Novel Itachi Shinden Book of Bright Light Indonesia Part 1 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Senin, 12 Juni 2017

Novel Itachi Shinden Book of Bright Light Indonesia Part 1


Uciha Itachi ingat sangat jelas saat dia menyadari siapa dirinya. Hari itu sedang hujan. Angin begitu kuat hingga kau tidak bisa membuka mata sepenuhnya. Hujan tanpa ampun mengarah ke tubuh kecil Itachi yang baru saja berusia empat tahun.  Ayahnya yang berhenti di sampingnya bahkan tidak memberikan kalimat penghibur.

Tapi Itachi tidak menginginkan hal itu.

"Ingatlah dengan baik! Inilah medan perang"

Dan di antara suara hujan yang deras, mengeluarkan kata-kata kuat ayahnya yang menyentuh hati Itachi.

Medan perang....

Ini adalah kalimat yang harus di abaikan oleh anak berusia empat tahun. Kurang lebih kejadian di depan mata Itachi, sesuatu yang anak normal tidak akan pernah melihatnya. 

Mayat, mayat, mayat. Itu adalah gunung mayat sejauh mata memandang. Dan di sana tidak ada ekspresi seperti ketenangan. Semua tubuh yang masih ada, terisi ekspresi yang dipenuhi rasa sakit.

"Kau juga. Dalam beberapa tahun akan menjadi seorang ninja, kecuali jika perang akan berakhir. Kenyataannya Shinobi tidak akan pernah berubah. Dunia yang akan kau masuki hanya ujungnya saja"

Sementara Itachi mendengarkan kata-kata ayahnya, dia gemetar. Jika dia kehilangan kosentrasinya, dia akan mengeluarkan air mata. Tidak ada alasan untuk merasa takut dan juga merasa sedih. Semua perasaan yang tidak bisa dia ungkapkan dalam satu kata bercampur dan untuk alasan tertentu dia tidak mengerti dan dia tidak bisa menghilangkan perasaan hatinya yang berat dan dadanya terasa sesak.

Mereka sangat basah oleh hujan. Jika dia menangis, ayahnya tidak akan melihatnya. Dan karena itulah dia tidak bisa menangis. Karena ia berfikir jika dia menangis, dia akan kehilangan bagian terpenting dari hidupnya sebagai Shinobi.

Jadi, dia akan bertahan sampai dia tidak mampu lagi. Dan tetap saja air matanya jatuh begitu saja.

Orang yang menggunakan ikat kepala Konoha dan Shinobi dari negara lain. Negara asal tidak ada hubungannya dengan besarnya jumlah mayat yang menutupi tanah. Semua dari mereka merasa sakit, sedih, tetapi mereka tidak bisa menang melawan kematian mereka. Tidak peduli dari negara mana asal Shinobi ini. Ekspresi penderitaan mereka semua sama. Tidak ada satupun dari mereka yang mati berfikir bahwa mereka memang menginginkannya.

Dan tetap saja, mereka mati.

Kenapa? 

Demi perang.

"Ayah...?"

Itachi mendengar suaranya sendiri dan dia melihat untuk pertama kalinya dia gemetaran. Bukan karena hujannya yang dingin dan juga bukan karena dia takut dengan mayat. Kemarahanlah yang membuatnya gemetar.

"Kenapa? Di tempat ini?"

Dengan pertanyaan yang anaknya ajukan, Fugaku tetap diam untuk beberapa saat. Mengumpulkan kata-katanya untuk menjawab dengan baik.

"Kau anak yang sangat pintar"

Dan sementara Itachi fokus menatap ke tubuhnya, Itachi menunggu kata-kata ayahnya. Ia merasakan ada sesuatu yang menyentuh bagian atas kepalanya. Itu adalah telapak tangan ayahnya.

"Dan oleh sebab itulah aku ingin menunjukan kenyataan mengerikan ini kepadamu"

Itachi mencari jauh ke dalam hatinya, dengan seluruh kekuatannya. Ari dari kata 'kenyataan'. Dia baru berusia empat tahun. Tanpa tau cara yang benar untuk mengetahui perbedaan antara kenyataan dan khayalan, tetapi tetap saja dia bisa mengerti apa yang ayahnya coba katakan kepadanya.

