Novel Itachi Shinden Book of Bright Light Indonesia Part 2 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Jumat, 21 Juli 2017

Novel Itachi Shinden Book of Bright Light Indonesia Part 2


5 tahun.

Meskipun Itachi tidak terpicu oleh usianya, pada tahun ini terjadi perubahan besar yang meninpanya dimana telah membuat hatinya bergerak. Penyebabnya tepat di depan matanya sekarang.

"Bagaimana menurutmu?"

Mikoto menunjukan dan bertanya, tapi Itachi tidak menjawab. Dia hanya duduk tegak dan melihat ke bawah pada apa yang terbaling di depan lututnya.

"Ini Sasuke"

Nama anak ini, adiknya sendiri, Uchiha Sasuke.

Itachi dengan lembut menyentuh anak cerewet itu.

"Sasuke..."

Saat pertama kali ia memanggil nama adiknya, perasaan hangat terbawa jauh di dalam jiwanya. Ini adalah jenis cinta yang berbeda yang dirasakan seseorang terhadap ayah dan ibu mereka. Ini adalah perasaan istimewa yang sama sekali tidak bisa terlukiskan.

Meskipun Itachi benar-benar tidak bisa mengungkapkan dengan baik apa perasaan itu sebenarnya. Keberadaan sementara di depannya mungkin akan pecah jika disentuh. Saat itu pastinya, tunas dari rasa tanggung jawab apa yang harus dilakukan seseorang untuk melindungi dirinya?

"Awasi adikmu!" Kata ibunya dan Itachi mengangguk sepenuh hati saat ia menyentuh pipi Sasuke.

⁰ₒ⁰

Sasaran kayu tersebar dimana-mana di pohon aras. Dua lingkaran hitam kira-kira seukuran kepala manusia tergambar di atasnya. Itachi berdiri sendiri di dalam hutan yang sepi. Kunai di tempatkan satu persatu diantara jarinya. Senjata Itachi adalah delapan kunai di tangan kanan dan kirinya.

"Fuu...."


Dengan mata terpejam ia mengembuskan nafas dalam-dalam. Pada saat yang bersamaan dia berjongkok, dia menendang tanah dengan sekejap kekuatannya. Tubuhnya melayang terbalik ke udara.

Kedua lengan menempel di dadanya, dia cepat-cepat melebarkannya ke kiri dan kanan. Dalam delapan kilasan cahaya, dia mengumpulkan mereka ke delapan arah.

Sebuah suara ringan dari "Katsu katsu katsu," berdering di sekitar Itachi yang mendarat. Pisau kunai tajam menembus bagian tengah semua target yang ditempatkan di pohon cedar.

"Luar biasa,"

Tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya. Sambil menahan napas, Itachi berbalik untuk melihat seorang anak laki-laki dengan rambut hitam berdiri di sana yang jelas lebih tua dari Itachi. Ikat kepala berlambang Konoha berwarna perak bersinar di dahinya sebagai bukti.

"Kau, berapa umurmu?" Tanya anak itu. Tidak mengetahui nama anak itu, Itachi yakin bahwa anak laki-laki ini sama dengan dia, seorang shinobi klan Uchiha.

"Lima tahun."

"Untuk menampilkan kemampuan sebanyak ini dengan kunai pada usia itu, kau sangat luar biasa," kata anak laki-laki sambil mengulurkan tangannya.

"Aku adalah Uchiha Shisui."

"Aku.."

"Aku tahu. Kau anak Kapten Polisi Fugaku-san Itachi, benarkan? "

Itachi bingung oleh Shisui yang berbicara dengan sikap ramah. Mungkin perasaan seperti itu ditunjukkan di wajahnya, mata Shisui melebar dengan mengangkat bahu.

"Aku diberitahu tentang anak misterius yang enggan berbicara banyak kepada orang-orang tapi dia tampaknya sangat keras kepala."

"Jika itu tidak ada gunanya ...."

"Ahh, jangan bilang begitu," teriak Shisui.

Sosoknya lenyap.

Mata Itachi menangkap sebuah tindakan. Tidak ada di sana. Menari di udara dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Itachi sebelumnya, lengan Shisui membentang lebar ke kiri dan kanan.

Delapan kilatan cahaya menerobos.

"!!" Mata Itachi terbuka lebar.

"Bagaimana?" Shisui mendarat dengan senyum berseri. "Kemampuan kunai ku cukup bagus juga kan?"

Kunai baru berada persis di sebelah yang dibidik Itachi tadi. Tidak mengherankan, mereka adalah benda-benda yang dilemparkan Shisui.

