Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 4 Part 1 Volume 6 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Kamis, 20 September 2018

Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 4 Part 1 Volume 6


UPAYA BERTAHAN HIDUP


Setelah awal kelas jam 18.00, Chabashira-sensei segera meninggalkan ruang kelas.

Semua murid kelas duduk di sana dengan rasa penasaran, Hirata mengamati mereka dengan pandangan sekilas saat dia berdiri di podium.

Kami tidak ingin memainkan permainan apa pun sekarang. Diskusi serius akan segera dimulai.

“Untuk kelas hari ini, aku ingin mengadakan rapat untuk kuis besok. Aku mendapat izin dari Chabashira-sensei, yang bilang kepadaku kalau waktu kelas saat ini dikosongkan untuk kita gunakan. Pertama-tama, Horikita-san, apa kau keberatan? ”

Seakan menunggu kata-kata Hirata, Horikita berdiri dengan tenang menuju samping Hirata.

Saat dia berjalan dan berdiri di samping Hirata, beberapa murid mungkin mulai merasakan ketidakcocokan. Banyak yang mungkin belum menyadari sampai sekarang bahwa "Horikita" dan "Hirata" sudah menjadi tim terkuat Kelas D. Hirata selalu menyambutnya, tetapi Horikita tidak pernah mengijinkannya. Horikita selalu berjuang sendirian dan bertindak atas keyakinan bahwa dia bisa menang tanpa bantuan orang lain.

Namun, setelah kegagalan yang dideritanya di festival olahraga, dia memahami batas perjuangan tunggalnya, dan seolah-olah telah terlahir kembali.

Tentu saja, tidak semuanya akan menjadi sempurna.

Ahli biologi Swiss A. Portman mengatakan bahwa manusia secara fisiologis terlalu dini. Dia berpendapat bahwa, dari sudut pandang zoologi, manusia dilahirkan sekitar satu tahun lebih awal dibandingkan dengan kelas perkembangan mamalia lainnya. Meskipun manusia digolongkan sebagai hewan besar, ketika bayi dilahirkan, organ inderanya telah berembang, sementara itu kemampuan atletik masih belum dewasa dan mereka belum bisa berjalan sendiri. Hewan besar lainnya di sisi lain, seperti rusa, dewasa ketika mereka lahir, dan ada banyak makhluk terisolasi lainnya yang meninggalkan sarang mereka dan hidup sendiri.

Seperti halnya dengan contoh ini, sekarang Horikita baru saja dilahirkan kembali, dan belum bisa bergerak sendiri.

Namun, meskipun sangat tidak dewasa, dia juga mengandung kemungkinan yang tidak terbatas.

Dia bisa tumbuh dengan cara apa pun.

Mungkin hati Horikita masih bermasalah. Dia mungkin berusaha mati-matian untuk melawannya.

Akan menjadi yang terbaik baginya untuk menyerahkan diri pada perubahan ini dan berkomitmen untuk itu.

"...... Pertama-tama, meskipun ini hanyalah masa lalu, aku harap kalian bersedia membiarkanku meminta maaf untuk sesuatu."

Aku pikir dia akan mulai berbicara tentang ujian akhir, tapi ternyata tidak. Sepertinya ada sesuatu yang membara di hati Horikita selama beberapa minggu terakhir.

“Selama festival olahraga, aku tidak berhasil membawa hasil apa pun. Aku selalu bersikap keras dengan semua orang, tapi pada akhirnya aku tidak bisa melakukan apa pun untuk Kelas D. Tolong izinkan aku meminta maaf.”

Setelah mengatakan itu, Horikita menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tentu saja, banyak murid terguncang oleh penampilan ini.

Seolah-olah Horikita sudah menerima kesalahan karena alasan di balik kekalahan Kelas D.

Setelah lomba tiga kaki, Onodera menjadi sedikit menjauh dari Horikita dan dengan cepat berbicara:
“Bukan cuma tanggung jawab Horikita-san atas kekalahan itu. Kau tidak perlu menurunkan kepalamu. "

“Itu benar, Suzune. Bagaimanapun juga, Haruki dan Profesor tidak banyak membantu. ”

Meskipun menyedihkan, itu juga benar. Yamauchi memelototi Sudō, tapi tidak ada yang keberatan.

“Sikap yang rendah hati bisa membuat hasil apa pun diterima, entah itu kita menang atau kalah. Tapi bukan itu yang terjadi sekarang. Setidaknya, kontribusiku di festival olahraga hampir tidak ada yang positif. ”

Setelah mengatakan itu, Horikita melirik ke wajah Sudō untuk sesaat. Itu mungkin tidak lain adalah untuk mengisyaratkan bahwa dia sudah berhasil membuat teman, yaitu Sudō. Mustahil Sudō tidak memahami sutuasinya. Dia dengan malu-malu mengarus pipinya sedikit, diam-diam menunjukan senyum dan gigi putihnya.

