UPAYA BERTAHAN HIDUP
Setelah
awal kelas jam 18.00, Chabashira-sensei segera meninggalkan ruang kelas.
Semua
murid kelas duduk di sana dengan rasa penasaran, Hirata mengamati mereka dengan
pandangan sekilas saat dia berdiri di podium.
Kami
tidak ingin memainkan permainan apa pun sekarang. Diskusi serius akan segera
dimulai.
“Untuk
kelas hari ini, aku ingin mengadakan rapat untuk kuis besok. Aku mendapat izin
dari Chabashira-sensei, yang bilang kepadaku kalau waktu kelas saat ini dikosongkan
untuk kita gunakan. Pertama-tama, Horikita-san, apa kau keberatan? ”
Seakan
menunggu kata-kata Hirata, Horikita berdiri dengan tenang menuju samping Hirata.
Saat dia berjalan dan berdiri di samping Hirata, beberapa murid mungkin mulai merasakan
ketidakcocokan. Banyak yang mungkin belum menyadari sampai sekarang bahwa
"Horikita" dan "Hirata" sudah menjadi tim terkuat Kelas D.
Hirata selalu menyambutnya, tetapi Horikita tidak pernah mengijinkannya.
Horikita selalu berjuang sendirian dan bertindak atas keyakinan bahwa dia
bisa menang tanpa bantuan orang lain.
Namun,
setelah kegagalan yang dideritanya di festival olahraga, dia memahami batas perjuangan
tunggalnya, dan seolah-olah telah terlahir kembali.
Tentu
saja, tidak semuanya akan menjadi sempurna.
Ahli
biologi Swiss A. Portman mengatakan bahwa manusia secara fisiologis terlalu
dini. Dia berpendapat bahwa, dari sudut pandang zoologi, manusia dilahirkan
sekitar satu tahun lebih awal dibandingkan dengan kelas perkembangan
mamalia lainnya. Meskipun manusia digolongkan sebagai hewan besar, ketika bayi
dilahirkan, organ inderanya telah berembang, sementara itu kemampuan atletik masih belum dewasa dan mereka belum bisa berjalan sendiri. Hewan besar lainnya di
sisi lain, seperti rusa, dewasa ketika mereka lahir, dan ada banyak makhluk
terisolasi lainnya yang meninggalkan sarang mereka dan hidup sendiri.
Seperti
halnya dengan contoh ini, sekarang Horikita baru saja dilahirkan kembali, dan
belum bisa bergerak sendiri.
Namun,
meskipun sangat tidak dewasa, dia juga mengandung kemungkinan yang tidak
terbatas.
Dia bisa
tumbuh dengan cara apa pun.
Mungkin
hati Horikita masih bermasalah. Dia mungkin berusaha mati-matian untuk
melawannya.
Akan
menjadi yang terbaik baginya untuk menyerahkan diri pada perubahan ini dan
berkomitmen untuk itu.
"......
Pertama-tama, meskipun ini hanyalah masa lalu, aku harap kalian bersedia membiarkanku
meminta maaf untuk sesuatu."
Aku pikir
dia akan mulai berbicara tentang ujian akhir, tapi ternyata tidak. Sepertinya
ada sesuatu yang membara di hati Horikita selama beberapa minggu terakhir.
“Selama
festival olahraga, aku tidak berhasil membawa hasil apa pun. Aku selalu bersikap
keras dengan semua orang, tapi pada akhirnya aku tidak bisa melakukan apa pun untuk
Kelas D. Tolong izinkan aku meminta maaf.”
Setelah
mengatakan itu, Horikita menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tentu saja, banyak murid
terguncang oleh penampilan ini.
Seolah-olah
Horikita sudah menerima kesalahan karena alasan di balik kekalahan Kelas D.
Setelah
lomba tiga kaki, Onodera menjadi sedikit menjauh dari Horikita dan dengan cepat
berbicara:
“Bukan
cuma tanggung jawab Horikita-san atas kekalahan itu. Kau tidak perlu menurunkan
kepalamu. "
“Itu
benar, Suzune. Bagaimanapun juga, Haruki dan Profesor tidak banyak membantu. ”
Meskipun
menyedihkan, itu juga benar. Yamauchi memelototi Sudō, tapi tidak ada yang keberatan.
“Sikap yang rendah hati bisa membuat hasil apa pun diterima, entah itu kita menang atau
kalah. Tapi bukan itu yang terjadi sekarang. Setidaknya, kontribusiku di festival
olahraga hampir tidak ada yang positif. ”
Setelah
mengatakan itu, Horikita melirik ke wajah Sudō untuk sesaat. Itu mungkin tidak
lain adalah untuk mengisyaratkan bahwa dia sudah berhasil membuat teman, yaitu
Sudō. Mustahil Sudō tidak memahami sutuasinya. Dia dengan malu-malu mengarus
pipinya sedikit, diam-diam menunjukan senyum dan gigi putihnya.
