PERGERAKAN KELAS C
Pada hari yang sama setelah sekolah, atmosfer di salah satu ruang
kelas dibekukan secara tidak normal.
Alasannya jelas. Perasaan mengintimidasi yang datang dari
laki-laki yang duduk di podium, menghadap Kelas C.
“Melihat kembali ujian sampai sejauh ini, ada beberapa hal yang terlihat tidak wajar.”
Nama orang yang berbicara kepada kelas adalah Ryūen Kakeru. Dia
merupakan pemimpin Kelas C, dan seorang diktator. Berdiri di sampingnya adalah
Albert, Yamada, Ishizaki, serta murid lain yang lihai bela diri. Orang-orang
bisa merasakan peringatan untuk tetap diam... jika ada seorang murid yang ingin
memberontak melawan Ryūen, mereka tidak akan ragu menggunakan kekerasan.
"Kesimpulan seperti itu, tidak mungkin terjadi secara kebetulan."
Rasanya seperti dia yang berbicara sendiri, tapi ada perasaan
samar bila dia sedang berbicara kepada seseorang.
"Berdasarkan apa yang terjadi di pulau tak berpenghuni, dan
festival olahraga, sepertinya ada seseorang di Kelas D yang berpikiran seperti
aku."
“Seseorang seperti Ryūen-kun? Aku tidak berpikir Kelas D punya
orang seperti itu...”
Ishizaki tidak bisa tidak berbicara, meragukan kemungkian ada
orang lain di luar sana yang sama seperti Ryūen. Hal ini karena Ryūen adalah orang yang
terhormat dan menjijikkan, keberadaan yang luar biasa dan tidak bisa ditebak.
Ryūen tersenyum dan menatap Ishizaki.
"Aku dulu juga berpikir seperti itu, tapi aku merasa, aku
harus menghadapi kenyataan."
"Apa ini juga ada hubungannya dengan hasil ujian di pulau tak
berpenghuni dan festival olahraga?"
“Benar. Tapi percayalah, aku punya berpikir tentang bagaimana
pihak lain melakukan sesuatu. Dengarkan semuanya, bergeraklah, kita akan
mencari dan memberikan serangan habis-habisan ke Kelas D. Aku harus
mengeluarkan orang yang bekerja di balik bayang kelas D. Kesampingkan dulu Kelas
A dan Kelas B untuk saat ini.”
Hanya sedikit murid yang keberatan dengan rencana Ryūen. Bahkan
jika seseorang menentangnya, tidak mungkin bisa berbicara karena kelas sudah
menandatangani kontrak dengan iblis itu sendiri.
"Ryūen-san... Apa Kelas D memang punya seseorang yang bekerja
di belakang layar? Seseorang selain Horikita atau Hirata?”
"Ya. Dan, orang-orang di kelas ini punya jawaban untuk
membongkar identitas orang itu.”
Matanya menjauh dari Ishizaki dan sekali lagi, menatap Kelas C.
"Apa yang coba kau katakan, Ryūen?"
Dalam suasana yang berat, Ibuki berdiri di ruang kelas dengan
lengan disilangkan di dadanya dan melemparkan kata-kata itu kepada Ryūen.
“Kuku. Ibuki, bisakah kau mendengarkan dengan tenang? ”
“Aku tidak punya banyak waktu luang, dan kau tidak bisa terus
mengintimidasi teman sekelasmu sendiri.”
“Kau ini bermulut besar untuk seseorang yang tidak meminta izin.
Bukankah kau sudah membodohi dirimu sendiri?”
"Itu..."
Di hadapan kalimat Ryuuen, Ibuki tidak punya pilihan selain
memakan kata-katanya sendiri. Khususnya, kegagalannya di festival olahraga yang
memalukan. Ryūen sudah mengubah susunan barisan murid agar dia bisa melawan
Horikita setelah Ibuki meminta persaingan dengannya secara langsung. Hasilnya,
kekalahan yang sangat sedikit. Sayang sekali, dia hampir berhasil menyusul
Horikita.
Namun, Ibuki juga punya pilihan untuk melawan. Dia menurunkan
lengannya dan memelototi Ryūen.
“Apa yang kau bicarakan? Waktu itu, kau juga gagal mengalahkan Horikita
di festival olahraga. Apa kau berhasil mendapatkan poin pribadinya? Bukankah
kau sama saja denganku? ”
"Sama sepertimu? Jangan membuat lelucon seperti itu. Strategi
yang kubuat di festival olahraga itu sempurna. ”
“Dengan hasil seperti itu? Kau bahkan tidak menjelaskan apa
pun kepada kami dan sekarang kau bilang ada orang lain yang berpikir sama
sepertimu di kelas itu? Kau ingin kami menerimanya begitu saja?”
Semua murid di kelas ketakutan berkat bantahan yang dibuat oleh
Ibuki. Mereka semua ingin mengindari singgungan Ryūen. Tapi Ryūen tidak
mempedulikan mereka, dan terus menerus menunjukkan senyuman tipis.
"Apa kau tidak berpikir, tidak peduli seberapa sempurna suatu
strategi, semuanya akan gagal jika seseorang membocorkannya?"
“Keberhasilan misterius Kelas D adalah karena keberadaan misterius
dari ‘X’, yang berani menyeret dan memanipulasi murid Kelas C dibawah
perintahku. Singkatnya, kita punya mata-mata di antara kita.”
Ada sedikit kebingungan di kelas karena ucapannya. Mata Ibuki
terbuka lebar karena terkejut.
"Apa kau serius…?"
“Ini fakta. Koherensiku... tidak, sepertinya otoritas itu masih belum
cukup. Sangat disayangkan.”
Ryūen
tersenyum bahagia pada kenyataan bahwa ia akan terlibat bersama mata-mata.
Sebuah
bencana bermunculan untuk semua orang di kelas, bukan hanya mereka yang ingin
keluar dari ruangan dan menghadiri kegiatan klub.
Semua
orang yang hadir mulai berdoa agar ini segera berakhir.
"Tapi,
mata-mata mengganggu ini akan berakhir di sini."
Ryūen
memukul podium dengan telapak tangannya dan membungkam keributan di ruangan.