“Tapi ini adalah akhir dari permintaan maaf. Aku ingin berkomitmen penuh demi kuis berikutnya dan ujian akhir. Aku percaya, jika kita bertarung bersama-sama, semuanya bisa diselesaikan. ”

“Aku mengerti, tapi apa kau punya solusi atau sesuatu? Seperti bagaimana pasangan kelompok dipilih. Kita tidak tahu tentang itu, kan? ”

“Tidak, aturan bagaimana pasangan kelompok dipilih sudah jelas. Jika kita menangani ini dengan baik, bisa saja kita semua akan memiliki pasangan yang ideal. Hirata-kun, jika kau tidak keberatan. ”

Hirata, yang telah beralih ke peran pendukung, menerima sinyal dan menulis aturan pasangan di papan tulis.

Aturan pasangan

Ketika melihat kelas secara keseluruhan, orang yang mendapat nilai tertinggi dan orang yang mendapat nilai terendah pada kuis akan dicocokkan satu sama lain.

Kemudian, murid terbaik dan terburuk kedua, murid terbaik dan terburuk ketiga dan seterusnya.

Sebagai contoh: Murid yang mendapat 100 poin akan dipasangkan dengan murid yang mendapat 0 poin. Murid yang mendapat 99 poin akan dipasangkan dengan murid yang mendapatkan 1 poin.

“Inilah arti dari kuis dan prinsip berpasangan. Sederhana, kan? ”

“Oh, astaga! Jadi itu berpasangan! Kerja bagus, Horikita! Kau menakjubkan!"

“Ini adalah sesuatu yang murid juga harus ketahui. Yang penting adalah ini. Berdasarkan aturan ini, kita juga bisa melihat bahwa murid yang mendapat nilai lebih rendah akan berpasangan dengan mereka yang mendapatkan lebih tinggi. Namun, pengecualian selalu bisa terjadi. Karena ini, aku akan mulai menjelaskan strategi untuk pasangan yang bijak dan tepat. ”

Meskipun dia mengatakan bahwa banyak  murid yang seharusnya sudah mengetahui hal ini, ini bukan masalahnya. Dibandingkan dengan petunjuk di masa lalu, yang satu ini memang mudah dimengerti. Tapi dia mungkin sudah memperhatikannya hanya karena pengalamannya akan kegagalan masa lalunya.

Horikita berjalan di samping Hirata dan berbalik menghadap ke ruang kelas.

Perasaan malu dan tidak suka berbicara di depan umum.

Dia sama sekali tidak memiliki perlawanan seperti itu di dalam hatinya, hanya dorongan untuk bergerak maju.

“Mempertimbangkan hasil tes kelas kita sejauh ini, aku ingin fokus pada murid yang khawatir dengan nilai mereka dan membuat rencana dengan murid yang mendapatkan nilai bagus. Meskipun pada akhirnya akan ada beberapa murid yang gelisah, kenyataannya, kita tidak bisa membantu semua orang. ”

11 murid rata-rata 80 poin atau lebih, dengan pengecualian mereka yang mencapai nilai sempurna pada ujian tengah semester. Jika rata-rata itu meningkat menjadi 90 poin, jumlah murid akan berkurang menjadi 6. Ini sesuatu yang menyedihkan jika berpikir bahwa isi tes relatif mudah. Jumlah murid dengan nilai yang sangat baik kurang dari setengah kelas.

Sebaliknya, bahkan jika kau memperhitungkan jumlah skor rata-rata lebih dari 60 poin, tidak semua orang bisa dipasangkan dengan pasangan ideal ... Dengan kata lain, tidak mungkin bagi setiap pasangan bisa memiliki murid dengan nilai yang tinggi.

Oleh karena itu, Horikita sepertinya bertujuan untuk menciptakan kelompok wajib 10 orang dengan anggota terpintar dan terbodoh.

Nama-nama murid dengan nilai lebih rendah terdaftar di papan tulis satu per satu.

“Aku tidak terlalu mengerti. Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Yamauchi, orang yang tahu namanya akan ditulis.