“Tapi ini
adalah akhir dari permintaan maaf. Aku ingin berkomitmen penuh demi kuis
berikutnya dan ujian akhir. Aku percaya, jika kita bertarung bersama-sama, semuanya
bisa diselesaikan. ”
“Aku
mengerti, tapi apa kau punya solusi atau sesuatu? Seperti bagaimana pasangan
kelompok dipilih. Kita tidak tahu tentang itu, kan? ”
“Tidak,
aturan bagaimana pasangan kelompok dipilih sudah jelas. Jika kita menangani ini
dengan baik, bisa saja kita semua akan memiliki pasangan yang ideal.
Hirata-kun, jika kau tidak keberatan. ”
Hirata,
yang telah beralih ke peran pendukung, menerima sinyal dan menulis aturan pasangan
di papan tulis.
Aturan
pasangan
Ketika
melihat kelas secara keseluruhan, orang yang mendapat nilai tertinggi dan orang
yang mendapat nilai terendah pada kuis akan dicocokkan satu sama lain.
Kemudian,
murid terbaik dan terburuk kedua, murid terbaik dan terburuk ketiga dan
seterusnya.
Sebagai
contoh: Murid yang mendapat 100 poin akan dipasangkan dengan murid yang
mendapat 0 poin. Murid yang mendapat 99 poin akan dipasangkan dengan murid yang
mendapatkan 1 poin.
“Inilah
arti dari kuis dan prinsip berpasangan. Sederhana, kan? ”
“Oh,
astaga! Jadi itu berpasangan! Kerja bagus, Horikita! Kau menakjubkan!"
“Ini
adalah sesuatu yang murid juga harus ketahui. Yang penting adalah ini.
Berdasarkan aturan ini, kita juga bisa melihat bahwa murid yang mendapat nilai
lebih rendah akan berpasangan dengan mereka yang mendapatkan lebih tinggi.
Namun, pengecualian selalu bisa terjadi. Karena ini, aku akan mulai menjelaskan
strategi untuk pasangan yang bijak dan tepat. ”
Meskipun
dia mengatakan bahwa banyak murid yang
seharusnya sudah mengetahui hal ini, ini bukan masalahnya. Dibandingkan dengan
petunjuk di masa lalu, yang satu ini memang mudah dimengerti. Tapi dia mungkin
sudah memperhatikannya hanya karena pengalamannya akan kegagalan masa
lalunya.
Horikita
berjalan di samping Hirata dan berbalik menghadap ke ruang kelas.
Perasaan
malu dan tidak suka berbicara di depan umum.
Dia sama
sekali tidak memiliki perlawanan seperti itu di dalam hatinya, hanya dorongan
untuk bergerak maju.
“Mempertimbangkan hasil tes kelas kita sejauh ini, aku ingin fokus pada murid yang khawatir dengan nilai mereka dan membuat rencana dengan murid yang mendapatkan nilai bagus. Meskipun pada akhirnya akan ada beberapa murid yang gelisah, kenyataannya, kita tidak bisa membantu semua orang. ”
“Mempertimbangkan hasil tes kelas kita sejauh ini, aku ingin fokus pada murid yang khawatir dengan nilai mereka dan membuat rencana dengan murid yang mendapatkan nilai bagus. Meskipun pada akhirnya akan ada beberapa murid yang gelisah, kenyataannya, kita tidak bisa membantu semua orang. ”
11 murid
rata-rata 80 poin atau lebih, dengan pengecualian mereka yang mencapai nilai
sempurna pada ujian tengah semester. Jika rata-rata itu meningkat menjadi 90
poin, jumlah murid akan berkurang menjadi 6. Ini sesuatu yang menyedihkan jika berpikir
bahwa isi tes relatif mudah. Jumlah murid dengan nilai yang sangat baik kurang
dari setengah kelas.
Sebaliknya,
bahkan jika kau memperhitungkan jumlah skor rata-rata lebih dari 60 poin, tidak
semua orang bisa dipasangkan dengan pasangan ideal ... Dengan kata lain, tidak
mungkin bagi setiap pasangan bisa memiliki murid dengan nilai yang tinggi.
Oleh
karena itu, Horikita sepertinya bertujuan untuk menciptakan kelompok wajib 10
orang dengan anggota terpintar dan terbodoh.
Nama-nama
murid dengan nilai lebih rendah terdaftar di papan tulis satu per satu.
“Aku
tidak terlalu mengerti. Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Yamauchi, orang
yang tahu namanya akan ditulis.
“10 murid
yang tertulis di sini, tulis nama kalian saja saat kuis besok. Karena skor
kalian tidak akan dicatat ke rapot kalian, mengambil 0 pion saat kuis tidak akan
menciptkan kerugian apa pun. Sebaliknya, untuk 10 orang teratas, pastikan
mencetak 85 poin atau lebih. 20 murid yang tersisa dibagi menjadi 10 orang.
Untuk separuh orang yang lebih pintar, nilai kalian harus maksimum 80 poin,
sedangkan untuk yang kurang pintar, kalian hanya perlu mencetak 1 poin. Dengan cara ini, keseimbangan akan menjadi lebih baik agar kelompok ujian akhir bisa
dicapai secara otomatis. Tapi, aku akan mengkonfirmasi detail ini nanti karena
ada juga kemungkinan bahwa kesalahan bisa terjadi. ”
Yang penting
di sini adalah memastikan bahwa murid yang mengambil nilai 0 dan murid yang mendapat
nilai 1 tidak dipasangkan satu sama lain.