Adegan itu tenggelam dalam keheningan.
“Pertama-tama,
aku akan bertanya terus terang. Murid yang mengkhianatiku, angkat tanganmu.”
Dia
tidak ragu mengeluarkan pemberitahuannya langsung. Tentu saja, tidak ada murid
yang mengangkat tangan. Beberapa murid saling memandang satu sama lain, yang
ditanggapi dengan ketidaktahuan yang berpura-pura. Ada juga yang tetap diam dan
menahan nafas agar tidak menarik perhatian.
"Oh
benar... jika kalian bisa diatur lebih mudah, kalian tidak akan
mengkhianatiku."
Kehadiran
mata-mata bisa mengguncang Kelas C, tapi tidak hal ada lain selain sukacita di
hati Ryūen.
“Aku
tahu mata-mata itu lebih memilih bersembunyi. Jadi, kalian tidak perlu
mengangkat tangan. Tidak, bukan, jangan mengangkat tanganmu. Bahkan jika
sekarang kalian mempertimbangkannya, semuanya tetap tersembunyi.”
Ryūen
membuat pernyataan tidak terduga pada mata-mata yang akan ditemukan cepat atau
lambat.
"Apa
yang kau katakan? Apa kau benar-benar memaafkan pengkhianat? "
“Kau
menyebalkan, Ibuki. Jangan ganggu kesenanganku. Aku akan membunuhmu jika kau
melakukan itu lagi.”
Wajah
Ryūen yang tersenyum mengeras menjadi ekspresi kemarahan sesaat dan dia menatap
Ibuki.
Kalimat
itu sepertinya hanya lelucon, tapi pesannya serius. Ryūen tidak akan
memperlakukan siapa pun berbeda hanya karena jenis kelaminnya. Selama dia
menilai mereka sebagai musuh dan masih di rencananya, tidak peduli bagaimana, dia
akan menyelesaikan masalah dengan tinjunya.
“Aku
sudah berusaha tidak membuat masalah besar. Orang lain mungkin berpikir
aku berbohong, tapi itu benar. Sederhananya, aku mengulur-ulur."
‘Bam!’
‘Bam!’ Dia memukul podium dua kali. Suara itu menghentikan semua yang akan
terjadi.
“Tapi...
Mungkin itu sesuatu yang buruk. Bagaimanapun, ada pengkhianat.”
‘Bam!’
Suara ruang kelas terdengar lebih jauh. Setiap kali ini terjadi, murid penakut
mulai gemetar.
“Iru berarti aku harus memainkan beberapa permainan. Tidak masalah. Bukan masalah
besar. Hanya permainan konyol di mana kita akan menemukan mata-mata yang
mencoba tetap tersembunyi. Untuk sebagian besar murid yang hadir, seharusnya
ini tidak penting, jadi tidak ada yang perlu ditakuti. Tidak perlu waktu lama, hanya memakan waktu kurang dari 30 menit."
Ryūen
mengatakan ini karena, selain untuk mata-mata, situasi ini tidak ada
hubungannya dengan semua orang, jadi tidak ada alasan bagi mereka takut.
Ruangan
itu penuh dengan suasana ketakutan, jadi tidak sesederhana itu. Satu-satunya
yang tetap tenang dalam menghadapi Ryūen adalah Ibuki, tapi dia mulai ditelan
oleh otoritas Ryūen.
“Pertama-tama,
semua orang, buka kata sandi ponsel kalian dan letakkan di meja kalian. Aku
akan memeriksanya sendiri. Apa ada orang bodoh yang tidak membawa ponselnya? Jika
tidak, cepat bicara. Orang itulah pelakunya."
Mematuhi perintah Ryūen, para murid meletakkan ponsel mereka di meja mereka dengan
cepat demi menghindari kecurigaan.
“Keputusan
yang sangat bijaksana, sangat membantu.”
Ishizaki
berkeliling kelas dan mengumpulkan ponsel satu demi satu. Karena dia tidak tahu
ponsel siapa, dia menempelkan kertas catatan dengan nama pemilik tertulis di
depannya.
Ibuki
juga mengeluarkan ponsel dari sakunya. Meskipun dia tidak yakin, dia
menyerahkannya kepada Ishizaki.
“Ryūen-san,
ponsel semua orang sudah dikumpulkan. Ponsel kami juga.”
“Terima
kasih atas kerja kerasmu. Saatnya kita melakukan penyelidikan menyeluruh. ”
"Tapi,
kita harus cek yang mana... Catatan panggilan?"
“Apa
orang yang mencoba tetap bersembunyi akan menggunakan panggilan!? Lihat
emailnya, dan tentu saja melihat pesannya juga. Bahkan jika itu chat dengan
seseorang, lihat semuanya. Kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan mereka
berinteraksi satu sama lain dengan nama samaran."
"Tunggu,
tunggu sebentar, ada banyak pesan yang sangat pribadi di ponselku!"
Seorang
gadis berteriak. Dia tidak bisa menahan teriakan.
Ketakutan
informasi pribadinya dilihat sudah melampaui ketakutannya dicurigai.
“Nishino.
Kau tidak mau aku melihat ponselmu?"
"Tentu
saja! Walaupun itu kau Ryūen-kun, aku tidak mau!"
“Apa
kau bercanda, Nishino? Kau memberikan ponselmu ke Ryūen-kun di kapal pesiar,
bukan? Kenapa kau sangat khawatir sekarang?”
“Ini,
ini berbeda dari yang waktu itu! Yang dia lakukan saat itu hanya melakukan
pemeriksaan email dari sekolah!”
Ryūen
sama sekali tidak terkejut, dan mendengarkan teriakan Nishino acuh tidak acuh.
Selama ujian khusus di kapal pesiar, Ryūen mengumpulkan semua ponsel Kelas C
dan mengkonfirmasi isinya. Namun, karena dia mengeluh, tidak ada hal pribadi
yang diperiksa pada waktu itu. Itu hanya konfirmasi pesan yang diterima dari
sekolah. Ini jenis kejadian yang sama, tapi semua situasinya berbeda. Jika itu
pesan pribadi, informasi seperti yang disukai atau tidak disukai seseorang pasti
akan terbaca. Sesuatu semacam itu, ingin tetap disembunyikan dari yang lain.
