Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Epilog Volume 5 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Selasa, 19 Juni 2018

Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Epilog Volume 5


AWAL ERA YANG BARU

Acara terakhir dari babak kedua, lari estafet 1200 meter yang akan membawa festival olahraga ke penutupan akan segera dimulai. Ketegangan semua orang kecuali kelas D mulai meningkat.

"Acara yang terakhir ini.... kita juga harus menyiapkan pengganti..."

"Hah, hah. Maaf, membuatmu menunggu! Apa yang terjadi?"

Sudou yang terengah-engah kembali, bersama Horikita yang akan segera sampai.

"Sudou-kun, kau kembali"

"..... maaf, aku butuh waktu untuk buang air besar"

Dia memiliki penampilan yang cerah dan ceria di wajahnya. Namun, cukup banyak murid yang berpaling melihat Sudou dengan tatapan dingin. Sudou menatap mereka tajam.

"Maaf. Semuanya, aku sudah membentak, aku akhirnya memukul Hirata dan membuat sikap yang jelek. Ini juga salahku jika Kelas D berada dalam kesulitan seperti itu"

Sebelum ada yang bisa menyalahkannya, Sudou mengatakan itu dan membungkuk dalam-dalam. Jika seandainya Sudou masih sama egoisnya seperti yang sebelumnya, dia tidak akan melakukan ini bahkan sebagai suatu tindakan.

Aku merasa seperti sesuatu pasti sudah terjadi.

Hirata, setelah beberapa saat terkejut, tertawa gembira.

Pipinya, yang sedikit membengkak, terlihat menyakitkan. Tapi dia bahkan tidak peduli tentang itu.

"Ada apa denganmu, Ken? Ini tidak seperti dirimu"

Ike tiba-tiba memotong setelah melihat itu.

"Aku harus mengakui kalau aku bersalah. biarkan aku meminta maaf kepadamu, Kanji"

"Bukan berarti ini salahmu kalau aku kalah atau apa pun itu. Aku tidak lihai olah raga ..... Maaf jika aku tidak berguna"

Satu permintaan maaf menuntun yang lainnya juga. Para murid yang menatap Sudou juga, tidak bisa menghasilkan hasil yang sama seperti punya Sudou.

"Jika kau belum memutuskan pengganti lari estafet,  tolong biarkan aku yang lari"

"Tidak ada satu pun murid selain Sudou-kun yang bisa kami andalkan. Benarkan, semuanya?"

Aturan untuk acara final,  lari estafet 1200 meter, mengharuskan anak laki-laki dan perempuan dicampur. Dari setiap kelas, pelari harus seimbang antara laki-laki  dan perempuan.

Tiga anak laki-laki dan tiga anak perempuan, masing-masing harus berlari sejauh 200 meter.

"Apa aku boleh meminta pelari pengganti....? aku tidak akan bisa menghasilkan hasil yang memuaskan dengan kaki ini"

Setelah kasus Sudou selesai, Horikita meminta itu dengan tatapan minta maaf di wajahnya.

"Apa kau tidak maslaah dengan itu, Horikita? Kau berusaha sangat keras supaya bisa ada di lari estafet  ini, kan?"

"... Mau bagaimana lagi. Dalam keadaan ini, aku bahkan tidak yakin aku bisa menang melawan Ike-kun. Maaf"

Dalam pertemuan yang redup dan suram ini, setelah Sudou melakukannya, Horikita juga membungkuk dalam-dalam.

Aku bertanya-tanya, apa dia pernah jujur ​​sampai sekarang?

Hati dan tubuh Horikita sudah dihancurkan oleh Ryuuen. Peran terakhir yang dia pegang erat-erat, pada hari ini pada saat ini, semua karena dia membayangkan dirinya berada di samping kakaknya.

Tangannya gemetar karena frustrasi, dia berjuang mati-matian melawan mimpi yang tidak mungkin terwujud.

Jika dia memaksakan masalah itu dan berpartisipasi dalam pertandingan, bagaimanapun, tanpa ragu, Kelas D akan kalah. Setelah mendengar itu, Hirata mengangguk dan memutuskan bahwa Kushida akan berpartisipasi menggantikannya.

Kemudian, dengan Sudou sebagai yang pertama dalam daftar, ada Hirata, Miyake, Maezono, Onodera. Lima dari mereka dengan Kushida sebagai pengganti Horikita mengambil tantangan dengan jalur tersebut.

Hal itu disebabkan karena tidak ada pelari lain lagi di Kelas D selain mereka yang mampu berpartisipasi. Para anggota disetujui dan ketika aku melakukan kontak mata dengannya, Hirata membuka mulutnya secara bersamaan.

"Umm ... maaf tiba-tiba, tapi sebenarnya aku..."

Seolah-olah memotongnya, tetapi seorang murid laki-laki lain mulai berbicara.

"Tunggu, aku minta maaf tapi.... apa kau akan membiarkanku diganti juga?"

Orang yang mengatakan itu adalah Miyake, salah satu anak laki-laki yang dijadwalkan untuk ikut serta. Dia sepertinya sedikit menyeret kaki kanannya.

"Sebenarnya, pergelangan kakiku terkilir saat lari 200 meter sebelum tengah hari... Aku pikir akan lebih baik jika istirahat tapi ini masih sakit"

Ternyata bahkan di sini kami punya murid yang sudah mengalami cidera berkelanjutan.

"Sepertinya kita juga membutuhkan pengganti dari anak laki-laki"

Setelah mengatakan itu, Hirata menutup mulutnya dan melihat sekeliling.

Namun, untuk pertandingan final ini, tidak ada murid yang ingin berpartisipasi kecuali mereka yang benar-benar yakin dengan kecepatan mereka. Setelah menunggu sebentar, tidak ada sukarelawan dan aku memutuskan untuk membuat penawaran.

"Kalau begitu, apa boleh kalau aku yang lari? Tentu saja, aku akan membayar poin untuk pergantian"

"Ehh, kau, Ayanokouji? Ngomong-ngomong, kau ..... apa kau cepat?"

Tentu saja, tidak ada yang akan memiliki kesan bahwa aku pelari cepat.

"Aku baik-baik saja. Aku sudah mengawasinya sampai sekarang dan kupikir dia tipe orang yang akan memastikan bahwa dia akan menghasilkan hasil"

Satu kata dari Hirata sudah cukup menutup sesuatu yang menyerupai ketidaksetujuan. Ini merupakan beban di balik kata-kata orang yang menghasilkan kepercayaan setiap harinya. Itu membuat semua orang tidak mampu mengajukan keberatan.

"Kita tidak bisa mengatakan jika Kelas D mempunyai anggota terbaik. Itulah kenapa kita harus bisa membuat suatu inisiatif dan mempertahankan keungulan kita. Bagaimana dengan itu, Sudou-kun? Sambil mempertimbangkan aturan, aku pikir kita akan mendapatkan keungulan jika kita bisa melakukannya. Jika kita bisa memulai dengan baik dan jika itu adalah Sudou-kun, yang berlari sangat cepat dan melakukan pembalasan, kita mungkin bisa membuat jarak yang jauh dengan sangat mudah. Aku akan mempertahankan keunggulan itu dan menyerahkannya ke murid  berikutnya "

Lari estafet terakhir di mana 12 murid, termasuk murid senior, harus dimulai secara bersamaan

Karena jalur tidak bisa disediakan sampai yang ke-12, kami harus mulainya secara berdampingan.

Aturannya di sini adalah, kau boleh mengambil jalur inner lane lawan yang sudah diambil alih. Dengan kata lain, hal yang paling penting di sini adalah posisi awal kami. Jika kau bisa melakukan start lari cepat, maka kau tidak akan terjebak ke dalam masalah.
T/N: Inner lane, katanya sih jalur yang paling dekat dengan pembatas tengah jalur klik di sini aja biar lebih jelas.

"... mau bagaimana lagi. Tidak ada jalan lain jika kita ingin menang"

Sudou akan lari duluan. Hirata, yang kecepatannya tidak diragukan lagi, akan menjadi yang kedua.

Setelah itu, ketiga perempuan, termasuk Kushida, akan mendapat giliran dan pada akhirnya, akan menjadi giliranku. Kami akan memakai susunan ini. Sepertinya aku sudah diberi penilaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan gadis-gadis itu karena aku dipercayakan berdiri dipaling akhir.

alasannya, mereka mungkin ingin memasukkanku di antara murid yang lebih lambat. Ini menyelamatkan ku dari masalah.

Dari semua tahun sekolah dan dari semua kelas, para elit yang dipilih berkumpul di pusat lapangan dan di antara mereka, tokoh-tokoh seperti Horikita yang lebih tua dan Nagumo dari tahun ke-2 bisa dilihat.

"Aku akan menyerahkannya kepadamu, Sudou-kun!"

Hirata berteriak dan dengan nada yang sama, Kushida dan pelari lainnya juga mengirimkan sorakan keras yang menyenangkan Sudou. Sudou, terlihat memiliki tekad, memasuki lapangan. Sepertinya tahun-tahun pertama sudah bagus sampai batas tertentu, karena Kelas D berada di jalur terdalam. Sudah diatur sedemikian rupa sehingga Kelas A dari tahun ke-3 berada di jalur terluar.