Murid
dengan perbedaan kemampuan akademis harus dipasangkan sebanyak mungkin.
“Aku juga
berpikir strategi ini sangat bagus. Kita seharusnya tidak menyelesaikan ujian tanpa
mengambil tindakan pencegahan. ”
Hirata
sudah mendiskusikan ini dengannya sebelumnya, jadi seharusnya tidak ada
komentar negatif tentang rencana itu. Tujuannya adalah menciptakan suasana yang
menguntungkan.
Kōenji
biasanya tidak menyetujui sesuatu seperti ini, tapi dia tidak menunjukkan
penegasan atau penolakan.
Sebaliknya,
ia terlihat tidak tertarik dengan mata rantai pembicaaan. Kemampuannya untuk
berintegrasi ke dalam kelas bahkan lebih buruk daripada Horikita. Tapi kali ini,
ia mempertahankan sikap khasnya yang mungkin untuk yang terbaik.
Meskipun
Kōenji biasanya tidak memperlakukan ujian khusus dengan serius, dia akan selalu
menghindari situasi dimana dia akan beresiko untuk dikeluarkan.
Kali ini,
untuk kasus "pasangan wajib", dia tidak akan mendapat nilai jelek.
Meskipun peluangnya rendah, ada kemungkinan kau akan dikeluarkan bahkan jika
kau mendapatkan beberapa nilai sempurna saat ujian akhir, tergantung pada
kemampuan pasanganmu.
Karena
ini, meskipun dia pura-pura tidak tertarik, dia mungkin akan bersedia bekerja
sama saat ujian.
Tidak,
perilaku Kōenji mungkin tidak bisa dibaca. Ada kemungkinan dia akan melakukan
sesuatu yang tidak bisa diprediksi.
“Kōenji-kun.
Apa kau keberatan? ”
“Aku tidak
keberatan, itu benar-benar pertanyaan yang tidak masuk akal. Tentu saja, aku
sudah menguasai isi ujian ini. ”
Dia
meregangkan kakinya yang panjang ke atas mejanya seperti biasa dan merapikan
kembali rambutnya.
“Yah,
bisakah aku berharap kau memang akan mendapat nilai lebih dari 80 poin?”
"Apa
yang kau pikirkan? Bukankah itu tergantung pada isi tesnya? ”
“Jika kau
dengan sengaja mencetak 0 poin, diimbangi dengan murid lain dengan nilai
tinggi, akan ada risiko kerusakan dalam keseluruhan poin kelas. Bisakah kau setidaknya
memahami ini? ”
Satu-satunya
hal yang harus ditakuti dalam kuis ini adalah skor yang tidak normal. Pasangan berkemampuan
tinggi yang diciptakan dengan anggota seperti Horikita dan Kōenji harus
dihindari.
“Aku akan
mempertimbangkannya dengan hati-hati, gadis."
Meskipun
jawaban Kōenji sangat mencurigakan, dia tidak bisa meladeni topik itu sekarang.
Karena
kami harus mengendalikan poin untuk ujian akhir yang resmi.
***
Keesokan
harinya, waktu kuis tiba.
Aku pikir
bahwa kami akan segera mulai, tapi Chabashira-sensei berbicara kepada kelas
terlebih dahulu.
“Kuis
akan mulai sebentar lagi, tapi aku punya sesuatu untuk diberitahukan sebelumnya.
Kelas yang telah dinominasikan diserang untuk ujian akhir, Kelas C,
sudah disetujui karena tidak bertentangan dengan pilihan dari kelas lain.”
“Apa Kelas
A dan Kelas B sama-sama menominasikan Kelas D? Terlepas dari itu, akan lebih
baik jika kita bisa menyerang Kelas C tanpa ada hambatan dan meninggalkan
keberuntungan, lalu menciptakan penyesalan sampai ke surga.”
Sepertinya
kami sudah melewati rintangan pertama, dan Horikita merasa lega. Selanjutnya
akan mencari tahu kelas mana yang akan menyerang Kelas D.
"Kemudian,
kelas yang akan menyerang Kelas D adalah Kelas C. Ini juga terjadi karena
nominasi mereka tidak sama dengan kelas lain."
Dengan
kata lain, pertempuran ini dalam bentuk Kelas C vs Kelas D, dan Kelas B
vs Kelas A.
"Ini
kombinasi yang ideal."
"Sepertinya
begitu."
Tidak ada
pilihan nama yang bertentangan, yang berarti bahwa kelas atas sudah memilih
untuk menyerang saingan terdekat mereka untuk memperluas, atau mengecilkan,
perbedaan antara satu sama lain. Kasus yang seperti itu.
Apa yang
bisa dilihat dari ini, bahwa nominasi Kelas A diputuskan oleh
Sakayanagi. Katsuragi pasti akan menominasikan Kelas D, yang akan memberi
mereka peluang menang tertinggi.
Selanjutnya,
bisa juga diprediksi bahwa pengaruh keseluruhan dari Katsuragi menurun.