"Tentu
saja kau tau kalau kau akan dicurigai, Nishino."
"Aku,
aku akan mematuhimu, Ryūen-kun, tapi ada beberapa hal yang tidak bisa
diterima!"
Nishino
bukanlah tipe orang yang biasanya akan mengambil posisi yang kuat, tapi dia
sepertinya tidak berniat mundur.
Seolah-olah
dia menyiarkan bahwa dia memiliki sesuatu yang tersembunyi yang tidak ingin
dilihat.
"Nishino,
apa itu kau?"
Murid
di kelas mulai mencurigai Nishino.
Salah
satunya, Takumi Oda, menyuarakan keraguan mereka.
"Tidak!
Aku bukan mata-mata!”
"Tapi
kau menyembunyikan sesuatu dan bersikap sangat mencurigakan..."
"Aku
hanya ingin melindungi privasiku!"
Ryūen
tidak menunjukkan minat apa pun dalam pembicaraan yang terjadi di kelas. Dia
menjangkau dan meraih salah satu ponsel di atas meja.
"Ponselmu
yang ini, kan, Nishino?"
"Hei!"
Nishino
pikir dia mulai melihat isinya dan mulai panik. Namun…
Ryūen
menyerahkan ponsel Nishino ke Ishizaki dan mengatakan:
"Kembalikan
ini ke Nishino."
“H-harus aku memeriksanya? kau tidak mengecek isinya dulu?"
"Aku
sudah menyuruhmu mengembalikan ini padanya."
Ishizaki
segera meminta maaf kepada Ryūen dan mengembalikan ponselnya ke Nishino.
Dalam
menghadapi rangkaian kejadian ini, Nishino, serta murid lainnya terguncang.
“Itu
bukan sesuatu yang luar biasa. Aku menilaimu tidak bersalah, itu sebabnya aku
mengembalikannya. Benar. Sudah bisa ditebak kan? Itu bukan ponsel si
pengkhianat. Hanya membuang-buang waktu dan energi saja mengeceknya.”
Ryūen
mengabaikan Nishino yang tercengang dan murid lainnya, dan tanpa mengubah
sikapnya, dia melanjutkan:
“Jika
kau tidak terima seperti Nishino, jangan ragu mengangkat tangan kalian. Tapi,
bersiaplah untuk dicurigai lebih banyak daripada dia.”
Nishino
tidak diperiksa ponselnya, dan dianggap 'tak bersalah', orang kedua dan ketiga
tidak akan seberuntung itu. Keberatan hanya bisa disampaikan melalui pilihan: meningkatkan kecurigaan Ryūen, atau privasi.
Dalam
menghadapi dua pilihan, empat gadis dan dua anak laki-laki mengangkat tangan
meskipun mereka takut.
“Ada enam orang yang menentang Ryūen-san... Mata-mata itu pasti salah satunya!
Dan yang terakhir mengangkat tangannya, Nomura, kau tidak berpikir
menyelamatkan dirimu sendiri dengan melompat ke dalam kumpulan para pecundang,
kan?”
Ryūen
menunjukkan senyum suram pada kata-kata Ishizaki.
"Tidak,
tidak! Aku tidak akan melakukan itu!"
Nomura
menyangkal karena takut dicurigai.
"Kumpulkan
ponsel mereka."
"Baik."
Ishizaki
mengumpulkan enam ponsel mereka dan menyerahkannya kepada Ryūen.
"Jadi,
walaupun kalian semua akan dicurigai, kau tidak ingin kami melihat apa
pun?"
Mereka
semua memberikan tanggapan yang berbeda, tapi mereka semua setuju dengan
pernyataan ini.
"Nomura,
kau mengambil waktu yang cukup lama sebelum mengangkat tanganmu, jangan bilang
kau sedang menunggu kesempatan yang tepat?"
“Eh!
Bukan itu…"
"Matamu
melihat ke sekeliling ruangan dengan cara yang berlebihan, dan kau
berkeringat."
"Apa!?"
Kepribadian
Nomura awalnya lemah, dan sepertinya dia sangat tertekan sampai-sampai dia
hampir pingsan.
Melihatnya
keadaan seperti itu, Ryūen tertawa senang sebelum berbalik ke Ishizaki untuk
memberikan perintah.
"Ishizaki,
semua orang ini 'tidak bersalah', berikan ponsel mereka kembali."
Dia
diperintahkan. Kejutan lain. Ryūen tidak melihat isinya dan menyuruh Ishizaki
mengembalikan semua ponselnya. Tidak ada satu pun dari murid di luar Ryūen bisa
memahami alasan di balik tindakan ini.
“Bisakah
kau menjelaskan apa yang sedang terjadi?”
"Aku
akan menjelaskannya nanti."
Ryūen
tidak memberi Ibuki jawaban yang dia harapkan. Dia mengusap rambutnya dan
mengambil ponselnya.
“Sedangkan
ponsel lainnya, kita selidiki secara menyeluruh. Kita akan mulai dengan
Ibuki."
"……Terserah
apa katamu."
***
Ryūen
selesai memeriksa ponsel terakhir, setelah mengecek isi semua ponsel mereka
sendiri.
Semuanya
memakan waktu sekitar 20 menit, dan dia menghabiskan kurang dari satu menit
untuk masing-masing ponsel. Mustahil menganggap seakan dia benar-benar
melewatkan semua itu. Sebagian besar murid ragu, tapi tidak satupun dari mereka
berani berbicara.
Untuk
mata-mata, puluhan detik lama ponsel mereka diperiksa seharusnya mekaman waktu
yang sangat panjang dan penuh tekanan.
"Aku
mengerti. Ternyata tidak ada informasi apa-apa di ponsel-ponsel ini.”
“Kalau
begitu, Nishino atau salah satu dari 'yang tidak bersalah' ternyata adalah
pengkhianat...”
"Bukan
begitu..."
Kekesalan
dan keraguan Ibuki tidak hilang bahkan dengan pernyataan Ryūen.
“Tapi,
sebenarnya, kau tidak menemukan mata-mata apa pun, kan? Jelaskan padaku apa
yang sebenarnya terjadi di sini. Apa memang ada mata-mata di sini?"
