PEMBENTUKAN
KELOMPOK AYANOKŌJI
Hari demi hari berlalu sampai tiba waktunya ketika
Yukimura memulai sesi belajar kelima.
Kami mengadakan pertemuan kedua, ketiga, dan
keempat di Pallet, tapi hari ini kami memutuskan bertemu di kafe di dalam mal
Keyaki. Karena pada hari ini, kegiatan klub sudah dihentikan agar murid bisa
fokus pada ujian akhir, jadi kami berpikir Pallet pasti dipenuhi oleh orang-orang.
"Benar saja, lebih berisik daripada yang aku pikirkan."
Yukimura terkejut dengan jumlah murid di dalam
kafe. Kami berhasil mengamankan tempat duduk kami, tapi kafe itu hampir penuh.
Kelompok belajar yang mencakup semua kelas terbentuk di sekitar kami. Meskipun
ada banyak murid yang beraktifitas dengan tenang, jumlah orang membuatnya terlihat
seperti tidak akan menjadi sesi belajar yang tenang seperti di perpustakaan.
"Kita seharusnya melakukan ini di perpustakaan
atau kamarku."
"Tidak mungkin. Lebih mudah melakukannya di
sini; sangat mudah. Benar kan, Miyatchi? "
"Yap. Aku sudah cukp pendapatkan suasana
tegang selama aktivitas klub memanah. "
Bertentangan dengan Yukimura, mereka berdua sepertinya tidak keberatan berada di sini.
Era terjebak di ruang pengap, menghadap meja
selesai.
Ini merupakan cara belajar modern untuk bisa belajar
sambil berbicara dengan sekelompok teman. Inilah evolusi degeneratif.
“Kalian yang mau belajar di sini, jika kalian
bilang bisa berkonsentrasi, aku akan mempercayainya. Aku sudah menyiapkan bahan
untuk hari ini. ”
Mereka berdua bersiap-siap tanpa ada emosi karena
mereka diberi buku tulis yang penuh dengan pertanyaan-pertanyaan seni liberal
yang menargetkan kelemahan mereka. Deretan pertanyaan seperti festival
kembang api, dengan kios-kios didirikan di mana-mana. Yukimura terlihat cukup bersemangat. Bisa dimengerti.
T/N: Seni liberal adalah pelajaran tentang
pengetahuan umum.
"Aagh, hari ini juga penuh dengan pertanyaan
seni liberal ... Yukimūra tidak punya belas kasihan."
Bahkan jika dia tidak suka belajar, dia harus
fokus pada subjek terlemahnya, jadi bisa dimengerti mengapa Hasebe tertekan.
Miyake muncul seolah-olah dia hampir muntah. Tangannya menekan perutnya saat
dia melihat catatan.
"Bagaimana kau bisa takut sebelum mulai?"
"Kau benar.... tapi jumlah ini lebih banyak dari
yang terakhir kali, dan mereka kelihatan cukup sulit."
“Sampai pada kesimpulan itu sebelum kita mulai, cara
berpikir yang wajar bagi murid yang tidak bisa mendapatkan nilai bagus.
Pertama-tama, berpikir kemudian menyelesaikan tantangan adalah dasar di antara
yang paling mendasar”
Yukimura berbicara, bersemangat dengan mengajar.
"Ngomong-ngomong, apa pertanyaannya lebih mudah
dari yang sebelumnya?"
"Tentu saja sulit."
"...... Sangat sulit, tentu saja."
Bisa saja, tidak mungkin menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
mudah selamanya.
Pertanyaan dan penjelasan Yukimura cukup
cemerlang. Mungkin memang terkesan melebih-lebihkan, tapi aku penasaran, apa
dia cukup percaya diri menganggap diri sebagai guru.
Sementara dia memarahi mereka, dia tidak pernah
menyerah pada mereka, dan dia tidak pernah mengangkat suaranya ketika orang
lain tidak mengerti. Apa Yukimura tumbuh karena pengaruh Horikita? Aku tidak
percaya dia berhasil berubah seperti ini.
Selama semester pertama, Yukimura dan Horikita
bersikeras bahwa mereka ditempatkan di Kelas D karena kesalahan, yang terasa
begitu jauh di belakang kami.
"Sudahlah, Hasebe."
Miyake terlihat menyadari bahwa tidak ada
gunanya mengeluh dan mengambil keputusan.
“Kau sangat bersemangat, Miyatchi. Ada apa? marah?"
“Meskipun aku bisa istirahat dari kegiatan klub, aku
tidak mau menghabiskan waktu luangku untuk belajar. Bisakah aku pulang setelah selesai?
”
"Tentu saja."
Yukimura dan Horikita mengajar dengan cara yang
berbeda. Horikita akan menetapkan periode waktu yang tepat untuk belajar dengan
baik, sementara Yukimura tidak mengikuti periode waktu tertentu. Sesi-sesinya
akan bertahan sampai mereka menyelesaikan semua yang dia siapkan. Oleh karena
itu, sesi-sesinya bisa diselesaikan lebih awal atau lebih lambat dari yang bisa
dipikirkan.