"Ini adalah tempat dimana aku tinggal" ungkap Itachi

"Ya, Itachi. Shinobi adalah seseorang yang bertarung, jadi jangan lupakan apa yang kau lihat hari ini" Jawab Fugaku

Mematuhi ayahnya, Itachi memaksa matanya terbuka sehingga kesan buruk terukir selamanya ke pandangannya dan dia tidak akan pernah melupakannya. Di balik matanya, dia merasakan sebuah rasa sakit. Sesuatu yang hangat dan berbeda dengan air mata terasa di bagian belakang matanya. Dan ketika dia merasakan kekuatan gelombang, dia melebarkan pupilnya, Tidak mampu menahan rasa takut dan tanpa berfikir menutup matanya dengan kuat. Dan dengan demikian, gelombang kekuatan perlahan menghilang di dalam kepalanya. 

Detak jantungnya sangat kuat dan napasnya terengah-engah. Dia menarik napas dalam- dalam dan membuka matanya. Dunia yang terbentang di depan matanya terus terlihat seperti neraka.

Dengan hati-hati ia meletakan tangannya di dadanya. Jika dia membiarkan dirinya menikmati kekuatan ini, dia tidak akan pernah menjadi sama.

"Ada apa?" Fuhaku bertanya.

Itachi terus melihat kejadian di depannya tanpa menjawab pertanyaan ayahnya. Walaupun ini adalah neraka yang harus ia tinggali, ia tidak berencana untuk menahannya dengan tenang dan diam.

"Aku akan mengubahnya" Pikir Itachi

Tidak ada alasan. Menyelesaikan berbagai masalah dengan kekerasan itu sangat buruk. Jika dunia seperti ini, maka itu harus berubah. Ini akan di ubah oleh laki-laki yang di panggil Uchiha Itachi.

Itachi tidak akan melupakan kejadian ini selama sisa hidupnya.

Perang besar yang mencangkup seluruh Ninja di benua ini, berakhir beberapa minggu setelah hari dimana Uchiha Itachi menyadari seberapa peningnya keberadaannya.

Perang ini kemudian disebut Perang Ninja Ke-3 yang berakhir dengan perjanjian gencatan senjata antara Konohagakure dan Iwagakure.

Perkembangan perang menguntungkan Konoha, berkat rekonsiliasi politik hokage ke-3, Hiruzen yang tidak menuntut kopensasi apapun, membantu perang sampai akhir. Sikap lemah Hiruzen menarik respon negatif dari faksi pro-perang.

Dan untuk menenangkan ketidakpuasan warga desa, Hiruzen memutuskan untuk meninggalkan jabatan sebagai Hokage ke-3.

Dengan demikian, mereka harus memilih Hokage yang baru dan inilah bagaimana Namikaze Minato yang di sebut pahlawan perang diberi gelar sebagai Hokage.

Dengan Hiruzen mengundurkan diri, desa itu mundur sedikit demi sedikit setelah perang.

Itachi memiliki tujuan yang jelas. Mengubah dirinya menjadi Shinobi terkuat dan membuat semua konflik di dunia lenyap.

Bagi orang dewasa, ini adalah tujuan yang tidak mungkin. Sesuatu yang membuat tertawa, tetapi Itachi yang berusia empat tahun, ini adalah tujuan yang tidak ternilai harganya.

Dia harus mempelajari ninjutsu dasar di Akademi Ninja untuk lulus dan secara resmi di terima sebagai ninja. Tapi empat tahun tidak memenuhi syarat untuk masuk ke Akademi Ninja. Dia ingin menjadi Shinobi secepat mungkin, jadi dia beralih ke latihan sendiri.

⁰â‚’⁰

"Aku pulang" Ucap Itachi

Dia melepaskan sepatunya dengan tenang di pintu masuk rumahnya. Diam-diam berjalan melalui lorong.

"Selamat Datang" Jawab Mikoto

Saat itulah Itachi melewati dapur dimana ibunya ada, memanggilnya, di dalam perutnya, dia membawa kehidupan baru. Adik laki-laki atau adik perempuan? Salah satunya akan menjadi saudara pertama Itachi.