“10 murid yang tertulis di sini, tulis nama kalian saja saat kuis besok. Karena skor kalian tidak akan dicatat ke rapot kalian, mengambil 0 pion saat kuis tidak akan menciptkan kerugian apa pun. Sebaliknya, untuk 10 orang teratas, pastikan mencetak 85 poin atau lebih. 20 murid yang tersisa dibagi menjadi 10 orang. Untuk separuh orang yang lebih pintar, nilai kalian harus maksimum 80 poin, sedangkan untuk yang kurang pintar, kalian hanya perlu mencetak 1 poin. Dengan cara ini, keseimbangan akan menjadi lebih baik agar kelompok ujian akhir bisa dicapai secara otomatis. Tapi, aku akan mengkonfirmasi detail ini nanti karena ada juga kemungkinan bahwa kesalahan bisa terjadi. ”

Yang penting di sini adalah memastikan bahwa murid yang mengambil nilai 0 dan murid yang mendapat nilai 1 tidak dipasangkan satu sama lain.

Murid dengan perbedaan kemampuan akademis harus dipasangkan sebanyak mungkin.

“Aku juga berpikir strategi ini sangat bagus. Kita seharusnya tidak menyelesaikan ujian tanpa mengambil tindakan pencegahan. ”

Hirata sudah mendiskusikan ini dengannya sebelumnya, jadi seharusnya tidak ada komentar negatif tentang rencana itu. Tujuannya adalah menciptakan suasana yang menguntungkan.

Kōenji biasanya tidak menyetujui sesuatu seperti ini, tapi dia tidak menunjukkan penegasan atau penolakan.

Sebaliknya, ia terlihat tidak tertarik dengan mata rantai pembicaaan. Kemampuannya untuk berintegrasi ke dalam kelas bahkan lebih buruk daripada Horikita. Tapi kali ini, ia mempertahankan sikap khasnya yang mungkin untuk yang terbaik.

Meskipun Kōenji biasanya tidak memperlakukan ujian khusus dengan serius, dia akan selalu menghindari situasi dimana dia akan beresiko untuk dikeluarkan.

Kali ini, untuk kasus "pasangan wajib", dia tidak akan mendapat nilai jelek. Meskipun peluangnya rendah, ada kemungkinan kau akan dikeluarkan bahkan jika kau mendapatkan beberapa nilai sempurna saat ujian akhir, tergantung pada kemampuan pasanganmu.

Karena ini, meskipun dia pura-pura tidak tertarik, dia mungkin akan bersedia bekerja sama saat ujian.

Tidak, perilaku Kōenji mungkin tidak bisa dibaca. Ada kemungkinan dia akan melakukan sesuatu yang tidak bisa diprediksi.

“Kōenji-kun. Apa kau keberatan? ”

“Aku tidak keberatan, itu benar-benar pertanyaan yang tidak masuk akal. Tentu saja, aku sudah menguasai isi ujian ini. ”

Dia meregangkan kakinya yang panjang ke atas mejanya seperti biasa dan merapikan kembali rambutnya.

“Yah, bisakah aku berharap kau memang akan mendapat nilai lebih dari 80 poin?”

"Apa yang kau pikirkan? Bukankah itu tergantung pada isi tesnya? ”

“Jika kau dengan sengaja mencetak 0 poin, diimbangi dengan murid lain dengan nilai tinggi, akan ada risiko kerusakan dalam keseluruhan poin kelas. Bisakah kau setidaknya memahami ini? ”

Satu-satunya hal yang harus ditakuti dalam kuis ini adalah skor yang tidak normal. Pasangan berkemampuan tinggi yang diciptakan dengan anggota seperti Horikita dan Kōenji harus dihindari.

“Aku akan mempertimbangkannya dengan hati-hati, gadis."

Meskipun jawaban Kōenji sangat mencurigakan, dia tidak bisa meladeni topik itu sekarang.

Karena kami harus mengendalikan poin untuk ujian akhir yang resmi.

***

Keesokan harinya, waktu kuis tiba.

Aku pikir bahwa kami akan segera mulai, tapi Chabashira-sensei berbicara kepada kelas terlebih dahulu.

“Kuis akan mulai sebentar lagi, tapi aku punya sesuatu untuk diberitahukan sebelumnya. Kelas yang telah dinominasikan diserang untuk ujian akhir, Kelas C, sudah disetujui karena tidak bertentangan dengan pilihan dari kelas lain.”

“Apa Kelas A dan Kelas B sama-sama menominasikan Kelas D? Terlepas dari itu, akan lebih baik jika kita bisa menyerang Kelas C tanpa ada hambatan dan meninggalkan keberuntungan, lalu menciptakan penyesalan sampai ke surga.”

Sepertinya kami sudah melewati rintangan pertama, dan Horikita merasa lega. Selanjutnya akan mencari tahu kelas mana yang akan menyerang Kelas D.

"Kemudian, kelas yang akan menyerang Kelas D adalah Kelas C. Ini juga terjadi karena nominasi mereka tidak sama dengan kelas lain."