"Aku sudah sering melihat mu berlatih harian di sini cukup lama," Shisui mendekat pelan, dia mengulurkan tangannya lagi.

"Mari berteman," katanya dengan nada yang benar-benar menyenangkan yang secara alami diminati. Itachi mengangkat tangan kanannya untuk menahan telapak tangannya yang hangat.

"Senang bertemu denganmu Itachi," Shisui tersenyum lebar.


Itachi bingung tentang bagaimana dia telah memeluk shinobi aneh  dan terlalu ramah ini.

⁰ₒ⁰

Dia sedang melihat Bulan.

Bersama dengan Sasuke.

Ayah dan ibunya pergi.

Dia menutup pintu dan duduk di beranda sambil membawa Sasuke.

Dan cahaya bulan yang menyilaukan.

Cahaya Bulan Purnama yang tampaknya membuat bintang-bintang di sekelilingnya lenyap, sekarang tampak seperti akan redup kapanpun.

Angin sepoi-sepoi menyentuh pipi Itachi.

"Hm?"

Itachi mengerutkan dahi pada sensasi aroma ringan di angin.

Dia mungkin telah menyadari perubahan dari saudaranya atau mungkin kepekaan tajam bayi itu melihat kepada sesuatu yang aneh, tapi Sasuke mulai merengek dalam pelukannya.

"Perasaan apa ini?"

Dan Sasuke mulai menangis.

"Shhh shhh ..."

Sementara dia mengguncang Sasuke, dia menyimpan Bulan dalam pandangannya.

Dan angin dengan bau harum kembali meniup.

"Aku memiliki firasat buruk dan pada saat seperti ini ibu dan ayah harus meninggalkan rumah."

Tangisan Sasuke semakin keras.

Tidak ada waktu lagi untuk melihat Bulan, seperti yang diharapkan. Itachi tersenyum menunduk menatap adiknya yang imut.

"Jangan menangis, Sasuke. Tidak peduli apa pun yang terjadi, kakakmu akan melindungimu. "

Sesuatu sedang mendekat ...

Itachi tidak bisa mencegah dirinya dari menempatkan kekuatan di lengan yang menahan Sasuke.

Dengan kejadian tak terduga ini desa berubah menjadi kekacauan.

⁰ₒ⁰

Berdiri di atap Konoha, Polisi Militer Polisi Uchiha Fugaku sedang mengamati awan debu dari kejauhan dengan ekspresi yang mengerikan.

Dan yang berdiri di sekelilingnya adalah saudara-saudaranya yang berkumpul dari bagian elit klan Uchiha untuk mengantisipasi.

"Itu ...", kata Yashiro, seorang pria kulit putih di sisi kirinya dan alasan mengapa ini sudah berada di bidang pandang Fugaku.

"Kyu-Kyubi ...", kata yang ada di sebelah kanannya, Inabi, pria berambut panjang dan hitam yang berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan tubuhnya yang gemetar karena ketakutan.

Dan Fugaku, yang tidak memperhatikan ketakutan yang ditunjukkan bawahannya, menghadapi situasi di depannya.


"Tidak diragukan lagi. Ini adalah Kyubi. "

Dari dalam awan debu yang meletus tepat di tengah desa, ekornya muncul seperti ular, berjumlah sembilan.

Di satu ujung dari  ekor memperlihatkan sosok monster berwarna oranye.

Dan rubah jahat itu meraung di bawah Bulan Purnama.

Itu adalah binatang legendaris yang membawa bencana ke dunia ini.

"Pengiriman langsung ke pasukan di tempat itu, aku juga akan pergi."

"Fugaku-sama apa kita pergi sekarang juga?" Tanya Yashiro, yang tampak takut.

"Tentu saja."

Bahkan saat matanya tetap di atas Kyubi. Gejolak dan jeritan bisa terdengar. Kita bisa melihat di mana sosok itu berada di desa.

Bahkan di daerah dimana Kyubi tidak dapat membuat kekacauan.

"Ini mungkin merupakan bencana terbesar yang pernah dilihat desa ini dan aku sendiri. Sebagai komandan Polisi... sku tidak bisa tinggal di sini tanpa melakukan apapun."

"Tapi…"

Mendekati Kyubi sama dengan mempersembahkan hidup mu ke bahaya dan dapat dipastikan bahwa shinobi pertama yang sampai di daerah itu sudah gugur.

"Aku belum melakukan pekerjaan yang membahayakan hidup ku sampai sekarang."

"Kapten…"

Mata Yashiro terpaku dengan air mata.

