Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Volume 6 Chapter 5 Part 1 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Sabtu, 29 September 2018

Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Volume 6 Chapter 5 Part 1


PEMBENTUKAN KELOMPOK AYANOKŌJI

Hari demi hari berlalu sampai tiba waktunya ketika Yukimura memulai sesi belajar kelima.

Kami mengadakan pertemuan kedua, ketiga, dan keempat di Pallet, tapi hari ini kami memutuskan bertemu di kafe di dalam mal Keyaki. Karena pada hari ini, kegiatan klub sudah dihentikan agar murid bisa fokus pada ujian akhir, jadi kami berpikir Pallet pasti dipenuhi oleh orang-orang.

"Benar saja, lebih berisik daripada yang aku pikirkan."

Yukimura terkejut dengan jumlah murid di dalam kafe. Kami berhasil mengamankan tempat duduk kami, tapi kafe itu hampir penuh. Kelompok belajar yang mencakup semua kelas terbentuk di sekitar kami. Meskipun ada banyak murid yang beraktifitas dengan tenang, jumlah orang membuatnya terlihat seperti tidak akan menjadi sesi belajar yang tenang seperti di perpustakaan.

"Kita seharusnya melakukan ini di perpustakaan atau kamarku."

"Tidak mungkin. Lebih mudah melakukannya di sini; sangat mudah. Benar kan, Miyatchi? "

"Yap. Aku sudah cukp pendapatkan suasana tegang selama aktivitas klub memanah. "

Bertentangan dengan Yukimura, mereka berdua sepertinya tidak keberatan berada di sini.

Era terjebak di ruang pengap, menghadap meja selesai.

Ini merupakan cara belajar modern untuk bisa belajar sambil berbicara dengan sekelompok teman. Inilah evolusi degeneratif.

“Kalian yang mau belajar di sini, jika kalian bilang bisa berkonsentrasi, aku akan mempercayainya. Aku sudah menyiapkan bahan untuk hari ini. ”

Mereka berdua bersiap-siap tanpa ada emosi karena mereka diberi buku tulis yang penuh dengan pertanyaan-pertanyaan seni liberal yang menargetkan kelemahan mereka. Deretan pertanyaan seperti festival kembang api, dengan kios-kios didirikan di mana-mana. Yukimura terlihat cukup bersemangat. Bisa dimengerti.
T/N: Seni liberal adalah pelajaran tentang pengetahuan umum.

"Aagh, hari ini juga penuh dengan pertanyaan seni liberal ... Yukimūra tidak punya belas kasihan."

Bahkan jika dia tidak suka belajar, dia harus fokus pada subjek terlemahnya, jadi bisa dimengerti mengapa Hasebe tertekan. Miyake muncul seolah-olah dia hampir muntah. Tangannya menekan perutnya saat dia melihat catatan.

"Bagaimana kau bisa takut sebelum mulai?"

"Kau benar.... tapi jumlah ini lebih banyak dari yang terakhir kali, dan mereka kelihatan cukup sulit."

“Sampai pada kesimpulan itu sebelum kita mulai, cara berpikir yang wajar bagi murid yang tidak bisa mendapatkan nilai bagus. Pertama-tama, berpikir kemudian menyelesaikan tantangan adalah dasar di antara yang paling mendasar”

Yukimura berbicara, bersemangat dengan mengajar.

"Ngomong-ngomong, apa pertanyaannya lebih mudah dari yang sebelumnya?"

"Tentu saja sulit."

"...... Sangat sulit, tentu saja."

Bisa saja, tidak mungkin menyiapkan pertanyaan-pertanyaan mudah selamanya.

Pertanyaan dan penjelasan Yukimura cukup cemerlang. Mungkin memang terkesan melebih-lebihkan, tapi aku penasaran, apa dia cukup percaya diri menganggap diri sebagai guru.

Sementara dia memarahi mereka, dia tidak pernah menyerah pada mereka, dan dia tidak pernah mengangkat suaranya ketika orang lain tidak mengerti. Apa Yukimura tumbuh karena pengaruh Horikita? Aku tidak percaya dia berhasil berubah seperti ini.

Selama semester pertama, Yukimura dan Horikita bersikeras bahwa mereka ditempatkan di Kelas D karena kesalahan, yang terasa begitu jauh di belakang kami.

"Sudahlah, Hasebe."

Miyake terlihat menyadari bahwa tidak ada gunanya mengeluh dan mengambil keputusan.

“Kau sangat bersemangat, Miyatchi. Ada apa? marah?"

“Meskipun aku bisa istirahat dari kegiatan klub, aku tidak mau menghabiskan waktu luangku untuk belajar. Bisakah aku pulang setelah selesai? ”

"Tentu saja."