Dengan kata lain, pertempuran ini dalam bentuk Kelas C vs Kelas D, dan Kelas B vs Kelas A.

"Ini kombinasi yang ideal."

"Sepertinya begitu."

Tidak ada pilihan nama yang bertentangan, yang berarti bahwa kelas atas sudah memilih untuk menyerang saingan terdekat mereka untuk memperluas, atau mengecilkan, perbedaan antara satu sama lain. Kasus yang seperti itu.

Apa yang bisa dilihat dari ini, bahwa nominasi Kelas A diputuskan oleh Sakayanagi. Katsuragi pasti akan menominasikan Kelas D, yang akan memberi mereka peluang menang tertinggi.

Selanjutnya, bisa juga diprediksi bahwa pengaruh keseluruhan dari Katsuragi menurun.

Kelas C terpilih sebagai nominasi kami sesuai keinginan Horikita.

“Meskipun kalian akan mengerjakan kuis, Ike dan Yamauchi terlihat baik-baik saja. Sebelum tes, mereka berdua biasanya punya lingkaran hitam di bawah mata mereka. Apa kalian punya beberapa bentuk strategi rahasia saat ini? ”

"Hehehe. Silahkan awasi dengan baik, sensei. "

Ike penuh percaya diri, tapi itu seperti yang diharapkan. Lagi pula, dia belum belajar apa pun.

Apa yang harus dia takutkan adalah mendapatkan nilai 50 pada kuis. Tingkat kesulitan soal sepertinya sangat rendah, tapi jika kau tidak memahami satu pertanyaan pun, yang bisa kau lakukan hanyalah menulis namamu dan menyerahkannya sebagai lembar kosong. Jika dia mengerjakan kuis yang unik ini dengan serius, itu hanya akan meningkatkan risikonya di masa depan.

Tidak mungkin Chabashira-sensei tidak bisa menduga ini.

“Jangan menyesali keputusanmu sesudahnya. Kau harus menghadapi kuis ini dengan serius. ”

"Aku serius. Lagipula, itu tidak mempengaruhi nilaiku, kan? ”

"Tentu saja. Tidak akan ada pencatatan nilai. "

"Jadi, aku bisa tenang dengan tidak harus mendapat nilai tinggi."

"jika itu berjalan sesuai harapanmu."

Menuju respons ambigunya, Ike dan yang lainnya yang tidak belajar diam sejenak.

"Apa kami harus mendapatkan nilai yang bagus di kuis ini ...?"

Sudō secara tidak sengaja kehilangan ketenangan pikirannya karena kata-katanya.

“Jangan biarkan dia membodohimu. Tidak ada kesalahan di rencana kita. "

Kata-kata yang dikumpulkan dari Horikita berhasil menenangkan murid yang khawatir. Sudo kembali tenang dalam sekejap.

"………aku hanya harus percaya pada Suzune. ”

Chabashira-sensei menyaksikan situasi, menegaskan bahwa atmosfer di kelas telah dipulihkan, dan kemudian mengambil selebaran kuis.

“Baiklah, kita akan memulai kuis. Harap diingat untuk tidak mencontek. Jika ketahuan curang, terlepas dari apakah itu mempengaruhi nilaimu atau tidak, kami akan menjatuhkan hukuman yang kejam. ”

Sensei menyerahkan kertas ujian ke depan setiap baris dan membiarkan kami menyebarkannya.

Karena kami diberitahu untuk tetap mengerjakannya sampai dimulai, aku membalik kuis segera setelah itu diserahkan kepadaku.


“Apa kau tidak khawatir? Tentang metode pemilihan pasangan yang kau pikirkan ini benar? ” Tanyaku

"Tidak. Aku yakin tentang hal ini  sekarang. ”

Tidak ada tanda bahwa Horikita terpengaruh oleh kata-kata Chabashira-sensei. Karena ini, Ike dan yang lainnya tidak terpengaruh juga.

Jika pemimpin menunjukkan rasa takut atau ragu-ragu, emosi-emosi itu akan dengan mudah mulai menyebar.

Simbol perubahan. Para murid mulai membentuk Kelas D yang benar-benar baru.

Itu hanya sedikit, tapi aku pikir ini menyebr ke guru wali kelas yang dihadapi para murid setiap hari.

"Mulai."

Kuis dimulai setelah sinyalnya.

Aku perlahan membalikkan kertas kuis.

"Oh ..."

Aku tidak bisa melakukan apa-apa tapi membuat suara. Aku mungkin bukan satu-satunya yang terkejut. Meskipun kesulitannya diperkirakan sangat rendah, ternyata bahkan lebih rendah dari itu.