Hati
Ibuki ragu. Ryūen bilang ada mata-mata, tapi apa itu hanya kebohongan yang
dibuat demi menyembunyikan kegagalannya?
Ryūen
percaya pada kehadiran tak terlihat yang bekerja di belakang Horikita sejak ia
menerima hasil ujian khusus di pulau tak berpenghuni, tapi tidak ada bukti kuat
bahwa seorang dalang 'X' benar-benar ada.
Bahkan,
kelas lain sudah mulai memperhatikan gadis bernama Suzune Horikita.
“Bukti
lebih kuat dari teori. Karena itu, biarkan aku secara pribadi memberi tahumu
sesuatu. Aku menganggap semua orang di sini juga sudah tau.”
Ryūen memutar file audio yang dikirimkan kepadanya oleh ‘X’. Suara yang ada di rekaman
adalah salah satu yang setiap muird di Kelas C sudah dengar sebelumnya. Suara
Kakeru Ryūen menjelaskan strateginya untuk festival olahraga kepada teman-teman
sekelasnya.
“Ini
dikirim ke padaku ketika aku selangkah lagi menuju kemenangan atas Suzune yang
putus asa. Berkat ini, aku bahkan tidak bisa melihat dia bersuud untukku,
apalagi menerima poin apa pun. Apa kau mengerti sekarang?"
"Tunggu
sebentar. Walaupun kita berasumsi bahwa kau tidak merekamnya sendiri, tapi
direkam oleh mata-mata, masih ada pertanyaan aneh yang belum terjawab. Kita
tidak membahas waktu yang lebih jelas tentang kapan Horikita akan bersujud
untukmu. Mereka berhasil mengetahui seluruh rencana dan detail yang tidak kita
bicarakan? Tidak mungkin."
Kesimpulan
semacam itu masuk akal ketika mempertimbangkan rincian yang Ryūen berikan.
Tidak hanya strategi mereka yang bocor, tapi waktu bertemu dengan Horikita
setelah festival olahraga juga.
“Itu
hanya kebetulan, murni masalah kemungkinan. Waktu terbaik baginya bergerak
adalah setelah sekolah setelah festival olahraga selesai. Selain itu, aku tidak
percaya pihak lain tertarik menghentikan permintaan maaf Horikita. Tidak ada
yang tertulis di pesan saat mengirim file audio.”
"Apa
yang sebenarnya terjadi…?"
Ryūen
menganalisis pesan kosong yang ia terima yang berisi file audio.
“X,
penguasa Kelas D, sangat jelas mengatakan padaku bahwa dia mengetahui strategi
yang aku hasilkan dengan mengirimkanku file audio ini. Karena dia tahu
rencanaku, dia bisa menghindari serangan yang aku targetkan untuk Suzune di
festival olahraga. Dia seharusnya bisa mencegah Suzune dikalahkan dan dipaksa
meminta maaf. Tapi, X sengaja mengabaikan lubang ini. Meski tau strategiku,
aku diizinkan mengalahkan Suzune, dan tentu saja dia menderita karena
ini. Suzune tidak berpikir dia akan terluka, dan hasil kompetisi Kelas D tidak
membaik. Di atas semua itu, ada rasa bersalah karena sudah menyakiti orang
lain. Keadaan mental suzune seharusnya berada dalam kondisi yang buruk.”
"Dengan
membiarkan Ryūen menjalankan strateginya, apa dia tidak menggunakan file audio menjadi bukti yang kuat?"
Mudah
dimengerti kenapa murid berkepala jamur dengan kacamata, Kaneda, memikirkan ini. Meskipun rencana membawa risiko, jika rencana tersebut gagal
sepenuhnya dan tidak membawa hasil apa pun, file suara tidak akan dianggap
sebagai bukti yang sah. Itu hanya akan dianggap sebagai 'rencana gagal untuk
mengalahkan Horikita'.
“Pintar
sekali kau, Kaneda. Selama kita menjalankan strategi, file audio punya
kegunaan. Masuk akal sebagai bukti.”
“Rencana
yang dibuat 'X' ini sangat brutal. Dia tau bahaya akan datang ke pasangannya,
tapi dia tidak mengambil langkah untuk menghindarinya.”
"Benar.
orang tipe ini tidak tertarik dengan permintaan maaf Suzune. Itulah alasan
kenapa tidak ada yang ditulis dalam pesan itu. Ini mengisyaratkan, dari sudut
pandangnya, dia tidak peduli dengan kesombongan atau hilangnya sikap
kesombongan yang suzune punya.”
“Aku
tidak mengerti. Bukankah lebih baik mencegah Horikita terluka......? ”
Murid
lain mungkin setuju dengan perasaan Ibuki tentang topik itu. Sudah jelas bahwa
Ryūen berniat menargetkan Horikita, jadi X seharusnya bisa menyelesaikan
situasi sebelum festival olahraga dimulai. Ada pilihan yang tersedia seperti
mengubah kembali tabel partisipasi, atau mengirim file
audio ke Ryūen untuk menghentikannya terlebih dahulu. Jika dia melakukan itu,
Horikita tidak akan terluka.
"Bagaimana
jika X bermaksud mengirim file audio ke sekolah?"
Jika
kau tahu rencana musuh sebelumnya, strategi ini bisa digunakan demi menyelamatkan
teman sekelasmu. Tapi jika ada keuntungan untuk tidak melakukan apa pun dan
dengan sengaja mengabaikan rencana tersebut, bisa jadi kau mampu melakukan
pukulan besar untuk Kelas C. Jika file audio diberikan kepada sekolah setelah
rencana dilakukan, Kelas C, tidak diragukan lagi menjadi yang paling menderita.
Jika ketahuan bahwa dia sengaja menggunakan permainan kotor melawan Horikita,
dan kemudian mencoba memeras poin sebagai biaya ganti rugi, hasil terburuknya
adalah Ryūen dikeluarkan.