Yukimura dan Horikita mengajar dengan cara yang berbeda. Horikita akan menetapkan periode waktu yang tepat untuk belajar dengan baik, sementara Yukimura tidak mengikuti periode waktu tertentu. Sesi-sesinya akan bertahan sampai mereka menyelesaikan semua yang dia siapkan. Oleh karena itu, sesi-sesinya bisa diselesaikan lebih awal atau lebih lambat dari yang bisa dipikirkan.

Metode mana yang lebih baik bervariasi menurut orang ke orang, tapi Yukimura mungkin memilih untuk melakukannya dengan cara ini karena Hasebe dan Miyake bisa mengatasinya sampai batas tertentu.


Jika itu adalah sekelompok murid yang tidak punya pendirian yang sangat baik seperti Ike, cara Yukimura melakukannya akan terasa sangat sulit. Mereka mungkin menulis jawaban tanpa memikirkan pertanyaan untuk menyelesaikannya lebih cepat.

Jika itu terjadi, biarkan saja dan ajarkan mereka sampai mengerti.

"Jika Kau tidak punya waktu luang, keluar saja dari klub."

"Aku masih mau berpartisipasi dalam kegiatan klub, tapi aku juga mau punya waktu luang."

"Sangat egois ~"

Di sisi lain, jika mereka berdua mendapatkan kembali motivasi mereka, tidak perlu berkata apa-apa lagi. Jika salah satu atau keduanya meninggalkan kelompok belajar, kesulitan apa lagi yang akan ditanyakan Horikita kepada aku di masa depan?

Kepercayaan yang Yukimura rasakan dalam sesi ini terlihat punya efek yang baik pada keduanya. Aku tidak bisa membayangkan bahwa mereka akan terus ragu tentang pembelajaran Yukimura.

“Lalu, Ayanokōji. Mulai hari ini, aku akan membuatmu melakukan ini juga. ”

"……Ya?"

“Kau seharusnya bisa mendapatkan nilai yang cukup baik, tapi pasanganmu adalah Satō. Kau harus mempersiapkan dan meninjau semuanya secara menyeluruh. Jika Kalian berdua gagal, tidak ada jalan kembali untuk kita.”

“Tidak, aku-"

“Lakukan, Ayanokōji-kun. Atau haruskah kita mati bersama? ”

Kepala Hasebe terkulai seperti hantu dengan poni menggantung. Dia meraih tanganku seolah mencoba menyeretku ke ke dalaman dasar sumur.

"Selamat Datang ~~"

Aku terseret oleh suara menyeramkan yang menakutkan dan tertelan oleh kegelapan pertanyaan seni liberal.

***

“Ngomong-ngomong, ada Yoshimoto-kun di Kelas C, kan? Miyatchi, apa kau tahu? ”

“Maksudmu Yoshimoto Kōsetsu? Dia ada di klub memanah. "

“Ooh iya, itu Yoshimoto-kun. Kudengar dia mulai pacaran dengan tahun kedua, kau tau?”

Bosan belajar, Hasebe mulai mengosip.


“Aku belum mendengar apa-apa, tapi aku hanya menganggap  kalau dia buru-buru pulang lebih awal karena alasan yang aneh. Jadi begitu rupanya.”

Di SMA, rintangan berpacaran dengan seseorang yang satu tahun lebih tua cukup tinggi. Ketika Kau dewasa di usia tiga puluhan, perbedaan satu atau dua tahun tidak terlihat sangat berarti. Meskipun ini adalah sesuatu yang tidak bisa aku bayangkan sebagai seorang remaja, pasti seperti ini cara kerjanya.

“Yoshimoto-kun sangat bersemangat dan bilang kalau mereka akan menikah di masa depan. Laki-laki itu sangat bodoh.”

Hasebe dan Miyake perlahan-lahan menjauh dari pembelajaran.

"Kau bebas membicarakan siapa yang pacaran dengan siapa dan masa depan seperti apa yang kau inginkan, tapi setidaknya selesaikan pekerjaanmu saat kau sedang melakukannya."

"Aku tahu. Kami hanya mengobrol sambil istirahat. ”

Hasebe sudah terbiasa dengan sesuatu semacam ini, jadi dia tidak menunjukkan tanda-tanda terguncang oleh kata-kata Yukimura.

"Apa itu benar?"

“Wow, kau marah padaku. Aku mau mengisi gelasku. ”

"Kau menambahkan lebih banyak gula? Aku terkejut kau bisa meminum yang semanis itu."

“Dari sudut pandangku, aku tidak bisa mengerti orang yang meminum ini begitu saja. Ah!"

Hasebe berusaha berdiri dengan cangkir plastik kosongnya, tapi dia tersandung tas ransel di kakinya dan cangkir di tangan jatuh ke tanah.

Mataku tanpa sadar mengikuti saat itu berguling.

Cangkir berhenti di kaki seorang murid yang sedang berjalan melewatinya.