Kelas C
terpilih sebagai nominasi kami sesuai keinginan Horikita.
“Meskipun
kalian akan mengerjakan kuis, Ike dan Yamauchi terlihat baik-baik saja. Sebelum
tes, mereka berdua biasanya punya lingkaran hitam di bawah mata mereka. Apa
kalian punya beberapa bentuk strategi rahasia saat ini? ”
"Hehehe.
Silahkan awasi dengan baik, sensei. "
Ike penuh
percaya diri, tapi itu seperti yang diharapkan. Lagi pula, dia belum belajar
apa pun.
Apa yang
harus dia takutkan adalah mendapatkan nilai 50 pada kuis. Tingkat kesulitan
soal sepertinya sangat rendah, tapi jika kau tidak memahami satu pertanyaan
pun, yang bisa kau lakukan hanyalah menulis namamu dan menyerahkannya sebagai lembar
kosong. Jika dia mengerjakan kuis yang unik ini dengan serius, itu hanya akan
meningkatkan risikonya di masa depan.
Tidak
mungkin Chabashira-sensei tidak bisa menduga ini.
“Jangan
menyesali keputusanmu sesudahnya. Kau harus menghadapi kuis ini dengan serius.
”
"Aku
serius. Lagipula, itu tidak mempengaruhi nilaiku, kan? ”
"Tentu
saja. Tidak akan ada pencatatan nilai. "
"Jadi,
aku bisa tenang dengan tidak harus mendapat nilai tinggi."
"jika
itu berjalan sesuai harapanmu."
Menuju
respons ambigunya, Ike dan yang lainnya yang tidak belajar diam sejenak.
"Apa
kami harus mendapatkan nilai yang bagus di kuis ini ...?"
Sudō
secara tidak sengaja kehilangan ketenangan pikirannya karena kata-katanya.
“Jangan
biarkan dia membodohimu. Tidak ada kesalahan di rencana kita. "
Kata-kata
yang dikumpulkan dari Horikita berhasil menenangkan murid yang khawatir. Sudo
kembali tenang dalam sekejap.
"………aku
hanya harus percaya pada Suzune. ”
Chabashira-sensei
menyaksikan situasi, menegaskan bahwa atmosfer di kelas telah dipulihkan, dan
kemudian mengambil selebaran kuis.
“Baiklah,
kita akan memulai kuis. Harap diingat untuk tidak mencontek. Jika ketahuan
curang, terlepas dari apakah itu mempengaruhi nilaimu atau tidak, kami akan
menjatuhkan hukuman yang kejam. ”
Sensei
menyerahkan kertas ujian ke depan setiap baris dan membiarkan kami menyebarkannya.
Karena
kami diberitahu untuk tetap mengerjakannya sampai dimulai, aku membalik kuis
segera setelah itu diserahkan kepadaku.
Hasil kuis kemarin telah diposting dan berjalan sebagai berikut:
“Apa kau
tidak khawatir? Tentang metode pemilihan pasangan yang kau pikirkan ini benar?
” Tanyaku
"Tidak. Aku yakin tentang hal ini sekarang. ”
Tidak ada tanda bahwa Horikita terpengaruh oleh kata-kata Chabashira-sensei. Karena ini, Ike dan yang lainnya tidak terpengaruh juga.
Jika pemimpin menunjukkan rasa takut atau ragu-ragu, emosi-emosi itu akan dengan mudah mulai menyebar.
Simbol perubahan. Para murid mulai membentuk Kelas D yang benar-benar baru.
Itu hanya sedikit, tapi aku pikir ini menyebr ke guru wali kelas yang dihadapi para murid setiap hari.
"Mulai."
"Tidak. Aku yakin tentang hal ini sekarang. ”
Tidak ada tanda bahwa Horikita terpengaruh oleh kata-kata Chabashira-sensei. Karena ini, Ike dan yang lainnya tidak terpengaruh juga.
Jika pemimpin menunjukkan rasa takut atau ragu-ragu, emosi-emosi itu akan dengan mudah mulai menyebar.
Simbol perubahan. Para murid mulai membentuk Kelas D yang benar-benar baru.
Itu hanya sedikit, tapi aku pikir ini menyebr ke guru wali kelas yang dihadapi para murid setiap hari.
"Mulai."
Kuis
dimulai setelah sinyalnya.
Aku
perlahan membalikkan kertas kuis.
"Oh
..."
Aku tidak
bisa melakukan apa-apa tapi membuat suara. Aku mungkin bukan satu-satunya yang
terkejut. Meskipun kesulitannya diperkirakan sangat rendah, ternyata bahkan
lebih rendah dari itu.
Itu terjadi
pada tingkat di mana bahkan murid di kelas unggulan SD bisa menjawabnya. Tentu
saja, ada beberapa pertanyaan dengan kesulitan yang meningkat, tapi kemudian
seseorang seperti Ike bisa dengan mudah mendapat skor di atas 60 selama mereka
tidak panik.
Ini
jebakan yang manis. Bencana dengan mudah bisa terjadi jika kami linglung
melompat ke dalamnya. Namun karena strategi Horikita, Kelas D tidak akan
berakhir dengan hasil yang tidak masuk akal.