Itu terjadi pada tingkat di mana bahkan murid di kelas unggulan SD bisa menjawabnya. Tentu saja, ada beberapa pertanyaan dengan kesulitan yang meningkat, tapi kemudian seseorang seperti Ike bisa dengan mudah mendapat skor di atas 60 selama mereka tidak panik.

Ini jebakan yang manis. Bencana dengan mudah bisa terjadi jika kami linglung melompat ke dalamnya. Namun karena strategi Horikita, Kelas D tidak akan berakhir dengan hasil yang tidak masuk akal.

***

Kuis berakhir dengan lancar tanpa masalah. Hasilnya diumumkan setelah waktu ke-4 keesokan harinya.

Kelas D sudah mengerjakan semua tes mereka di masa lalu tanpa bentuk kerjasama apa pun.

Padahal kali ini, kuis sudah menghasilkan rasa persatuan yang hampir terlaksana dengan baik.

Membuat sistem, penciptaan masalah, dan persaingan antar-kelas, mungkin merupakan hal yang luar biasa jika aturan keseluruhan untuk ujian khusus ini sangat sederhana. Hanya mengikuti tes dan mendapatkan nilai yang bagus.

Ini sama dengan apa yang dengan paska kami ulangi selama sembilan tahun terakhir atau lebih sejak kami SD sampai SMA.

“Bagus, aku tidak harus terlibat.” Sangat menghibur jika bisa mengatakan ini dari lubuk hatiku.

"Jadi, aku akan mengumumkan pasangan untuk ujian akhir semester ini."

Hasil kuis kemarin telah diposting dan berjalan sebagai berikut:
Horikita Suzune dan Ken Sudō, Hirata Yōsuke dan Yamauchi Haruki, Kushida Kikyō dan Ike Kanji, Yukimura Teruhiko dan Inogashira Kokoro.

Pasangan-pasangan diumumkan hampir seperti yang kami harapkan. Ngomong-ngomong, hasilku adalah:

Ayanokōji Kiyotaka …… Satō Maya.

"Para dewa punya selera humor yang jelek..."

Bagaimana bisa jadi seperti ini? hasil yang akan membuatku berpikir seperti itu.

Satō sepertinya memperhatikan bahwa kami sudah dipasangkan bersama dan melihat ke arahku dengan senyuman.

Aku mengangkat tangan sedikit agar dia tahu kalau aku sedang melihatnya juga.

“Kōenji-kun juga belum mengkhianati harapan kita padanya.”

Kōenji dipasangkan dengan Okitani. Berdasarkan hasilnya, dia sepertinya mendapatkan nilai yang sangat tinggi.


Yah, dia mendapat nilai tinggi pada setiap ujian yang dia ambil sejauh ini, jadi lebih seperti dia yang hanya mengerjakan ujian seperti biasa. Dia tidak memperhatikan hasilnya, menyilangkan lengannya dengan senyum yang tidak bisa dimengerti, dan tertawa.

“Melihat hasilnya, beberapa dari kalian sepertinya sudah memahami maksud dari kuis ini. Lalu, setelah itu informasi ini berhasil dibagikan ke seluruh kelas. ”

Chabashira-sensei melihat daftar pasangan dan terlihat sangat terkesan.

“Pasangan murid dengan nilai tertinggi dan terendah. Jika hasilnya sama, anggota kelompok akan dipilih secara acak. Aku mungkin tidak harus menjelaskannya kepada kalian semua, tapi aku akan memberitahu kalian hal ini. "

Tidak ada alasan untuk terkejut pada hal ini, tapi itu melegakan untuk memeriksa aturan kami.

"Sepertinya tidak ada masalah dengan pasangan itu." Kataku

"Ya. Ini sangat lancar sampai aku sedikit takut. Tapi yang sebenarnya akan dimulai sekarang. Cara membuat soal ujian dan mengatasi ujian itu sendiri. Pasanganmu adalah Satō-san, yang seharusnya tidak masalah. ” Jawab Horikita

Aku tidak memilihnya dengan sengaja, tapi dengan gabungan murid pintar dan kurang pintar, separuh lainnya adalah murid di kelas yang cenderung mencetak nilai di luar strategi yang diprediksi. Hasil seperti ini bisa dikatakan tepat.

Satō adalah kandidat yang berpotensi gagal di Ujian akhir. Aku harus menjaga nilaiku pada tingkat yang tinggi.