Metode mana yang lebih baik bervariasi menurut
orang ke orang, tapi Yukimura mungkin memilih untuk melakukannya dengan cara
ini karena Hasebe dan Miyake bisa mengatasinya sampai batas tertentu.
Jika itu adalah sekelompok murid yang tidak punya
pendirian yang sangat baik seperti Ike, cara Yukimura melakukannya akan terasa sangat
sulit. Mereka mungkin menulis jawaban tanpa memikirkan pertanyaan untuk
menyelesaikannya lebih cepat.
Jika itu terjadi, biarkan saja dan ajarkan mereka
sampai mengerti.
"Jika Kau tidak punya waktu luang, keluar
saja dari klub."
"Aku masih mau berpartisipasi dalam kegiatan
klub, tapi aku juga mau punya waktu luang."
"Sangat egois ~"
Di sisi lain, jika mereka berdua mendapatkan kembali
motivasi mereka, tidak perlu berkata apa-apa lagi. Jika salah satu atau
keduanya meninggalkan kelompok belajar, kesulitan apa lagi yang akan ditanyakan
Horikita kepada aku di masa depan?
Kepercayaan yang Yukimura rasakan dalam sesi ini terlihat punya efek yang baik pada keduanya. Aku tidak bisa membayangkan bahwa mereka
akan terus ragu tentang pembelajaran Yukimura.
“Lalu, Ayanokōji. Mulai hari ini, aku akan
membuatmu melakukan ini juga. ”
"……Ya?"
“Kau seharusnya bisa mendapatkan nilai yang cukup
baik, tapi pasanganmu adalah Satō. Kau harus mempersiapkan dan meninjau
semuanya secara menyeluruh. Jika Kalian berdua gagal, tidak ada jalan kembali
untuk kita.”
“Tidak, aku-"
“Lakukan, Ayanokōji-kun. Atau haruskah kita mati
bersama? ”
Kepala Hasebe terkulai seperti hantu dengan poni
menggantung. Dia meraih tanganku seolah mencoba menyeretku ke ke dalaman dasar
sumur.
"Selamat Datang ~~"
Aku terseret oleh suara menyeramkan yang
menakutkan dan tertelan oleh kegelapan pertanyaan seni liberal.
***
“Ngomong-ngomong, ada Yoshimoto-kun di Kelas C,
kan? Miyatchi, apa kau tahu? ”
“Maksudmu Yoshimoto Kōsetsu? Dia ada di klub memanah.
"
“Ooh iya, itu Yoshimoto-kun. Kudengar dia mulai
pacaran dengan tahun kedua, kau tau?”
Bosan belajar, Hasebe mulai mengosip.
“Aku belum mendengar apa-apa, tapi aku
hanya menganggap kalau dia buru-buru pulang lebih awal karena alasan yang aneh.
Jadi begitu rupanya.”
Di SMA, rintangan berpacaran dengan
seseorang yang satu tahun lebih tua cukup tinggi. Ketika Kau dewasa di usia
tiga puluhan, perbedaan satu atau dua tahun tidak terlihat sangat berarti.
Meskipun ini adalah sesuatu yang tidak bisa aku bayangkan sebagai seorang
remaja, pasti seperti ini cara kerjanya.
“Yoshimoto-kun sangat bersemangat dan bilang kalau
mereka akan menikah di masa depan. Laki-laki itu sangat bodoh.”
Hasebe dan Miyake perlahan-lahan menjauh dari pembelajaran.
"Kau bebas membicarakan siapa yang pacaran
dengan siapa dan masa depan seperti apa yang kau inginkan, tapi setidaknya selesaikan
pekerjaanmu saat kau sedang melakukannya."
"Aku tahu. Kami hanya mengobrol sambil istirahat.
”
Hasebe sudah terbiasa dengan sesuatu semacam ini,
jadi dia tidak menunjukkan tanda-tanda terguncang oleh kata-kata Yukimura.
"Apa itu benar?"
“Wow, kau marah padaku. Aku mau mengisi gelasku. ”
"Kau menambahkan lebih banyak gula? Aku
terkejut kau bisa meminum yang semanis itu."
“Dari sudut pandangku, aku tidak bisa mengerti
orang yang meminum ini begitu saja. Ah!"
Hasebe berusaha berdiri dengan cangkir plastik
kosongnya, tapi dia tersandung tas ransel di kakinya dan cangkir di tangan
jatuh ke tanah.
Mataku tanpa sadar mengikuti saat itu berguling.
Cangkir berhenti di kaki seorang murid yang sedang
berjalan melewatinya.
"Ah, maa-"
Hasebe mulai meminta maaf, tapi cangkir itu
kemudian dihancurkan di bawah kaki, jadi dia menelan kata-kata itu sebelum
sempat keluar.
“Kalian semua sepertinya sedang bersenang-senang.
Bagaimana kalau kami bergabung? ”
"Apa kalian ......"