***
Kuis
berakhir dengan lancar tanpa masalah. Hasilnya diumumkan setelah waktu ke-4
keesokan harinya.
Kelas D
sudah mengerjakan semua tes mereka di masa lalu tanpa bentuk kerjasama apa
pun.
Padahal
kali ini, kuis sudah menghasilkan rasa persatuan yang hampir terlaksana dengan
baik.
Membuat
sistem, penciptaan masalah, dan persaingan antar-kelas, mungkin merupakan hal
yang luar biasa jika aturan keseluruhan untuk ujian khusus ini sangat
sederhana. Hanya mengikuti tes dan mendapatkan nilai yang bagus.
Ini sama
dengan apa yang dengan paska kami ulangi selama sembilan tahun terakhir atau
lebih sejak kami SD sampai SMA.
“Bagus, aku
tidak harus terlibat.” Sangat
menghibur jika bisa mengatakan ini dari lubuk hatiku.
"Jadi,
aku akan mengumumkan pasangan untuk ujian akhir semester ini."
Hasil kuis kemarin telah diposting dan berjalan sebagai berikut:
Horikita
Suzune dan Ken Sudō, Hirata Yōsuke dan Yamauchi Haruki, Kushida Kikyō dan Ike
Kanji, Yukimura Teruhiko dan Inogashira Kokoro.
Pasangan-pasangan
diumumkan hampir seperti yang kami harapkan. Ngomong-ngomong, hasilku adalah:
Ayanokōji
Kiyotaka …… Satō Maya.
"Para
dewa punya selera humor yang jelek..."
Bagaimana bisa jadi seperti ini? hasil yang akan membuatku berpikir seperti itu.
Satō sepertinya
memperhatikan bahwa kami sudah dipasangkan bersama dan melihat ke arahku dengan
senyuman.
Aku mengangkat
tangan sedikit agar dia tahu kalau aku sedang melihatnya juga.
“Kōenji-kun
juga belum mengkhianati harapan kita padanya.”
Kōenji
dipasangkan dengan Okitani. Berdasarkan hasilnya, dia sepertinya mendapatkan
nilai yang sangat tinggi.
Yah, dia
mendapat nilai tinggi pada setiap ujian yang dia ambil sejauh ini, jadi lebih
seperti dia yang hanya mengerjakan ujian seperti biasa. Dia tidak memperhatikan
hasilnya, menyilangkan lengannya dengan senyum yang tidak bisa dimengerti, dan
tertawa.
“Melihat
hasilnya, beberapa dari kalian sepertinya sudah memahami maksud dari kuis ini.
Lalu, setelah itu informasi ini berhasil dibagikan ke seluruh kelas. ”
Chabashira-sensei
melihat daftar pasangan dan terlihat sangat terkesan.
“Pasangan
murid dengan nilai tertinggi dan terendah. Jika hasilnya sama, anggota kelompok
akan dipilih secara acak. Aku mungkin tidak harus menjelaskannya kepada kalian
semua, tapi aku akan memberitahu kalian hal ini. "
Tidak ada
alasan untuk terkejut pada hal ini, tapi itu melegakan untuk memeriksa aturan
kami.
"Sepertinya
tidak ada masalah dengan pasangan itu." Kataku
"Ya.
Ini sangat lancar sampai aku sedikit takut. Tapi yang sebenarnya akan dimulai
sekarang. Cara membuat soal ujian dan mengatasi ujian itu sendiri. Pasanganmu
adalah Satō-san, yang seharusnya tidak masalah. ” Jawab Horikita
Aku tidak
memilihnya dengan sengaja, tapi dengan gabungan murid pintar dan kurang pintar,
separuh lainnya adalah murid di kelas yang cenderung mencetak nilai di luar
strategi yang diprediksi. Hasil seperti ini bisa dikatakan tepat.
Satō
adalah kandidat yang berpotensi gagal di Ujian akhir. Aku harus menjaga nilaiku
pada tingkat yang tinggi.
“Untuk
menaikkan nilai rata-rata kelas, aku akan mengadakan kelompok belajar sampai
ujian akhir. Karena aku bisa bekerja sama dengan Hirata-kun dan Kushida-san
kali ini, aku bisa mengadakan dua sesi per hari. Dua sesi dari jam 4 sore
sampai jam 6 sore setelah sekolah berakhir, dan 2 jam dari jam 8 malam sampai
jam 10 malam bagi mereka yang punya kegiatan klub. Kita harus memutuskan siapa
yang akan mengambil sesi mana. Bagaimana menurutmu, Hirata-kun? ”
“Karena aku
terlibat dengan kegiatan klub, aku akan mengambil alih sesi belajar kedua. Ayo
kita lalui ini dan bekerja keras. ”
Segalanya
benar-benar bergerak dengan mantap. Karena bertambahnya jumlah orang yang bisa
mengajar, kami bisa mengadopsi strategi seperti ini.
Setelah
itu, Horikita dan Hirata mendiskusikan detail sesi belajar lagi dan lagi,
perlahan-lahan membuat detail yang lebih halus.