"Ah, maa-"

Hasebe mulai meminta maaf, tapi cangkir itu kemudian dihancurkan di bawah kaki, jadi dia menelan kata-kata itu sebelum sempat keluar.

“Kalian semua sepertinya sedang bersenang-senang. Bagaimana kalau kami bergabung? ”

"Apa kalian ......"

Hasebe segera memperkuat pengawasannya dan melihat kelompok di depannya dengan tajam.

Reaksi yang wajar, dan juga karena orang yang menghancurkan cangkir itu tidak lain adalah Ryūen Kelas C. Berdiri di belakangnya adalah Ishizaki, Komiya, dan Kondo, trio Kelas C yang sering terlihat.

Ryūen menunjukkan senyuman licik seolah dia sedang memikirkan sesuatu yang lucu.

Ada juga seorang gadis yang biasanya bukan bagian dari kelompok Ryūen yang berdiri di samping Ishizaki.

Dia memakai ekspresi yang tidak cocok untuk situasi itu, yang tidak punya ketegangan.

"Hei! Kenapa kau menginjak cangkirku? Itu bukan ketidaksengajaan, kan? ”

“Benda ini berguling dan aku pikir, Kau akan melemparnya. Aku menginjak ini untuk menyelamatkanmu. ”

Dia tertawa dan mengembalikan cangkir hancur ke Hasebe dengan tendangan.

Sedikit isinya ditabur di tanah dari lubang di sisi itu. Miyake, menatap dalam diam, berdiri perlahan.

“Oi Ryūen. Aku akan mengatakannya sekarang, kau keterlaluan. "

"Hah? Menurutmu, siapa yang sedang kau ajak bicara? ”

Seolah-olah untuk mengatakan bahwa Ryūen tidak harus repot-repot dengannya, Ishizaki maju dan meraih Miyake di balik kemejanya.

“Aku tidak berbicara denganmu. Seorang yang diperalat harus mengurus urusannya sendiri, Ishizaki. ”

Miyake bergeming dan menjatuhkan tangan Ishizaki.

"Bangsat!" Teriak Ishizaki, yang berhasil menarik perhatian dari lingkungan kami bahkan di lingkungan yang bising seperti itu.

Orang yang bereaksi secara sensitif terhadap hal ini tidak lain adalah Ryūen.

"Diam. Apa kau serius mau membuat keributan di tempat seperti ini, Ishizaki? ”

“M-maaf. Karena Miyake sangat sombong, aku hanya ... ”

"Aku tidak membenci idiot emosional yang labil, tapi sekarang kau harus berperilaku baik."

"Baik..."

Ryūen benar.

Tidak hanya ada tahun pertama, tapi juga murid senior, asisten toko, dan beberapa kamera pengintai. Ini tempat umum tanpa titik buta.

Jika insiden terjadi di sini, Kelas C jelas salah. Hampir pasti bahwa mereka akan dikenakan hukuman berdasarkan kesaksian dan rekaman yang akan kami miliki sebagai bukti.

“Aku tidak punya urusan denganmu. Aku tertarik dengan dua orang di sana."

Ryūen berkata demikian sambil mengalihkan pandangannya dari Miyake ke Yukimura dan aku.

"Apa kau sudah menerima hadiahku?"

"Apa yang kau bicarakan ......"

Tentu saja, Yukimura tidak mengerti apa yang dia bicarakan. Dia menatapku seperti orang lain yang dirujuk oleh Ryūen. Yang disebut 'hadiah' tidak diragukan lagi saat dia mengirim pesan dengan kata-kata 'Siapa kau?'

"Siapa yang tahu……"

Aku bertindak seolah-olah aku tidak tahu. Ryūen terpaksa melakukan tindakan yang sangat keras. Aku tidak punya alasan untuk menggali kuburanku sendiri dengan menjawab pertanyaannya. Bahkan jika aku mencoba tampil lebih mencurigakan kepadanya, dia tidak akan bisa mencapai kesimpulan. Ini karena apa pun yang terjadi, itu masih area abu-abu.

"Bagaimana dengan itu? Apa kau menemukannya, Hiyori? ”

Ryūen mengalihkan pandangannya  dari kami sejenak dan meminta gadis itu dari kelasnya untuk memikirkannya.

"Bagaimana itu? Yah, tidak ada yang tahu. ”

Banyak murid yang bekerja di bawah Ryūen takut padanya, tapi gadis bernama Hiyori tetap tenang dalam situasi ini. Matanya yang agak tidak fokus berganti-ganti antara kami berdua.

Apa yang Ryūen rencanakan dengan membawa murid itu ke sini?

"Kedua wajah mereka meninggalkan kesan yang lemah, jadi aku mungkin akan langsung melupakannya."

“Kukuku, jangan katakan itu. Mereka mungkin akan menjadi teman kita untuk waktu yang lama. ”

"Yukimura-san ...... Ayanokōji-san ...... Kōenji-san, siapa yang lainnya?"