"Satu-satunya cara untuk mengendalikan Kyūbi adalah Sharingan dari klan Uchiha. Jika kita mundur, menghentikannya akan menjadi tidak mungkin. "

"Kapten!"

"Ada apa?!"

"Kami baru saja menerima perintah dari atasan, mereka mengatakan bahwa Kepolisian perlu ... membantu mengevakuasi penduduk desa.

"Apa?!"

"Satu-satunya hal yang bisa mengendalikan Kyūbi adalah Sharingan. Kemungkinan besar para pemimpin takut akan hal itu. "

"Apa kau mengatakan bahwa kita adalah penyebab dari ini ?!", teriak Yashiro.

Fugaku mengerti betul apa yang Yashiro rasakan.

Klan Uchiha adalah bagian dari Konoha, jadi tidak mungkin mereka melakukan sesuatu seperti melepaskan binatang seperti Kyubi untuk menimbulkan keributan.

Jika ada seseorang yang bisa mengendalikan Kyubi dan akan menghindari tempat tinggalnya, ini pasti akan mencurigakan.

Dan di klan tidak ada orang yang melakukan sesuatu yang bodoh seperti itu.

Selanjutnya, binatang di depannya sedang meratakan desa tanpa rasa diskriminasi.

Tapi paling tidak, ini tidak mungkin dilakukan oleh seorang Uchiha yang sebenarnya tinggal di desa.

"Katakan pada mereka bahwa aku mengerti.", Katanya pada Tekka seolah melempar sesuatu yang pahit.

"Kapten!"

Fugaku menuju ke tangga menurun.

Meskipun dia khawatir tentang Sasuke dan Itachi di rumah, prioritas pertamanya adalah melaksanakan misi yang ditugaskan padanya.


⁰ₒ⁰

"Itachi!"

"Ibu!"

Mikoto erat memeluk Itachi yang sedang menggendong Sasuke di jalan di depan rumah mereka.

"Aku senang kau baik-baik saja."

"Aku tidak ingin Kau khawatir karena tidak menemukan kami di rumah setelah kami dievakuasi. Itu sebabnya kami menunggumu. "

"U-un."

Sambil meneteskan air mata, ibunya setuju.

Ekspresi wajah Itachi, yang tegang karena beban harus melindungi saudaranya, menjadi santai. Tapi itu hanya sesaat. Saat dia menyadari apa yang sedang bergerak ke arah mereka dari belakang ibunya, keseriusan dari sebelumnya kembali.

"Ibu!"

Dengan tergesa-gesa ia menyerahkan Sasuke kepada ibunya.

Dia lari dengan cepat.

Sebuah batu yang diluncurkan Kyūbi, jatuh di dekat rumahnya, hancur dan potongannya terbang melayang dan menuju ke punggung ibunya.

Dia melihat ke bawah pada ibunya yang sedang membawa Sasuke.

Ibunya tampak terkejut dengan Itachi yang tiba-tiba melompat.

Batu yang bisa dengan mudah menghancurkan ibu dan kedua anaknya.

"Aku akan melindungimu."

Dia mengencangkan tinjunya.

Taijutsu shinobi bukan tentang kekuatan otot.

Bahkan anak berusia lima tahun dengan tubuh yang tidak memadai bisa memecahkan batu jika ia berhasil menguasai chakra dengan benar.

Dia mengangkat tinjunya ke atas.

Chakra-nya bergerak melalui lengannya yang dilalap cahaya biru.

Saat dia menabrak batu, tinjunya menciptakan suara keras saat menghancurkan batu tersebut.

Sambil dihujani oleh batu, dia mendarat tanpa bersuara.

"Apa kau baik-baik saja?”

Dan tanpa berusaha menyembunyikan keheranannya, dia menatap Itachi dengan mata yang terbuka lebar.

Ibunya adalah seorang jōnin, karena itulah dia bahkan semakin kagum dengan apa yang telah dilakukan Itachi.

"Di sini berbahaya, sebaiknya kita pergi ke tempat orang-orang berkumpul."

"Ya…"

"Bahwa kau bisa melakukan hal-hal seperti itu tanpa harus masuk Akademi. Kau benar-benar anak ayah mu. "

Dia dipuji, tapi sekarang bukan saatnya untuk itu. Pikirannya dipenuhi dengan rasa tanggung jawab untuk membawa ibu dan saudara laki-lakinya ke tempat yang aman.

Dan apa yang didengarnya dari daerah sekitarnya adalah tangisan dari wanita dan anak-anak dan teriakan dari para pria, bercampur dengan hiruk pikuk puing-puing. Itu adalah pemandangan yang mengerikan.