Tapi
sekarang sudah pertengah Oktober, kemungkinan masalah ini sudah hampir lenyap
sepenuhnya. Jika Kelas D mengangkat topik lama seperti itu sekarang,
penyelidikan itu sendiri tidak hanya akan sangat merepotkan, Kelas C pasti
mampu menghancurkan semua bukti mereka dan merencanakan pembatalan Kelas D. Jadi
kenapa X melakukan sesuatu seperti itu?
“Cara
bertarung yang naif ini sudah menyelamatkan kita sepenuhnya secara kebetulan. Jangan-jangan, anggap saja dia belum sepenuhnya memanfaatkan asetnya? Dia
melenceng dari jalannya demi mendapatkan bukti ini, tapi kemudian mulai
bertindak pasif. Jika Horikita-shi sudah membayar poin pribadi kepada Ryūen,
kita menang, dan itu akan menjadi kekalahan X.”
Kaneda
menganalisa situasi dan sampai pada kesimpulan ini.
Karena
X telah belajar tentang strategi mereka sebelum festival olahraga, maka ia
pasti memiliki kemenangan penuh selama festival.
"Itu
salah. X sudah menemukan cara yang bagus untuk menggunakan bukti dengan
sengaja tidak menggunakannya. Bahkan jika Suzune membayar dengan poin pribadi
sebelumnya untuk menebus kesalahannya, dia bisa dengan mudah menggunakan file
suara sebagai bukti untuk mengambilnya kembali. Dia bisa memasukan pesan
seperti 'Jika kau tidak mengembalikan poin pribadinya, masalah ini akan
kusebarkan.'”
"Maksudmu,
dia tahu bagaimana menggunakan ancaman, tapi dia sengaja tidak
menggunakannya?"
“Ya,
dan dia bahkan mengizinkanku memaksa Suzune bersujud. Bersujud, tidak seperti
poin pribadi, bukan sesuatu yang punya nilai berbentuk angka. hanya dalam bentuk
fisik. Kau tidak bisa membatalkan atau membalikkannya, kan?”
Dengan
kata lain, inilah yang menjadi inti dari semua itu.
Satu-satunya
tujuan X adalah:
"Itu
artinya, X menyambut baik ide bermain-main dengan Suzune."
Dia
sudah menggunakan bukti berharga yang diperoleh dari mata-mata untuk tujuan
itu sendiri.
"Situasi
semacam ini... Aku tidak mengerti. Kelas C diselamatkan oleh X, yang bahkan
tidak kita kenal.”
Ryūen
berbeda dari Ibuki. Dia tahu kenapa X melakukan hal seperti itu.
"Kuku......
maksudnya, dia tidak berniat menunjukan dirinya."
Selama
Ryūen menelusuri sumber file audio, X dari Kelas D akhirnya akan dipaksa menunjukkan wajahnya.
Jika
Ryūen cukup putus asa, dia bahkan bisa meminta sekolah, yang mengelola semua
ponsel, untuk memberinya email dan catatan panggilan, dan dia kemudian akan
menyelidiki dan menemukan identitas X secara menyeluruh.
Pada
saat yang sama, dia tidak terobsesi untuk naik ke Kelas A berat X. Dia
tidak merasa seperti X yang punya keinginan untuk bergerak ke atas,
inilah kesimpulan yang Ryūen dapatkan.
Pada
saat yang sama, dia juga sampai pada kesimpulan lain.
“Yah,
kita sudah sedikit melenceng, jadi kembali ke intinya. Aku tidak yakin rencana apa yang dia gunakan, tapi kenyataannya tetap bahwa ‘X adalah seseorang yang
berpikir sepertiku’, dan dia sudah menjadikan seseorang di kelas ini sebagai
mata-mata untuknya. Karena jika tidak, dia tidak bisa mendapatkan file audio
ini. Tapi, identitas X yang sebenarnya akan tetap tersembunyi bahkan jika kita
menemukan mata-mata. Jika mata-mata tahu identitasnya, permainan ini akan
berakhir saat aku menemukan mereka. Karena itu, untuk bisa melakukan pengintaian,
pesan atau saling komunikasi diperlukan. Meskipun bukan tidak mungkin mereka
menggunakan surat-suratan untuk berkomunikasi, metode itu akan sangat terbatas
dan tidak efisien.”
“Tapi
tidak ada bukti dari ponsel siapa pun. Apa kau yakin tidak melewatkan detail
apa pun?"
"Tentu
saja. Aku melihat ponsel sebagai masalah prinsip. Itu lilakukan hanya untuk
melihat respon pelaku.”
"Hah?
Kau bilang kau tahu siapa mata-mata itu jika kau hanya melihat ponselnya,
kan?"
“Pikirkan
baik-baik. Jika kau adalah mata-mata, apa kau akan mengambil risiko membiarkan
pesan mencurigakan di ponselmu?”
“Tentu
saja tidak. Makannya aku berpikir memeriksa ponsel seperti ini mebuang-buang
waktu saja.”
"Benar.
Jika kau memikirkannya, memeriksa ponsel kelas hanya akan membuang-buang waktu.
Tidak sulit menghancurkan bukti. Bahkan jika mata-mata itu tidak berpikir menghancurkannya,
X pasti akan memerintahkan mereka melakukannya. Dengan kata lain, mata-mata itu
berusaha terlihat tidak bersalah dengan membiarkanku melihat ponsel mereka.
Oleh karena itu, mereka yang menolak menunjukkannya padaku ponsel mereka jelas
tidak bersalah, dan mata-mata itu tidak akan mengambil tindakan seperti itu.”
Karena
itu, mereka yang menolak membiarkan Ryūen melihat isi ponsel mereka seperti
Nishino dan yang lainnya, akan keluar dari jangkauan kecurigaannya. Jika dia bukan
mata-mata, pada akhirnya tidak masalah jika mereka dicurigai. Itu adalah aksi
yang mungkin hanya karena ada orang-orang yang mampu berbicara. Tentu saja,
Ryūen bisa saja hanya memeriksa isi ponsel mereka untuk menghilangkan
kemungkinan kecil bahwa dia salah, tapi itu hanya akan memprovokasi teman-teman
sekelasnya. Taktik ini dipilih karena dia mengandalkan kekuatan untuk
mendominasi kelas. Bahkan jika dia harus menanggung beberapa risiko, pada
akhirnya rencananya berhasil.