Pengawasan
sesi pertama diambil oleh Horikita, sementara Hirata mengambil alih sesi kedua.
Mereka memutuskan untuk benar-benar membimbing murid yang berjuang dengan nilai
mereka, sambil tetap mendukung semua murid yang menghadiri kelompok belajar.
Kushida adalah pasukan khusus yang akan menghadiri kedua sesi dan fokus pada
mengajar para murid yang ingin mencapai 50 poin. Ada banyak gadis yang duduk di
tingkatan ini, seperti Onodera dan Ichihashi.
Bisa
dikatakan, rencana ini tidak ada masalah.
Dibandingkan semester pertama, jumlah murid yang terlibat dalam kelompok belajar cukup besar. Sebaliknya, hanya ada tiga orang yang bertugas untuk mengajar.
Oleh karena itu semakin besar sisi pembagian pengajar-diajar, semakin buruk kualitas pengajaran keseluruhannya.
Dibandingkan semester pertama, jumlah murid yang terlibat dalam kelompok belajar cukup besar. Sebaliknya, hanya ada tiga orang yang bertugas untuk mengajar.
Oleh karena itu semakin besar sisi pembagian pengajar-diajar, semakin buruk kualitas pengajaran keseluruhannya.
Saat
makan siang, Hirata dan Sudo bertemu dengan Horikita.
“Sialan!
Suzune tidak mengajar sesi kedua. Itu membunuh motivasiku.”
Karena
Sudō tidak bisa menghadiri sesi pertama karena kegiatan klubnya, dia tidak bisa
diajarkan oleh Horikita kali ini.
Horikita
bekerja sebagai motif Sudo untuk belajar, jadi dia terlihat sangat malas. Di
masa lalu, dia mungkin akan bertindak di sini.
“Tidak
peduli siapa yang mengajar, jika kau kurang motivasi, aku akan terganggu. Paham?"
"……Aku
mengerti. Aku akan belajar, bagaimanapun juga, kita pasangan. ”
Dia
memiliki kendali besar atas Sudo. Itu mengagumkan.
“Usahamu juga
akan tercermin ke dalam nilaiku juga. Akan lebih baik jika kau memahami
itu. Di atas itu, aku akan mencoba untuk datang di sesi malam, jadi ayo.”
Horikita mengepalkan
pukulan terakhir, seolah-olah Sudō ada di telapak tangannya.
"Oh
wow. Aku tiba-tiba punya motivasi lagi! Mohon kerja samanya, Hirata. ”
"Ayo
lakukan ini bersama, Sudō-kun. ”
Karena
keputusan untuk menjadi sekelompok dengan Horikita, Sudo terlihat ampaknya
lebih termotivasi.
Tapi
tetap saja, ada masalah tak terduga.
"......
Aku harus bicara denganmu sebentar"
Murid
yang datang ke Horikita adalah seseorang yang belum pernah aku ajak bicara
sebelumnya.
Dia
datang dengan ekspresi gugup.
"Miyake-kun,
ada apa?"
Dia
adalah murid Kelas D, Miyake Akito, dan dia bersama seorang gadis yang
kecantikannya merupakan topik pembicaraan umum di antara anak-anak kelas,
Hasebe.
Kedua
murid ini biasanya sangat pendiam dan jarang melibatkan diri dengan siapa pun.
Ini menjadi kunjungan tak terduga dari kombinasi tak terduga.
“Aku
ingat kalian berdua, kalian adalah kelompok di ujian akhir, kan?”
Hirata bertanya,
mencari poin untuk memulai pembicaraan. Miyake mulai berbicara tentang
situasinya.
“Kami adalah
pasangan untuk ujian yang akan datang, tapi berdasarkan hasil yang kami
dapatkan pada kuis dan ujian tengah semester, kami baik dan payah pada subjek
yang sama, jadi ada sedikit masalah. Ini sedikit menegangkan. Kami ingin
meminta saran. ”
Setelah dia
selesai, dia menyerahkan hasil kuis dan hasil tengah semester mereka kepada
Hirata.
Pasangan itu memutuskan untuk membandingkan hasil kuis mereka satu sama lain. Skor rata-rata mereka sangat berbeda, dengan Miyake mendapatkan 79 poin, dan Hasebe mendapatkan satu poin sebagaimana yang dimaksud. Rencana Horikita bekerja dengan lancar untuk mendapatkan pasangan yang baik bagi para murid di bagian atas dan bawah kelas.
Tapi ada salah perhitungan di sini. Untuk ujian tengah semester, nilai rata-rata mereka adalah 65 poin dan 63 poin, masing-masing untuk Miyake dan Hasebe. Mereka hampir tidak memiliki perbedaan dalam kemampuan akademis mereka. Mereka adalah dua murid yang berada di peringkat tengah kelas, tapi malah dibagi menjadi peringkat atas dan bawah. Pada pandangan pertama, mereka berdua sepertinya bisa menangani ujian akhir, tapi ada maksud tersembunyi.