“Untuk menaikkan nilai rata-rata kelas, aku akan mengadakan kelompok belajar sampai ujian akhir. Karena aku bisa bekerja sama dengan Hirata-kun dan Kushida-san kali ini, aku bisa mengadakan dua sesi per hari. Dua sesi dari jam 4 sore sampai jam 6 sore setelah sekolah berakhir, dan 2 jam dari jam 8 malam sampai jam 10 malam bagi mereka yang punya kegiatan klub. Kita harus memutuskan siapa yang akan mengambil sesi mana. Bagaimana menurutmu, Hirata-kun? ”

“Karena aku terlibat dengan kegiatan klub, aku akan mengambil alih sesi belajar kedua. Ayo kita lalui ini dan bekerja keras. ”

Segalanya benar-benar bergerak dengan mantap. Karena bertambahnya jumlah orang yang bisa mengajar, kami bisa mengadopsi strategi seperti ini.

Setelah itu, Horikita dan Hirata mendiskusikan detail sesi belajar lagi dan lagi, perlahan-lahan membuat detail yang lebih halus.

Pengawasan sesi pertama diambil oleh Horikita, sementara Hirata mengambil alih sesi kedua. Mereka memutuskan untuk benar-benar membimbing murid yang berjuang dengan nilai mereka, sambil tetap mendukung semua murid yang menghadiri kelompok belajar. Kushida adalah pasukan khusus yang akan menghadiri kedua sesi dan fokus pada mengajar para murid yang ingin mencapai 50 poin. Ada banyak gadis yang duduk di tingkatan ini, seperti Onodera dan Ichihashi.

Bisa dikatakan, rencana ini tidak ada masalah.

Dibandingkan semester pertama, jumlah murid yang terlibat dalam kelompok belajar cukup besar. Sebaliknya, hanya ada tiga orang yang bertugas untuk mengajar.

Oleh karena itu semakin besar sisi pembagian pengajar-diajar, semakin buruk kualitas pengajaran keseluruhannya.

Saat makan siang, Hirata dan Sudo bertemu dengan Horikita.

“Sialan! Suzune tidak mengajar sesi kedua. Itu membunuh motivasiku.”

Karena Sudō tidak bisa menghadiri sesi pertama karena kegiatan klubnya, dia tidak bisa diajarkan oleh Horikita kali ini.

Horikita bekerja sebagai motif Sudo untuk belajar, jadi dia terlihat sangat malas. Di masa lalu, dia mungkin akan bertindak di sini.

“Tidak peduli siapa yang mengajar, jika kau kurang motivasi, aku akan terganggu. Paham?"

"……Aku mengerti. Aku akan belajar, bagaimanapun juga, kita pasangan. ”

Dia memiliki kendali besar atas Sudo. Itu mengagumkan.

“Usahamu juga akan tercermin ke dalam nilaiku juga. Akan lebih baik jika kau memahami itu. Di atas itu, aku akan mencoba untuk datang di sesi malam, jadi ayo.”

Horikita mengepalkan pukulan terakhir, seolah-olah Sudō ada di telapak tangannya.

"Oh wow. Aku tiba-tiba punya motivasi lagi! Mohon kerja samanya, Hirata. ”

"Ayo lakukan ini bersama, Sudō-kun. ”

Karena keputusan untuk menjadi sekelompok dengan Horikita, Sudo terlihat ampaknya lebih termotivasi.

Tapi tetap saja, ada masalah tak terduga.

"...... Aku harus bicara denganmu sebentar"

Murid yang datang ke Horikita adalah seseorang yang belum pernah aku ajak bicara sebelumnya.

Dia datang dengan ekspresi gugup.

"Miyake-kun, ada apa?"

Dia adalah murid Kelas D, Miyake Akito, dan dia bersama seorang gadis yang kecantikannya merupakan topik pembicaraan umum di antara anak-anak kelas, Hasebe.

Kedua murid ini biasanya sangat pendiam dan jarang melibatkan diri dengan siapa pun. Ini menjadi kunjungan tak terduga dari kombinasi tak terduga.

“Aku ingat kalian berdua, kalian adalah kelompok di ujian akhir, kan?”

Hirata bertanya, mencari poin untuk memulai pembicaraan. Miyake mulai berbicara tentang situasinya.

“Kami adalah pasangan untuk ujian yang akan datang, tapi berdasarkan hasil yang kami dapatkan pada kuis dan ujian tengah semester, kami baik dan payah pada subjek yang sama, jadi ada sedikit masalah. Ini sedikit menegangkan. Kami ingin meminta saran. ”

Setelah dia selesai, dia menyerahkan hasil kuis dan hasil tengah semester mereka kepada Hirata.

Pasangan itu memutuskan untuk membandingkan hasil kuis mereka satu sama lain. Skor rata-rata mereka sangat berbeda, dengan Miyake mendapatkan 79 poin, dan Hasebe mendapatkan satu poin sebagaimana yang dimaksud. Rencana Horikita bekerja dengan lancar untuk mendapatkan pasangan yang baik bagi para murid di bagian atas dan bawah kelas. 