Karena
dia tidak melihat isi setiap ponsel dalam waktu yang lama, dia telah secara
efektif memberi tahu murid Kelas C bahwa dia sama sekali tidak melihat detail
kehidupan pribadi mereka. Apa yang Ryūen cari di ponsel bukanlah ada atau tidak
adanya pesan yang mencurigakan, melainkan dia ingin melihat sejauh mana
mata-mata itu dikuasai oleh pasangan tidak terlihat mereka, dan seberapa takut mata-mata
kepada Ryuuen. Dan apa yang dia lihat dari itu...
"Aku
akan bertanya pada mata-mata itu lagi."
Ryūen
melihat mata dan gerakan masing-masing orang satu demi satu.
“Apa kau
takut pada X yang tidak dikenal? Atau aku? Tanyakan pada dirimu mana yang
benar-benar mengerikan untuk dijadikan musuh. Apa kau sudah membuat kesalahan?
Ingat ketika upacara penerimaan selesai? Apa yang terjadi pada orang-orang yang
menentangku? Benar, Ishizaki?"
“Y-Ya……”
Ishizaki
sedikit ketakutan setelah dipanggil. Albert yang selalu dengan tenang berdiri
di sisi Ryūen juga memberi sedikit reaksi. Pada awalnya, tidak ada yang
menyetujui perintah Ryūen. Baik Ishizaki dan Albert awalnya memprotesnya, tapi
pada akhirnya mereka menyerah pada 'kekerasan' yang dilakukan Ryūen. Ishizaki
punya pengalaman bertarung yang jauh lebih banyak, sementara Albert punya kekuatan
fisik yang jelas lebih unggul.
Namun
pada akhirnya, kedua orang inilah yang jatuh ke tanah.
“Kekuatan
terkuat di dunia adalah 'kekerasan' ketika itu sepenuhnya dilakukan. Aku tidak
akan menyerah pada kekuasaan. Bahkan jika sekolah mencoba mengeluarkanku, aku
pasti akan membunuh pengkhianat sebelum itu terjadi. Apa kalian mengerti
maksudku? Jika aku akhirnya diusir karena pengkhianatan ini, aku akan
memastikan untuk menginjak-injak hidup mata-mata ini seperti serangga.”
berbeda
dari mantan ketua dewan murid Horikita atau ketua dewan murid saat ini, Nagumo
yang pernah mendominasi gedung oleh raga dengan kekuasaannya.
Sebagai
gantinya, Ryūen bergerak maju dalam hiruk-pikuk kekerasan.
“Aku akan
menerima pengakuan dari pengkhianat sekarang, tapi ini akan menjadi kesempatan
terakhirmu. Jika kau mengaku sekarang, aku berjanji tidak akan terlibat dalam
pengkhianatan ini, dan bersumpah akan mencegah teman sekelasmu menuduhmu di
masa depan nanti. Seperti yang kukatakan di awal, jika kau percaya dan menurutiku,
aku akan memimpin kelas ini menuju Kelas A. Selama kau mengikutiku, aku akan
melindungimu.”
Ryūen
turun dari podium dan berdiri di depan kelas, mengamati mata teman-teman
sekelasnya.
Kata-katanya
memberikan perasaan bahwa itu ditujukan kepada seluruh kelas, dan bukan hanya
mata-mata saja yang dipertanyakan.
"Apa
kalian mengerti? Apa untungnya menyinggung perasaanku?"
Dia
menatap mata teman-temannya satu per satu. Bagi Ryūen, ini adalah cara termudah
untuk menemukan si pengkhianat.
Kemudian,
Ryūen akhirnya berjalan ke seorang murid perempuan dan berdiri di depannya.
Tentu
saja, ini bukan kebetulan. Ryūen sudah menetapkannya sebagai target sejak awal.
"Ada
apa? Bisakah kau tidak melihat mataku?”
"Ah......
A-A...... Aku......"
Nafasnya
tidak teraturan, dan dia memiliki wajah yang hampir menangis.
“Kuku.
Itu kau, Manabe, pengkhianat Kelas C.”
Sebagian
besar murid tidak membayangkan itu dalah dirinya, dan tidak bisat memahami
petunjuk yang tak terduga ini.
“Jangan
takut, Manabe. Kau tidak mengambil inisiatif untuk melaporkannya padaku, tapi
aku tahu kau adalah mata-mata sejak awal. Raut wajahmu sudah buruk sejak awal.
Tidak ada cara menyembunyikannya.”
Ryūen
merapikan rambutnya di dekat telinganya dan menyentuh wajahnya. Manabe mulai
gemetar seolah-olah dia terkena dingin yang ekstrem.
"Tolong.
Maaf, aku minta maaf, aku---”
“Jangan
khawatir, aku akan memaafkanmu. Aku akan menangani ini dengan kemurahan hati.
Jadi ayo kita dengarkan. Katakan padaku sifat sebenarnya dari X yang membuatmu
mengkhianatiku.”
Ryūen
berbalik dari Shiho Manabe dan melirik tajam ke teman-temannya Nanami Yabu dan
Saki Yamashita.
***
Setelah menahan semua orang di kelas C, Ryūen akhirnya mengizinkan sebagian besar kelas pergi.
Mereka yang tinggal di kelas dimulai dari Ryūen, Ishizaki, Kaneda, Ibuki, dan tiga pengkhianat.
"Pertanyaannya: Apa kalian tau identitas orang yang memberimu perintah?"
Manabe dan yang lainnya menyangkal pertanyaan itu dengan menggelengkan kepala mereka dari sisi ke sisi.
“Baiklah, pertanyaan selanjutnya: Apa alasanmu mengkhianati Kelas C? Jelaskan itu padaku."
"Itu..."
“Tidak ada gunanya menyembunyikannya sekarang. Jika kalian memilih menyembunyikannya, maka besok adalah hari terakhir kalian menjadi teman sekelasku dan kalian akan diperlakukan tidak lebih dari belatung.”
Dalam situasi di mana tidak ada lagi jalan keluar, Manabe memutuskan berterus terang.
“K…… Karuizawa dari Kelas D, apa kau kenal....?”