Hasebe segera memperkuat pengawasannya dan melihat
kelompok di depannya dengan tajam.
Reaksi yang wajar, dan juga karena orang yang
menghancurkan cangkir itu tidak lain adalah Ryūen Kelas C. Berdiri di
belakangnya adalah Ishizaki, Komiya, dan Kondo, trio Kelas C yang sering
terlihat.
Ryūen menunjukkan senyuman licik seolah dia sedang
memikirkan sesuatu yang lucu.
Ada juga seorang gadis yang biasanya bukan bagian
dari kelompok Ryūen yang berdiri di samping Ishizaki.
Dia memakai ekspresi yang tidak cocok untuk
situasi itu, yang tidak punya ketegangan.
"Hei! Kenapa kau menginjak cangkirku? Itu
bukan ketidaksengajaan, kan? ”
“Benda ini berguling dan aku pikir, Kau akan
melemparnya. Aku menginjak ini untuk menyelamatkanmu. ”
Dia tertawa dan mengembalikan cangkir hancur ke
Hasebe dengan tendangan.
Sedikit isinya ditabur di tanah dari lubang di
sisi itu. Miyake, menatap dalam diam, berdiri perlahan.
“Oi Ryūen. Aku akan mengatakannya sekarang, kau
keterlaluan. "
"Hah? Menurutmu, siapa yang sedang kau ajak
bicara? ”
Seolah-olah untuk mengatakan bahwa Ryūen tidak harus
repot-repot dengannya, Ishizaki maju dan meraih Miyake di balik kemejanya.
“Aku tidak berbicara denganmu. Seorang yang
diperalat harus mengurus urusannya sendiri, Ishizaki. ”
Miyake bergeming dan menjatuhkan tangan Ishizaki.
"Bangsat!" Teriak Ishizaki, yang berhasil menarik perhatian
dari lingkungan kami bahkan di lingkungan yang bising seperti itu.
Orang yang bereaksi secara sensitif terhadap hal
ini tidak lain adalah Ryūen.
"Diam. Apa kau serius mau membuat
keributan di tempat seperti ini, Ishizaki? ”
“M-maaf. Karena Miyake sangat sombong, aku hanya
... ”
"Aku tidak membenci idiot emosional yang labil,
tapi sekarang kau harus berperilaku baik."
"Baik..."
Ryūen benar.
Tidak hanya ada tahun pertama, tapi juga murid
senior, asisten toko, dan beberapa kamera pengintai. Ini tempat umum tanpa
titik buta.
Jika insiden terjadi di sini, Kelas C jelas salah.
Hampir pasti bahwa mereka akan dikenakan hukuman berdasarkan kesaksian dan
rekaman yang akan kami miliki sebagai bukti.
“Aku tidak punya urusan denganmu. Aku tertarik dengan
dua orang di sana."
Ryūen berkata demikian sambil mengalihkan pandangannya dari Miyake ke Yukimura dan aku.
"Apa kau sudah menerima hadiahku?"
"Apa yang kau bicarakan ......"
Tentu saja, Yukimura tidak mengerti apa yang dia
bicarakan. Dia menatapku seperti orang lain yang dirujuk oleh Ryūen. Yang
disebut 'hadiah' tidak diragukan lagi saat dia mengirim pesan dengan kata-kata
'Siapa kau?'
"Siapa yang tahu……"
Aku bertindak seolah-olah aku tidak tahu. Ryūen
terpaksa melakukan tindakan yang sangat keras. Aku tidak punya alasan untuk
menggali kuburanku sendiri dengan menjawab pertanyaannya. Bahkan jika aku
mencoba tampil lebih mencurigakan kepadanya, dia tidak akan bisa mencapai
kesimpulan. Ini karena apa pun yang terjadi, itu masih area abu-abu.
"Bagaimana dengan itu? Apa kau menemukannya,
Hiyori? ”
Ryūen mengalihkan pandangannya dari kami sejenak dan meminta gadis itu dari
kelasnya untuk memikirkannya.
"Bagaimana itu? Yah, tidak ada yang tahu. ”
Banyak murid yang bekerja di bawah Ryūen takut
padanya, tapi gadis bernama Hiyori tetap tenang dalam situasi ini. Matanya yang
agak tidak fokus berganti-ganti antara kami berdua.
Apa yang Ryūen rencanakan dengan membawa murid itu
ke sini?
"Kedua wajah mereka meninggalkan kesan yang
lemah, jadi aku mungkin akan langsung melupakannya."
“Kukuku, jangan katakan itu. Mereka mungkin akan
menjadi teman kita untuk waktu yang lama. ”
"Yukimura-san ...... Ayanokōji-san ......
Kōenji-san, siapa yang lainnya?"
“Itu Hirata. Hirata. "
“Itu benar, itu Hirata-san. Kenapa wajah dan
namanya sangat sulit diingat? ”
Dia terbungkus dalam suasana misterius, dan aku sedikit
khawatir tentang penggunaan sebutan kehormatan Ishizaki saat berbicara
dengannya. Aku sudah melihat dia sebelumnya dan tahu bahwa dia adalah seorang
pelajar di Kelas C.