Karena ada tiga perempuan di tahun ketiga, bisa saja kami akan memiliki keuntungan awal yang luar biasa.

Saat kegembiraan memuncak, lari estafet terakhir akhirnya dimulai.

Tentu saja, Kelas D tidak lagi punya kesempatan memenangkan festival olahraga tapi jika kami bisa mendapatkan kemenangan itu di sini, kami bisa mengubah masa depan secara drastis. Mereka pasti punya firasat yang seperti itu.

Suara bersorak juga datang dari tenda kami.

"Hampir saja. Sedikit lagi saja, aku akan ditentang."

"Kurasa begitu. Secara tidak terduga, Miyake terluka"

Dari awal, rencananya aku akan mengganti Hirata dan berpartisipasi di barisan lari estafet yang terakhir. Tentu saja, tidak ada orang lain selain Hirata yang mengetahui hal ini.

"Ini akan baik-baik saja, kan? Ayanokouji-kun?"

"Ya. Maaf menyuruhmu menanganinya."

“Itu hal yang wajar yang aku lakukan sebagai bagian dari Kelas D. Aku juga lebih suka jika kita tidak terus dihabisi oleh Ryuuen-kun. Aku tidak keberatan menganggap dia akan sedikit terkejut denganmu yang akan berlari, benarkan?"

"Aku akan melakukan yang terbaik agar tidak mengecewakanmu. Lebih penting lagi, untuk sekarang, ayo kita bersorak untuk Sudou"

Sudou membuat awalan yang bagus saat sinyal awal berbunyi tanpa sedikit pun rasa gugup.

Sebuah lari cepat dengan waktu terbaik yang pernah aku lihat sejauh ini. Dari langkah pertama, dia memiliki kekuatan yang cukup untuk menyalip 11 orang. “Wah!” aku bisa mendengar teriakan seperti itu terbang bersama dengan murid yang berlari.

"Luar biasa, cepatnya"

Bahkan Shibata, yang melihat dari sampingku, memberikan pujiannya. Sudou berlari dengan kecepatan luar biasa.

Anak-anak kelas 2 dan 3 seharusnya cepat, namun mereka terjebak masalah dan dibiarkan berjuang memposisikan diri sendirian.

Setelah mengambil alih melalui pembukaan itu, Sudou mempertahankan keunggulan jarak lebih dari 15 meter dan kembali.

"Aku serahkan kepadaku, Hirata!"

Kelas D heboh karena hal itu. Tongkat itu berhasil lolos ke pelari berikutnya: Hirata.

Tipe berbeda dari laki-laki yang unggul di pelajaran dan olahraga. Dia bersinar, bahkan di sini.

Satu demi satu, murid lain mengikuti di belakangnya, tetapi kesenjangan yang terbentuk tidak bisa diatasi dan rencana kami tetap dipertahankan sampai ke Onodera, pelari ketiga.

Jika ada masalah, maka akan terjadi di titik ini. Untuk seorang perempuan, Onodera itu cepat. Namun, anak-anak yang mengikutinya dari belakang sudah mendekatinya. Posisi memimpin ini pasti akan menghilang.

Pada saat tongkat diserahkan untuk Kushida, pelari kelima, Kelas D sudah diambil alih oleh Kelas A tahun pertama dan kami jatuh ke posisi 7. Sudah kuduga, ketika menyangkut keseluruhan, kelas-kelas lain kadang menggenggam keuntungan.

Aku pikir setidaknya kami bisa mendapatkan peringkat dua atau tiga, tapi pertandingan sepertinya sudah menjadi semakin sulit.

Dalam situasi di mana tahun pertama tidak mampu bersaing, Kelas B tahun pertama justru berhasil menduduki peringkat ketiga dengan usaha mereka.

Kartu As dari Kelas B yang mampu mengumpulkan semua perhatian untuk diri mereka sendiri, Shibata, sepertinya berperan sebagai yang terakhir dan sama seperti aku, dia mengambil posisinya dan menunggu gilirannya.

Ketika pelari keempat dari Kelas A di tahun ke-3 jatuh, situasi antara laki-laki yang berbaris di samping satu sama lain di posisi terakhir sudah berubah seluruhnya.

"Sepertinya kita memenangkan pertarungan ini, Presiden Horikita. Jika memungkinkan, aku ingin berlari melawanmu"



Melirik pelari unggulan yang mendekat, seorang murid dari Kelas A di tahun ke-2, Nagumo, tertawa.

Ada sekitar 30 meter jarak dari murid Kelas A tahun ketiga yang berlari di posisi ke-2. Jarak mereka setara satu sama lain dalam hal kemampuan, namun Kelas A tahun ketiga tidak akan pernah bisa menang.

"Berdasarkan keseluruhan poin, kami cenderung terlihat menang. Terlihat seperti awal era yang baru” Sambungnya lagi.

"Apa kau bercanda ingin mengubahnya? Sekolah, maksudku"

"Sampai saat ini, dewan murid kurang menyenangkan. Keras kepala sekali ingin melindungi tradisi itu. Meskipun kau berbicara kasar seperti itu, kau tidak pernah lupa meninggalkan jaring keselamatan. Aturan lemah yang memastikan tidak akan ada yang di-drop out, sesuatu seperti itu sudah tidak diperlukan lagi, kan? Itulah kenapa, semua yang akan aku lakukan adalah menciptakan aturan baru. Sistem elit sekolah. Seperti itulah."

Nagumo berkata seperti itu saat dia perlahan mulai berjalan ke depan. Dia mulai dengan ancang-ancang lari untuk menerima tongkat.

Tongkat diberikan ke perwakilan  tahun ke-2: Nagumo.

Tidak lama kemudian, Shibata juga menerima tongkatnya di bawah kondisi yang ideal, posisi ke-2.

"Baiklah, bagus! Serahkan sisanya kepadaku!"

Shibata, dengan mata berapi-api, mulai berlari mengejar Nagumo.

Karena murid-murid di antara kami pergi, untuk sesaat, aku membuat kontak mata dengan Horikita yang lebih tua.

Tidak banyak yang bisa diambil dari pembicaraan singkat itu, tapi orang ini ingin memulai perkelahian sekali lagi.

"Melihatmu menjadi yang terakhir..."

"Aku hanya mengantikan orang yang terluka. Awalnya adikmulah yang dijadwalkan akan berada di posisi ini"

"Aku mengerti. Dia berjuang dengan caranya sendiri."

Bahkan jika hanya untuk saat ini saja, Horikita bermimpi ingin berdiri bersama Horikita Manabu.

Meski dia tidak bisa bertukar kata dengannya, dia mungkin bermaksud menyampaikan perasaannya sendiri padanya.

"Aku sudah menonton kelasmu dan sampai beberapa waktu yang lalu aku menganggap kalian sebagai kelas tanpa ada harapan. Tapi, acara terakhir ini, aku tidak merasakan hal itu lagi dari kalian. Apa yang terjadi?"

"Kau benar-benar mengawasi kami. Kelas D dari tahun pertama bukan sesuatu yang seharusnya kau perhatikan, kan?"

"Aku mengawasi semua kelas. Tidak ada pengecualian"

"Jika sesuatu sudah berubah, maka itu adalah adikmu sendiri"

"...Aku mengerti"

Tidak ada keterkejutan. Dia hanya menjawab secara singkat dengan ekspresi yang biasa dan tenang itu.

"Aku akan menanyakan hal ini padamu. Bagaimana denganmu? Aku tidak bisa merasakan gairah apapun darimu"

"Aku adalah aku yang biasa. Aku tidak tertarik dengan festival olahraga ini. Aku sudah bisa melihat hasilnya"

Perasaan kelas.

Perasaan Sudou.

Perasaan Horikita.

Aku tidak pertarik dengan itu semua.

Hanya saja, Aku punya satu firasat.

"Kau tidak akan bisa melihatnya setelah kau lulus tapi ... kelas kami akan menjadi lebih kuat"

"Aku tidak tertarik dengan masa depan yang seperti itu"

Saat Horikita yang lebih tua melirik rekannya yang mendekat, aku menghentikannya dengan kata-kataku.

"Kalau begitu, apa kau tertarik  melihat orang seperti apa aku ini sebenarnya?"

"Apa?"

Waktu yang tepat untuk mulai berlari. Namun, sudah kuduga, dia berhenti.

"Jika kau juga menyukaiku, aku tidak keberatan berlomba denganmu"

"...kau benar-benar laki-laki yang mampu mengucapkan hal paling menarik. Apa itu hanya kesalahpahamanku? Sampai sekarang, aku pikir kau benci bertindak terang-terangan dan menghindari tindakan langsung. Bahkan di estafet ini, aku pikir kau akan membiarkan semuanya berlangsung dan berakhir "

"Jika kau bisa mendapatkan posisi kedua diantara kita, aku akan menerimanya. Tidak setiap hari tahun pertama dan tahun ketiga bisa berdiri sejajar seperti ini untuk bersaing."

Menanggapi provokasi tak terdugaku, Horikita yang lebih tua berhenti sepenuhnya dan berbalik menghadapku.