"Hanya nama dan wajahnya saja, dia pacar Hirata kan?"
"Gadis itu, dia bertingkah kuat sekarang... tapi aku percaya dia adalah korban bulli dulu."
“Oh? Lalu?"
“Rika diperlakukan dengan sangat buruk oleh Karuizawa, jadi kami berusaha membalasnya...”
Meskipun Manabe takut, dia berbicara tentang kejadian yang terjadi selama musim panas di kapal pesiar. Dari bagaimana mereka menjadi anggota kelompok yang sama dalam ujian khusus, sampai bagaimana mereka mengetahui tentang masa lalunya yang buli, bahkan aksi balas dendam dengan kekerasan yang mereka lakukan. Dia berbicarakan segalanya.
Dia juga mengatakan bahwa alasan mereka menjadi mata-mata adalah karena ancaman yang dibuat dari pihak lain dengan bukti.
Jika fakta-fakta itu bocor, mereka akan dikeluarkan tau bahkan lebih buruk. Dan, tentu saja, mereka akan mendapatkan amarah Ryūen juga. Dia bilang itu adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk menghindari hukuman baik dari sekolah maupun Ryūen.
"Benar. Kalian sangat bersenang-senang.”
"Apa kalian ini bodoh? Mereka diancam oleh seseorang yang bahkan tidak mereka kenal. Apa kalian tidak tahu jika sesuatu mungkin menjadi lebih buruk dari pada ini?”
“Jangan salahkan mereka, Ibuki. Ketika manusia terpojok, mereka berubah menjadi makhluk yang lemah.”
Ryūen memutuskan untuk memaafkan Manabe dan tidak terus-menerus menuduh mereka.
"Jadi intinya: Apa ada orang lain yang menyaksikan kejadian saat kalian menggertak Karuizawa?"
Manabe mengangguk ke pertanyaan itu dan mengucapkan nama-namanya.
"Pada saat itu, kami dilihat oleh dua murid dari Kelas D. Yukimura-kun dan Ayanokōji-kun."
Nama dua murid muncul.
“Ada foto yang dikirim untuk kami setelah itu. Foto saat kami terlibat dengan Karuizawa.”
“Jadi begitulah. Aku sudah menduga akan ada bukti karena kau sedang diancam, tapi foto yang diambil saat itu... Apa yang terjadi dengan fotonya?”
“Aku menghapusnya. Jika seseorang melihatnya... Kami akan...”
"Jadi semuanya sudah mencapai kesimpulan."
“Jadi itu jelas adalah Yukimura-shi dan Ayanokōji?”
Kata Kaneda, yang belum berbicara tentang situasinya sampai sekarang.
Dia adalah salah satu dari sedikit orang di Kelas C yang menurut Ryūen ada gunanya.
“Tunggu sebentar, Ryūen. Aku tidak tahu banyak tentang Yukimura, tapi aku tidak percaya Ayanokōji adalah orang yang mengendalikan Kelas D. Aku punya beberapa kesempatan berbicara dengannya beberapa kali, dan dia tidak menyerangku seperti orang semacam itu."
“Yukimura memang terlihat sedikit mencurigakan. Dia sepertinya cukup ahli di bidang akademik.” Ishizaki menambahkan.
“Bukankah mustahil menyimpulan yang seperti itu? Ayanokōji selalu bersama Horikita. Selain itu, Ayanokōji sudah menyembunyikan kemampuannya berlarinya di festival olahraga. Aku pikir yang lebih mencurigakan dari keduanya adalah Ayanokoji.”
“Menurutku mereka berdua tidak ada hubungannya. Ayanokōji hanya punya kaki cepat dan Yukimura hanya punya nilai, kan? Menurutku ada lebih banyak lagi kelebihan dari dalang ini."
"Siapa lagi yang bisa melakukannya?"
“Ada beberapa orang yang sangat hebat di Kelas D. Seseorang seperti Hirata.”
"Orang itu? Aku berbicara dengannya cukup sering dan kupikir dia bukan orang yang seperti itu.”
Ryūen tersenyum sedikit pada teman-teman sekelasnya yang berbicara bebas.
Tapi pada saat berikutnya, tangannya jatuh ke meja.
"Diamlah sedikit."
Ryūen tertawa kecil saat ruangan itu langsung tertutup dalam keheningan dan teror.
"Apa aku meminta satu kata pun dari pendapatmu? Aku akan menemukan orang yang memanipulasi Kelas D dari bayang-bayang. Kalian semua hanyalah pionku untuk tujuan itu. Ikan kecil harus bertindak seperti ikan kecil. Melihat faktanya, hanya Ayanokōji atau Yukimura mengambil foto. Tapi, salah satu dari mereka pasti adalah dalangnya masih tidak masuk akal. Mereka mungkin juga ada di bawah pengaruh seseorang."
T/N: small fry (ikan kecil) juga bisa diartikan sebagai panggilan kasar untuk orang yang lebih rendah atau orang yang tidak penting/berguna.
Inilah masalah utamanya. Ada kemungkinan bahwa salah satu, atau keduanya, sudah mengambil foto situasi yang mereka pikir bisa berubah menjadi kelemahan Kelas C, dan kemudian meminta saran dari orang yang menjalankan berbagai hal di belakang layar.
“Tapi, Ryūen. Khususnya tentang Ayanokōji, bukankah kita harus curiga? ”
Bersiap-siap untuk menimbulkan kemarahan Ryūen, Kaneda berani memberikan beberapa masukan karena dia yakin itu perlu.
"Benar."
Mengenai Ayanokōji, dia curiga karena hubungannya dengan Suzune Horikita.
Namun, ini merupakan penyebab kecurigaan dalam dirinya sendiri.
Tidak menyenangkan bila mengambil keputusan dengan mudah seperti itu.
Gagasan bahwa laki-laki yang dekat Horikita Suzune juga adalah orang yang memanipulasi segalanya sebagai dalang Kelas D. Jika dia bermaksud menggunakan Suzune sejak awal, dia tidak akan pernah memilih taktik ini.
“Dia menyembunyikan dirinya sendiri di depan mata, ya? Tidak, aku tidak bisa membayangkan itu.”