“Itu Hirata. Hirata. "

“Itu benar, itu Hirata-san. Kenapa wajah dan namanya sangat sulit diingat? ”

Dia terbungkus dalam suasana misterius, dan aku sedikit khawatir tentang penggunaan sebutan kehormatan Ishizaki saat berbicara dengannya. Aku sudah melihat dia sebelumnya dan tahu bahwa dia adalah seorang pelajar di Kelas C.

"Seperti yang diharapkan, satu-satunya yang akan kau ingat hanya Kōenji."

"Dia sangat unik, jadi dia mudah diingat."

Sepertinya Ryūen juga menandai Hirata dan Kōenji. Dalam kasus Kōenji, tindakannya benar-benar tidak bisa dimengerti, tapi bisa dipahami jika dia akan dicurigai karena kemampuannya.

Sesudah mengatakan itu, sepertinya Ryūen tidak akan memilih Kōenji sebagai salah satu targetnya jika dia tahu bahwa dia tidak berakting tapi sebaliknya adalah eksekutor alami yang lahir secara resmi.

“Apa yang salah denganmu, Ryūen? Kami sibuk, jadi jika Kau mau menyelesaikan sesuatu, lakukan dengan cepat. ”

Miyake berbicara dengan agresif, menyampaikan semua perasaan kami dengan kata-katanya.

"Tidak masalah. Kami hanya menyapa hari ini. Tapi aku akan memberitahumu sekarang, aku akan bertemu dengan kalian lagi dalam waktu dekat. ”

"Apa maksudnya?"

Mengabaikan pertanyaan Miyake, Ryūen meninggalkan kafe bersama rombongannya.

Kafe, yang diselimuti dalam keheningan, segera mendapatkan kembali kehidupannya dan kembali ke keadaan sebelumnya ketika semua orang kembali ke belajar mereka.

Namun-

Murid bernama Hiyori tetap di tempat kejadian, masih mengawasi kami.

Dalam keadaan seperti itu, tidak mungkin kami berhasil berkonsentrasi pada pelajaran kami. Jengkel, Hasebe berbicara:

"Apa ? Kau menjadi pengalih perhatian dengan berkeliaran di sini. ”

"Sebentar saja, kumohon."

"Apa? Apa maksudnyau? Aku bilang kau menganggu, jadi pergilah ke tempat lain, oke? ”

Hasebe, yang cangkirnya hancur lebih awal, sedang dalam suasana hati yang buruk.

Dihadapkan oleh Hasebe marah, Hiyori menjawab dengan senyum yang sedikit konyol. Dia meraih tas di kakinya dan berjalan ke kasir kafe.

"Apa itu tadi?"

"Siapa yang tahu? Aku tidak terlalu mengerti dengan apa yang sedang terjadi, dan aku tidak mau tau. ”

Yukimura sepertinya tidak bisa memahami tindakan Hiyori dan sempat hilang dalam pikiran. Seakan dia tidak bisa mencapai kesimpulan, dia akhirnya memutuskan untuk mengabaikan masalah itu.

“Aku yakin dia Shiina Hiyori dari Kelas C. Aku pernah melihatnya sebelumnya.”

Sepertinya hanya Miyake yang berhasil mengingat namanya.

Shiina yang bersangkutan menempatkan pesanan dengan petugas kafe dan kembali dengan dua cangkir di tangan.

"Jika kau tidak keberatan, tolong terima ini."

"Apa maksudmu? Kenapa kau memberikannya padaku? ”

“Kau tidak perlu waspada padaku. Aku melihat semua yang terjadi sebelumnya, dan jelas kalau Ryūen-kun lah yang salah. Aku mau meminta maaf atas nama Kelas C. Aku memasukan gula juga ke dalamnya sendiri. ”

"Kau masukkan ... eh? Ini sangat enak! Ini seperti, sama persis dengan apa yang aku minum sebelumnya!"

“Cangkir yang dihancurkan tadi punya banyak gula yang terkumpul di bagian bawah, jadi aku pikir Kau menyukai kopi yang manis. Aku senang aku tidak membuat kesalahan. ”

"Tapi, ah, rasanya mirp dengan jumlah gula yang sama persis yang aku suka ... apa ini kebetulan?"

"Aku menghitung secara terbalik berdasarkan jumlah gula yang belum larut dalam cangkir terakhirmu."

"Hah!? Kau bisa melakukannya!?"

“Aku pikir itu bisa dianggap mengejutkan. Terlepas dari bagaimana aku melihat, aku punya persepsi yang sedikit bagus? ”
T/N: Persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.

Dengan itu, dia berbalik ke arahku, Yukimura, dan Miyake.


"Ini.. Kalian sedang melakukan sesi belajar, kan?"

"Orang seperti dia benar-benar menghabiskan energiku ..."