Ada orang yang kabur dengan pendarahan. Seorang pria yang kehilangan lengan meneriaki sesama shinobi.

Seorang wanita muda sedang menatap tercengang di deretan puing-puing yang roboh.

Seorang anak yang sedang menjerit dan menangis, saat mencoba mengangkat tubuh ibunya yang sudah menjadi dingin.

Itachi mendengar dan merasakan jeritan di bagian belakang kepalanya.

Meskipun dia tidak berlari menjauh yang akan membuatnya lelah, dia merasa sulit bernapas.

Pemandangan di depannya sama seperti panggung pertempuran yang pernah ia lihat pada usia empat tahun.

Perang…

Rasa sakit yang besar melintas jauh di matanya, identik dengan saat itu ketika matanya gemetar karena gelombang kekuatan.

Dan sesaat ia merasa bidang pandangnya berwarna merah tua, tapi ia langsung menjadi tenang.

"Itachi?"

Di belakangnya, ibunya yang melihat sesuatu yang tidak beres dengan anaknya, bertanya kepadanya.

"Aku baik-baik saja, Bu."

Dia berlari dengan segenap kekuatannya.

Mereka berlari untuk melepaskan diri dari kekuatan Kyubi yang luar biasa.

Dari lubuk hatinya ia menginginkan kekuatan untuk bisa mengakhiri semua konflik.

Dia ingin menjadi shinobi yang hebat.

⁰ₒ⁰

Di ruang pertemuan di dalam kediaman Hokage, empat bayangan sejajar.

Hokage Ketiga Hiruzen Sarutobi, Shimura Danzō dari ANBU, dan penasehat Homura dan Koharu.

Dengan tragedi yang mendadak kini telah berakhir, Hiruzen, dengan keriput di wajahnya menjadi amat sangat terlihat karena kelelahan, ditujukan pada rekan-rekannya.

"Hokage Keempat dan istrinya Kushina menyegel Kyubi dengan mengorbankan nyawa mereka, dan akibatnya desa itu diselamatkan."

Danzo yang sedang mendengarkan dengan tatapan rileks, berkata, "Tapi desa tersebut mengalami pukulan dahsyat yang bahkan tidak mereka alami selama Perang Besar."

"Jika kita tidak segera melakukan perbaikan, desa-desa lain bisa memanfaatkan situasi dan menyerang desa.", Kata Homaru.

Hiruzen setuju dan berkata, "Aku akan segera mengurus masalah ini."

"Tentang itu, aku punya proposal yang aku ingin kau lakukan untuk ku. Aku ingin kau memindahkan klan Uchiha ke pinggiran desa. "

"Apa?!"

"Kau harus sadar bahwa Sharingan klan Uchiha adalah satu-satunya alat untuk mengendalikan Kyubi."

"Apakah kau mengatakan bahwa dia yang memanggil Kyubi, adalah seorang Uchiha?"

"Betul."

"Perlakuan terhadap Uchiha selama Perang Besar, keheningan Fugaku terhadap keputusan Keempat ... Pada tahun-tahun terakhir ini, ketidakpuasan Uchiha terhadap desa telah meningkat."

"Aku tidak berpikir begitu."

"Root dengan hati-hati menyelidiki gerakan Uchiha."

"Ini fakta bahwa Uchiha tidak puas."

"Keputusasaan lahir pada mereka yang mengalami Perang Besar. Fugaku ‘Kyōgan’, seorang jenius yang luar biasa, mengundurkan diri hanya untuk menjadi kapten Polisi Militer."

"Suatu hari, kekecewaan mereka terhadap desa bisa berubah menjadi malapetaka hebat yang menimpa Konoha."

"Tapi tidakkah agak tergesa-gesa menetapkan bahwa Uchiha harus disalahkan atas insiden Kyubi?"

"Kami tidak akan membiarkan mereka melakukan apa yang menyenangkan mereka atau membebaskan mereka dari rasa bersalah hanya karena tidak ada bukti. Hiruzen, kau tahu itu fakta bahwa satu-satunya hal yang bisa mengendalikan Kyūbi adalah Sharingan. "

"Bagaimanapun, kita harus membawa seluruh klan dan memindahkan mereka ke batas desa. yang perlu dilakukan sekarang, kita harus melakukannya dengan rekonstruksi desa yang dikarena insiden Kyubi, sebagai alasannya. "

Tiga orang lainnya hanya bisa berdiri diam dengan sikap pria yang merupakan personifikasi kegelapan ANBU.