Perasaan putus asa itu tidak menyenangkan.
"Aku akan memanfaatkannya."
Jika situasi sudah berkembang sedemikian rupa, sisanya tentu hanya tinggal satu dorongan.
Untuk membuat langkah selanjutnya, Ryūen mengirim pesan ke orang yang terdaftar di ponsel.
woahh udah rilis xD pertamax
BalasHapussugoi anjiir, bukti bahwa ayanokouji jenius itu bukan di buktikan hanya dari kata bahwa dia jenius, tapi mulai dari strategi, jalan berpikirnya, kemungkinan kemungkinannya, udah di bawaain dengan baik sama penulisnya. udh pasti nih sang penulis cerdas banget. karakter karakternya juga punya watak yang khas dan unik terlepas dari wujud 2d yang moe dan sekseh.
BalasHapusAkhirnya.. rilis juga
BalasHapus2nd euyy
BalasHapusbtw ku mau nanya,waktu baca volume 6 kok kayak dilewati vol.5nya soalnya bagian ayanokoji lari cepat gada kubaca emang dari sananya ya?
Terima Kasih
Ayano lari cepat ada di bagian epilog
HapusMantap ceritanya ...
BalasHapusGas min sampe tamat uploadnya kalau bisa cepat ya :v
BalasHapusMaaf komandan, sampai saat ini mr.x belum terletak. Hahaha
BalasHapusAyanokouji kyotaka, emang orang yg misterius, sebenarnya bahasanya bukan genius tapi mengerikan, siKyotaka ini mirip seperti mafia kelas kakap, jadi bagi yg kuliah dihukum wajib ngikutin cerita ini.
BalasHapusAda yg setuju dengan pendapatku nggak para pembaca yang lain ?
uooohh update. padahal cuma iseng-iseng buka wkwkwk. intinya sih tetep semangat min. yeah.
BalasHapusNtaps min! Kalo gak salah ntar si pirang berotot kelas d itu ya (gw lupa namanya) yang di curigai sebagai x sama ryuen 😂
BalasHapusGan yang mengurus blog yukkimura ada berapa orang dan apa temen sendiri(deket)
BalasHapus4 penulis 2 admin. gak saling kenal kecuali admin
Hapusok.... cuma nanya thanks jawabannya
HapusTerima kasih link inggrisnya ane sudah translate sampai chapter 7.5 selesai tapi belum ane edit(real google translate)
BalasHapusBoleh minta link yg English nya gan?
Hapusdi yukkimura sudah ada gan
HapusNice
BalasHapusNice min .. Lanjutan chapter ini emg yg paling ditunggu tunggu.. begitu juga chapter selanjutnya..
BalasHapusTetap semangat min hoho ..
Seru! Seru! Seru! lagi panas nih! pengen baca kelanjutannya.
BalasHapusmamang Admin! Pengerjaan nya nih TL antar chapter berapa hari? 2 minggu kah?
seminggu sekali.
Hapuskok belum lanjut? lebih dari 2 minggu sekarang
HapusUjung2nya dibantai ama ayanakoji
BalasHapusMin boleh gk req disetiap..., jadi gini ceritanya ryuen lagi ngomong
BalasHapus"BLA BLA BLA." Terus setelah ngomongnya itu dikasih siapa yang lagi bicaranya.
Contohnya :
"BLA BLA BLA"(Ryuen)
"BACOT KAU NAK"(Manabe)
Pernah baca yang jenis kaya gitu. Kalau pribadi malah ngurangi rasa membaca, jadi gak pernah bikin kaya gitu. Tapi kalau lagi revisi trus harus baca ulang2 supaya tau siapa yang lagi ngomong, biar pembaca juga gak kaya ane, ane tambahin keterangan di belakangnya. Misal: "Dasar pemalas" kata horikita. walau diingris gak ada keterangan kaya gitu.
Hapuswahh keknya bener2 bisa kekejer nih kalo beneran 1minggu perchapter.
BalasHapussemangat kang admoon
wkwkw ujung"nya rata di gas ayanoukoji,ryueen dkk pda ktakutan 😂
BalasHapusLanjut min ditunggu next chapter nya ������
BalasHapussemangat min
BalasHapusSemangat dah min , W support terus apalagi menanti next chapternya walaupun agak lama si
BalasHapusKeren gan , gue udah baca sampek epilog VOl 6 versi english . Mantab dah Ayanokoji . Semoga miminnya semangat terus translatenya....
BalasHapusAyanokouji emang the best lah
BalasHapusBisa buat rencana dengan pemikiran yang matang,bahkan mempertimbangkan kan kemungkinan kemungkinan yang terbesar hingga yang terkecil.
sehat selalu admin, biar cepat update chapter terbaru, sumpah ayanokouji keren gila.
BalasHapusitu giman cara bapanya mendidik y, coba ibu ane mendidiknya sama kaya bapanya ayanokouji, mungkin dah hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
hmm.......
BalasHapusDitunggu next chapternya min \(^0^)/
BalasHapustolong min2 dialognya dikasi nama biar gak binggu siapa yg bicara #untuk selajutnya khususnya
BalasHapusMin tolong di percepat rilisnya😁 semangat min. Support terus💪
BalasHapusHmm.. Min, kan di salah satu komentar di atas tentang waktu pengerjaan kan admin balas seminggu sekali, untuk yang dirilis ke blognya itu butuh waktu berapa lama per chapternya ya?
BalasHapusMempertimbangkan kesibukan juga. Jadi seminggu sekalinya gak pasti
HapusJadi kalo kita asumsi kan "seminggu sekali" itu, butuh waktu seminggu sekali untuk rilis per chapternya atau seminggu sekali untuk translatenya?
HapusAku beransumsi koenji rokusuke mungkin sebenarnya adalah salah satu bagian dari pihak sekolah yang menyamar menjadi salah satu murid kelas D. karena pada dasarnya hal yang membuat dia maksud kelas D secara garis besar terletak pada kepribadian dan sifatnya yang aneh, bukan berdasarkan nilai akademiknya. Dia memang bukan si dalang X, tapi dia pasti akan jadi sesuatu kejutan atau orang penting yang akan muncul di klimaks cerita.
BalasHapus