Hasebe sudah jengkel hingga sekarang, tapi dia benar-benar kewalahan oleh kecepatan Hiyori yang tidak bisa dipahami.

Dari sudut pandang Yukimura, dia tidak mau mengambil risiko memberikan informasi tambahan kepada Hiyori, jadi dia segera menutup-nutupi catatan semua orang.

"Kebetulan, apa kau pikir aku mata-mata?"

"Kau bahkan tidak perlu bertanya, tentu saja kami mencurigaimu."

“Aku tidak akan melakukan itu. Bagaimanapun, aku biasanya menjaga jarak dengan Ryūen-kun. ”

"Tapi bukannya Ryūen-kun dengan senang hati memanggilmu dengan namamu?"

"Aku secara pribadi diminta menemani mereka karena aku tertarik dengan Kelas D."

Mereka bertiga tidak mengerti alasan di balik pernyataan Hiyori dan memiringkan kepala mereka ke samping.

Tentu saja, aku meniru mereka, pura-pura tidak mengerti situasinya.

"Apa kau tidak tahu? Ini topik hangat di Kelas C. Ada dalang di Kelas D yang menyembunyikan kemampuan mereka yang sebenarnya. Orang ini rupanya sudah membuat kontribusi besar dalam kemajuan Kelas D selama ujian pulau tak berpenghuni, ujian di kapal pesiar, dan selama festival olahraga. Apa kalian benar-benar tidak tahu? ”

Hiyori berbicara kebenaran yang sebagian besar dari Kelas D belum bisa mencari tahu. Tentu saja, ada tanda tanya yang melayang di atas kepala Hasebe dan yang lainnya.

"Aku tidak tau. Apa kau hanya berbicara tentang Horikita? ”

"Ya. Aku hanya bisa memikirkan Horikita-san. ”

"Rupanya ada orang lain selain Horikita Suzune-san."

Hiyori memotongnya agar tidak sampai pada kesimpulan itu.

"Ayanokōji-san, kudengar kau menghabiskan banyak waktu dengan Horikita-san."

"Tidak seperti itu baru-baru ini, tapi kupikir aku sudah menghabiskan banyak waktu dengannya dibandingkan dengan orang lain."

"Selain itu, kau duduk di sebelahnya."

"Tetap saja, hampir tidak ada orang yang lebih pintar darinya."

“Ya, pada dasarnya semua strategi Kelas D adalah sesuatu yang dia miliki.”

Hasebe dan Miyake dengan senang hati setuju satu sama lain pada waktu yang tepat, menambahkan kualitar daru pernyataanku.

Aku tidak harus mengkonfirmasi atau menyangkal apa pun tentang kami berdua yang menghabiskan waktu bersama.

Penting bagiku untuk mengatakan yang sebenarnya dari sudut pandang seorang murid Kelas D yang khas.

"Aku mengerti. Kalian semua punya pandangan yang sama padanya.”

"Bisakah kau berhenti menganggu kami dengan memunculkan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan seperti itu?"

Yukimura berbicara keras, karena secara bertahap dipengaruhi oleh suasana aneh Hiyori.

Sepertinya dia tidak sanggup memikirkan waktu belajarnya yang berkurang lebih jauh.

"……Maafkan aku. Ini salahku karena mengganggu pelajaranmu, kan? ”

"Aku minta maaf, tapi begitulah."

"Kau tidak perlu sampai sejauh itu, Yukimūra."

“Jika Kau tidak punya keluhan tentang kegagalan dan putus sekolah, tentu saja, terus lakukan obrolan yang bagus. Aku pulang."

“Ah, tolong maafkan aku. Kumohon, terus ajari aku. ”

Hasebe menundukkan kepalanya.

“Jika Kau mau membicarakan topik-topik aneh, silakan lakukan setelah ujian. ”

Yukimura mengakhiri pembicaraan dengan Hiyori hampir secara paksa, jadi Hiyori meminta maaf dan bangkit dari tempat duduknya.

"Aku sangat menyesal. Sangat berbahaya kalau sampai lalai belakar dan menyerah dengan ujian. ”

Apa itu ejekan kepada murid yang berisiko gagal?

Aku merasa dia selalu punya temperamen alami, tapi tidak jelas apa dia bisa dipercaya.

“Begitu, mari kita bicarakan tentang itu setelah ujian akhir selesai. Seharusnya tidak terlalu terlambat. ”

Sesudah memutuskan untuk pulang, Hiyori mengambil cangkirnya.

“Terima kasih untuk kopinya, ini sangat enak.”

“Tidak, tidak, itu tidak istimewa. Kalau begitu, sampai jumpa. ”

Sesudah ini, Hiyori, yang muncul bersama Ryūen, juga pergi.

Aku tidak yakin apa dia bagian dari rencana Ryūen untuk menemukan aku, tapi tidak ada yang salah untuk tetap waspada.

Aku harus mengawasinya untuk sementara waktu.