"Seperti yang diharapkan, satu-satunya yang
akan kau ingat hanya Kōenji."
"Dia sangat unik, jadi dia mudah
diingat."
Sepertinya Ryūen juga menandai Hirata dan Kōenji.
Dalam kasus Kōenji, tindakannya benar-benar tidak bisa dimengerti, tapi bisa dipahami
jika dia akan dicurigai karena kemampuannya.
Sesudah mengatakan itu, sepertinya Ryūen tidak
akan memilih Kōenji sebagai salah satu targetnya jika dia tahu bahwa dia tidak
berakting tapi sebaliknya adalah eksekutor alami yang lahir secara resmi.
“Apa yang salah denganmu, Ryūen? Kami sibuk, jadi
jika Kau mau menyelesaikan sesuatu, lakukan dengan cepat. ”
Miyake berbicara dengan agresif, menyampaikan
semua perasaan kami dengan kata-katanya.
"Tidak masalah. Kami hanya menyapa hari ini.
Tapi aku akan memberitahumu sekarang, aku akan bertemu dengan kalian lagi dalam
waktu dekat. ”
"Apa maksudnya?"
Mengabaikan pertanyaan Miyake, Ryūen meninggalkan
kafe bersama rombongannya.
Kafe, yang diselimuti dalam keheningan, segera mendapatkan
kembali kehidupannya dan kembali ke keadaan sebelumnya ketika semua orang
kembali ke belajar mereka.
Namun-
Murid bernama Hiyori tetap di tempat kejadian,
masih mengawasi kami.
Dalam keadaan seperti itu, tidak mungkin kami
berhasil berkonsentrasi pada pelajaran kami. Jengkel, Hasebe berbicara:
"Apa ? Kau menjadi pengalih perhatian dengan
berkeliaran di sini. ”
"Sebentar saja, kumohon."
"Apa? Apa maksudnyau? Aku bilang kau
menganggu, jadi pergilah ke tempat lain, oke? ”
Hasebe, yang cangkirnya hancur lebih awal, sedang
dalam suasana hati yang buruk.
Dihadapkan oleh Hasebe marah, Hiyori menjawab
dengan senyum yang sedikit konyol. Dia meraih tas di kakinya dan berjalan ke
kasir kafe.
"Apa itu tadi?"
"Siapa yang tahu? Aku tidak terlalu mengerti dengan
apa yang sedang terjadi, dan aku tidak mau tau. ”
Yukimura sepertinya tidak bisa memahami tindakan
Hiyori dan sempat hilang dalam pikiran. Seakan dia tidak bisa mencapai
kesimpulan, dia akhirnya memutuskan untuk mengabaikan masalah itu.
“Aku yakin dia Shiina Hiyori dari Kelas C. Aku
pernah melihatnya sebelumnya.”
Sepertinya hanya Miyake yang berhasil mengingat
namanya.
Shiina yang bersangkutan menempatkan pesanan
dengan petugas kafe dan kembali dengan dua cangkir di tangan.
"Jika kau tidak keberatan, tolong terima
ini."
"Apa maksudmu? Kenapa kau memberikannya
padaku? ”
“Kau tidak perlu waspada padaku. Aku melihat semua
yang terjadi sebelumnya, dan jelas kalau Ryūen-kun lah yang salah. Aku mau
meminta maaf atas nama Kelas C. Aku memasukan gula juga ke dalamnya sendiri. ”
"Kau masukkan ... eh? Ini sangat enak! Ini
seperti, sama persis dengan apa yang aku minum sebelumnya!"
“Cangkir yang dihancurkan tadi punya banyak gula
yang terkumpul di bagian bawah, jadi aku pikir Kau menyukai kopi yang manis. Aku
senang aku tidak membuat kesalahan. ”
"Tapi, ah, rasanya mirp dengan jumlah gula
yang sama persis yang aku suka ... apa ini kebetulan?"
"Aku menghitung secara terbalik berdasarkan
jumlah gula yang belum larut dalam cangkir terakhirmu."
"Hah!? Kau bisa melakukannya!?"
“Aku pikir itu bisa dianggap mengejutkan. Terlepas
dari bagaimana aku melihat, aku punya persepsi yang sedikit bagus? ”
T/N: Persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali,
dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman
tentang lingkungan.
Dengan itu, dia berbalik ke arahku, Yukimura, dan
Miyake.
"Ini.. Kalian sedang melakukan sesi belajar,
kan?"
"Orang seperti dia benar-benar menghabiskan
energiku ..."
Hasebe sudah jengkel hingga sekarang, tapi dia
benar-benar kewalahan oleh kecepatan Hiyori yang tidak bisa dipahami.
Dari sudut pandang Yukimura, dia tidak mau
mengambil risiko memberikan informasi tambahan kepada Hiyori, jadi dia segera
menutup-nutupi catatan semua orang.