"Menarik"

Menjawab secara singkat seperti itu, dia tidak lagi membuat gerakan apa pun. Yang paling membingung kan, dengan ini Kelas A di tahun ke-3 akan menjadi pelari kelima. Mereka sudah melakukan yang terbaik untuk membawa tongkat dan menyerahkannya, namun ia menerima tongkat dan malah berdiri diam.

“Kau melakukannya dengan baik"

"Ahh, ehh, ahh ....."

Tahun ke-3 yang namanya tidak aku ketahui syok dengan sikap Horikita yang lebih tua yang sudah menerima tongkat. Dalam semua kemungkinan, ini merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tentu saja para penonton yang menyadari situasi ganjil ini mengalihkan pandangan mereka ke arah Horikita yang lebih tua.

Kelas A dari tahun ke-3, setelah posisi ketiga, disusul satu demi satu dan akhirnya, Kelas D Kushida mendekatiku.

Kushida juga menyadari situasi ganjil ini tapi dia berlari dengan kecepatan penuh. Jarak yang ditempuh dalam beberapa detik lagi.

"Aku akan mengatakan ini sebelum balapan"

"Apa?"

Ketika kami berdua memulai pendekatan kami, aku mengatakan satu kalimat ini.

"... Lakukan dengan semua kemampuanmu"

Untuk sesaat, aku merasa bahwa Horikita yang lebih tua, yang menghilang di belakang bidang  pandangku tertawa.

Pada saat ini, tongkat itu melewatiku.

"Ayanokouji-kun!"

Aku menerima tongkat yang Kushida serahkan dan sebagai pembukaan, aku berlari maju dengan kecepatan penuh.

Sepanjang hidupku hingga saat ini, aku belum pernah sekalipun serius dalam dunia yang besar dan luas ini.

Situasinya benar-benar berbeda dibandingkan ketika aku terus berjalan acuh tak acuh di ruangan yang dingin dan tidak manusiawi itu.

Ini masih awal Oktober. Musim dingin masih lama.

Aku menikmati angin dingin.

Aku tidak peduli tentang mengejar dan menyalip pelari di depan.

Pada saat ini, yang terpenting adalah balapan melawan laki-laki yang berlari di sebelahku.

Seakan memotong angin, dengan kecepatan penuh, kami menutup jarak di antara kami dan pelari di depan.

"Kau pasti bercanda, kan?"

Saat dia terkejar, murid itu memberikan teriakan tercengang tapi dia ditinggalkan dalam debu.

Aku juga tidak bisa lagi mendengar sorak-sorai.

Strategi dan kecerdikan sudah tidak seimbang.

Yang tersisa hanyalah pertarungan satu lawan satuku melawan Horikita Manabu, yang berlari di sebelahku.

Di luar belokan pertama, di luar garis lurus dan akhirnya ke belokan terakhir.

Baiklah. Aku akan mempercepatnya lagi.

Tepuk tangan menyerupai hembusan amarah terdengar di seluruh area.


***


"... tadi itu sangat cepat"

Setelah pertandingan, Karuizawa mengatakan itu kepadaku sambil mengalihkan pandangannya dariku.

"Bukankah itu karena lawanku yang kebetulan menjadi lambat?"

"Tidak, tidak. Apa kau serius mengatakan itu setelah melihat reaksi semua orang?"

"Mengesampingkan lelucon ini, pada akhirnya aku tidak bisa mengalahkan presiden dewan murid, kan?"

"Memang benar. Orang yang berlari di depanmu tadi terjatuh"

Saat kami berdua mendekatinya dengan kecepatan yang luar biasa, pelari di depanku panik dan terjatuh dan akhirnya menghalangi jalanku.

Aku menghindarinya tapi sedikit keterlambatan itu terbukti berdampak dan kakak Horikita akhirnya menyelipku.

Aku tidak tahu bagaimana hasilnya jika tanpa kecelakaan itu, tapi aku tidak terlalu peduli dengan sesuatu semacam itu. Paling tidak, yang pasti, aku sudah mengumpulkan banyak perhatian dari seluruh sekolah di pertandingan terakhir ini.

Banyak dari mereka yang sudah selesai berlari menatapku dengan rasa ingin tahu.

"Ayanokouji! Bukankah kau itu cepat?! Apa kau sedang menahan diri sampai sekarang !?"

Sudou, yang datang menghampiriku, dengan paksa menepuk punggungku. Karena dia menggunakan semua kekuatannya, itu menyakitkan.

"Berlari adalah satu-satunya keahlianku. Tapi itu terlalu berlebihan. Kurasa inilah yang bisa kau sebut sebagai kekuatan yang gila-gilaan"

Dan bukan hanya Sudou, tetapi juga beberapa murid yang terkejut dengan larianku datang kepadaku dan berbicara.

"Alasan itu masih belum cukup menjelaskannya. Kecepatan itu, maksudku, Kau pembohong"

Sedikit menyeret kakinya di belakangnya, Horikita datang. Dia menggunakan tangannya seolah-olah itu adalah pisau dan menusukku di perut.

"Kalian semua, ini bukan jenis perlakuan yang seharusnya kalian berikan kepada seorang prajurit yang berjuang sebaik mungkin ..... itu menyakitkan"

Sejak Horikita menghampiriku, Karuizawa mengambil jarak darinya agar tidak terjadi masalah.

Dari jauh, Sakura juga menatapku, tetapi karena ada kerumunan orang di sekitarku, dia tidak mendekat.

"Seandainya saja kau berlari seperti ini sejak awal, semuanya akan berbeda. Tapi kenapa kau tiba-tiba menjadi serius? Sekarang kau akan mendapat banyak perhatian"

Memang seperti itu. Tidak seperti Hirata atau Shibata, murid yang sudah diakui cepat atau Sudou, yang memberikan semuanya sejak awal festival olahraga, aku sudah setengah-setengah sampai sekarang.

Perbedaan itu pasti akan berpengaruh, tapi, tergantung pada caramu memikirkannya.

Tidak terlalu sulit membuatnya terlihat seperti merusak daftar tabel partisipasi, membuatku tetap ada sebagai cadangan sampai sekarang dan semua manipulasi di belakang layar adalah bagian dari strategi Hirata dan Horikita.

Ini sangat efektif melawan seseorang seperti Ryuuen, yang suka mengalahkan orang-orang.

"Sepertinya mereka akan mengumumkan hasilnya. Ayo pergi"

Sepertinya hasil ini akan diumumkan bersamaan dengan upacara penutupan. Semua murid berbalik ke arah papan pengumuman elektronik raksasa.

"Sekarang, kami akan mengumumkan hasil festival olahraga tahun ini"

Di papan pengumuman elektronik, kami dibagi diantara Tim Merah dan Tim Putih dan penghitungan angka dimulai. Jumlahnya mulai meningkat.

Total poin yang diperoleh 13 acara. Tim yang menang adalah....

"Tim Merah menang"

Poin-poin itu ditampilkan di samping pesan-pesan itu. Benar-benar pertandingan yang sulit dimenangkan tetapi Tim Merah, yang terdiri dari kolaborasi kelas D dan A, sepertinya menang.

"Selanjutnya, kami akan mengumumkan poin keseluruhan untuk setiap kelas"

Membagi 12 kelas menjadi tiga kategori pada layar, poin keseluruhan untuk setiap kelas ditampilkan sekaligus.

Bagi kami, kerusakan tahun ke-2 dan ke-3 tidak ada artinya. Yang penting adalah dimana posisi di Kelas D.

Juara 1: Kelas B tahun pertama
Juara 2: Kelas C tahun pertama
Juara 3: Kelas A tahun pertama
Juara 4: Kelas D tahun pertama

"Ugyaah! Sudahku duga! Kita kalah!"

"Aku pikir semuanya akan berakhir seperti ini"

Benar-benar hebat jika Tim Merah menang, tetapi ternyata kami, tahun pertama sudah cukup bertanggung jawab.

Kurasa itu tidak dihindari, memiliki dua absen, yaitu Kouenji dan Sakayanagi akhirnya menjadi faktor utama di dalamnya.

Untuk kedua tahun ke-2 dan ke-3, Kelas A menempati posisi pertama dengan perbedaan poin yang luar biasa. Kelas D, mengambil posisi ke-2 dan ke-3 dan itu sudah cukup menunjukkan tingkat stabilitas yang tinggi.

Namun, cukup menyedihkan, meski menang sebagai bagian dari Tim Merah, Kelas A hanya menempati posisi ke-3 dalam hal poin keseluruhan dan minus 50 poin diberikan kepada mereka.

Karena Kelas D diperingkat terendah, akan ada minus 100 poin.

Karena Tim Putih kalah, Kelas C juga akan dikurangi 100 poin. Karena Kelas B di posisi pertama dalam keseluruhan poin, mereka mendapatkan 50 poin dan kehilangan 50 poin karena kekalahan Tim Putih. Semuanya berakhir sebagai langkah mundur untuk semua kelas.

Sekarang, ternyata seperti ini, aku merasa seperti semua orang kewalahan dan kelelahan. Bahkan setelah mereka mencoba yang terbaik, poin kelas mereka masih saja menurun sehingga rasanya sama seperti kegagalan.

Tentu saja, murid yang menang secara individu bisa menangani ujian di masa depan, jadi aku tidak akan mengatakan bahwa itu semua tidak ada gunanya.
                        
"Terakhir, kami akan mengumumkan peserta terunggul untuk setiap tahun sekolah"

Ini adalah bagian yang paling ditunggu-tunggu Sudou.

Jika dia mampu mengambil posisi pertama, Sudou akan merasa seperti berada di atas bulan setelah mendapatkan izin untuk memanggil Horikita dengan nama depannya.

Namun---

Peserta unggulan untuk tahun pertama adalah Kelas B - Shibata Sou.

Itu ditampilkan di papan pengumuman elektronik.

"Guaaaah! Jadi begitu rupanya!"

Kehilangan harapan terakhirnya, Sudou berteriak. Shibata secara konsisten mengambil posisi pertama atau kedua berulang kali. Sudou sudah menempati posisi pertama di semua pertandingan individu tetapi, absen memiliki efek yang kuat.

Fakta bahwa dia juga kalah di lari estafet yang akan memberikannya skor tinggi sudah menjadi paku terakhir di peti mati miliknya.

Dia terus menatap papan pengumuman elektronik dengan frustrasi bahkan setelah upacara penutupan selesai.

"Sudou-kun, kau tidak mendapatkan posisi pertama di tahun ajaran kita. Kau ingat janji itu kan?"

"... ya, sayang sekali. Tapi janji adalah janji. Aku akan memanggilmu Horikita mulai sekarang"

"Tadi itu beberapa usaha yang mengagumkan"

Horikita tertawa dengan cara yang sedikit menggoda.

"Aku  lupa memberi tahumu ini tapi aku baru ingat bahwa kau secara langsung mendorong kondisi tersebut kepadaku dan aku belum meminta bayaran apa pun"

"Maksudnya?"

"Jika kau duduk di posisi pertama, maka kau boleh memanggilku dengan nama depanku. Kau mengajukan istilah egois seperti itu kepadaku jadi bukankah wajar jika aku membuat permintaan sekarang setelah kau gagal"

"Itu benar ....."

"Itu sebabnya aku akan menghukummu karena kau tidak mampu mencapai tujuanmu. Jangan pernah lagi menggunakan kekerasan tanpa alasan yang jelasn. Aku melarangnya. Apa kau bisa berjanji kepadaku?"

"... itu hukuman, kan? Aku akan menepati janji itu"

"Tentu saja, jangan lupa bahwa kau bukan orang yang bisa memutuskan alasan apa yang bisa dibenarkan. Itu terserah aku atau pihak ketiga."

Sudou dengan patuh mematuhi itu juga.

Dari kejadian ini, dia mungkin menyadari kebodohannya sendiri dan mungkin sudah memutuskan untuk bertindak lebih dewasa.

Horikita perlahan membalikkan punggungnya dan mulai berjalan pergi.

"Itu benar... selama festival olahraga ini, seperti kau, aku tidak bisa memenuhi harapan semua orang"

"Ahh? Mau bagaimana lagi, kan? Karena kau terluka"

"Meski begitu, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri. Itu sebabnya aku juga harus dihukum"

Horikita berkata seperti itu saat dia berbalik dan kemudian, dia mengatakan ini.

"Itu sebabnya jika kau ingin melakukannya, aku tidak keberatan membiarkanmu memanggilku dengan nama depanku"

"Hah? O-Oi?"

"Itu adalah hukumanku"

Inilah cara Horikita membuat kesepakatan, itu yang mereka sebut 'menemukan kesamaan'

"Meskipun kita berada di posisi terakhir, berkat itu, aku bisa mendapatkan harapan di pertandiangan yang akan datang. Aku sangat bersyukur"

"... o-oh"

Sudou dengan malu-malu mengusap bagian bawah hidungnya dan melihat ke arah lain, menyalahkan matahari yang terbenam untuk pipinya yang memerah.

"Uoooooooooooohhhhh, baaaaaaaiklaaaah!"

Sudou berteriak dengan keras seolah-olah meniup semua rasa kelelahan dan mengangkat kedua tangannya ke langit.

"Festival olahraga ini luar biasa! Luar biasa, Suzune!"

"Bagus untukmu, Sudou"

"Ya!"

"Maaf ikut campur saat kau sedang merayakannya, tapi apa kau punya waktu luang?"

Tepat saat kami memutuskan untuk mengakhirinya dan mendekati gedung sekolah, seseorang memanggil seperti itu. Orang yang mengatakan itu adalah seorang gadis yang terlihat tenang.

Aku tidak tahu namanya dan aku juga tidak tahu kepribadiannya, tapi satu-satunya hal yang aku tahu adalah dia merupakan murid dari Kelas A yang aku perhatikan selama pertandingan kuda-kudaan.

“Setelah kau selesai ganti baju, apa kau bisa menemaniku sebentar?" perempuan itu berbicara kepadaku.

"... kenapa aku?"

"Karena aku punya sesuatu yang ingin aku bicarakan. Jam 5 sore. Datanglah ke gerbang depan"

"O-Oi, Ayanokouji. Ada apa  itu? ada apa itu? Ada apa dengan situasi itu!?"

Sesaat, aku juga membayangkan sesuatu prihal pemberitahuan ini, tapi aku tidak bisa merasakan hal seperti itu dari perempuan ini.

"Oi. Apa maksudmu sesuatu yang ingin dibicarakan?"

Aku mencoba menghentikannya tapi, tanpa rasa tertarik kepadaku, perempuan itu pergi.

"Ada apa? Apa musim semi di masa muda juga datang kepadamu?"

"Sepertinya tidak seperti itu..."

"Masih ada kemungkinan jika perempuan itu, setelah melihatmu berlari sebagai penentu, jatuh cinta kepadamu pada pandangan pertama"

"... kesedihan yang bagus ..."

Namun, hatiku tidak cukup kuat mengabaikannya ketika aku diajak ketemuan.

Setelah melihat orang asing itu, aku mengganti pakaian di ruang ganti dan kembali ke ruang kelas.

Karena mereka diperintahkan bubar pada upacara penutupan, setengah murid sudah dalam perjalanan pulang.

Ketika Horikita, yang sekarang berseragam, kembali untuk duduk di sebelahku beberapa waktu kemudian, aku memanggilnya.

"Kali ini benar-benar kekalahan yang sempurna."

Horikita, yang menjawab seperti itu, tidak menunjukkan sedikit pun kesuraman di wajahnya.

"Tapi bagiku, aku merasa seperti aku bisa menjadi dewasa selama festival olahraga ini. Aku tidak pernah berpikir hari itu akan datang ketika aku menggunakan kata-kata 'menggunakan kegagalan sebagai bahan bakar' tapi ..... sungguh, itulah yang aku rasakan”

"Itu benar. Jika kau merasa seperti kau bisa dewasa, bukankah itu bagus?"

"Kelas ini akan menjadi lebih kuat. Dan kita pasti akan naik ke kelas teratas"

"Itu tidak cocok untukmu. Aku merinding sampai ke tulang punggungku"

"... Aku pikir begitu. Itu tidak seperti diriku"

Mungkin dia sendiri bingung dengan ini karena Horikita dengan malu mengalihkan matanya.

"Tapi masih ada banyak masalah sebelum kita bisa melakukannya. Ada masalah internal yang harus kita bersihkan. Tapi pertama-tama, untuk melakukannya, aku harus bersujud"

"Bersujud?"

Kata yang tiba-tiba muncul itu membuatku khawatir, tetapi Horikita tidak benar-benar mencoba mengatakannya.

"Ini tidak ada hubungannya denganmu. Terima kasih untuk hari ini"

***
Setelah kelelahan selama festival olahraga, para murid mulai meninggalkan kelas satu demi satu, terlihat menghabiskan waktu.

Karena sepertinya tidak ada kegiatan klub hari ini, Sudou-kun pergi sambil mengobrol dengan Ike-kun dan yang lainnya.

Orang disebelah kursiku, Ayanokouji-kun, sepertinya juga akan pergi, ketika dia buru-buru bangkit dari tempat duduknya.

Mungkin dia menjadi ingin tahu tentangku, karena aku belum bangun dari tempat dudukku, saat dia melihat ke arahku.

"Kau belum pulang?" aku bertanya

"Ya, kau lihat ..... aku punya beberapa urusan untuk diakukan"

"Meskipun kau biasanya selalu pulang lebih awal, ini sedikit tidak biasa"

"Sesuatu seperti itu kadang-kadang terjadi. Kalau begitu, sudah cukup untuk hari ini"

"Ya. Aku akan menemuimu lusa nanti"

Kemudian, satu demi satu, semua orang pergi dan dalam waktu singkat, aku adalah satu-satunya orang yang tersisa di kelas.

Untuk alasan kenapa aku tetap tinggal, aku bahkan tidak perlu mengatakan alasannya.

Untuk menanggapi panggilan Ryuuen-kun.

Sepanjang festival olahraga ini, aku sudah dibuat menari di atas telapak tangan Ryuuen-kun sepanjang waktu. Sudah terlambat sejak aku yakin akan hal itu.

Aku tidak bisa mengambil tindakan balasan terhadapnya dan aku terus dipukuli.

Tapi...

Entah bagaimana, aku merasa segar kembali. Aku sadar bahwa aku benar-benar hancur.

Aku bisa memahami fakta bahwa aku terjauh, jauh lebih lemah dan lebih menyedihkan daripada yang aku bayangkan.

Aku merasa harus berterima kasih kepadanya karena mengajariku hal itu.

Namun, utang yang dia ingin tidaklah kecil jika dibandingkan dengan ukuran apa pun. Karena bukan hanya aku, tapi banyak murid lain yang dibuat menanggung beban tersebut. Fakta bahwa satu juta poin pribadi akan ditransfer ke Kelas C, berarti aku harus menjaga kemungkinan masa depan untuk diriku sendiri.

"Maaf, aku membuatmu menunggu, Horikita-san. Aku baru saja terjebak pembicaraan dengan teman-temanku, maaf"

Kushida-san, yang meninggalkan kelas bersama teman-temannya, kembali sambil meletakkan tangannya bersama.

"Tidak apa-apa, sepertinya masih ada waktu sampai waktu yang ditentukan. Bisakah kita pergi sekarang?"

***

"Yo. Jadi, kau tidak melarikan diri, Suzune"

"Sangat terkutuk jika aku melarikan diri. Tentu saja aku akan datang"

"Hatimu ada di tempat yang tepat. Kau sudah menjadi perempuan yang lebih baik darimu sebelumnya"

Aku tidak senang sedikitpun meski dia memujiku dengan cara seperti itu.

"Tapi sebelum aku berbicara denganmu... sebaiknya kita akhiri lelucon ini, kan? Kushida-san".

"Ehh? lelucon? Apa maksudmu?"

Di gedung sekolah, terselimuti cahaya senja, aku menatap lurus ke arah Kushida-san.

"Aku tidak keberatan jika kau bermain-main sebagai orang baik di sini tapi bukan itu yang kau kejar kan? Festival olahraga ini. Kau membocorkan informasi. Itulah kenapa Kelas C mampu melakukannya dengan sangat baik. Fakta bahwa aku di sini seperti ini sekarang dengan Ryuuen-kun juga demi itu .. apa aku salah? "

"... ayolah, dari mana kau mendengar sesuatu seperti itu? Hirata-kun? Ayanokouji-kun?"

"Tidak. Ini pikiranku sendiri. Aku tidak bisa menghilangkan rasa tidak enak ini. Dia satu-satunya di sini sekarang. Bukankah sudah waktunya kita berhadapan satu sama lain?"

"Berhaadapan satu sama lain? Apa maksudmu?"

"Pada awalnya, aku melihatmu di bus, mencoba meyakinkan Kouenji-kun menyerahkan kursinya. Jujur, aku tidak mengenalmu saat itu. Tapi aku mengingatmu setelah itu... "

Aku melihat Kushida-san di matanya. Jika dia memang bekerja sama dengan Ryuuen-kun, dia akan ikut campur. Namun, sampai sekarang, dia belum melakukannya karena dia menganggap itu tidak perlu.

"Kushida Kikyo-san. Aku ingat bahwa seorang murid sepertimu hadir di 'SMP' ku"

Bahkan dia tidak akan bisa menjaga senyumnya yang konstan jika aku mengatakan sesuatu seperti itu.

Tepat di depan mataku, untuk pertama kalinya, aku melihat dia mengubah ekspresi.

Mengarahkan jenis senyuman yang berbeda.


"Tentu saja kau akan langsung ingat. Aku ini anak yang cukup ‘bermasalah'"

Setelah mengatakan itu, Kushida-san berhenti berbicara dan hanya merendahkan matanya dalam keheningan.

"Aku tidak percaya jika kalimat itu cukup akurat. Kau bukan anak bermasalah, sama seperti bagaimana kau di Kelas D sekarang, kau adalah murid yang dipercayai semua orang. Tapi-"

"Apa kau bisa berhenti? Berhenti mengukit masa lalu"

"Itu benar. Tidak ada gunanya membicarakan masa lalu sekarang"

Ryuuen-kun mendengarkan pembicaraan kami dengan senyuman seolah dia menikmatinya.

"Jika kita berada di tempat yang sama, kau akan mengerti, bukan? Apa yang ingin aku lakukan?"

"Ya. Aku sudah menyadarinya. Kau ingin aku keluar dari sekolah ini. Tapi bukankah kau juga akan mengambil risiko yang besar? Jika aku mengungkapkan kebenarannya, kau akan kehilangan kedudukanmu saat ini, kan?"

"Aku atau Horikita-san. Sudah jelas siapa yang lebih dipercaya. Kurasa kau bisa menyabutnya sebagai pengambilan risiko"

"Tapi jika itu ketahuan, bukankah kau akan berada dalam masalah juga? Misalnya, bahkan jika tidak ada yang percaya dengan apa yang  aku katakan, mereka masih akan memendam keraguan. Setidaknya, kau tidak bisa menyangkal fakta bahwa kita memang satu SMP"

"Kau benar. Tapi ... jika kebetulan kau memberitahu orang lain tentang aku, aku akan benar-benar mengincarmu. Artinya, aku akan menyeret saudara yang sangat kau cintai itu juga"

Kata-kata itu membuatku tegang.

Justru karena aku pernah mendengar tentang masa lalu murid bernama Kushida Kikyo ini, sangat berbahaya jika dia serius ingin membuat Nii-san terlibat seandainya aku membuatnya marah.

Kau hampir bisa menganggap ini sebagai pertahanan sempurna terhadapku, tanpa ada satu pun basa-basi di dalamnya.

Tapi, tidak mudah bagi Kushida-san bertindak. Karena ada bahaya di balik gagasan: jika dia secara terang-terangan membuat kakaku terlibat, aku mungkin akan mengambil langkah-langkah putus asa.

Itu sebabnya dia merancang strategi ini untuk membidikku secara terbuka tanpa membiarkan hal tersebut.

"Kalau begitu, bukankah tidak akan ada masalah jika kau mengabaikanku? Kau sangat tau jika aku tidak ingin melibatkan diriku dengan orang lain dan aku tidak akan menunjukan diriku di tempat yang tidak seharusnya, kan?" jawabku

"Untuk saat ini, iya. Tapi tidak ada jaminan tentang apa yang akan tetap terjadi di masa depan. Agar aku bisa menjadi diriku, aku harus membuat semua orang yang tahu tentang masa laluku menghilang"

"Sekarang aku tau, apa itu artinya aku ini juga mangsamu?" Ryuuen menyela.

"Tergantung keadaan, mungkin begitu"

Bahkan saat dia bekerjasama dengannya, Kushida-san masih bisa berbicara dengan sangat berani.

"Kuku. Kau perempuan yang licik. Yah, karena aku suka bagianmu yang itu, aku putuskan untuk bekerja sama"

"Biarkan aku mengatakan ini, Horikita-san. Aku akan meneluarkanmu. Untuk melakukannya, aku akan bekerjasama bahkan dengan iblis sekalipun"

Kushida-san berkata seperti itu saat dia meninggalkan sisiku dan berdiri di samping Ryuuen-kun.

"Sangat memalukan, Suzune. Dikhianati oleh sekutumu yang menjanjikan"

"Kau selangkah di depanku kali ini, Ryuuen-kun. Tidak... Kurasa sudah seperti ini sejak dulu. Selama ujian di kapal pesiar, di pulau tak berpenghuni, selama insiden Sudou-kun juga, aku terus menerus kalah "

Dengan mengakui itu, kata-kata ini keluar begitu saja.

"Ayo kita selesaikan ini. Poin dan bersujud, maksudku, setelah kalian berdua selesai."

"Aku akan melakukannya dan membereskan masalah ini, tapi Kinoshita yang berlari ke arahmu itu adalah kecelakaan. Tidak ada motif tersembunyi atau niat jahat di balik itu. Begitulah cara dunia bekerja, kan? Jika ada kecelakaan, kadang-kadang kau harus menyelesaikannya di pengadilan. Sesuatu seperti itu." Kushida berbicara

"... ya. Memang tidak ada bukti, sudah jelas aku akan dijebak sebagai pelakunya"

Untuk membuktikan ketidakbersalahanmu, kau membutuhkan banyak tekad dan kekuatan. Dalam hal ini, aku hanya harus mengakuinya dengan jujur.

"Aku juga akan menambahkan ini. Insiden itu sesuatu yang kau dalangi. Kau menyuruh Kinoshita-san membuatku pingsan. Aku yakin itu"

"Itulah ucapan ketakutanmu."

"Aku tidak peduli meskipun itu hanyalah khayalanku. Tapi, paling tidak, aku ingin mendengarnya. Perangkap macam apa yang kau gunakan di festival olahraga ini?"

"Kau akan kehilangan dirimu dan bersujud, jika aku harus membayangkan bagaimana bayangan yang kau pikirkan, kurang lebih akan menjadi seperti ini"

Ryuuen-kun tertawa senang ketika dia mulai membicarakannya seolah-olah itu adalah khayalan.

"Sebelum festival olahraga, aku punya Kushida yang memiliki tabel partisipasi Kelas D, dan aku mendapatkannya dengan cara itu. Lalu aku menugaskan orang yang tepat di tempat yang seharusnya dan menang. Tentu saja, bukan hanya itu, aku juga benar-benar mengamati Kelas D"

"Kepemimpinan yang luar biasa. Faktanya, kau menang banyak melawan Kelas D dan Kelas A"

Meskipun mereka tidak bisa menandingi Kelas B dalam hal kekuatan secara keseluruhan, tidak ada keraguan bahwa mereka bertarung dengan baik.

"Tapi apa kau bisa menang dengan lebih efisien lagi? Untuk menghancurkanku, kau menggunakan dua kartu as milikmu dan salah satu dari mereka bahkan harus mundur setelah terluka. Itu membingungkan"

"Kuku. Untuk menghancurkanmu. Itu alasan yang cukup. Aku tidak tertarik menang dalam hal poin keseluruhan sejak awal kali ini".

"Strategimu bergantung kepada keberuntungan. Bagus untukmu, ketika kau memerintahkan Kinoshita-san untuk membuatku jatuh dan dia melakukannya, kau diselamatkan oleh dua kebetulan. Aku terlalu terluka untuk melanjutkan pertandingan dan Kinoshita-san terluka parah setelah dia terjatuh sendiri. Keduanya bukan sesuatu yang bisa kau lakukan dengan mudah "

Apa yang membuat roda gigi dalam diriku berantakan adalah karena hal itu.

Karena jika dia hanya cedera ringan, maka sesuatu tidak akan menjadi serius.

"Tentu saja tingkat cederamu itu kebetulan. Sudah jelas jika aku berniat melukaimu. Jika dia mengacau saat melakukan kontak denganmu, Kinoshita akan mengalami pengalaman menyakitkan sendirian. Itu sebabnya aku membuat Kinoshita berlatih secara menyeluruh tentang satu hal. Untuk melakukan kontak dengan lawannya dan membuat jatuhnya terlihat alami "

Jika seseorang diberi perintah seperti itu, mereka biasanya akan memberontak. Apa sebenarnya yang harus dilakukan untuk membuatnya sangat patuh?

"Dan ... tentang cedera Kinoshita ... apa kau benar-benar berpikir itu kecelakaan?"

"Ehh ...."

"Tentu saja, dia jatuh. Luka serius tidak begitu mudah dipertahankan. Itulah kenapa aku membuatnya berpura-pura kesakitan dan keluar dari festival olahraga. Setelah itu, masalah sederhana, sebelum dia menerima pengobatan, aku melukai dia. Seperti ini "

Dia mengatakan itu sambil menginjak lantai koridor dengan seluruh kekuatannya.

Ban! Suara mengerikan dan menakutkan bergema di koridor.

"Kau melakukan itu....? Kepadanya...?"

"Dia memberikan persetujuannya ketika aku menawarkan 500.000 poin. Kekuatan uang benar-benar menakutkan"

Itu berarti sejak awal, ini juga direncanakan, bahwa dia akan menderita luka serius...

Dari lubuk hatiku, anggapanku tentang pikirannya dan hukuman terhadap mereka sangat menakutkan. Jika demi kemenangan, tidak ada yang tidak akan dia lakukan.

Tapi, aku tidak berharap dia akan jujur ​​denganku.

"Apa tidak masalah terus dan terus menjawab hanya karena aku bertanya?"

"Apa?"

"Jika aku kebetulan merekam pengakuanmu, apa yang akan kau lakukan?"

Aku mengatakannya ketika aku mengeluarkan ponselku.

"Kau baru saja memikirkan itu, kan?"

"Sebagai langkah terakhirku, aku mencoba memanipulasimu. Tapi aku terkejut, secara tidak sengaja kau mengatakan semua itu kepadaku"

Aku memainkan ponselku dan memutarnya dari titik tertentu.

"Sebagai langkah terakhirku, aku mencoba memanipulasimu. Tapi aku terkejut jika kau tidak sengaja mengatakan kepadaku semua itu"

Aku memainkan ponselku dan memutarnya dari titik tertentu.

"Sebelum festival olahraga, aku menyuruh Kushida mengambil semua yang ada di Kelas D-"

"Jika kau melaporkan aku, atau meminta poin dan bersujud, aku akan melawanmu dengan bukti ini. Jika itu terjadi, aku penasaran, siapa di antara kita yang akan berada dalam masalah?"

"Ku ....!"

Untuk pertama kalinya, senyum Ryuuen-kun menghilang dan dia berhenti berbicara.

"Suzune ... kau ....."

"Aku juga tidak mau mencari masalah. Karena itulah, mari kita selesaikan dengan-"

"Kukuku ..... kuhahaha!"

Tiba-tiba, Ryuuen-kun tertawa terbahak-bahak lagi.

"Kau benar-benar perempuan yang menyenangkan. Aku mengatakannya sejak awal, bukan? Isi diskusi kita ini, kebanyakan khayalan. Aku hanya meladeni ucapan ketakutanmu. Aku hanya membayangkan cerita yang kau buat secara sengaja di dalam kepalamu "

"Meski begitu, apa ada cara untuk memastikan apa khayalan itu nyata atau tidak? Aku tinggal menghapus bagian di mana kau mengatakan bahwa ini hanyalah khayalan dan mengedit rekamannya"

Jika separuh pertama dipotong, tidak ada cara untuk memastikan apakah itu bohong atau tidak.

"Tentu saja, aku hanya harus memberikan yang asli. Tidak masalah"

Tertawa tanpa rasa takut, Ryuuen mengambil ponsel dari sakunya.

"Apa kau tahu ini? Rekaman penuh ...... tidak, rekaman kamera"

Dia mengatakannya sambil mengarahkan kamera di bagian belakang ponsel ke arahku. Bukti itu lebih bisa diandalkan daripada audio.

Itu berarti Ryuuen-kun sudah berasumsi bahwa aku akan mencoba melakukan langkah terakhir.

Itu berarti, segalanya tidak akan semudah itu... adalah yang sebenarnya.

Jika aku menyerahkan data audio ke sekolah dengan bagian pertama yang dipotong, akan ada penyelidikan.

Dan Ryuuen-kun dan yang lainnya akan dicurigai.

Tapi tidak mungkin bisa menyatakan bahwa mereka bersalah hanya dengan itu.


Jika aku mencoba tidak peduli dengan kata-katanya, yang dia katakan jikalau itu hanyalah khayalan, sebagai bukti, aku akan diselidiki karena hal itu.

"Apa kau mengakuinya, Suzune? Kekalahan telakmu"

Kushida-san juga tertawa dengan berani.

Aku semakin menyadari bahwa aku ini bodoh.


Dia bukan tipe musuh yang aku pikir strategi apapun untuk melawannya akan berhasil. Perlawanan terakhirku juga gagal.

"Buang harga dirimu itu dan bersujudlah, Suzune"

Setelah menerima hukuman mati itu, aku memutuskan untuk diam-diam berlutut.

"Aku mengerti... aku akui...”

Suara tak seharusnya dari tempat ini terdengar. Itu karena ponsel Ryuuen-kun berdering tepat di depan mataku.

Aku pikir dia sendiri tidak terlalu memperhatikan hal itu. Tapi untuk beberapa alasan atau lainnya, dia menurunkan pandangannya ke layar untuk mencari tahu sumber suaranya.

Namun, ekspresi Ryuuen-kun mengeras sejenak meski dia terus tersenyum konstan selama ini.

Dia mulai mengutak-atik ponselnya tanpa melirikku.

Dan dari ponsel itu, aku bisa mendengar apa yang sepertinya adalah rekaman yang dibuat di suatu tempat dengan berbagai suara yang tercampur di dalamnya.


"Dengar, bodoh. Kita akan mengatur jebakan untuk Horikita Suzune, Class D. Apa yang harus kita lakukan? Aku akan menawarkanmu strategi itu. Aku akan menunjukkan kepadamu sesuatu yang menarik"

Itu adalah suara Ryuuen-kun.

Apa ini pembicaraan tersembunyi ketika dia merencanakan strategi yang akan dia lakukan selama festival olahraga?

Dia menjelaskan secara detail apa yang dia katakan dengan bangga beberapa waktu yang lalu.

"Aku tidak bermaksud melawan strategimu tapi beri aku kesempatan bertarung melawan Horikita"

Di tengah-tengah itu, seolah-olah menyela, suara Ibuki-san muncul.

"Di pertandingan lari rintangan, kau akan berlari melawan Suzune dan melakukan kontak dengannya. Lakukan apa saja agar dia terjatuh. Setelah itu, aku akan bertanggung jawab atas cederamu dan merampok sejumlah uang untukmu."

Suara tersebut mengatakan itu. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa artinya ini, Ryuuen-kun? Ada apa dengan audio itu?"

Kushida-san juga, sepertinya tidak bisa memahami situasinya, jadi dia meminta penjelasan dari Ryuuen-kun.

"Aku mengerti, aku mengerti, aku mengerti. Aku mengerti sekarang. Kuku, sekarang, bukankah ini menarik? Apa kau tahu apa artinya ini? Itu artinya ada pengkhianat juga di Kelas C. Tidak hanya kalian, mereka juga akan melibatkan aku, menari di atas telapak tangan mereka, pengkhianatan Kikyo, dan fakta bahwa Suzune akan hancur sebelum aku. Mereka sudah memperhitungkan semuanya. Kuhahaha! Ini menarik! Menarik! Seseorang mengendalikanmu dari belakang. Mengagumkan!"

Menyebutnya sebagai mahakarya, Ryuuen-kun menyisir rambutnya ke belakang dan tertawa keras.

"Kau dipermainkan, Kikyo. Mereka sudah memprediksi kalau kau akan menjadi pengkhianat dan menyerahkan daftar tabel informasi kepada kami. Mereka sudah memprediksi setiap detail terkecil"

"Pengkhianatan sudah diprediksi sejak awal .....? Siapa yang bisa melakukannya? Apa itu Ayanokouji-kun? Aku tidak tahu dia secepat itu...."

"Yah, dia salah satu kandidat. Tapi aku tidak akan menarik kesimpulan itu. Ini cerita yang berbeda, apa seseorang yang mampu merekam seperti ini akan meninggalkan jejak begitu saja? ​​Suzune, dan juga Ayanokouji dan tergantung situasinya, bahkan Hirata mungkin punya seorang yang mengendalikannya. Aku membutuhkan waktu sedikit demi sedikit untuk menemukan mereka. Aku gagal mendapatkan poin dan persujudan dari Suzune tapi aku akan memuaskan diriku dengan hasil ini saja. "

Tidak salah lagi. Aku tidak tahu bagaimana dia melakukannya, tapi dia menggunakan seseorang dari Kelas C untuk merekam strategi Ryuuen-kun. Itu saja, aku yakin.

Selama lari estafet, dia yang bertanding melawan kakakku juga sangat sulit dijelaskan. Bukan berarti karena dia lebih suka tetap tidak menarik perhatian. Tapi, justru karena aku tahu, hanya ada satu orang yang mampu datang ke dalam pikiranku, Ayanokouji Kiyotaka-kun.

Situasi di mana dia sudah dimata-matai, dia masih berani bertindak terang-terangan.

Jika seseorang yang menguasai kelas dari belakang layar sampai sekarang tiba-tiba maju ke depan, tentu saja itu akan mencurigakan. Dia akan dicurigai sebagai penipu.

Melihat bagaimana Ryuuen-kun tidak mampu mempersempitnya kepada Ayanokouji-kun sendirian, itu berarti dia sudah memasang perangkap di belakangku.

"Ini untuk saat ini. Pengirim pesan ini mungkin tidak akan membidikan kita lebih jauh lagi"

"Apa itu baik-baik saja? Bagaimana jika mereka mengancammu dengan rekaman?".

"Jika mereka bermaksud mengirimkannya ke sekolah, mereka akan melakukannya nanti. Melakukannya setelah kita mengajukan keluhan kita akan sangat efektif. Aku tidak bisa mewujudkan persujudannya, tapi bagiku, aku sudah mencapai setengah dari tujuanku. Tidak buruk "

***

Setelah mengganti seragamku, aku pergi ke gerbang depan seperti yang dijanjikan dan seperti yang dia katakan, perempuan itu menungguku.

"Kau bilang ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku ...?"

"Ikuti aku"

"Ikuti, kemana..."

"Gedung khusus"

Itu juga, ternyata tempat yang cukup aneh.

Perempaun itu, tanpa memberikanku penjelasan, mulai berjalan pergi dan kami menginjak lantai 3 gedung khusus.

Lantai ini adalah salah satu dari beberapa tempat di sekolah di mana tidak ada kamera pengintai yang dipasang.

"...tepat apa-"

Ketika aku mencoba bertanya padanya, orang itu menyuruhku menunggu dan kemudian pergi sendirian.

Dia pergi ke sebuah sudut di koridor dan diam-diam berbisik.

"Apa aku boleh pergi?"

"Ya. Kau melakukannya dengan baik, Masumi-san. Aku akan mengandalkanmu lagi"

".....tentu"

perempuan bernama Masumi dengan tenang mengangguk dan pergi.

Orang di belakang suara itu perlahan-lahan mengungkapkan dirinya.

Membawa tongkat di satu tangan, dia menatapku dengan senyum dingin.

Tahun pertama. Kelas A. Sakayanagi.

"Kau memanggilku?"

Aku bertanya kepada Sakayanagi, namun dia tidak menjawab.

Kemudian untuk sesaat, Sakayanagi dan aku akhirnya saling menatap satu sama lain.

Di gedung sekolah saat senja, perempuan berdiri di depan mataku dengan tongkat di tangannya.

"Lari estafet terakhir itu menarik sedikit perhatian, Ayanokouji Kiyotaka-kun"

Tepat ketika aku berpikir bahwa dia akhirnya membuka mulutnya, hanya itu saja.

“Ya, maaf, tapi apa aku bisa mengirim pesan dulu? Aku sedang menunggu seseorang"

"Silahkan"

Sakayanagi tidak bereaksi dengan ketidaksenangan melainkan, dia tersenyum padaku.

Aku mengirim apa yang sudah aku persiapkan.

"Jadi ... Apa aku bisa menganggap bahwa itu kau? Orang yang memanggilku ke sini."

"Benar"

Jawaban langsung, ya?

"Jadi ada apa? Jika memungkinkan, aku akan menyelesaikan ini secepatnya"

"Setelah melihatmu berlari, aku teringat sesuatu. Aku memanggilmu kemari karena aku merasa aku bisa berbagi kejutan bersamamu saat itu. Hampir seperti ditembak, bukankah begitu?"

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan ......"

Tok, tok. Menyandarkan dirinya dengan tongkat, Sakayanagi berdiri tepat di sebelahku.

"Sudah lama, Ayanokouji-kun. Sekitar 8 tahun dan 243 hari"

"Kau bercanda, kan? Aku tidak mengenalmu"

"Fufu. Kurasa begitu. Lagipula, kenalan kita bukanlah satu-satunya"

Tok.

Tok.


ketukan mereda sedikit demi sedikit.

Sebenarnya ini apa?

Aku memutuskan untuk membungkus segalanya dan mulai berjalan ke arah yang berlawanan.

"Ruang Putih"

Ketika kata-kata itu menembus telingaku dan mencapai otakku, aku tanpa sadar berhenti berjalan.

Itu mengacaukan akal sehatku dan aku mulai mempertanyakan 'kenapa' dan 'bagaimana'

"Tidak menyenangkan, bukan? Tersingkirkan oleh informasi yang hanya dimiliki oleh musuh"

"...kau..."

"Ini reuni yang nostalgia, jadi aku pikir aku harus menyapamu"

Reuni?

Aku melihat ke arah Sakayanagi sambil tetap membelakangiku. Aku yakin belum pernah melihat dia sebelumnya, dia benar-benar seorang perempuan yang tidak memiliki tempat di ingatanku.

Aku juga tidak pernah kehilangan ingatan di masa lalu.

Aku bertemu orang ini, Sakayanagi, di sekolah ini.

Tidak ada yang salah dengan fakta itu.

“Aku mengerti. Karena kau tidak mengenalku. Tapi aku mengenalmu. Ini pasti putaran takdir yang aneh. Bersama denganmu di tempat seperti ini. Sejujurnya, aku tidak pernah berpikir akan melihatmu lagi, tapi dengan ini, semua misteri sudah dipecahkan. Pulau tak berpenghuni, kapal pesiar dan pertarungan Kelas D melawan drop out. Aku tidak bisa percaya jika semua itu adalah strateginya Horikita Suzune. Jadi kau memegang kendali dari belakang layar selama kejadian itu semua "

"Apa yang kau maksud dengan itu? Kami punya beberapa ahli strategi."

Pertama-tama, analisis. Aku harus tetap tenang tanpa panik. Aku bisa memikirkannya nanti.

"Dengan ahli strategi, apa kau akan menyebut Horikita Suzune-san? Atau mungkin kau ingin menyebut Hirata Yousuke-kun? Bagaimanapun, sekarang keberadaanmu sudah ketahuan, tidak masalah siapa pun itu"

..... dia tidak berbohong. Rupanya dia sangat mengenalku.

"Tolong tenang. Pertama-tama, aku tidak punya niat memberitahu orang lain tentang dirimu”

"Bukankah akan lebih mudah jika kau sendiri yang melakukannya?"

"Aku tidak akan berhenti. Akulah satu-satunya yang layak mengubur si genius palsu"

Tok. Tongkat tipis memukul lantai.

"Aku sudah menemukan sedikit kesenangan di kehidupan sekolah yang membosankan ini"

"Apa aku bisa bertanya satu hal?"

"Aku merasa terhormat ditanyai olehmu. Silakan bertanya. Jika kau ingin tahu kenapa aku mengenalmu, aku tidak keberatan memberimu jawaban"

"Tidak, aku tidak tertarik dengan itu. Aku hanya ingin tahu satu hal"

Sakayanagi dan aku melakukan kontak mata.

"Apa kau mampu menguburku?"

Adalah apa yang aku tanyakan.

"..... fufu"

Sakayanagi tertawa sedikit dan kemudian tertawa lagi.

"Fufufu. Aku minta maaf sudah tertawa. Tapi aku tidak bermaksud menghina pernyataan yang kau buat. Aku sangat tau betapa menakjubkannya dirimu. Aku baru saja mulai menikmati ini. Karena aku akan memenuhi hidupku dengan menghancurkan karya seni agung yang ayahmu buat "

Aku ingin berharap.

Kekalahanku berarti kekalahan manusia juga.

Aku berpikir dari dalam lubuk hatiku, aku ingin konflik yang menyedihkan ini kupegang dan kuhancurkan.


Admin:
Ah, selesai juga (terharu). Banyak masalah dengan jadwal posting, tapi tenang, semester berikutnya akan lebih bermasalah lagi d(`▽´) (karena semakin tua semester anda, semakin hancur kokoro anda) Cahaya yang mulai redup di hati akhirnya terselamatkan berkat epilog volume 5. Epilog 5 bagian yang paling memuaskan ( ̄∇ ̄) Karena volume 6 belum ada, diri ini akan betapa di gunung yang lain. Sampai jumpa bulan agustus. Tanggalnya belum pasti sih, tapi mulai kerjain novel ini lagi di bulan agustus nanti. See you.

94 komentar:

  1. Kirain udah selese... ternyata belum hehe

    BalasHapus
  2. Sengaja bgt si mimin epilog nya ga sampe akhir xD

    BalasHapus
  3. Nanggung amat min-_-

    BalasHapus
  4. Nanggung amat min-_-

    BalasHapus
  5. Pertalite, akhirnya keluar tinggal nunggu selesai

    BalasHapus
  6. Awww kirain udah selesai 😅

    BalasHapus
  7. Semangat min Translatenya. Waupun udah bikin kesel karena troll ��

    BalasHapus
  8. kalau bisa jangan sampai nunggu 1 minggu min :D

    BalasHapus
  9. Thehe Palalo min :v

    BalasHapus
  10. aahggg nangung, bikin penasaran....... btw thx min

    BalasHapus
  11. Kata Thehe min membuat ku sedikit agak kesel dan seneng secara bersamaan

    BalasHapus
  12. Thehe dan emot, perpaduan yang luar biasa. mengingatkanku dengan sosok yang pura-pura gak bersalah :v

    BalasHapus
  13. Min,setelah vol 5 selesai mau lanjut vol 6 atau loncat ke vol 7.5 ngikut pastebin?

    BalasHapus
  14. Lanjut menikmatin liburan tenang :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduuuhh parah nih admin.. :v cari admim baru min 2 sampae 3 orang spya jadi ringan..klo kamu trus yg mengerjakan nih novel nanti cepet botak :v

      Hapus
  15. Min, nih epilog panjang atau enggak sih ? (pengen tau aja)

    BalasHapus
  16. min gimana nanti vol 6 kan belom ditranslate ke inggris, min bisa bahsa jepang?

    BalasHapus
  17. Njir kena troll ama mimin nyaa wkwk

    BalasHapus
  18. kalo vol 6 belum ada, lanjut dulu vol 7.5 btw sankyuu min

    BalasHapus
  19. Sbnrnya udh baca di situs sebelah jadi gk terlalu penasaran...cuman membandingkan.. di sini translatenya lumayan bagus tapi disini terlalu sering di tunda2 entah krn sibuk apa krn sengaja y?

    BalasHapus
  20. Njir kirain dah selesai :v btw 39 min

    BalasHapus
  21. Min rilismya berp mingku sekalo sma hari ap ?

    BalasHapus
  22. bener bener bikin penasaran ni mimin

    BalasHapus
  23. saya ngarepnya bisa baca scene yang ayano vs manabu :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ane ngarep bisa nonton anime nya pas bagian ini..

      Hapus
  24. mau lanjut kapan min?

    BalasHapus
  25. Lama amat updatenya min?
    Udah gw liatin terus nih blog tiap hari-_-
    Nanggung juga translatenya.
    Btw gw entah kenapa muak setiap ngeliat "thehe" nya.
    Gw harap semoga cepat ditranslatenya

    BalasHapus
  26. Keren nih saat ayanokoji lari nanti. Makasih min

    BalasHapus
  27. Bang berantem yuk dari kemarin saya liatin :v

    BalasHapus
  28. Aaaah!!!! Gak sabar baca lanjutannya
    Ayanokouji-kun!!! <3
    Semangat ya admin!! Ditunggu banget lanjutannya

    BalasHapus
  29. Buka blog ini tiap hari liat update, sekalinya update bersambung lg -_- . Btw kok kesel ya liat Thehe nya :v

    BalasHapus
  30. Gue malah kesel liat emotnya.

    BalasHapus
  31. 1 bulan lagi ya baru update??T_T

    BalasHapus
  32. Buat v 6 udh mulai digarap blm min?
    Nyari diweb" lain 6-7 ngk ada

    BalasHapus
  33. 1 bulan lagi ya baru update lagi??��������

    BalasHapus
  34. Yang tau versi b.inggrisnya bagi link dong

    BalasHapus
  35. Mantabs Min, makasih, oiya kl mau discuss tentang ini dimana ya? aku nyari thread di kaskus adanya yg anime yg light novelnya kok nggak ada, atau aku nya yg nggak nemu?
    Aku masih bingung nih,
    1. Knapa Ayanokoji membuat dirinya mencolok pas lari estafet? Secara dia pasti dah memperkirakan kl hasil akhir kelas D di festival olahraga tetap bakal kalah. Aku mengira ini agar semakin menurunkan kecurigaan Ryuen tentang orang yg mengendalikan dibelakang layar, tapi aku msh ragu bener gitu pa nggak.
    2. Gimana cara Ayanokoji mendapatkan rekaman audio tentang rencana Ryuen? aku nggak ada clue sama sekali buat yg satu ini.
    3. Knapa Sakayanagi pengen ngelawan Ayanokoji? agak meragukan kl sekedar menghilangkan kebosanan, seenggaknya pasti ada latar belakangnya kok si loli itu nganggep dirinya jenius.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Entahlah, gak pernah nyari. Mungkin itu semua bakalan dijelasin di volume berikutnya

      Hapus
    2. 1. karena di nantangin Ketua Dewan Siswa, Horikita Manabu
      2.Dia punya pion di kelas C(waktu kasus Karuizawa sama Manabe dari kelas C pas di kapal pesiar)
      3. Karena Sakayanagi itu tau masa lalu nya, Bisa di katakan Kalo Sakayanagi kenal sama Ayanokōji-kun waktu masih kecil

      Hapus
    3. Kenapa Sakayanagi pengen ngalahin Ayanokouji itu karna Sakayanagi Cinta dengan Ayanokouji Yandere pula si Sakayanagi jadi dia pengen memiliki Ayanokouji seutuh nya dengan mengalahkan nya gitu sih yang aku tau dari info nya :v

      Hapus
  36. Min, Sekalian garap side story lah...~

    BalasHapus
  37. Thanks min. Enjoy your holiday 😂

    BalasHapus
  38. wah thanks for translations gambate min :D

    BalasHapus
  39. Udah bagus bagus min. Tapi tetep semangat kerjannya biar bisa update lebih cepet

    BalasHapus
  40. min, bakal dibuat pdf ga ?
    soalnya nih LN mau di license ama seven seas

    BalasHapus
  41. Semangat min ngelanjutinnya,
    Gak sabar liat MC gua ayanokouji kiyotaka-kun

    BalasHapus
  42. Min mau tanya ini nerjemahinnya urut volume 6 atau loncat 7.5?

    BalasHapus
  43. "....konflik yang menyedihkan ini kupegang dan dihancurkan."

    min, itu emang segitu atau apa? kok terasa kurang yah

    BalasHapus
  44. Yg dtunggu-tunggu.. mksih min.
    Smoga mimin selalu dberikan ksehatan.
    Dtunggu lgi lnjutannya

    BalasHapus
  45. bulan Agustus min. terus berusaha. wkwk

    BalasHapus
  46. horikita mengecewakan :"(

    BalasHapus
  47. GG ayang sosok penguasa dibalik layar

    BalasHapus
  48. Aduh min gk sabar aku liat lanjutan volume nya

    BalasHapus
  49. Dikit koreksi yg bnr adalah "Kekalahanku adalah Kekalahan Orang Itu Juga (Ayahnya)"

    BalasHapus
  50. Dikit koreksi yg bnr adalah "Kekalahanku adalah Kekalahan Orang Itu Juga (Ayahnya)"

    BalasHapus
  51. Menurut gue Ayanokouji nantangin Manabu biar dia bisa menang buat kelasnya tanpa jadi orng yg terlalu mencolok bngt meski pada kaget juga. Intinya dia buat kelas dapet peringkat tinggi di lomba estafet itu tpi ga posisi satu. Makanya disitu dia cari alat untuk jdi posisi satu. Trs yg dapet audio pasti udh tau cewek yg bully Karuizawa jdi alat Ayano pake foto itu. Bagian kerennya di sini tuh 'apa kau mampu menguburku?' mantap

    BalasHapus
  52. Sudah kuduga dari anime awal...
    Si bitch. Kushida bakalan jadi traitor bagi kelas d

    BalasHapus
  53. Pendek.sampe 1 menit slesai baca 🤣

    BalasHapus
  54. Baru baca lagi ni LN udah lama ga baca jadi nostalgia

    BalasHapus