Tapi ada salah perhitungan di sini. Untuk ujian tengah semester, nilai rata-rata mereka adalah 65 poin dan 63 poin, masing-masing untuk Miyake dan Hasebe. Mereka hampir tidak memiliki perbedaan dalam kemampuan akademis mereka. Mereka adalah dua murid yang berada di peringkat tengah kelas, tapi malah dibagi menjadi peringkat atas dan bawah. Pada pandangan pertama, mereka berdua sepertinya bisa menangani ujian akhir, tapi ada maksud tersembunyi.

Kecenderungan mereka berdua untuk membuat kesalahan yang sama pada pertanyaan terlalu mirip. Dengan kata lain, subjek yang tidak mereka kuasai sama persis. Enam puluh poin di setiap mata pelajaran akan diperlukan untuk ujian akhir. Ini akan menjadi jembatan yang berbahaya untuk diseberangi.

“Memang, ini sedikit tidak terduga. Pastikan untuk memeriksa pasangan lain nanti. ”

“Aku minta maaf, merepotkanmu lagi, Hirata. Entah itu di kapal atau festival olahraga, aku selalu memberimu masalah. ”

“Kau tidak perlu meminta maaf. Kau akan melakukan hal yang sama jika aku adalah orang yang membutuhkan bantuan. ”

Apa itu yang terjadi? Miyake sudah mengundurkan diri dari festival olahraga sesaat sebelum perlombaan estafet terakhir karena cedera kaki. Dia sepertinya sudah pulih sepenuhnya karena tidak ada masalah dengan gerakannya.

Aku kebetulan mengingat sesuatu semacam ini, tapi aku tidak tahu detail spesifiknya.

Miyake dan Hasebe, jawaban yang mereka pilih sangat mirip.

Mereka sangat mirip sehingga orang mungkin berpikir orang yang sama sudah mengerjakan dua ujian.


Bahkan jika memungkinkan, untuk menyesuaikan kemampuan akademis seseorang sampai batas tertentu, tidak mungkin membuat setiap murid menjadi pasangan ideal mereka. Tidak bisa dihindari bahwa kecocokan yang tidak sesuai akan terbentuk.

“Ini akan menjadi sulit. Aku tidak mau memperumit rencana yang kita susun atau mengganggu perkembangan kelompok belajar.”

Bukan karena mereka terlalu bodoh untuk bisa belajar untuk ujian. Masalahnya, mereka berdua punya kelemahan dan kekuatan sangat miring. Itu merupakan jenis situasi khusus yang sedikit berbeda dari Sudō dimana dia tidak pintar belajar.

Akibatnya, kualitas pengajaran akan menjadi lemah dan kurang memadai.

Awalnya akan ideal untuk mengajarkan pelajaran satu lawan satu.

“Kushida-san, bisakah aku merepotkanmu dengan beberapa murid tambahan? Akan ada banyak orang untuk diajar, tapi dua orang ini harus punya landasan belajar. Mereka seharusnya tidak mengurangi kegiatan keseluruhan kelompok belajar. "

"Ya. Aku tidak keberatan, selama Miyake-kun dan Hasebe-san juga tidak keberatan”

Kushida bertanya pada mereka berdua. Miyake tidak mengatakan apapun, tapi Hasebe berbeda.

"Aku tidak ikut. Aku tidak suka berada di sekitar Ichihashi-san. ”

Dia menolak menanggapi. Untungnya, Ichihashi meninggalkan kelas, jadi pembicaraan itu tidak terdengar.

"Aku juga tidak nyaman menghadiri kelompok belajar dengan banyak orang."

Sepertinya Miyake menyarankan Haruka untuk meminta mereka bertanya pada Hirata.

Aku pikir dia akan acuh tidak acuh tentang hal itu, tapi sepertinya dia akhirnya tidak setuju dengan Miyake sama sekali.

“Tapi, kalian berdua punya kelemahan yang sama. Bahkan jika kau bisa memenuhi persyaratan nilai keseluruhan, jika kau mengerjakan ujian akhir seperti ini, ada kemungkinan jika salah satu mata pelajaranmu akan berada di bawah persyaratan minimum 60 poin. ”

"Ya, aku tahu."

Hasebe memberikan tatapan tidak puas dan mengalihkan tatapannya dari Horikita. Dia kemudian membelakangi kami dan mulai berjalan pergi.

"Mau pergi ke mana?"

“Miyatchi. Maafkan aku, kau sudah meluangkan waktu untuk mengajakku. Aku merasa sangat malu, tapi pada akhirnya, ini bukan sesuatu yang harus aku lakukan. ”

Menolak sekali lagi, Hasebe meninggalkan kelas sendirian.