"Kebetulan, apa kau pikir aku
mata-mata?"
"Kau bahkan tidak perlu bertanya, tentu saja
kami mencurigaimu."
“Aku tidak akan melakukan itu. Bagaimanapun, aku
biasanya menjaga jarak dengan Ryūen-kun. ”
"Tapi bukannya Ryūen-kun dengan senang hati
memanggilmu dengan namamu?"
"Aku secara pribadi diminta menemani mereka
karena aku tertarik dengan Kelas D."
Mereka bertiga tidak mengerti alasan di balik
pernyataan Hiyori dan memiringkan kepala mereka ke samping.
Tentu saja, aku meniru mereka, pura-pura tidak
mengerti situasinya.
"Apa kau tidak tahu? Ini topik hangat di
Kelas C. Ada dalang di Kelas D yang menyembunyikan kemampuan mereka yang
sebenarnya. Orang ini rupanya sudah membuat kontribusi besar dalam kemajuan
Kelas D selama ujian pulau tak berpenghuni, ujian di kapal pesiar, dan selama
festival olahraga. Apa kalian benar-benar tidak tahu? ”
Hiyori berbicara kebenaran yang sebagian besar
dari Kelas D belum bisa mencari tahu. Tentu saja, ada tanda tanya yang melayang
di atas kepala Hasebe dan yang lainnya.
"Aku tidak tau. Apa kau hanya berbicara
tentang Horikita? ”
"Ya. Aku hanya bisa memikirkan Horikita-san.
”
"Rupanya ada orang lain selain Horikita
Suzune-san."
Hiyori memotongnya agar tidak sampai pada
kesimpulan itu.
"Ayanokōji-san, kudengar kau menghabiskan
banyak waktu dengan Horikita-san."
"Tidak seperti itu baru-baru ini, tapi
kupikir aku sudah menghabiskan banyak waktu dengannya dibandingkan dengan orang
lain."
"Selain itu, kau duduk di sebelahnya."
"Tetap saja, hampir tidak ada orang yang
lebih pintar darinya."
“Ya, pada dasarnya semua strategi Kelas D adalah
sesuatu yang dia miliki.”
Hasebe dan Miyake dengan senang hati setuju satu
sama lain pada waktu yang tepat, menambahkan kualitar daru pernyataanku.
Aku tidak harus mengkonfirmasi atau menyangkal apa
pun tentang kami berdua yang menghabiskan waktu bersama.
Penting bagiku untuk mengatakan yang sebenarnya
dari sudut pandang seorang murid Kelas D yang khas.
"Aku mengerti. Kalian semua punya pandangan
yang sama padanya.”
"Bisakah kau berhenti menganggu kami dengan memunculkan
sesuatu yang tidak bisa dijelaskan seperti itu?"
Yukimura berbicara keras, karena secara bertahap
dipengaruhi oleh suasana aneh Hiyori.
Sepertinya dia tidak sanggup memikirkan waktu
belajarnya yang berkurang lebih jauh.
"……Maafkan aku. Ini salahku karena mengganggu
pelajaranmu, kan? ”
"Aku minta maaf, tapi begitulah."
"Kau tidak perlu sampai sejauh itu, Yukimūra."
“Jika Kau tidak punya keluhan tentang kegagalan
dan putus sekolah, tentu saja, terus lakukan obrolan yang bagus. Aku
pulang."
“Ah, tolong maafkan aku. Kumohon, terus ajari aku.
”
Hasebe menundukkan kepalanya.
“Jika Kau mau membicarakan topik-topik aneh,
silakan lakukan setelah ujian. ”
Yukimura mengakhiri pembicaraan dengan Hiyori
hampir secara paksa, jadi Hiyori meminta maaf dan bangkit dari tempat duduknya.
"Aku sangat menyesal. Sangat berbahaya kalau
sampai lalai belakar dan menyerah dengan ujian. ”
Apa itu ejekan kepada murid yang berisiko gagal?
Aku merasa dia selalu punya temperamen alami, tapi
tidak jelas apa dia bisa dipercaya.
“Begitu, mari kita bicarakan tentang itu setelah ujian
akhir selesai. Seharusnya tidak terlalu terlambat. ”
Sesudah memutuskan untuk pulang, Hiyori mengambil
cangkirnya.
“Terima kasih untuk kopinya, ini sangat enak.”
“Tidak, tidak, itu tidak istimewa. Kalau begitu,
sampai jumpa. ”
Sesudah ini, Hiyori, yang muncul bersama Ryūen,
juga pergi.
Aku tidak yakin apa dia bagian dari rencana Ryūen
untuk menemukan aku, tapi tidak ada yang salah untuk tetap waspada.
Aku harus mengawasinya untuk sementara waktu.
***
Karena kami semua tinggal di asrama yang sama,
kami pasti juga pulang bersama.
Yukimura melacak kemajuan sesi belajar hari ini di
ponselnya.