***
Karena kami semua tinggal di asrama yang sama, kami pasti juga pulang bersama.

Yukimura melacak kemajuan sesi belajar hari ini di ponselnya.

“Sudah lama sejak aku sangat fokus belajar. Enam jam di kelas, ditambah dua jam setelah sekolah, ya kan? Bahkan murid dari seluruh dunia tidak harus melakukan banyak hal, kan? ”

"Tapi murid Kelas C menyia-nyiakan waktu kita dengan mengganggu kita di tengah jalan."

“Kita tidak akan kalah dengan gangguan itu. Aku akan bilang kalau kita sudah belajar dengan keras hari ini. ”

Mereka berdua berjalan sambil mengobrol satu sama lain, puas dengan upaya mereka. Mendengar ini, ekspresi kesal muncul di wajah Yukimura.

"Kau bercanda? Ketika ujian masuk universitas dimulai, Kau harus belajar sepulang sekolah selama setidaknya tiga jam, dan jika Kau bisa mengatasinya, akan menjadi empat jam. Tentu saja, ini berlangsung setiap hari. Dan saat ujian semakin mendekat, Kau harus belajar selama lebih dari 10 jam sehari. ”

“Eeeh!? Tidak mungkin! Aku tidak bisa belajar seperti itu Yukimūra. Kau benar-benar harus tahu itu. ”

“Kakak perempuanku adalah guru. Seperti rutinitas, dia selalu melakukan ini sebelum ujian. ”

“Garis keturunan keluarga yang elit. Yukimūra, apa kau juga mau menjadi guru di masa depan? ”

“Tidak ada yang istimewa dengan menjadi seorang guru. Selain itu, aku tidak berniat menjadi guru. Jika aku mau menjadi guru, kenapa aku harus datang ke sekolah di mana sistem pengajarannya sangat berbeda dengan masyarakat normal? ”

Jalan untuk menjadi seorang guru umumnya bukanlah hal yang mudah. Namun, biasanya beberapa langkah lebih sulit daripada pengacara atau akuntan yang diakui, dan tidak ada manfaat nyata dengan memilih SMA khusus ini.

Dan juga, Yukimura tidak kesulitan belajar, dan kemampuan akademiknya di luar rata-rata. Jadi itu jauh lebih meyakinkan.

"Jadi kenapa kau di sini?"

“…… Tidak peduli apa alasannya. Apa Kau berniat menginterogasi satu sama lain karena alasan kenapa mereka memilih mendaftar di sini? Setelah Kau diminta menjelaskan keadaanmu, Kau akan memahami bagaimana rasanya. ”

Hasebe ditegur, tapi sayangnya, tanggapannya tidak berakhir seperti harapannya. Hasebe tidak menanggapi dengan enggan, tapi malah mengambil inisiatif untuk membuat jawaban pertama.

“Yah, bagi aku, aku pikir aku adalah salah satu dari orang-orang yang tertarik dengan iklan sekolah, Jika sekolah menjanjikan pekerjaan atau pendidikan lebih lanjut setelah kau lulus, kenapa kau tidak memilih datang ke sini? Bukankah itu seperti, cukup untuk memotivasi kebanyakan orang? ”

“Aku akan menambahkan sesuatu ke dalamnya. Alasan lain datang ke sini adalah sekolahnya yang tidak memerlukan biaya satu sen pun. Belum lagi kehidupan asrama yang biasanya membutuhkan biaya, tapi kita tidak perlu membayar apa pun. Sekolah memungkinkan kita tinggal di kampus tanpa perlu poin pribadi, kan? Aku menghargai aspek itu lebih dari jaminan yang harus dilakukan setelah lulus. ”

“Itu terlalu dibesar-besarkan. Sangat luar biasa bisa bekerja atau belajar di mana saja yang kau mau, kan? ”

“Kalian bebas berbicara tentang impian kalian, tapi selesaikan ujian akhir ini dulu. Sistem yang Hasebe berfantasi tidak berarti apa-apa jika kalian tidak lulus sebagai Kelas A. ”

“Apa tidak ada bonus? Sesuatu seperti sekolah yang berbohong, bilang kau ini hanya bisa dilakukan untuk Kelas A, dan kita yang diizinkan melanjutkan keinginan kita yang kita mau selama kita bisa lulus dengan benar? ”

"Itu tidak mungkin. Jika itu terjadi, beritanya pasti sudah menyebar di kalangan murid. Tapi aku belum pernah mendengar yang seperti itu, bahkan selama kegiatan klub. lebih dari itu, Kelas D tahun kedua dan ketiga masih terlihat sangat menyedihkan. ”

Aku tidak pernah terlibat dalam aktivitas klub apa pun, jadi aku hampir tidak tahu apa-apa tentang bagian itu, tapi jelas tidak ada ambisi di tahun-tahun ketiga dari Kelas D yang sudah aku cari tahu di awal tahun ini. 