"Maaf, Horikita."

“Aku tidak peduli. Walaupun hanya kau, apa kau bersedia bekerja sama dengan Kushida-san? ”

Jika Miyake bekerja untuk mengimbangi mata pelajaran terburuknya, dia bisa secara efektif melindungi Hasebe.

"......Aku tidak akan ikut. Aku tidak merasa kalau aku bisa belajar dengan kelompok yang penuh dengan perempuan. Aku akan mencoba melakukannya sendiri. ”

Miyake memberikan responnya sendiri dan mundur juga setelah meraih tas dari tempat duduknya. Horikita tidak bisa memaksa mereka untuk belajar. Jika mereka tidak berpartisipasi dalam sesi belajar atas keinginan mereka sendiri, hampir tidak mungkin untuk mendapatkan hasil apa pun, dan itu akan menurunkan minat para murid yang melakukan pelajaran dengan serius.

"Apa yang harus kita lakukan? Jika kita bisa, aku pikir akan lebih baik memberikan bantuan untuk mereka berdua.”

"Itu benar.... Kalau saja ada orang lain yang bisa mengajar mereka."

Aku melihat Horikita menatapku seketika, jadi aku menolaknya dengan mataku. Aku tidak percaya kalau aku bisa berbicara dengan Miyake atau Hasebe, bahkan tanpa mempertimbangkan apa aku punya keterampilan mengajar atau tidak.

Keberadaanku seharusnya tidak dipertimbangkan setelah kejadian itu.

"Aku akan mencoba menyesuaikannya dan melihat apa aku bisa meluangkan waktu."

Setelah beberapa pemikiran, Horikita menyimpulkan bahwa dia tidak punya pilihan lain selain melakukan gerakan sendiri, dan berusaha untuk mengatur semuanya.

32 komentar:

  1. Walau masih bersambung, setidaknya "Pertamax"

    Ane tunggu lanjutannya min, makin seru nih...

    BalasHapus
  2. Di tunggu yang fullnya min tetap semangat ya hehe

    BalasHapus
  3. Hasebe itu yang dicover volume 6 kan ? Kalau miyake itu yg mana ya gan ?

    Mampir diblog saya gan, ada berita baru dari berbagai anime :)

    BalasHapus
  4. Wow yg dicover depan vol 6 itu Hasebe thow....lanjutkan min...dan terima kasih

    BalasHapus
  5. Gambar pada cover vol 6 itu Hasebe ....baru tahu sayanya...lanjutkan min..dan terima kasih banyak

    BalasHapus
  6. Makasih min translate nya mantap! Dan rapi. BTW ane pendatang baru di sini
    Yoroshiku onegaishimasu.

    BalasHapus
  7. Makasih udah Up tpi Maaf min, jujur rada bingung di capter ini dalam pemanggilan namanya atau mungkin karna [Baker Effect] yg ane drtita yak Wkwkwk ╭( ๐_๐)╮

    BalasHapus
  8. Semangat min, ditunggu yg versi fullnya :)

    BalasHapus
  9. Full nya kapan min? Kalau bisa sih besok/lusa.. Tapi kalau banyak kesibukan dahulukan dulu di dunia nyatanya min.. Semangat 😂

    BalasHapus
  10. uuuuohhh. update sangkyou min. komentar dulu ah. ah iya kan sudah. wkwkwk

    BalasHapus
  11. Yang volume 9 masukan juga donk

    BalasHapus
  12. Yang volume 9 update on juga donk

    BalasHapus
  13. mantap min. ditunggu kelanjutannya ya min

    BalasHapus
  14. kereeen mkin seru. thnx min translatenya

    blh tw lanjutannya kpn udpdate??

    BalasHapus
  15. Mancap jiwa. Lagi iseng mau baca komik dan inget anime ini. Nyari dimana mana ga nemu ternyata ln. Makasih banyak min, di tunggu update an nya

    BalasHapus
  16. Min ini versi eng nya dimana yah? Di madbunnyru ko g ada?

    BalasHapus
  17. Min, dari bersambung, langsung ke ch5 atau masih ada lanjutannya untuk ch4?

    BalasHapus
  18. gan, yg ini belum selesai. kok udah ada chapter 5nya....??

    BalasHapus
  19. chp 5 udh update tapi kok yg ini blm selesai min ?

    BalasHapus
  20. Ditunggu selanjutnya min! Semangat min makin seru nih

    BalasHapus
  21. baca v6 lengkap versi english
    https://pastebin.com/u/Grazeddd

    translate pake google klo gk paham

    BalasHapus
  22. uoooooohhh update. komentar dulu ah. sangkyou min

    BalasHapus