“Sudah lama sejak aku sangat fokus belajar. Enam
jam di kelas, ditambah dua jam setelah sekolah, ya kan? Bahkan murid dari seluruh
dunia tidak harus melakukan banyak hal, kan? ”
"Tapi murid Kelas C menyia-nyiakan waktu kita
dengan mengganggu kita di tengah jalan."
“Kita tidak akan kalah dengan gangguan itu. Aku
akan bilang kalau kita sudah belajar dengan keras hari ini. ”
Mereka berdua berjalan sambil mengobrol satu sama
lain, puas dengan upaya mereka. Mendengar ini, ekspresi kesal muncul di wajah
Yukimura.
"Kau bercanda? Ketika ujian masuk universitas
dimulai, Kau harus belajar sepulang sekolah selama setidaknya tiga jam, dan
jika Kau bisa mengatasinya, akan menjadi empat jam. Tentu saja, ini berlangsung
setiap hari. Dan saat ujian semakin mendekat, Kau harus belajar selama lebih
dari 10 jam sehari. ”
“Eeeh!? Tidak mungkin! Aku tidak bisa belajar
seperti itu Yukimūra. Kau benar-benar harus tahu itu. ”
“Kakak perempuanku adalah guru. Seperti rutinitas,
dia selalu melakukan ini sebelum ujian. ”
“Garis keturunan keluarga yang elit. Yukimūra, apa kau
juga mau menjadi guru di masa depan? ”
“Tidak ada yang istimewa dengan menjadi seorang
guru. Selain itu, aku tidak berniat menjadi guru. Jika aku mau menjadi
guru, kenapa aku harus datang ke sekolah di mana sistem pengajarannya sangat berbeda
dengan masyarakat normal? ”
Jalan untuk menjadi seorang guru umumnya bukanlah
hal yang mudah. Namun, biasanya beberapa langkah lebih sulit daripada pengacara
atau akuntan yang diakui, dan tidak ada manfaat nyata dengan memilih SMA khusus
ini.
Dan juga, Yukimura tidak kesulitan belajar, dan
kemampuan akademiknya di luar rata-rata. Jadi itu jauh lebih meyakinkan.
"Jadi kenapa kau di sini?"
“…… Tidak peduli apa alasannya. Apa Kau berniat menginterogasi
satu sama lain karena alasan kenapa mereka memilih mendaftar di sini? Setelah
Kau diminta menjelaskan keadaanmu, Kau akan memahami bagaimana rasanya. ”
Hasebe ditegur, tapi sayangnya, tanggapannya tidak berakhir seperti harapannya. Hasebe tidak menanggapi dengan enggan, tapi malah
mengambil inisiatif untuk membuat jawaban pertama.
“Yah, bagi aku, aku pikir aku adalah salah satu
dari orang-orang yang tertarik dengan iklan sekolah, Jika sekolah menjanjikan
pekerjaan atau pendidikan lebih lanjut setelah kau lulus, kenapa kau tidak
memilih datang ke sini? Bukankah itu seperti, cukup untuk memotivasi kebanyakan
orang? ”
“Aku akan menambahkan sesuatu ke dalamnya. Alasan
lain datang ke sini adalah sekolahnya yang tidak memerlukan biaya satu sen pun.
Belum lagi kehidupan asrama yang biasanya membutuhkan biaya, tapi kita tidak
perlu membayar apa pun. Sekolah memungkinkan kita tinggal di kampus tanpa perlu
poin pribadi, kan? Aku menghargai aspek itu lebih dari jaminan yang
harus dilakukan setelah lulus. ”
“Itu terlalu dibesar-besarkan. Sangat luar biasa
bisa bekerja atau belajar di mana saja yang kau mau, kan? ”
“Kalian bebas berbicara tentang impian kalian, tapi
selesaikan ujian akhir ini dulu. Sistem yang Hasebe berfantasi tidak berarti
apa-apa jika kalian tidak lulus sebagai Kelas A. ”
“Apa tidak ada bonus? Sesuatu seperti sekolah yang
berbohong, bilang kau ini hanya bisa dilakukan untuk Kelas A, dan kita yang diizinkan melanjutkan keinginan kita yang kita mau selama kita bisa lulus dengan benar? ”
"Itu tidak mungkin. Jika itu terjadi, beritanya pasti sudah menyebar di kalangan murid. Tapi aku belum pernah mendengar yang seperti
itu, bahkan selama kegiatan klub. lebih dari itu, Kelas D tahun kedua dan
ketiga masih terlihat sangat menyedihkan. ”
Aku tidak pernah terlibat dalam aktivitas klub apa
pun, jadi aku hampir tidak tahu apa-apa tentang bagian itu, tapi jelas tidak
ada ambisi di tahun-tahun ketiga dari Kelas D yang sudah aku cari tahu di awal
tahun ini.