“Meskipun sekolah ini berada di pengawasan langsung oleh pemerintah, ketika sekolah terlihat tidak memberikan perlakuan khusus kepada murid di luar Kelas A, aku bisa membayangkan jika itu akan secara negatif, tidak secara positif, mempengaruhi kemampuaku mengatasi diri dengan pekerjaan atau melanjutkan sekolah setelah aku lulus karena aku akan dipandang sebagai murid yang tidak bisa naik ke Kelas A. Karena ini, aku benar-benar harus lulus sebagai bagian dari Kelas A. ”

"Er ... Itu akan menjadi yang terburuk."

Untuk sekolah bergengsi dan terkenal, Kau akan sangat dihargai jika Kau punya "kelulusan" dan "pencapaian pribadi". Namun, seperti yang dikatakan Yukimura, dalam kasus SMA Kōdo Ikusei ini, bahkan jika Kau lulus, ada kemungkinan bahwa Kau mungkin dicap sebagai murid non-Kelas A. Pemikiran ini didukung oleh keberadaan murid seperti Ike, yang punya potensi akademis yang rendah. Singkatnya, persyaratan masuk di sini tidak ada hubungannya dengan hasil ujian.

Tidak mungkin bagi universitas dan perusahaan untuk tidak merasa curiga sesudah melihat aspek ini dari sekolah kami.

“Miyatchi, aku terkejut kau masih datang di setiap kelompok belajar. Aku benar-benar berpikir, kau pasti langsung menyerah. "

“Bukannya kau yang paling aneh di sini? Sejak awal, biasanya kau tidak mau terlibat dengan anak laki-laki. ”


"Aku rasa begitu ... tapi aku pikir tidak masalah kalau itu kalian bertiga."

Hasebe terlihat punya pemikiran sendiri.

Aku pikir itu waktu yang tepat, jadi aku memutuskan untuk membuang pertanyaan.

"Hasebe, aku punya sesuatu yang aku tanyakan padamu"

"Hm?"

"Apa kau dan Satō dekat?"

“Satō-san? Tidak, kami tidak terlalu dekat atau apa pun itu, dan sejak awal, aku tidak suka dengan kelompok besar. Kalau kau tertarik dengan Satō-san, bukannya lebih baik bertanya dengan Karuizawa-san? ”

Jika itu mungkin, aku tidak akan mengalami kesulitan ini.

Masalah ini sulit untuk dibicarakan dengan seseorang yang terlibat dalam situasi ini.

"Memangnya kenapa?"

"Erm-"

Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya, dan aku tahu kalau aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Yukimura memperhatikan bahwa aku sedang kesulitan dan berkata:

“Aku mengerti kenapa kau merasa khawatir karena dia adalah pasanganmu untuk ujian akhir. Sangat mengganggu jika tidak mengetahui kekuatan dan kelemahannya. ”

“Aah, begitukah? Kau mengatakan itu beberapa waktu lalu. ”

"Bahkan jika aku mau bertanya secara langsung, kami tidak punya banyak kesamaan, jadi aku tidak bisa melakukan itu."

Memberikan rasa prihatin, Hasebe meletakkan kedua tangannya bersamaan.

Namun, dia memikirkan ide baru dan membuat usulan baru.

“Jika sulit bertanya pada Karuizawa-san, kenapa tidak bertanya dengan Kyō-chan? Dia dan Satō-san sangat dekat, dan kau seharusnya bisa bertanya dengan Kyō-chan, kan? ”

"Hah? Kyō-chan? "

Aku belum pernah mendengar nama panggilan yang dia gunakan sebelumnya, jadi aku tidak punya pilihan selain bertanya siapa yang dia bicarakan.

“Maksudku Kikyō-chan. Ayanokōji-kun, kau sudah banyak berbicara dengannya, kan? ”

Jadi Kikyō berubah menjadi Kyō-chan? Aku tidak mengerti, tapi itu masuk akal sekarang. Kushida pasti berkualitas. Dia tahu keadaan internal kelas dengan baik, dan jika bukan karena situasinya dengan Horikita, aku mungkin tidak akan ragu meminta bantuannya. Namun, seperti sekarang, aku tidak tahu apa dia seseorang yang bisa aku andalkan.

Miyake menawarkan dukungannya setelah aku menolak saran meminta bantuan Kushida.

“Kesampingkan Karuizawa, Apa tidak masalah bertanya dengan Kushida? Dia terlihatnya populer di kalangan anak laki-laki dan perempuan. Apa pendapatmu tentang dia, Hasebe? ”

"Ya. Aku benci banyak perempuan, tapi aku suka Kyō-chan. Dia mengambil banyak kerja keras demi kelas, tapi selalu tetap ceria. Aku biasanya tidak suka curhat dengan seseorang, tapi Kyō-chan sedikit spesial. Dia bersedia menempatkan dirinya dalam posisi mendengarkan, dan tidak akan pernah membicarakan tentang itu kepada siapa pun. ”

"Apa kau memang punya sesuatu untuk dicurhatkan dengannya?" Kataku

“Wow, itu kasar Miyatchi. Gadis-gadis muda di usiaku punya banyak masalah. ”

"Seperti apa?"

