentang boruto dengan ayahnya pasti seru
BalasHapusLuar biasa sangat menari
BalasHapusKakkk.. aku hampir ngejerit-jerit nih bacanya~ Nggak ada niatan buat fanfic sequelnya pas Sasuke akhirnya ceritain ke Sarada soal Itachi? Uwwhh.. gak sabar ^^
BalasHapus