“Meskipun sekolah ini berada di pengawasan
langsung oleh pemerintah, ketika sekolah terlihat tidak memberikan perlakuan
khusus kepada murid di luar Kelas A, aku bisa membayangkan jika itu akan secara
negatif, tidak secara positif, mempengaruhi kemampuaku mengatasi diri dengan pekerjaan
atau melanjutkan sekolah setelah aku lulus karena aku akan dipandang sebagai murid
yang tidak bisa naik ke Kelas A. Karena ini, aku benar-benar harus lulus
sebagai bagian dari Kelas A. ”
"Er ... Itu akan menjadi yang terburuk."
Untuk sekolah bergengsi dan terkenal, Kau akan
sangat dihargai jika Kau punya "kelulusan" dan "pencapaian
pribadi". Namun, seperti yang dikatakan Yukimura, dalam kasus SMA Kōdo
Ikusei ini, bahkan jika Kau lulus, ada kemungkinan bahwa Kau mungkin dicap
sebagai murid non-Kelas A. Pemikiran ini didukung oleh keberadaan murid seperti
Ike, yang punya potensi akademis yang rendah. Singkatnya, persyaratan masuk di sini
tidak ada hubungannya dengan hasil ujian.
Tidak mungkin bagi universitas dan perusahaan
untuk tidak merasa curiga sesudah melihat aspek ini dari sekolah kami.
“Miyatchi, aku terkejut kau masih datang di setiap
kelompok belajar. Aku benar-benar berpikir, kau pasti langsung menyerah. "
“Bukannya kau yang paling aneh di sini? Sejak
awal, biasanya kau tidak mau terlibat dengan anak laki-laki. ”
"Aku rasa begitu ... tapi aku pikir tidak
masalah kalau itu kalian bertiga."
Hasebe terlihat punya pemikiran sendiri.
Aku pikir itu waktu yang tepat, jadi aku
memutuskan untuk membuang pertanyaan.
"Hasebe, aku punya sesuatu yang aku tanyakan padamu"
"Hm?"
"Apa kau dan Satō dekat?"
“Satō-san? Tidak, kami tidak terlalu dekat atau
apa pun itu, dan sejak awal, aku tidak suka dengan kelompok besar. Kalau kau
tertarik dengan Satō-san, bukannya lebih baik bertanya dengan Karuizawa-san? ”
Jika itu mungkin, aku tidak akan mengalami
kesulitan ini.
Masalah ini sulit untuk dibicarakan dengan
seseorang yang terlibat dalam situasi ini.
"Memangnya kenapa?"
"Erm-"
Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya, dan aku
tahu kalau aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Yukimura memperhatikan
bahwa aku sedang kesulitan dan berkata:
“Aku mengerti kenapa kau merasa khawatir karena
dia adalah pasanganmu untuk ujian akhir. Sangat mengganggu jika tidak mengetahui
kekuatan dan kelemahannya. ”
“Aah, begitukah? Kau mengatakan itu beberapa waktu
lalu. ”
"Bahkan jika aku mau bertanya secara
langsung, kami tidak punya banyak kesamaan, jadi aku tidak bisa melakukan
itu."
Memberikan rasa prihatin, Hasebe meletakkan kedua
tangannya bersamaan.
Namun, dia memikirkan ide baru dan membuat usulan baru.
“Jika sulit bertanya pada Karuizawa-san, kenapa
tidak bertanya dengan Kyō-chan? Dia dan Satō-san sangat dekat, dan kau
seharusnya bisa bertanya dengan Kyō-chan, kan? ”
"Hah? Kyō-chan? "
Aku belum pernah mendengar nama panggilan yang dia
gunakan sebelumnya, jadi aku tidak punya pilihan selain bertanya siapa yang dia
bicarakan.
“Maksudku Kikyō-chan. Ayanokōji-kun, kau sudah
banyak berbicara dengannya, kan? ”
Jadi Kikyō berubah menjadi Kyō-chan? Aku tidak
mengerti, tapi itu masuk akal sekarang. Kushida pasti berkualitas. Dia tahu
keadaan internal kelas dengan baik, dan jika bukan karena situasinya dengan
Horikita, aku mungkin tidak akan ragu meminta bantuannya. Namun, seperti
sekarang, aku tidak tahu apa dia seseorang yang bisa aku andalkan.
Miyake menawarkan dukungannya setelah aku menolak
saran meminta bantuan Kushida.
“Kesampingkan Karuizawa, Apa tidak masalah bertanya
dengan Kushida? Dia terlihatnya populer di kalangan anak laki-laki dan
perempuan. Apa pendapatmu tentang dia, Hasebe? ”
"Ya. Aku benci banyak perempuan, tapi aku
suka Kyō-chan. Dia mengambil banyak kerja keras demi kelas, tapi selalu tetap
ceria. Aku biasanya tidak suka curhat dengan seseorang, tapi Kyō-chan sedikit
spesial. Dia bersedia menempatkan dirinya dalam posisi mendengarkan, dan tidak
akan pernah membicarakan tentang itu kepada siapa pun. ”
"Apa kau memang punya sesuatu untuk
dicurhatkan dengannya?" Kataku
“Wow, itu kasar Miyatchi. Gadis-gadis muda di
usiaku punya banyak masalah. ”
"Seperti apa?"