Pasangan itu memutuskan untuk membandingkan hasil kuis mereka satu sama lain. Skor rata-rata mereka sangat berbeda, dengan Miyake mendapatkan 79 poin, dan Hasebe mendapatkan satu poin sebagaimana yang dimaksud. Rencana Horikita bekerja dengan lancar untuk mendapatkan pasangan yang baik bagi para murid di bagian atas dan bawah kelas.
Tapi ada salah perhitungan di sini. Untuk ujian tengah semester, nilai rata-rata mereka adalah 65 poin dan 63 poin, masing-masing untuk Miyake dan Hasebe. Mereka hampir tidak memiliki perbedaan dalam kemampuan akademis mereka. Mereka adalah dua murid yang berada di peringkat tengah kelas, tapi malah dibagi menjadi peringkat atas dan bawah. Pada pandangan pertama, mereka berdua sepertinya bisa menangani ujian akhir, tapi ada maksud tersembunyi.
Kecenderungan
mereka berdua untuk membuat kesalahan yang sama pada pertanyaan terlalu mirip.
Dengan kata lain, subjek yang tidak mereka kuasai sama persis. Enam puluh poin
di setiap mata pelajaran akan diperlukan untuk ujian akhir. Ini akan menjadi
jembatan yang berbahaya untuk diseberangi.
“Memang,
ini sedikit tidak terduga. Pastikan untuk memeriksa pasangan lain nanti. ”
“Aku
minta maaf, merepotkanmu lagi, Hirata. Entah itu di kapal atau festival
olahraga, aku selalu memberimu masalah. ”
“Kau
tidak perlu meminta maaf. Kau akan melakukan hal yang sama jika aku adalah
orang yang membutuhkan bantuan. ”
Apa itu
yang terjadi? Miyake sudah mengundurkan diri dari festival olahraga sesaat
sebelum perlombaan estafet terakhir karena cedera kaki. Dia sepertinya sudah pulih
sepenuhnya karena tidak ada masalah dengan gerakannya.
Aku
kebetulan mengingat sesuatu semacam ini, tapi aku tidak tahu detail
spesifiknya.
Miyake
dan Hasebe, jawaban yang mereka pilih sangat mirip.
Mereka
sangat mirip sehingga orang mungkin berpikir orang yang sama sudah mengerjakan dua
ujian.
Bahkan
jika memungkinkan, untuk menyesuaikan kemampuan akademis seseorang sampai batas
tertentu, tidak mungkin membuat setiap murid menjadi pasangan ideal mereka.
Tidak bisa dihindari bahwa kecocokan yang tidak sesuai akan terbentuk.
“Ini akan
menjadi sulit. Aku tidak mau memperumit rencana yang kita susun atau mengganggu
perkembangan kelompok belajar.”
Bukan
karena mereka terlalu bodoh untuk bisa belajar untuk ujian. Masalahnya, mereka
berdua punya kelemahan dan kekuatan sangat miring. Itu merupakan jenis situasi
khusus yang sedikit berbeda dari Sudō dimana dia tidak pintar belajar.
Akibatnya,
kualitas pengajaran akan menjadi lemah dan kurang memadai.
Awalnya
akan ideal untuk mengajarkan pelajaran satu lawan satu.
“Kushida-san,
bisakah aku merepotkanmu dengan beberapa murid tambahan? Akan ada banyak orang
untuk diajar, tapi dua orang ini harus punya landasan belajar. Mereka
seharusnya tidak mengurangi kegiatan keseluruhan kelompok belajar. "
"Ya.
Aku tidak keberatan, selama Miyake-kun dan Hasebe-san juga tidak keberatan”
Kushida
bertanya pada mereka berdua. Miyake tidak mengatakan apapun, tapi Hasebe
berbeda.
"Aku
tidak ikut. Aku tidak suka berada di sekitar Ichihashi-san. ”
Dia
menolak menanggapi. Untungnya, Ichihashi meninggalkan kelas, jadi pembicaraan itu
tidak terdengar.
"Aku juga tidak nyaman menghadiri kelompok belajar dengan banyak orang."
Sepertinya Miyake menyarankan Haruka untuk meminta mereka bertanya pada Hirata.
"Aku juga tidak nyaman menghadiri kelompok belajar dengan banyak orang."
Sepertinya Miyake menyarankan Haruka untuk meminta mereka bertanya pada Hirata.
Aku pikir
dia akan acuh tidak acuh tentang hal itu, tapi sepertinya dia akhirnya tidak
setuju dengan Miyake sama sekali.
“Tapi,
kalian berdua punya kelemahan yang sama. Bahkan jika kau bisa memenuhi
persyaratan nilai keseluruhan, jika kau mengerjakan ujian akhir seperti ini,
ada kemungkinan jika salah satu mata pelajaranmu akan berada di bawah
persyaratan minimum 60 poin. ”
"Ya,
aku tahu."
Hasebe
memberikan tatapan tidak puas dan mengalihkan tatapannya dari Horikita. Dia
kemudian membelakangi kami dan mulai berjalan pergi.
"Mau
pergi ke mana?"
“Miyatchi.
Maafkan aku, kau sudah meluangkan waktu untuk mengajakku. Aku merasa sangat
malu, tapi pada akhirnya, ini bukan sesuatu yang harus aku lakukan. ”
Menolak
sekali lagi, Hasebe meninggalkan kelas sendirian.