⁰ₒ⁰

Itachi senang dengan rumah barunya, meski jaraknya cukup jauh dari pusat desa. Di dalam distrik Uchiha berdiri kuil Nakano dan karena terletak di pinggiran desa, tempat ini dikelilingi oleh hutan.

Ia tidak kesulitan mencari lokasi untuk berlatih. Jika dia berjalan sedikit, dia bisa keluar dari batas desa dan dari sana ada pegunungan terjal.

Dia pikir itu tempat yang bagus bagi adiknya untuk tumbuh dewasa.

Tapi…

Orang dewasa berpikiran berbeda.

Sejak berdirinya distrik Uchiha telah diputuskan, banyak shinobi muda mulai bertemu dengan ayahnya.

Diskriminasi.

Penindasan.

Tuduhan palsu seperti kata-kata ini berasal dari kamar ayahnya.

Itachi mengerti sepenuhnya mengapa orang dewasa merasa tersinggung dengan perpindahan tersebut.

Karena kecurigaan bahwa pelaku dibalik insiden Kyūbi itu adalah seseorang dari klan. Dan akibatnya mereka dikumpulkan di pinggiran desa.

Tanpa diberi penjelasan apapun.

Itachi berpikir bahwa kemarahan mereka bisa dimengerti, tapi begitu diputuskan, tidak ada yang bisa dilakukan. Jadi, ketika seluruh klan telah berkumpul, tampaknya lebih masuk akal untuk memperbaiki lingkungan desa.

Karena insiden Kyūbi seluruh desa hancur.

Klan Uchiha bukan satu-satunya yang menderita.

Ada banyak orang yang telah kehilangan orang yang mereka cintai.

Banyak orang juga kehilangan rumah mereka, jadi klan Uchiha bisa dianggap beruntung karena telah menerima sebuah distrik sebelum mereka yang lain dimana juga telah kehilangan rumah mereka karena bencana.

Itachi tidak menyembunyikan kekecewaannya pada orang dewasa yang hanya mengeluh.

"Baiklah, aku pergi.", Ayah Itachi berkata.

Itachi, di sebelahnya Sasuke, dan ibunya sedang makan malam. Tentu saja, saudaranya belum bisa makan makanan yang padat dan duduk di kursi untuk bayi.

"Apa yang harus kulakukan dengan makananmu?"

"Aku akan makan di luar. Aku juga akan terlambat pulang, jadi jangan begadang untuk menunggu ku. "

"Baiklah. Hati-hati jalan"

"ya"

"Tahun ini kau masuk Akademi Ninja... Kau harus melanjutkan latihanmu."

"Aku mengerti."

"Waaaa!"

Seakan mencoba meniru saudaranya, Sasuke berteriak. Ayahnya meliriknya sejenak, sedikit menganggukkan kepala dan menghilang di balik pintu.

Lalu mereka bertiga terus makan.

⁰ₒ⁰

"Apa sebenarnya yang dilakukan orang dewasa sampai larut malam?"

Itachi bertanya kepada temannya pertanyaan yang bagus.

Teman satu-satunya ini adalah Shisui yang sedang memandang jauh ke patung Hokage dengan senyum hangat di wajahnya.

Keduanya duduk di tebing di pinggiran desa.

Itu adalah tempat yang hanya mereka yang tahu.

"Aku genin.", Kata Shisui sambil melihat ke kejauhan.

Shisui menghadap Itachi yang sedang mendengarkannya dan dia melanjutkan dengan nada hangat.

"Jadi aku akan pergi ke pertemuan orang dewasa."

"Eh?"

"Mereka secara teratur berkumpul di kuil Nakano."

Dia ingin bertanya apa sebenarnya yang mereka lakukan, tapi merasakan sesuatu yang mengerikan dan tidak bisa mengatakannya.

"Ini sesuatu yang belum kau ketahui."

Saat melihat Shisui mengatakan ini, dia mengalihkan wajahnya penuh kegelisahan.

Suasana berat menyelimuti klan.


Itachi mengulangi beberapa kalimat untuk dirinya sendiri bahwa semoga saja ini hanyalah imajinasinya.




Note: Dari penerjemah inggris tidak ada pembagian seperti chapter 1,2,3- Semuanya langsung dijadikan satu. Karena terlalu panjang, jadi saya akan memisahkannya sendiri tanpa mengetahui dari mana seharusnya saya potong. Kalau ada yang tau pembagiannya yang benar, tolong diberitahukan di kolom komentar.

3 komentar:

  1. Terimakasih gan,ada manga atau videonya gk?

    BalasHapus
    Balasan
    1. cari di label download.. Tapi gak tau link nya masih bisa atau udah mati :v

      Hapus