“Itu... Maksudku, kenapa aku harus memberitahumu? Kau benar-benar membicarakan mereka. ”

"Tidak, aku tidak... Yah, aku tidak bisa bilang dengan pasti. Tergantung kontennya."

Sudah jelas kalau aku tidak akan bisa mendiskusikan masalahku dengan orang-orang ini.

“Jika ada yang kau khawatirkan, paling bagus membicarakannya dengan Kushida. Aku setuju dengan itu."

"Benarkah? Aku tidak tahu apa kau sudah suka Satō-san, tapi dia tidak akan pernah membocorkannya pada siapa pun. ” Kata Miyake

"Apa? Kau suka Satō, Ayanokōji? ”

“Aku tidak bilang seperti itu. Aku hanya bertanya pada Hasebe apa mereka baik-baik saja. ”

“Bukankah itu mencurigakan? Kau belum pernah terlihat dekat dengan Satō-san sampai sekarang, kan? ”

“Ayanokōji bilang kalau dia tertarik dengan Satō karena mereka pasangan. Apa kau sudah lupa? ”

Bahkan dalam menghadapi kata-kata Miyake, Hasebe tidak menarik diri.

“Itu benar, tapi rasanya tidak seperti itu. Cara dia bertanya membuatku berpikir adanya sesuatu yang lebih. ”

Dari waktu ke waktu, seorang gadis akan punya radar yang tidak bisa dipahami. Ini adalah satu-satunya hal yang sangat tidak bisa aku kalahkan.

“Ah, benar juga. Apa tidak masalah kalau kita mampir ke toserba sebentar?”

Topik itu berakhir secara alami karena usulan mendadak Miyake. Itu merupakan penyelamat nyata.

Walau seperti itu, jelas bahwa Kushida sudah menjadi keberadaan yang sangat diperlukan Kelas D.

Setiap kali Kau melihat kembali apa yang terjadi sejauh ini, Kushida selalu berhasil terlibat dalam semua itu. Namun, dia tidak pernah membuat klaim yang kuat, dan selalu dengan penuh semangat bekerja untuk mendukung orang lain, terlibat dalam kegiatan yang mengorbankan diri. Dan sekarang gerakan akar rumput itu terus mendapatkan hasil.

Dia adalah salah satu anggota terkuat dengan kepribadian yang sedikit berbeda, dan tidak ada teman sekelasnya yang berbicara buruk tentangnya.

Ketika seseorang tidak ada, hal pertama yang biasanya orang katakan adalah hal negatif yang tidak bisa mereka katakan ketika orang tersebut ada di sekitar, tapi sangat menakjubkan ketika hanya mendengar hal-hal yang baik.

“Ah, aku juga. Kalian berdua ikut juga. "

"Kalian seperti anak kecil."

Yukimura mengatakan ini, tapi sepertinya dia tidak mau.

33 komentar:

  1. yg chapter 4 belum selesai kok udah loncat ke chapter 5 min?

    BalasHapus
  2. Kenapa ga lanjut yg chapter 4 dulu min :")

    BalasHapus
  3. Hasebe tertarik dengan ayano sepertinya😊, btw thanks gan udah upload

    BalasHapus
  4. Pertama, lanjut min ditunggu next chapter nya 😊😊😊

    BalasHapus
  5. Bang makasih dah update,btw yang chapter 4 volume 6 belum ada lanjutanya ya.

    BalasHapus
  6. Lha,itu chapter 4 katanya bersambung kok loncat ke chapter 5 sih bro?

    BalasHapus
  7. Min chapter sebelumnya kan belum selesai kok yg ini dirilis duluan?

    BalasHapus
  8. Yang chapter 4 udah kelar apa blom min?

    BalasHapus
  9. ini lanjutan chapter 4? atau chapter 4 nya blm selesai jadi langsung kerja ini min?

    BalasHapus
  10. Min chapter 4 g dilanjutin dulu ??

    BalasHapus
  11. Makasih udah update. Semangat terus min!

    BalasHapus
  12. Kapan part 2 nya ada info kah ?

    BalasHapus
  13. umm, i guess i am the first one who got to in here :v

    BalasHapus
  14. Chapter 4 belum kelar min?

    BalasHapus
  15. lanjut kk saya cuma bisa bantu doa biar sehat selalu ^-^

    BalasHapus
  16. Min gak aktif lg ya blognya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih. tapi sekarang lagi musim uts jadi belum bisa posting yang baru

      Hapus