"Maaf,
Horikita."
“Aku
tidak peduli. Walaupun hanya kau, apa kau bersedia bekerja sama dengan
Kushida-san? ”
Jika
Miyake bekerja untuk mengimbangi mata pelajaran terburuknya, dia bisa secara efektif
melindungi Hasebe.
"......Aku
tidak akan ikut. Aku tidak merasa kalau aku bisa belajar dengan kelompok yang
penuh dengan perempuan. Aku akan mencoba melakukannya sendiri. ”
Miyake
memberikan responnya sendiri dan mundur juga setelah meraih tas dari tempat
duduknya. Horikita tidak bisa memaksa mereka untuk belajar. Jika mereka tidak
berpartisipasi dalam sesi belajar atas keinginan mereka sendiri, hampir tidak
mungkin untuk mendapatkan hasil apa pun, dan itu akan menurunkan minat para
murid yang melakukan pelajaran dengan serius.
"Apa
yang harus kita lakukan? Jika kita bisa, aku pikir akan lebih baik memberikan
bantuan untuk mereka berdua.”
"Itu benar.... Kalau saja ada orang lain yang bisa mengajar mereka."
"Itu benar.... Kalau saja ada orang lain yang bisa mengajar mereka."
Aku melihat
Horikita menatapku seketika, jadi aku menolaknya dengan mataku. Aku tidak
percaya kalau aku bisa berbicara dengan Miyake atau Hasebe, bahkan tanpa
mempertimbangkan apa aku punya keterampilan mengajar atau tidak.
Keberadaanku
seharusnya tidak dipertimbangkan setelah kejadian itu.
"Aku
akan mencoba menyesuaikannya dan melihat apa aku bisa meluangkan waktu."
Setelah beberapa pemikiran, Horikita menyimpulkan bahwa dia tidak punya pilihan lain selain melakukan gerakan sendiri, dan berusaha untuk mengatur semuanya.
Setelah beberapa pemikiran, Horikita menyimpulkan bahwa dia tidak punya pilihan lain selain melakukan gerakan sendiri, dan berusaha untuk mengatur semuanya.
Walau masih bersambung, setidaknya "Pertamax"
BalasHapusAne tunggu lanjutannya min, makin seru nih...
Di tunggu yang fullnya min tetap semangat ya hehe
BalasHapusHasebe itu yang dicover volume 6 kan ? Kalau miyake itu yg mana ya gan ?
BalasHapusMampir diblog saya gan, ada berita baru dari berbagai anime :)
googling aja gam
HapusWow yg dicover depan vol 6 itu Hasebe thow....lanjutkan min...dan terima kasih
BalasHapusGambar pada cover vol 6 itu Hasebe ....baru tahu sayanya...lanjutkan min..dan terima kasih banyak
BalasHapusLanjut min
BalasHapusSemangat min
BalasHapusDi tunggu semangat min
BalasHapusSetia menunggu min wkwkwkwk
BalasHapusGanbatte min, ane tunggu
BalasHapusoke min ditunggu :D
BalasHapusMakasih min translate nya mantap! Dan rapi. BTW ane pendatang baru di sini
BalasHapusYoroshiku onegaishimasu.
A4
BalasHapusMakasih udah Up tpi Maaf min, jujur rada bingung di capter ini dalam pemanggilan namanya atau mungkin karna [Baker Effect] yg ane drtita yak Wkwkwk ╭( ๐_๐)╮
BalasHapusSemangat min, ditunggu yg versi fullnya :)
BalasHapusFull nya kapan min? Kalau bisa sih besok/lusa.. Tapi kalau banyak kesibukan dahulukan dulu di dunia nyatanya min.. Semangat 😂
BalasHapusuuuuohhh. update sangkyou min. komentar dulu ah. ah iya kan sudah. wkwkwk
BalasHapusYang volume 9 masukan juga donk
BalasHapusYang volume 9 update on juga donk
BalasHapusmantap min. ditunggu kelanjutannya ya min
BalasHapuskereeen mkin seru. thnx min translatenya
BalasHapusblh tw lanjutannya kpn udpdate??
Mancap jiwa. Lagi iseng mau baca komik dan inget anime ini. Nyari dimana mana ga nemu ternyata ln. Makasih banyak min, di tunggu update an nya
BalasHapusMin ini versi eng nya dimana yah? Di madbunnyru ko g ada?
BalasHapusMantap. Lanjutkan
BalasHapusMin, dari bersambung, langsung ke ch5 atau masih ada lanjutannya untuk ch4?
BalasHapusgan, yg ini belum selesai. kok udah ada chapter 5nya....??
BalasHapuschp 5 udh update tapi kok yg ini blm selesai min ?
BalasHapusDitunggu selanjutnya min! Semangat min makin seru nih
BalasHapusbaca v6 lengkap versi english
BalasHapushttps://pastebin.com/u/Grazeddd
translate pake google klo gk paham
Vol 7 tau gak gan?
Hapusuoooooohhh update. komentar dulu ah. sangkyou min
BalasHapus