“Itu... Maksudku, kenapa aku harus memberitahumu? Kau
benar-benar membicarakan mereka. ”
"Tidak, aku tidak... Yah, aku tidak bisa bilang
dengan pasti. Tergantung kontennya."
Sudah jelas kalau aku tidak akan bisa
mendiskusikan masalahku dengan orang-orang ini.
“Jika ada yang kau khawatirkan, paling bagus
membicarakannya dengan Kushida. Aku setuju dengan itu."
"Benarkah? Aku tidak tahu apa kau sudah suka
Satō-san, tapi dia tidak akan pernah membocorkannya pada siapa pun. ” Kata Miyake
"Apa? Kau suka Satō, Ayanokōji? ”
“Aku tidak bilang seperti itu. Aku hanya bertanya
pada Hasebe apa mereka baik-baik saja. ”
“Bukankah itu mencurigakan? Kau belum pernah
terlihat dekat dengan Satō-san sampai sekarang, kan? ”
“Ayanokōji bilang kalau dia tertarik dengan Satō
karena mereka pasangan. Apa kau sudah lupa? ”
Bahkan dalam menghadapi kata-kata Miyake, Hasebe
tidak menarik diri.
“Itu benar, tapi rasanya tidak seperti itu. Cara dia bertanya membuatku berpikir adanya sesuatu yang lebih. ”
Dari waktu ke waktu, seorang gadis akan punya
radar yang tidak bisa dipahami. Ini adalah satu-satunya hal yang sangat tidak bisa
aku kalahkan.
“Ah, benar juga. Apa tidak masalah kalau kita
mampir ke toserba sebentar?”
Topik itu berakhir secara alami karena usulan
mendadak Miyake. Itu merupakan penyelamat nyata.
Walau seperti itu, jelas bahwa Kushida sudah
menjadi keberadaan yang sangat diperlukan Kelas D.
Setiap kali Kau melihat kembali apa yang terjadi
sejauh ini, Kushida selalu berhasil terlibat dalam semua itu. Namun, dia tidak
pernah membuat klaim yang kuat, dan selalu dengan penuh semangat bekerja untuk
mendukung orang lain, terlibat dalam kegiatan yang mengorbankan diri. Dan
sekarang gerakan akar rumput itu terus mendapatkan hasil.
Dia adalah salah satu anggota terkuat dengan
kepribadian yang sedikit berbeda, dan tidak ada teman sekelasnya yang berbicara
buruk tentangnya.
Ketika seseorang tidak ada, hal pertama yang
biasanya orang katakan adalah hal negatif yang tidak bisa mereka katakan ketika
orang tersebut ada di sekitar, tapi sangat menakjubkan ketika hanya mendengar
hal-hal yang baik.
“Ah, aku juga. Kalian berdua ikut juga. "
"Kalian seperti anak kecil."
Yukimura mengatakan ini, tapi sepertinya dia tidak
mau.
Lanjut min
BalasHapusyg chapter 4 belum selesai kok udah loncat ke chapter 5 min?
BalasHapusKenapa ga lanjut yg chapter 4 dulu min :")
BalasHapusHasebe tertarik dengan ayano sepertinya😊, btw thanks gan udah upload
BalasHapusPertama, lanjut min ditunggu next chapter nya 😊😊😊
BalasHapusBang makasih dah update,btw yang chapter 4 volume 6 belum ada lanjutanya ya.
BalasHapusLha,itu chapter 4 katanya bersambung kok loncat ke chapter 5 sih bro?
BalasHapusMin chapter sebelumnya kan belum selesai kok yg ini dirilis duluan?
BalasHapuslanjut..
BalasHapusBang
BalasHapusYang chapter 4 udah kelar apa blom min?
BalasHapusPertamax
BalasHapusini lanjutan chapter 4? atau chapter 4 nya blm selesai jadi langsung kerja ini min?
BalasHapuschapter 4 belum selesai
HapusThx min
BalasHapusMin chapter 4 g dilanjutin dulu ??
BalasHapusMakasih udah update. Semangat terus min!
BalasHapusSemangan min nerjemahin nya
BalasHapusKapan part 2 nya ada info kah ?
BalasHapusmungkin minggu depan
HapusMantap min semoga sehat selalu dan rezekinya dilimpahkan
Hapusumm, i guess i am the first one who got to in here :v
BalasHapusSemangat min semoga cepet kelar
BalasHapusChapter 4 belum kelar min?
BalasHapusBalum.
Hapuslanjut kk saya cuma bisa bantu doa biar sehat selalu ^-^
BalasHapusMin gak aktif lg ya blognya
BalasHapusMasih. tapi sekarang lagi musim uts jadi belum bisa posting yang baru
HapusGua kira ilang nih blognya
BalasHapusSemangat ea :v
BalasHapusLanjut part 2nya min
BalasHapusMakasihh min
BalasHapusMakasihh min
BalasHapus