"Apa kau juga berlatih hari ini?"

"Ya" dia menjawab "Apa ayah ada di kamarnya?" dia melanjutkan.

"Ya.. Tapi sekarang..."

Sambil mendengarkan kata-kata ibunya, Itachi pergi ke kamar ayahnya. Di dalam pelatihannya, dia menghadapi masalah dengan pegangan kunai dan dia ingin bertanya kepada ayahnya sekarang daripada nanti.

"Kenapa Minato adalah hokage keempat?"

Dia berhenti ketika mendengar suara yang keras di balik pintu

"Kita tidak tau siapa yang akan mendengarkan. Pelankan suaramu, Yashiro!" Itu adalah suara ayahnya.

"Aku tidak mengerti. nama-nama yang direkomendasikan untuk pemilihan Hokage keempat selain Minato semata-mata hanya Orachimaru"

"Kenapa tidak ada yang mencalonkan Fugaku-sama?" Suara dari seseorang yang bernama Yashiro bertanya kepada ayahnya.


Dia adalah pria dengan rambut putih pendek dan mata sipit. Seorang pria yang terlihat lebih tua dari ayahnya, berkerja sebagai bawahannya.

"Seperti Yashiro-san bilang, aku juga tidak bisa memahaminya"

"Inabi.."

Uchiha Inabi adalah salah satu Shinobi paling menonjol dari Polisi Militer Konoha. Dia adalah pria yang sangat aneh dengan rambut yang panjang dan juga sebagai bawahan dari ayahnya.

"Dalam peperangan semua orang tau 'Fugaku si mata berbahaya' Shinobi akan gemetar saat mendengarnya"

"Kapten Polisi Militer Konoha, Fugaku. Di desa aku pergi dengan nama ini"

"Ku katakan padamu, ini adalah alur dari tetua" Yashiro mengangkat suaranya dan mengeluh lagi.

"Para tetua tidak ingin Klan Uchiha berada di depan. Mereka bahkan tidak mengumumkan pencapaian Fugaku-sama dalam perang ninja ke-3. Sebagai gantinya nama Minato, Senin, dan bahkan yang tidak ada di Klan tapi memiliki sharingan, Kakashi disorot."

"Dan jika Minato dan Kakashi dimaksudkan untuk bersinar, bukankah Fugaku-sama juga?"

"Berhenti! Anakku mendengarkan" 

Tubuh Itachi sedikit gemetar. Dia ketahuan. Dia tidak memiliki pengalaman. Itachi mengertakan giginya dengan keras. Dia tidak punya pilihan selain membuka pintu. Di dalam ada total empat orang. Ayahnya, Inabi, Yashiro dan satu orang lagi dengan titik kecil di dekat ikat kepalanya. Pria ini juga adalah bawahan ayahnya, Uchiha Tekka.

"Kau butuh sesuatu?" Fugaku bertanya.

"Aku ingin menanyakan sesuatu tentang Shuriken-jutsu"

"Aku sedang sibuk sekarang. Kita bisa melakukannya nanti"

"Aku mengerti"

Dia menutup pintu dengan cepat saat dia berbicara. Begitu pintu tertutup, mata merah menyala keluar dari mata empat orang di dalamnya. Sharingan.

Kekke Genkai warisan dari Clan Uchiha. 

Saat Itachi kembali ke kamarnya sendiri, dia teringat dengan orang-orang berambut tebal yang memenuhi kamar Ayahnya. Tanpa alasan, dia teringat pada medan perang yang ia saksikan bersama ayahnya.

Kesan neraka yang berapi-api.

Suasana di kamar ayahnya sama dengan medan perang yang berdarah.

"Apa yang ayahku pikirkan?" Itachi bertanya pada dirinya sendiri, tetapi tidak ada yang menjawab pertanyaan saat ini. 

LANJUT PART 2


Note: Dari penerjemah inggris tidak ada pembagian seperti chapter 1,2,3- Semuanya langsung dijadikan satu. Karena terlalu panjang, jadi saya akan memisahkannya sendiri tanpa mengetahui dari mana seharusnya saya potong. Kalau ada yang tau pembagiannya yang benar, tolong diberitahukan di kolom komentar.

4 komentar: