AWAL
ERA YANG BARU
Acara terakhir dari babak kedua, lari
estafet 1200 meter yang akan membawa festival olahraga ke penutupan akan segera
dimulai. Ketegangan semua orang kecuali kelas D mulai meningkat.
"Acara yang terakhir ini.... kita juga harus menyiapkan pengganti..."
"Hah, hah. Maaf, membuatmu
menunggu! Apa yang terjadi?"
Sudou yang terengah-engah
kembali, bersama Horikita yang akan segera sampai.
"Sudou-kun, kau
kembali"
"..... maaf, aku butuh waktu
untuk buang air besar"
Dia memiliki penampilan yang
cerah dan ceria di wajahnya. Namun, cukup banyak murid yang berpaling melihat
Sudou dengan tatapan dingin. Sudou menatap mereka tajam.
"Maaf. Semuanya, aku sudah membentak, aku akhirnya memukul Hirata dan membuat sikap yang jelek. Ini juga
salahku jika Kelas D berada dalam kesulitan seperti itu"
Sebelum ada yang bisa
menyalahkannya, Sudou mengatakan itu dan membungkuk dalam-dalam. Jika seandainya Sudou masih sama egoisnya seperti yang sebelumnya, dia tidak akan melakukan ini bahkan sebagai suatu
tindakan.
Aku merasa seperti sesuatu pasti
sudah terjadi.
Hirata, setelah beberapa saat
terkejut, tertawa gembira.
Pipinya, yang sedikit membengkak,
terlihat menyakitkan. Tapi dia bahkan tidak peduli tentang itu.
"Ada apa denganmu, Ken? Ini
tidak seperti dirimu"
Ike tiba-tiba memotong setelah
melihat itu.
"Aku harus mengakui kalau
aku bersalah. biarkan aku meminta maaf kepadamu, Kanji"
"Bukan berarti ini salahmu kalau
aku kalah atau apa pun itu. Aku tidak lihai olah raga ..... Maaf jika aku
tidak berguna"
Satu permintaan maaf menuntun
yang lainnya juga. Para murid yang menatap Sudou juga, tidak bisa menghasilkan
hasil yang sama seperti punya Sudou.
"Jika kau belum memutuskan
pengganti lari estafet, tolong biarkan aku
yang lari"
"Tidak ada satu pun murid
selain Sudou-kun yang bisa kami andalkan. Benarkan, semuanya?"
Aturan untuk acara final, lari estafet 1200 meter, mengharuskan anak
laki-laki dan perempuan dicampur. Dari setiap kelas, pelari harus seimbang
antara laki-laki dan perempuan.
Tiga anak laki-laki dan tiga anak
perempuan, masing-masing harus berlari sejauh 200 meter.
"Apa aku boleh meminta pelari pengganti....? aku tidak akan
bisa menghasilkan hasil yang memuaskan dengan kaki ini"
Setelah kasus Sudou selesai,
Horikita meminta itu dengan tatapan minta maaf di wajahnya.
"Apa kau tidak maslaah
dengan itu, Horikita? Kau berusaha sangat keras supaya bisa ada di lari
estafet ini, kan?"
"... Mau bagaimana lagi.
Dalam keadaan ini, aku bahkan tidak yakin aku bisa menang melawan Ike-kun.
Maaf"
Dalam pertemuan yang redup dan
suram ini, setelah Sudou melakukannya, Horikita juga membungkuk dalam-dalam.
Aku bertanya-tanya, apa dia
pernah jujur sampai sekarang?
Hati dan tubuh Horikita sudah dihancurkan
oleh Ryuuen. Peran terakhir yang dia pegang erat-erat, pada hari ini pada saat
ini, semua karena dia membayangkan dirinya berada di samping kakaknya.
Tangannya gemetar karena
frustrasi, dia berjuang mati-matian melawan mimpi yang tidak mungkin terwujud.
Jika dia memaksakan masalah itu
dan berpartisipasi dalam pertandingan, bagaimanapun, tanpa ragu, Kelas D akan
kalah. Setelah mendengar itu, Hirata mengangguk dan memutuskan bahwa Kushida
akan berpartisipasi menggantikannya.
Kemudian, dengan Sudou sebagai
yang pertama dalam daftar, ada Hirata, Miyake, Maezono, Onodera. Lima dari
mereka dengan Kushida sebagai pengganti Horikita mengambil tantangan dengan jalur
tersebut.
Hal itu disebabkan karena tidak ada pelari lain lagi di Kelas D selain mereka yang mampu berpartisipasi. Para anggota disetujui dan
ketika aku melakukan kontak mata dengannya, Hirata membuka mulutnya secara
bersamaan.
"Umm ... maaf tiba-tiba,
tapi sebenarnya aku..."
Seolah-olah memotongnya, tetapi
seorang murid laki-laki lain mulai berbicara.
"Tunggu, aku minta maaf tapi....
apa kau akan membiarkanku diganti juga?"
Orang yang mengatakan itu adalah
Miyake, salah satu anak laki-laki yang dijadwalkan untuk ikut serta. Dia
sepertinya sedikit menyeret kaki kanannya.
"Sebenarnya, pergelangan
kakiku terkilir saat lari 200 meter sebelum tengah hari... Aku pikir akan lebih
baik jika istirahat tapi ini masih sakit"
Ternyata bahkan di sini kami
punya murid yang sudah mengalami cidera berkelanjutan.
"Sepertinya kita juga
membutuhkan pengganti dari anak laki-laki"
Setelah mengatakan itu, Hirata
menutup mulutnya dan melihat sekeliling.
Namun, untuk pertandingan final
ini, tidak ada murid yang ingin berpartisipasi kecuali mereka yang benar-benar
yakin dengan kecepatan mereka. Setelah menunggu sebentar, tidak ada sukarelawan
dan aku memutuskan untuk membuat penawaran.
"Kalau begitu, apa boleh kalau
aku yang lari? Tentu saja, aku akan membayar poin untuk pergantian"
"Ehh, kau, Ayanokouji?
Ngomong-ngomong, kau ..... apa kau cepat?"
Tentu saja, tidak ada yang akan
memiliki kesan bahwa aku pelari cepat.
"Aku baik-baik saja. Aku
sudah mengawasinya sampai sekarang dan kupikir dia tipe orang yang akan
memastikan bahwa dia akan menghasilkan hasil"
Satu kata dari Hirata sudah cukup menutup sesuatu yang menyerupai ketidaksetujuan. Ini merupakan beban di balik kata-kata orang yang menghasilkan kepercayaan setiap harinya. Itu membuat semua orang tidak mampu mengajukan keberatan.
Satu kata dari Hirata sudah cukup menutup sesuatu yang menyerupai ketidaksetujuan. Ini merupakan beban di balik kata-kata orang yang menghasilkan kepercayaan setiap harinya. Itu membuat semua orang tidak mampu mengajukan keberatan.
"Kita tidak bisa mengatakan jika
Kelas D mempunyai anggota terbaik. Itulah kenapa kita harus bisa membuat suatu
inisiatif dan mempertahankan keungulan kita. Bagaimana dengan itu, Sudou-kun?
Sambil mempertimbangkan aturan, aku pikir kita akan mendapatkan keungulan jika
kita bisa melakukannya. Jika kita bisa memulai dengan baik dan jika itu adalah
Sudou-kun, yang berlari sangat cepat dan melakukan pembalasan, kita mungkin
bisa membuat jarak yang jauh dengan sangat mudah. Aku akan mempertahankan
keunggulan itu dan menyerahkannya ke murid
berikutnya "
Lari estafet terakhir di mana 12
murid, termasuk murid senior, harus dimulai secara bersamaan
Karena jalur tidak bisa disediakan
sampai yang ke-12, kami harus mulainya secara berdampingan.
Aturannya di sini adalah, kau
boleh mengambil jalur inner lane lawan yang sudah diambil alih. Dengan kata
lain, hal yang paling penting di sini adalah posisi awal kami. Jika kau bisa melakukan
start lari cepat, maka kau tidak akan terjebak ke dalam masalah.
T/N: Inner lane, katanya sih jalur yang paling dekat dengan pembatas tengah jalur klik di sini aja biar lebih jelas.
"... mau bagaimana lagi.
Tidak ada jalan lain jika kita ingin menang"
Sudou akan lari duluan. Hirata,
yang kecepatannya tidak diragukan lagi, akan menjadi yang kedua.
Setelah itu, ketiga perempuan,
termasuk Kushida, akan mendapat giliran dan pada akhirnya, akan menjadi
giliranku. Kami akan memakai susunan ini. Sepertinya aku sudah diberi penilaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan gadis-gadis itu karena aku dipercayakan
berdiri dipaling akhir.
alasannya, mereka mungkin ingin
memasukkanku di antara murid yang lebih lambat. Ini menyelamatkan ku dari
masalah.
Dari semua tahun sekolah dan dari
semua kelas, para elit yang dipilih berkumpul di pusat lapangan dan di antara
mereka, tokoh-tokoh seperti Horikita yang lebih tua dan Nagumo dari tahun ke-2
bisa dilihat.
"Aku akan menyerahkannya kepadamu,
Sudou-kun!"
Hirata berteriak dan dengan nada
yang sama, Kushida dan pelari lainnya juga mengirimkan sorakan keras yang menyenangkan
Sudou. Sudou, terlihat memiliki tekad, memasuki lapangan. Sepertinya tahun-tahun
pertama sudah bagus sampai batas tertentu, karena Kelas D berada di jalur
terdalam. Sudah diatur sedemikian rupa sehingga Kelas A dari tahun ke-3 berada
di jalur terluar.
Karena ada tiga perempuan di
tahun ketiga, bisa saja kami akan memiliki keuntungan awal yang luar biasa.
Saat kegembiraan memuncak, lari estafet terakhir akhirnya dimulai.
Tentu saja, Kelas D tidak lagi punya kesempatan memenangkan festival olahraga tapi jika kami bisa mendapatkan kemenangan itu di sini, kami bisa mengubah masa depan secara drastis. Mereka pasti punya firasat yang seperti itu.
Tentu saja, Kelas D tidak lagi punya kesempatan memenangkan festival olahraga tapi jika kami bisa mendapatkan kemenangan itu di sini, kami bisa mengubah masa depan secara drastis. Mereka pasti punya firasat yang seperti itu.
Suara bersorak juga datang dari
tenda kami.
"Hampir saja. Sedikit lagi saja,
aku akan ditentang."
"Kurasa begitu. Secara tidak
terduga, Miyake terluka"
Dari awal, rencananya aku akan
mengganti Hirata dan berpartisipasi di barisan lari estafet yang terakhir.
Tentu saja, tidak ada orang lain selain Hirata yang mengetahui hal ini.
"Ini akan baik-baik saja,
kan? Ayanokouji-kun?"
"Ya. Maaf menyuruhmu
menanganinya."
“Itu hal yang wajar yang aku
lakukan sebagai bagian dari Kelas D. Aku juga lebih suka jika kita tidak terus
dihabisi oleh Ryuuen-kun. Aku tidak keberatan menganggap dia akan sedikit terkejut
denganmu yang akan berlari, benarkan?"
"Aku akan melakukan yang
terbaik agar tidak mengecewakanmu. Lebih penting lagi, untuk sekarang, ayo kita
bersorak untuk Sudou"
Sudou membuat awalan yang bagus saat
sinyal awal berbunyi tanpa sedikit pun rasa gugup.
Sebuah lari cepat dengan waktu terbaik yang pernah aku lihat sejauh ini. Dari langkah pertama, dia
memiliki kekuatan yang cukup untuk menyalip 11 orang. “Wah!” aku bisa mendengar
teriakan seperti itu terbang bersama dengan murid yang berlari.
"Luar biasa, cepatnya"
Bahkan Shibata, yang melihat dari sampingku, memberikan pujiannya. Sudou berlari dengan kecepatan luar biasa.
Bahkan Shibata, yang melihat dari sampingku, memberikan pujiannya. Sudou berlari dengan kecepatan luar biasa.
Anak-anak kelas 2 dan 3 seharusnya
cepat, namun mereka terjebak masalah dan dibiarkan berjuang memposisikan diri
sendirian.
Setelah mengambil alih melalui
pembukaan itu, Sudou mempertahankan keunggulan jarak lebih dari 15 meter dan
kembali.
"Aku serahkan kepadaku,
Hirata!"
Kelas D heboh karena hal itu.
Tongkat itu berhasil lolos ke pelari berikutnya: Hirata.
Tipe berbeda dari laki-laki yang
unggul di pelajaran dan olahraga. Dia bersinar, bahkan di sini.
Satu demi satu, murid lain
mengikuti di belakangnya, tetapi kesenjangan yang terbentuk tidak bisa diatasi
dan rencana kami tetap dipertahankan sampai ke Onodera, pelari ketiga.
Jika ada masalah, maka akan
terjadi di titik ini. Untuk seorang perempuan, Onodera itu cepat. Namun,
anak-anak yang mengikutinya dari belakang sudah mendekatinya. Posisi memimpin
ini pasti akan menghilang.
Pada saat tongkat diserahkan untuk Kushida, pelari kelima, Kelas D sudah diambil alih oleh Kelas A tahun pertama dan kami jatuh ke posisi 7. Sudah kuduga, ketika menyangkut keseluruhan, kelas-kelas lain kadang menggenggam keuntungan.
Pada saat tongkat diserahkan untuk Kushida, pelari kelima, Kelas D sudah diambil alih oleh Kelas A tahun pertama dan kami jatuh ke posisi 7. Sudah kuduga, ketika menyangkut keseluruhan, kelas-kelas lain kadang menggenggam keuntungan.
Aku pikir setidaknya kami bisa mendapatkan
peringkat dua atau tiga, tapi pertandingan sepertinya sudah menjadi semakin sulit.
Dalam situasi di mana tahun
pertama tidak mampu bersaing, Kelas B tahun pertama justru berhasil menduduki peringkat
ketiga dengan usaha mereka.
Kartu As dari Kelas B yang mampu mengumpulkan semua perhatian untuk diri mereka sendiri, Shibata, sepertinya berperan sebagai yang terakhir dan sama seperti aku, dia mengambil posisinya dan menunggu gilirannya.
Kartu As dari Kelas B yang mampu mengumpulkan semua perhatian untuk diri mereka sendiri, Shibata, sepertinya berperan sebagai yang terakhir dan sama seperti aku, dia mengambil posisinya dan menunggu gilirannya.
Ketika pelari keempat dari Kelas
A di tahun ke-3 jatuh, situasi antara laki-laki yang berbaris di samping satu
sama lain di posisi terakhir sudah berubah seluruhnya.
"Sepertinya kita memenangkan
pertarungan ini, Presiden Horikita. Jika memungkinkan, aku ingin berlari
melawanmu"
Melirik pelari unggulan yang
mendekat, seorang murid dari Kelas A di tahun ke-2, Nagumo, tertawa.
Ada sekitar 30 meter jarak dari
murid Kelas A tahun ketiga yang berlari di posisi ke-2. Jarak mereka setara
satu sama lain dalam hal kemampuan, namun Kelas A tahun ketiga tidak akan pernah bisa menang.
"Berdasarkan keseluruhan poin,
kami cenderung terlihat menang. Terlihat seperti awal era yang baru” Sambungnya lagi.
"Apa kau bercanda ingin
mengubahnya? Sekolah, maksudku"
"Sampai
saat ini, dewan murid kurang menyenangkan. Keras kepala sekali ingin melindungi
tradisi itu. Meskipun kau berbicara kasar seperti itu, kau tidak pernah lupa
meninggalkan jaring keselamatan. Aturan lemah yang memastikan tidak akan ada
yang di-drop out, sesuatu seperti itu sudah tidak diperlukan lagi, kan? Itulah kenapa,
semua yang akan aku lakukan adalah menciptakan aturan baru. Sistem elit sekolah. Seperti itulah."
Nagumo berkata seperti itu saat dia perlahan mulai berjalan ke depan. Dia mulai dengan ancang-ancang lari untuk menerima tongkat.
Nagumo berkata seperti itu saat dia perlahan mulai berjalan ke depan. Dia mulai dengan ancang-ancang lari untuk menerima tongkat.
Tongkat diberikan ke perwakilan tahun ke-2: Nagumo.
Tidak lama kemudian, Shibata juga
menerima tongkatnya di bawah kondisi yang ideal, posisi ke-2.
"Baiklah, bagus! Serahkan
sisanya kepadaku!"
Shibata, dengan mata berapi-api,
mulai berlari mengejar Nagumo.
Karena murid-murid di antara kami
pergi, untuk sesaat, aku membuat kontak mata dengan Horikita yang lebih tua.
Tidak banyak yang bisa diambil
dari pembicaraan singkat itu, tapi orang ini ingin memulai perkelahian sekali
lagi.
"Melihatmu menjadi yang
terakhir..."
"Aku hanya mengantikan orang
yang terluka. Awalnya adikmulah yang dijadwalkan akan berada di posisi ini"
"Aku mengerti. Dia berjuang
dengan caranya sendiri."
Bahkan jika hanya untuk saat ini
saja, Horikita bermimpi ingin berdiri bersama Horikita Manabu.
Meski dia tidak bisa
bertukar kata dengannya, dia mungkin bermaksud menyampaikan perasaannya sendiri
padanya.
"Aku sudah menonton kelasmu
dan sampai beberapa waktu yang lalu aku menganggap kalian sebagai kelas tanpa ada
harapan. Tapi, acara terakhir ini, aku tidak merasakan hal itu lagi dari
kalian. Apa yang terjadi?"
"Kau benar-benar mengawasi
kami. Kelas D dari tahun pertama bukan sesuatu yang seharusnya kau perhatikan,
kan?"
"Aku mengawasi semua kelas.
Tidak ada pengecualian"
"Jika sesuatu sudah berubah,
maka itu adalah adikmu sendiri"
"...Aku mengerti"
Tidak ada keterkejutan. Dia hanya
menjawab secara singkat dengan ekspresi yang biasa dan tenang itu.
"Aku akan menanyakan hal ini
padamu. Bagaimana denganmu? Aku tidak bisa merasakan gairah apapun darimu"
"Aku adalah aku yang biasa.
Aku tidak tertarik dengan festival olahraga ini. Aku sudah bisa melihat hasilnya"
Perasaan kelas.
Perasaan Sudou.
Perasaan Horikita.
Aku tidak pertarik dengan itu
semua.
Hanya saja, Aku punya satu
firasat.
"Kau tidak akan bisa
melihatnya setelah kau lulus tapi ... kelas kami akan menjadi lebih kuat"
"Aku tidak tertarik dengan
masa depan yang seperti itu"
Saat Horikita yang lebih tua melirik
rekannya yang mendekat, aku menghentikannya dengan kata-kataku.
"Kalau begitu, apa kau
tertarik melihat orang seperti apa aku ini
sebenarnya?"
"Apa?"
Waktu yang tepat untuk mulai
berlari. Namun, sudah kuduga, dia berhenti.
"Jika kau juga menyukaiku,
aku tidak keberatan berlomba denganmu"
"...kau benar-benar
laki-laki yang mampu mengucapkan hal paling menarik. Apa itu hanya
kesalahpahamanku? Sampai sekarang, aku pikir kau benci bertindak
terang-terangan dan menghindari tindakan langsung. Bahkan di estafet ini, aku
pikir kau akan membiarkan semuanya berlangsung dan berakhir "
"Jika kau bisa mendapatkan
posisi kedua diantara kita, aku akan menerimanya. Tidak setiap hari tahun
pertama dan tahun ketiga bisa berdiri sejajar seperti ini untuk bersaing."
Menanggapi provokasi tak terdugaku,
Horikita yang lebih tua berhenti sepenuhnya dan berbalik menghadapku.
"Menarik"
Menjawab secara singkat seperti
itu, dia tidak lagi membuat gerakan apa pun. Yang paling membingung kan, dengan
ini Kelas A di tahun ke-3 akan menjadi pelari kelima. Mereka sudah melakukan
yang terbaik untuk membawa tongkat dan menyerahkannya, namun ia menerima
tongkat dan malah berdiri diam.
“Kau melakukannya dengan
baik"
"Ahh, ehh, ahh ....."
Tahun ke-3 yang namanya tidak aku
ketahui syok dengan sikap Horikita yang lebih tua yang sudah menerima tongkat.
Dalam semua kemungkinan, ini merupakan hal yang belum pernah terjadi
sebelumnya.
Tentu saja para penonton yang
menyadari situasi ganjil ini mengalihkan pandangan mereka ke arah Horikita yang
lebih tua.
Kelas A dari tahun ke-3, setelah
posisi ketiga, disusul satu demi satu dan akhirnya, Kelas D Kushida
mendekatiku.
Kushida juga menyadari situasi
ganjil ini tapi dia berlari dengan kecepatan penuh. Jarak yang ditempuh dalam
beberapa detik lagi.
"Aku akan mengatakan ini
sebelum balapan"
"Apa?"
Ketika kami berdua memulai
pendekatan kami, aku mengatakan satu kalimat ini.
"... Lakukan dengan semua
kemampuanmu"
Untuk sesaat, aku merasa bahwa
Horikita yang lebih tua, yang menghilang di belakang bidang pandangku tertawa.
Pada saat ini, tongkat itu
melewatiku.
"Ayanokouji-kun!"
Aku menerima tongkat yang Kushida
serahkan dan sebagai pembukaan, aku berlari maju dengan kecepatan penuh.
Sepanjang hidupku hingga saat
ini, aku belum pernah sekalipun serius dalam dunia yang besar dan luas ini.
Situasinya benar-benar berbeda
dibandingkan ketika aku terus berjalan acuh tak acuh di ruangan yang dingin dan
tidak manusiawi itu.
Ini masih awal Oktober. Musim
dingin masih lama.
Aku menikmati angin dingin.
Aku tidak peduli tentang mengejar
dan menyalip pelari di depan.
Pada saat ini, yang terpenting
adalah balapan melawan laki-laki yang berlari di sebelahku.
Seakan memotong angin, dengan
kecepatan penuh, kami menutup jarak di antara kami dan pelari di depan.
"Kau pasti bercanda, kan?"
Saat dia terkejar, murid itu
memberikan teriakan tercengang tapi dia ditinggalkan dalam debu.
Aku juga tidak bisa lagi
mendengar sorak-sorai.
Strategi dan kecerdikan sudah
tidak seimbang.
Yang tersisa hanyalah pertarungan
satu lawan satuku melawan Horikita Manabu, yang berlari di sebelahku.
Di luar belokan pertama, di luar
garis lurus dan akhirnya ke belokan terakhir.
Baiklah. Aku akan mempercepatnya
lagi.
Tepuk tangan menyerupai hembusan amarah
terdengar di seluruh area.
***
"... tadi itu sangat
cepat"
Setelah pertandingan, Karuizawa
mengatakan itu kepadaku sambil mengalihkan pandangannya dariku.
"Bukankah itu karena lawanku
yang kebetulan menjadi lambat?"
"Tidak, tidak. Apa kau serius
mengatakan itu setelah melihat reaksi semua orang?"
"Mengesampingkan lelucon ini,
pada akhirnya aku tidak bisa mengalahkan presiden dewan murid, kan?"
"Memang benar. Orang yang
berlari di depanmu tadi terjatuh"
Saat kami berdua mendekatinya
dengan kecepatan yang luar biasa, pelari di depanku panik dan terjatuh dan
akhirnya menghalangi jalanku.
Aku menghindarinya tapi sedikit
keterlambatan itu terbukti berdampak dan kakak Horikita akhirnya menyelipku.
Aku tidak tahu bagaimana hasilnya
jika tanpa kecelakaan itu, tapi aku tidak terlalu peduli dengan sesuatu semacam
itu. Paling tidak, yang pasti, aku sudah mengumpulkan banyak perhatian dari
seluruh sekolah di pertandingan terakhir ini.
Banyak dari mereka yang sudah selesai
berlari menatapku dengan rasa ingin tahu.
"Ayanokouji! Bukankah kau itu cepat?! Apa kau sedang menahan diri sampai sekarang !?"
Sudou, yang datang menghampiriku,
dengan paksa menepuk punggungku. Karena dia menggunakan semua kekuatannya, itu
menyakitkan.
"Berlari adalah satu-satunya
keahlianku. Tapi itu terlalu berlebihan. Kurasa inilah yang bisa kau sebut
sebagai kekuatan yang gila-gilaan"
Dan bukan hanya Sudou, tetapi
juga beberapa murid yang terkejut dengan larianku datang kepadaku dan berbicara.
"Alasan itu masih belum
cukup menjelaskannya. Kecepatan itu, maksudku, Kau pembohong"
Sedikit menyeret kakinya di
belakangnya, Horikita datang. Dia menggunakan tangannya seolah-olah itu adalah
pisau dan menusukku di perut.
"Kalian semua, ini bukan jenis
perlakuan yang seharusnya kalian berikan kepada seorang prajurit yang berjuang
sebaik mungkin ..... itu menyakitkan"
Sejak Horikita menghampiriku,
Karuizawa mengambil jarak darinya agar tidak terjadi masalah.
Dari jauh, Sakura juga menatapku,
tetapi karena ada kerumunan orang di sekitarku, dia tidak mendekat.
"Seandainya saja kau berlari
seperti ini sejak awal, semuanya akan berbeda. Tapi kenapa kau tiba-tiba
menjadi serius? Sekarang kau akan mendapat banyak perhatian"
Memang seperti itu. Tidak seperti
Hirata atau Shibata, murid yang sudah diakui cepat atau Sudou, yang memberikan
semuanya sejak awal festival olahraga, aku sudah setengah-setengah sampai
sekarang.
Perbedaan itu pasti akan berpengaruh,
tapi, tergantung pada caramu memikirkannya.
Tidak terlalu sulit membuatnya
terlihat seperti merusak daftar tabel partisipasi, membuatku tetap ada sebagai cadangan
sampai sekarang dan semua manipulasi di belakang layar adalah bagian dari
strategi Hirata dan Horikita.
Ini sangat efektif melawan
seseorang seperti Ryuuen, yang suka mengalahkan orang-orang.
"Sepertinya mereka akan
mengumumkan hasilnya. Ayo pergi"
Sepertinya hasil ini akan
diumumkan bersamaan dengan upacara penutupan. Semua murid berbalik ke arah
papan pengumuman elektronik raksasa.
"Sekarang, kami akan
mengumumkan hasil festival olahraga tahun ini"
Di papan pengumuman elektronik,
kami dibagi diantara Tim Merah dan Tim Putih dan penghitungan angka dimulai.
Jumlahnya mulai meningkat.
Total poin yang diperoleh 13 acara.
Tim yang menang adalah....
"Tim Merah menang"
Poin-poin itu ditampilkan di
samping pesan-pesan itu. Benar-benar pertandingan yang sulit dimenangkan tetapi
Tim Merah, yang terdiri dari kolaborasi kelas D dan A, sepertinya menang.
"Selanjutnya, kami akan
mengumumkan poin keseluruhan untuk setiap kelas"
Membagi 12 kelas menjadi tiga
kategori pada layar, poin keseluruhan untuk setiap kelas ditampilkan sekaligus.
Bagi kami, kerusakan tahun ke-2
dan ke-3 tidak ada artinya. Yang penting adalah dimana posisi di Kelas D.
Juara 1: Kelas B tahun pertama
Juara 2: Kelas C tahun pertama
Juara 3: Kelas A tahun pertama
Juara 4: Kelas D tahun pertama
"Ugyaah! Sudahku duga! Kita
kalah!"
"Aku pikir semuanya akan
berakhir seperti ini"
Benar-benar hebat jika Tim Merah
menang, tetapi ternyata kami, tahun pertama sudah cukup bertanggung jawab.
Kurasa itu tidak dihindari,
memiliki dua absen, yaitu Kouenji dan Sakayanagi akhirnya menjadi faktor utama
di dalamnya.
Untuk kedua tahun ke-2 dan ke-3,
Kelas A menempati posisi pertama dengan perbedaan poin yang luar biasa. Kelas
D, mengambil posisi ke-2 dan ke-3 dan itu sudah cukup menunjukkan tingkat
stabilitas yang tinggi.
Namun, cukup menyedihkan, meski
menang sebagai bagian dari Tim Merah, Kelas A hanya menempati posisi ke-3 dalam
hal poin keseluruhan dan minus 50 poin diberikan
kepada mereka.
Karena Kelas D diperingkat
terendah, akan ada minus 100 poin.
Karena Tim Putih kalah, Kelas C
juga akan dikurangi 100 poin. Karena Kelas B di posisi pertama dalam
keseluruhan poin, mereka mendapatkan 50 poin dan kehilangan 50 poin karena
kekalahan Tim Putih. Semuanya berakhir sebagai langkah mundur untuk semua
kelas.
Sekarang, ternyata seperti ini,
aku merasa seperti semua orang kewalahan dan kelelahan. Bahkan setelah mereka
mencoba yang terbaik, poin kelas mereka masih saja menurun sehingga rasanya
sama seperti kegagalan.
Tentu saja, murid yang menang
secara individu bisa menangani ujian di masa depan, jadi aku tidak akan
mengatakan bahwa itu semua tidak ada gunanya.
"Terakhir, kami akan
mengumumkan peserta terunggul untuk setiap tahun sekolah"
Ini adalah bagian yang paling
ditunggu-tunggu Sudou.
Jika dia mampu mengambil posisi
pertama, Sudou akan merasa seperti berada di atas bulan setelah mendapatkan
izin untuk memanggil Horikita dengan nama depannya.
Namun---
Peserta unggulan untuk tahun
pertama adalah Kelas B - Shibata Sou.
Itu ditampilkan di papan
pengumuman elektronik.
"Guaaaah! Jadi begitu
rupanya!"
Kehilangan harapan terakhirnya,
Sudou berteriak. Shibata secara konsisten mengambil posisi pertama atau kedua
berulang kali. Sudou sudah menempati posisi pertama di semua pertandingan
individu tetapi, absen memiliki efek yang kuat.
Fakta bahwa dia juga kalah di
lari estafet yang akan memberikannya skor tinggi sudah menjadi paku terakhir di
peti mati miliknya.
Dia terus menatap papan
pengumuman elektronik dengan frustrasi bahkan setelah upacara penutupan
selesai.
"Sudou-kun, kau tidak
mendapatkan posisi pertama di tahun ajaran kita. Kau ingat janji itu kan?"
"... ya, sayang sekali. Tapi
janji adalah janji. Aku akan memanggilmu Horikita mulai sekarang"
"Tadi itu beberapa usaha yang
mengagumkan"
Horikita tertawa dengan cara yang
sedikit menggoda.
"Aku lupa memberi tahumu ini tapi aku baru ingat
bahwa kau secara langsung mendorong kondisi tersebut kepadaku dan aku belum meminta bayaran apa pun"
"Maksudnya?"
"Jika kau duduk di posisi
pertama, maka kau boleh memanggilku dengan nama depanku. Kau mengajukan istilah
egois seperti itu kepadaku jadi bukankah wajar jika aku membuat permintaan sekarang setelah kau gagal"
"Itu benar ....."
"Itu sebabnya aku akan
menghukummu karena kau tidak mampu mencapai tujuanmu. Jangan pernah lagi
menggunakan kekerasan tanpa alasan yang jelasn. Aku melarangnya. Apa kau bisa berjanji
kepadaku?"
"... itu hukuman, kan? Aku
akan menepati janji itu"
"Tentu saja, jangan lupa
bahwa kau bukan orang yang bisa memutuskan alasan apa yang bisa dibenarkan. Itu
terserah aku atau pihak ketiga."
Sudou dengan patuh mematuhi itu
juga.
Dari kejadian ini, dia mungkin
menyadari kebodohannya sendiri dan mungkin sudah memutuskan untuk bertindak
lebih dewasa.
Horikita perlahan membalikkan
punggungnya dan mulai berjalan pergi.
"Itu benar... selama festival
olahraga ini, seperti kau, aku tidak bisa memenuhi harapan semua orang"
"Ahh? Mau bagaimana lagi,
kan? Karena kau terluka"
"Meski begitu, aku tidak
bisa memaafkan diriku sendiri. Itu sebabnya aku juga harus dihukum"
Horikita berkata seperti itu saat
dia berbalik dan kemudian, dia mengatakan ini.
"Itu sebabnya jika kau ingin
melakukannya, aku tidak keberatan membiarkanmu memanggilku dengan nama
depanku"
"Hah? O-Oi?"
"Itu adalah hukumanku"
Inilah cara Horikita membuat kesepakatan,
itu yang mereka sebut 'menemukan kesamaan'
"Meskipun kita berada di posisi
terakhir, berkat itu, aku bisa mendapatkan harapan di pertandiangan yang akan
datang. Aku sangat bersyukur"
"... o-oh"
Sudou dengan malu-malu mengusap
bagian bawah hidungnya dan melihat ke arah lain, menyalahkan matahari yang
terbenam untuk pipinya yang memerah.
"Uoooooooooooohhhhh, baaaaaaaiklaaaah!"
Sudou berteriak dengan keras
seolah-olah meniup semua rasa kelelahan dan mengangkat kedua tangannya ke
langit.
"Festival olahraga ini luar
biasa! Luar biasa, Suzune!"
"Bagus untukmu, Sudou"
"Ya!"
"Maaf ikut campur saat kau sedang
merayakannya, tapi apa kau punya waktu luang?"
Tepat saat kami memutuskan untuk mengakhirinya
dan mendekati gedung sekolah, seseorang memanggil seperti itu. Orang yang
mengatakan itu adalah seorang gadis yang terlihat tenang.
Aku tidak tahu namanya dan aku juga
tidak tahu kepribadiannya, tapi satu-satunya hal yang aku tahu adalah dia
merupakan murid dari Kelas A yang aku perhatikan selama pertandingan
kuda-kudaan.
“Setelah kau selesai ganti baju,
apa kau bisa menemaniku sebentar?" perempuan itu berbicara kepadaku.
"... kenapa aku?"
"Karena aku punya sesuatu
yang ingin aku bicarakan. Jam 5 sore. Datanglah ke gerbang depan"
"O-Oi, Ayanokouji. Ada apa itu? ada apa itu? Ada apa dengan situasi itu!?"
Sesaat, aku juga membayangkan
sesuatu prihal pemberitahuan ini, tapi aku tidak bisa merasakan hal seperti itu
dari perempuan ini.
"Oi. Apa maksudmu sesuatu yang
ingin dibicarakan?"
Aku mencoba menghentikannya tapi,
tanpa rasa tertarik kepadaku, perempuan itu pergi.
"Ada apa? Apa musim semi di masa
muda juga datang kepadamu?"
"Sepertinya tidak seperti
itu..."
"Masih ada kemungkinan jika
perempuan itu, setelah melihatmu berlari sebagai penentu, jatuh cinta kepadamu
pada pandangan pertama"
"... kesedihan yang bagus
..."
Namun, hatiku tidak cukup kuat mengabaikannya ketika aku diajak ketemuan.
Setelah melihat orang asing itu,
aku mengganti pakaian di ruang ganti dan kembali ke ruang kelas.
Karena mereka diperintahkan bubar
pada upacara penutupan, setengah murid sudah dalam perjalanan pulang.
Ketika Horikita, yang sekarang
berseragam, kembali untuk duduk di sebelahku beberapa waktu kemudian, aku
memanggilnya.
"Kali ini benar-benar
kekalahan yang sempurna."
Horikita, yang menjawab seperti
itu, tidak menunjukkan sedikit pun kesuraman di wajahnya.
"Tapi bagiku, aku merasa
seperti aku bisa menjadi dewasa selama festival olahraga ini. Aku tidak pernah
berpikir hari itu akan datang ketika aku menggunakan kata-kata 'menggunakan
kegagalan sebagai bahan bakar' tapi ..... sungguh, itulah yang aku rasakan”
"Itu benar. Jika kau merasa
seperti kau bisa dewasa, bukankah itu bagus?"
"Kelas ini akan menjadi
lebih kuat. Dan kita pasti akan naik ke kelas teratas"
"Itu tidak cocok untukmu.
Aku merinding sampai ke tulang punggungku"
"... Aku pikir begitu. Itu
tidak seperti diriku"
Mungkin dia sendiri bingung
dengan ini karena Horikita dengan malu mengalihkan matanya.
"Tapi masih ada banyak
masalah sebelum kita bisa melakukannya. Ada masalah internal yang harus kita
bersihkan. Tapi pertama-tama, untuk melakukannya, aku harus bersujud"
"Bersujud?"
Kata yang tiba-tiba muncul itu membuatku
khawatir, tetapi Horikita tidak benar-benar mencoba mengatakannya.
"Ini tidak ada hubungannya
denganmu. Terima kasih untuk hari ini"
***
Setelah kelelahan selama festival
olahraga, para murid mulai meninggalkan kelas satu demi satu, terlihat
menghabiskan waktu.
Karena sepertinya tidak ada kegiatan
klub hari ini, Sudou-kun pergi sambil mengobrol dengan Ike-kun dan yang
lainnya.
Orang disebelah kursiku,
Ayanokouji-kun, sepertinya juga akan pergi, ketika dia buru-buru bangkit dari
tempat duduknya.
Mungkin dia menjadi ingin tahu
tentangku, karena aku belum bangun dari tempat dudukku, saat dia melihat ke
arahku.
"Kau belum pulang?" aku
bertanya
"Ya, kau lihat ..... aku
punya beberapa urusan untuk diakukan"
"Meskipun kau biasanya
selalu pulang lebih awal, ini sedikit tidak biasa"
"Sesuatu seperti itu
kadang-kadang terjadi. Kalau begitu, sudah cukup untuk hari ini"
"Ya. Aku akan menemuimu lusa
nanti"
Kemudian, satu demi satu, semua orang pergi
dan dalam waktu singkat, aku adalah satu-satunya orang yang tersisa di kelas.
Untuk alasan kenapa aku tetap
tinggal, aku bahkan tidak perlu mengatakan alasannya.
Untuk menanggapi panggilan
Ryuuen-kun.
Sepanjang festival olahraga ini,
aku sudah dibuat menari di atas telapak tangan Ryuuen-kun sepanjang waktu.
Sudah terlambat sejak aku yakin akan hal itu.
Aku tidak bisa mengambil tindakan
balasan terhadapnya dan aku terus dipukuli.
Tapi...
Entah bagaimana, aku merasa segar
kembali. Aku sadar bahwa aku benar-benar hancur.
Aku bisa memahami fakta bahwa aku
terjauh, jauh lebih lemah dan lebih menyedihkan daripada yang aku bayangkan.
Aku merasa harus berterima kasih kepadanya
karena mengajariku hal itu.
Namun, utang yang dia ingin tidaklah
kecil jika dibandingkan dengan ukuran apa pun. Karena bukan hanya aku, tapi
banyak murid lain yang dibuat menanggung beban tersebut. Fakta bahwa satu juta
poin pribadi akan ditransfer ke Kelas C, berarti aku harus menjaga kemungkinan
masa depan untuk diriku sendiri.
"Maaf, aku membuatmu
menunggu, Horikita-san. Aku baru saja terjebak pembicaraan dengan
teman-temanku, maaf"
Kushida-san, yang meninggalkan
kelas bersama teman-temannya, kembali sambil meletakkan tangannya bersama.
"Tidak apa-apa, sepertinya
masih ada waktu sampai waktu yang ditentukan. Bisakah kita pergi
sekarang?"
***
"Yo. Jadi, kau tidak
melarikan diri, Suzune"
"Sangat terkutuk jika aku melarikan
diri. Tentu saja aku akan datang"
"Hatimu ada di tempat yang
tepat. Kau sudah menjadi perempuan yang lebih baik darimu sebelumnya"
Aku tidak senang sedikitpun meski
dia memujiku dengan cara seperti itu.
"Tapi sebelum aku berbicara
denganmu... sebaiknya kita akhiri lelucon ini, kan? Kushida-san".
"Ehh? lelucon? Apa maksudmu?"
Di gedung sekolah, terselimuti
cahaya senja, aku menatap lurus ke arah Kushida-san.
"Aku tidak keberatan jika kau
bermain-main sebagai orang baik di sini tapi bukan itu yang kau kejar kan?
Festival olahraga ini. Kau membocorkan informasi. Itulah kenapa Kelas C mampu
melakukannya dengan sangat baik. Fakta bahwa aku di sini seperti ini sekarang dengan
Ryuuen-kun juga demi itu .. apa aku salah? "
"... ayolah, dari mana kau
mendengar sesuatu seperti itu? Hirata-kun? Ayanokouji-kun?"
"Tidak. Ini pikiranku
sendiri. Aku tidak bisa menghilangkan rasa tidak enak ini. Dia satu-satunya di
sini sekarang. Bukankah sudah waktunya kita berhadapan satu sama lain?"
"Berhaadapan satu sama lain?
Apa maksudmu?"
"Pada awalnya, aku melihatmu
di bus, mencoba meyakinkan Kouenji-kun menyerahkan kursinya. Jujur, aku tidak
mengenalmu saat itu. Tapi aku mengingatmu setelah itu... "
Aku melihat Kushida-san di
matanya. Jika dia memang bekerja sama dengan Ryuuen-kun, dia akan ikut
campur. Namun, sampai sekarang, dia belum
melakukannya karena dia menganggap itu tidak perlu.
"Kushida Kikyo-san. Aku
ingat bahwa seorang murid sepertimu hadir di 'SMP' ku"
Bahkan dia tidak akan bisa
menjaga senyumnya yang konstan jika aku mengatakan sesuatu seperti itu.
Tepat di depan mataku, untuk
pertama kalinya, aku melihat dia mengubah ekspresi.
Mengarahkan jenis senyuman yang berbeda.
"Tentu saja kau akan
langsung ingat. Aku ini anak yang cukup ‘bermasalah'"
Setelah mengatakan itu,
Kushida-san berhenti berbicara dan hanya merendahkan matanya dalam keheningan.
"Aku tidak percaya jika kalimat itu
cukup akurat. Kau bukan anak bermasalah, sama seperti bagaimana kau di Kelas D
sekarang, kau adalah murid yang dipercayai semua orang. Tapi-"
"Apa kau bisa berhenti?
Berhenti mengukit masa lalu"
"Itu benar. Tidak ada
gunanya membicarakan masa lalu sekarang"
Ryuuen-kun mendengarkan pembicaraan
kami dengan senyuman seolah dia menikmatinya.
"Jika kita berada di tempat
yang sama, kau akan mengerti, bukan? Apa yang ingin aku lakukan?"
"Ya. Aku sudah menyadarinya.
Kau ingin aku keluar dari sekolah ini. Tapi bukankah kau juga akan mengambil
risiko yang besar? Jika aku mengungkapkan kebenarannya, kau akan kehilangan
kedudukanmu saat ini, kan?"
"Aku atau Horikita-san.
Sudah jelas siapa yang lebih dipercaya. Kurasa kau bisa menyabutnya sebagai pengambilan risiko"
"Tapi jika itu ketahuan,
bukankah kau akan berada dalam masalah juga? Misalnya, bahkan jika tidak ada
yang percaya dengan apa yang aku katakan,
mereka masih akan memendam keraguan. Setidaknya, kau tidak bisa menyangkal
fakta bahwa kita memang satu SMP"
"Kau benar. Tapi ... jika
kebetulan kau memberitahu orang lain tentang aku, aku akan benar-benar mengincarmu.
Artinya, aku akan menyeret saudara yang sangat kau cintai itu juga"
Kata-kata itu membuatku tegang.
Justru karena aku pernah mendengar
tentang masa lalu murid bernama Kushida Kikyo ini, sangat berbahaya jika dia
serius ingin membuat Nii-san terlibat seandainya aku membuatnya marah.
Kau hampir bisa menganggap ini
sebagai pertahanan sempurna terhadapku, tanpa ada satu pun basa-basi di dalamnya.
Tapi, tidak mudah bagi
Kushida-san bertindak. Karena ada bahaya di balik gagasan: jika dia secara
terang-terangan membuat kakaku terlibat, aku mungkin akan mengambil
langkah-langkah putus asa.
Itu sebabnya dia merancang
strategi ini untuk membidikku secara terbuka tanpa membiarkan hal tersebut.
"Kalau begitu, bukankah
tidak akan ada masalah jika kau mengabaikanku? Kau sangat tau jika aku tidak ingin
melibatkan diriku dengan orang lain dan aku tidak akan menunjukan diriku di tempat
yang tidak seharusnya, kan?" jawabku
"Untuk saat ini, iya. Tapi tidak
ada jaminan tentang apa yang akan tetap terjadi di masa depan. Agar aku bisa menjadi
diriku, aku harus membuat semua orang yang tahu tentang masa laluku
menghilang"
"Sekarang aku tau, apa itu artinya
aku ini juga mangsamu?" Ryuuen menyela.
"Tergantung keadaan, mungkin
begitu"
Bahkan saat dia bekerjasama dengannya,
Kushida-san masih bisa berbicara dengan sangat berani.
"Kuku. Kau perempuan yang
licik. Yah, karena aku suka bagianmu yang itu, aku putuskan untuk bekerja
sama"
"Biarkan aku mengatakan ini,
Horikita-san. Aku akan meneluarkanmu. Untuk melakukannya, aku akan bekerjasama bahkan
dengan iblis sekalipun"
Kushida-san berkata seperti itu
saat dia meninggalkan sisiku dan berdiri di samping Ryuuen-kun.
"Sangat memalukan, Suzune.
Dikhianati oleh sekutumu yang menjanjikan"
"Kau selangkah di depanku
kali ini, Ryuuen-kun. Tidak... Kurasa sudah seperti ini sejak dulu. Selama
ujian di kapal pesiar, di pulau tak berpenghuni, selama insiden
Sudou-kun juga, aku terus menerus kalah "
Dengan mengakui itu, kata-kata
ini keluar begitu saja.
"Ayo kita selesaikan ini. Poin dan bersujud, maksudku, setelah kalian berdua selesai."
"Ayo kita selesaikan ini. Poin dan bersujud, maksudku, setelah kalian berdua selesai."
"Aku akan melakukannya dan
membereskan masalah ini, tapi Kinoshita yang berlari ke arahmu itu adalah kecelakaan.
Tidak ada motif tersembunyi atau niat jahat di balik itu. Begitulah cara dunia
bekerja, kan? Jika ada kecelakaan, kadang-kadang kau harus menyelesaikannya di pengadilan. Sesuatu seperti itu." Kushida berbicara
"... ya. Memang tidak ada
bukti, sudah jelas aku akan dijebak sebagai pelakunya"
Untuk membuktikan
ketidakbersalahanmu, kau membutuhkan banyak tekad dan kekuatan. Dalam hal ini,
aku hanya harus mengakuinya dengan jujur.
"Aku juga akan menambahkan
ini. Insiden itu sesuatu yang kau dalangi. Kau menyuruh Kinoshita-san membuatku
pingsan. Aku yakin itu"
"Itulah ucapan ketakutanmu."
"Aku tidak peduli meskipun itu hanyalah khayalanku. Tapi, paling tidak, aku ingin mendengarnya. Perangkap macam apa yang kau gunakan di festival olahraga ini?"
"Aku tidak peduli meskipun itu hanyalah khayalanku. Tapi, paling tidak, aku ingin mendengarnya. Perangkap macam apa yang kau gunakan di festival olahraga ini?"
"Kau akan kehilangan dirimu
dan bersujud, jika aku harus membayangkan bagaimana bayangan yang kau pikirkan,
kurang lebih akan menjadi seperti ini"
Ryuuen-kun tertawa senang ketika
dia mulai membicarakannya seolah-olah itu adalah khayalan.
"Sebelum festival olahraga,
aku punya Kushida yang memiliki tabel partisipasi Kelas D, dan aku mendapatkannya dengan
cara itu. Lalu aku menugaskan orang yang tepat di tempat yang seharusnya
dan menang. Tentu saja, bukan hanya itu, aku juga benar-benar mengamati Kelas D"
"Kepemimpinan yang luar
biasa. Faktanya, kau menang banyak melawan Kelas D dan Kelas A"
Meskipun mereka tidak bisa
menandingi Kelas B dalam hal kekuatan secara keseluruhan, tidak ada keraguan
bahwa mereka bertarung dengan baik.
"Tapi apa kau bisa menang
dengan lebih efisien lagi? Untuk menghancurkanku, kau menggunakan dua kartu as
milikmu dan salah satu dari mereka bahkan harus mundur setelah terluka. Itu
membingungkan"
"Kuku. Untuk
menghancurkanmu. Itu alasan yang cukup. Aku tidak tertarik menang dalam hal
poin keseluruhan sejak awal kali ini".
"Strategimu bergantung
kepada keberuntungan. Bagus untukmu, ketika kau memerintahkan Kinoshita-san
untuk membuatku jatuh dan dia melakukannya, kau diselamatkan oleh dua
kebetulan. Aku terlalu terluka untuk
melanjutkan pertandingan dan Kinoshita-san terluka parah setelah dia terjatuh
sendiri. Keduanya bukan sesuatu yang bisa kau lakukan dengan mudah "
Apa yang membuat roda gigi dalam
diriku berantakan adalah karena hal itu.
Karena jika dia hanya cedera
ringan, maka sesuatu tidak akan menjadi serius.
"Tentu saja tingkat cederamu
itu kebetulan. Sudah jelas jika aku berniat melukaimu. Jika dia mengacau saat
melakukan kontak denganmu, Kinoshita akan mengalami pengalaman menyakitkan
sendirian. Itu sebabnya aku membuat Kinoshita berlatih secara menyeluruh
tentang satu hal. Untuk melakukan kontak dengan lawannya dan membuat jatuhnya
terlihat alami "
Jika seseorang diberi perintah
seperti itu, mereka biasanya akan memberontak. Apa sebenarnya yang harus
dilakukan untuk membuatnya sangat patuh?
"Dan ... tentang cedera
Kinoshita ... apa kau benar-benar berpikir itu kecelakaan?"
"Ehh ...."
"Tentu saja, dia jatuh. Luka
serius tidak begitu mudah dipertahankan. Itulah kenapa aku membuatnya
berpura-pura kesakitan dan keluar dari festival olahraga. Setelah itu, masalah
sederhana, sebelum dia menerima pengobatan, aku melukai dia. Seperti ini "
Dia mengatakan itu sambil
menginjak lantai koridor dengan seluruh kekuatannya.
Ban! Suara mengerikan dan
menakutkan bergema di koridor.
"Kau melakukan itu....? Kepadanya...?"
"Dia memberikan
persetujuannya ketika aku menawarkan 500.000 poin. Kekuatan uang benar-benar
menakutkan"
Itu berarti sejak awal, ini juga
direncanakan, bahwa dia akan menderita luka serius...
Dari lubuk hatiku, anggapanku
tentang pikirannya dan hukuman terhadap mereka sangat menakutkan. Jika demi
kemenangan, tidak ada yang tidak akan dia lakukan.
Tapi, aku tidak berharap dia akan
jujur denganku.
"Apa tidak masalah terus dan
terus menjawab hanya karena aku bertanya?"
"Apa?"
"Jika aku kebetulan merekam
pengakuanmu, apa yang akan kau lakukan?"
Aku mengatakannya ketika aku
mengeluarkan ponselku.
"Kau baru saja memikirkan
itu, kan?"
"Sebagai langkah terakhirku,
aku mencoba memanipulasimu. Tapi aku terkejut, secara tidak sengaja kau mengatakan semua itu kepadaku"
Aku memainkan ponselku dan
memutarnya dari titik tertentu.
"Sebagai langkah terakhirku,
aku mencoba memanipulasimu. Tapi aku terkejut jika kau tidak sengaja mengatakan
kepadaku semua itu"
Aku memainkan ponselku dan
memutarnya dari titik tertentu.
"Sebelum
festival olahraga, aku menyuruh Kushida mengambil semua yang ada di Kelas
D-"
"Jika kau melaporkan aku,
atau meminta poin dan bersujud, aku akan melawanmu dengan bukti ini. Jika itu
terjadi, aku penasaran, siapa di antara kita yang akan berada dalam
masalah?"
"Ku ....!"
Untuk pertama kalinya, senyum
Ryuuen-kun menghilang dan dia berhenti berbicara.
"Suzune ... kau ....."
"Aku juga tidak mau mencari
masalah. Karena itulah, mari kita selesaikan dengan-"
"Kukuku .....
kuhahaha!"
Tiba-tiba, Ryuuen-kun tertawa
terbahak-bahak lagi.
"Kau benar-benar perempuan
yang menyenangkan. Aku mengatakannya sejak awal, bukan? Isi diskusi kita ini, kebanyakan
khayalan. Aku hanya meladeni ucapan ketakutanmu. Aku hanya membayangkan cerita
yang kau buat secara sengaja di dalam kepalamu "
"Meski begitu, apa ada cara
untuk memastikan apa khayalan itu nyata atau tidak? Aku tinggal menghapus
bagian di mana kau mengatakan bahwa ini hanyalah khayalan dan mengedit
rekamannya"
Jika separuh pertama dipotong, tidak
ada cara untuk memastikan apakah itu bohong atau tidak.
"Tentu saja, aku hanya harus memberikan yang asli. Tidak masalah"
Tertawa tanpa rasa takut, Ryuuen
mengambil ponsel dari sakunya.
"Apa kau tahu ini? Rekaman
penuh ...... tidak, rekaman kamera"
Dia mengatakannya sambil
mengarahkan kamera di bagian belakang ponsel ke arahku. Bukti itu lebih bisa diandalkan daripada audio.
Itu berarti Ryuuen-kun sudah
berasumsi bahwa aku akan mencoba melakukan langkah terakhir.
Itu berarti, segalanya tidak akan
semudah itu... adalah yang sebenarnya.
Jika aku menyerahkan data audio
ke sekolah dengan bagian pertama yang dipotong, akan ada penyelidikan.
Dan Ryuuen-kun dan yang lainnya
akan dicurigai.
Tapi tidak mungkin bisa menyatakan
bahwa mereka bersalah hanya dengan itu.
Jika aku mencoba tidak peduli
dengan kata-katanya, yang dia katakan jikalau itu hanyalah khayalan, sebagai
bukti, aku akan diselidiki karena hal itu.
"Apa kau mengakuinya,
Suzune? Kekalahan telakmu"
Kushida-san juga tertawa dengan berani.
Aku semakin menyadari bahwa aku
ini bodoh.
Dia bukan tipe musuh yang aku
pikir strategi apapun untuk melawannya akan berhasil. Perlawanan terakhirku
juga gagal.
"Buang harga dirimu itu dan
bersujudlah, Suzune"
Setelah menerima hukuman mati itu,
aku memutuskan untuk diam-diam berlutut.
"Aku mengerti... aku akui...”
Suara tak seharusnya dari tempat ini
terdengar. Itu karena ponsel Ryuuen-kun berdering tepat di depan mataku.
Aku pikir dia sendiri tidak
terlalu memperhatikan hal itu. Tapi untuk beberapa alasan atau lainnya, dia
menurunkan pandangannya ke layar untuk mencari tahu sumber suaranya.
Namun, ekspresi Ryuuen-kun
mengeras sejenak meski dia terus tersenyum konstan selama ini.
Dia mulai mengutak-atik ponselnya
tanpa melirikku.
Dan dari ponsel itu, aku bisa
mendengar apa yang sepertinya adalah rekaman yang dibuat di suatu tempat dengan
berbagai suara yang tercampur di dalamnya.
"Dengar, bodoh. Kita akan mengatur
jebakan untuk Horikita Suzune, Class D. Apa yang harus kita lakukan? Aku akan
menawarkanmu strategi itu. Aku akan menunjukkan kepadamu sesuatu yang
menarik"
Itu adalah suara Ryuuen-kun.
Apa ini pembicaraan tersembunyi
ketika dia merencanakan strategi yang akan dia lakukan selama festival
olahraga?
Dia menjelaskan secara detail apa
yang dia katakan dengan bangga beberapa waktu yang lalu.
"Aku tidak bermaksud melawan
strategimu tapi beri aku kesempatan bertarung melawan Horikita"
Di tengah-tengah itu, seolah-olah
menyela, suara Ibuki-san muncul.
"Di pertandingan lari
rintangan, kau akan berlari melawan Suzune dan melakukan kontak dengannya.
Lakukan apa saja agar dia terjatuh. Setelah
itu, aku akan bertanggung jawab atas cederamu dan merampok sejumlah uang
untukmu."
Suara tersebut mengatakan itu.
Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa artinya ini, Ryuuen-kun?
Ada apa dengan audio itu?"
Kushida-san juga, sepertinya tidak
bisa memahami situasinya, jadi dia meminta penjelasan dari Ryuuen-kun.
"Aku mengerti, aku mengerti,
aku mengerti. Aku mengerti sekarang. Kuku, sekarang, bukankah ini menarik? Apa
kau tahu apa artinya ini? Itu artinya ada pengkhianat juga di Kelas C. Tidak
hanya kalian, mereka juga akan melibatkan aku, menari di atas telapak tangan mereka,
pengkhianatan Kikyo, dan fakta bahwa Suzune akan hancur sebelum aku. Mereka
sudah memperhitungkan semuanya. Kuhahaha! Ini menarik! Menarik! Seseorang mengendalikanmu dari belakang. Mengagumkan!"
Menyebutnya sebagai mahakarya,
Ryuuen-kun menyisir rambutnya ke belakang dan tertawa keras.
"Kau dipermainkan, Kikyo.
Mereka sudah memprediksi kalau kau akan menjadi pengkhianat dan menyerahkan daftar
tabel informasi kepada kami. Mereka sudah memprediksi setiap detail terkecil"
"Pengkhianatan sudah diprediksi
sejak awal .....? Siapa yang bisa melakukannya? Apa itu Ayanokouji-kun? Aku tidak
tahu dia secepat itu...."
"Yah, dia salah satu
kandidat. Tapi aku tidak akan menarik kesimpulan itu. Ini cerita yang berbeda,
apa seseorang yang mampu merekam seperti ini akan meninggalkan jejak begitu
saja? Suzune, dan juga Ayanokouji dan tergantung situasinya, bahkan Hirata
mungkin punya seorang yang mengendalikannya. Aku membutuhkan waktu sedikit demi sedikit
untuk menemukan mereka. Aku gagal mendapatkan poin dan persujudan dari Suzune
tapi aku akan memuaskan diriku dengan hasil ini saja. "
Tidak salah lagi. Aku tidak tahu
bagaimana dia melakukannya, tapi dia menggunakan seseorang dari Kelas C untuk
merekam strategi Ryuuen-kun. Itu saja, aku yakin.
Selama lari estafet, dia yang bertanding
melawan kakakku juga sangat sulit dijelaskan. Bukan berarti karena dia lebih
suka tetap tidak menarik perhatian. Tapi, justru karena aku tahu, hanya ada satu orang yang mampu datang ke dalam pikiranku, Ayanokouji
Kiyotaka-kun.
Situasi di mana dia sudah dimata-matai,
dia masih berani bertindak terang-terangan.
Jika seseorang yang menguasai kelas
dari belakang layar sampai sekarang tiba-tiba maju ke depan, tentu saja itu
akan mencurigakan. Dia akan dicurigai sebagai penipu.
Melihat bagaimana Ryuuen-kun
tidak mampu mempersempitnya kepada Ayanokouji-kun sendirian, itu berarti dia
sudah memasang perangkap di belakangku.
"Ini untuk saat ini.
Pengirim pesan ini mungkin tidak akan membidikan kita lebih jauh lagi"
"Apa itu baik-baik saja? Bagaimana
jika mereka mengancammu dengan rekaman?".
"Jika mereka bermaksud mengirimkannya
ke sekolah, mereka akan melakukannya nanti. Melakukannya setelah kita
mengajukan keluhan kita akan sangat efektif. Aku tidak bisa mewujudkan
persujudannya, tapi bagiku, aku sudah mencapai setengah dari tujuanku. Tidak
buruk "
***
Setelah mengganti seragamku, aku
pergi ke gerbang depan seperti yang dijanjikan dan seperti yang dia katakan,
perempuan itu menungguku.
"Kau bilang ada sesuatu yang
ingin kau katakan padaku ...?"
"Ikuti aku"
"Ikuti, kemana..."
"Gedung khusus"
Itu juga, ternyata tempat yang cukup
aneh.
Perempaun itu, tanpa memberikanku
penjelasan, mulai berjalan pergi dan kami menginjak lantai 3 gedung khusus.
Lantai ini adalah salah satu dari
beberapa tempat di sekolah di mana tidak ada kamera pengintai yang dipasang.
"...tepat apa-"
Ketika aku mencoba bertanya
padanya, orang itu menyuruhku menunggu dan kemudian pergi sendirian.
Dia pergi ke sebuah sudut di
koridor dan diam-diam berbisik.
"Apa aku boleh pergi?"
"Ya. Kau melakukannya dengan
baik, Masumi-san. Aku akan mengandalkanmu lagi"
".....tentu"
perempuan bernama Masumi dengan
tenang mengangguk dan pergi.
Orang di belakang suara itu
perlahan-lahan mengungkapkan dirinya.
Membawa tongkat di satu tangan,
dia menatapku dengan senyum dingin.
Tahun pertama. Kelas A.
Sakayanagi.
"Kau memanggilku?"
Aku bertanya kepada Sakayanagi,
namun dia tidak menjawab.
Kemudian untuk sesaat, Sakayanagi
dan aku akhirnya saling menatap satu sama lain.
Di gedung sekolah saat senja,
perempuan berdiri di depan mataku dengan tongkat di tangannya.
"Lari estafet terakhir itu
menarik sedikit perhatian, Ayanokouji Kiyotaka-kun"
Tepat ketika aku berpikir bahwa
dia akhirnya membuka mulutnya, hanya itu saja.
“Ya, maaf, tapi apa aku bisa
mengirim pesan dulu? Aku sedang menunggu seseorang"
"Silahkan"
Sakayanagi tidak bereaksi dengan
ketidaksenangan melainkan, dia tersenyum padaku.
Aku mengirim apa yang sudah aku
persiapkan.
"Jadi ... Apa aku bisa menganggap
bahwa itu kau? Orang yang memanggilku ke sini."
"Benar"
Jawaban langsung, ya?
"Jadi ada apa? Jika
memungkinkan, aku akan menyelesaikan ini secepatnya"
"Setelah melihatmu berlari,
aku teringat sesuatu. Aku memanggilmu kemari karena aku merasa aku bisa berbagi
kejutan bersamamu saat itu. Hampir seperti ditembak, bukankah begitu?"
"Aku tidak mengerti apa yang
kau bicarakan ......"
Tok, tok. Menyandarkan dirinya
dengan tongkat, Sakayanagi berdiri tepat di sebelahku.
"Sudah lama, Ayanokouji-kun.
Sekitar 8 tahun dan 243 hari"
"Kau bercanda, kan? Aku
tidak mengenalmu"
"Fufu. Kurasa begitu.
Lagipula, kenalan kita bukanlah satu-satunya"
Tok.
Tok.
ketukan mereda sedikit demi
sedikit.
Sebenarnya ini apa?
Aku memutuskan untuk membungkus
segalanya dan mulai berjalan ke arah yang berlawanan.
"Ruang Putih"
Ketika kata-kata itu menembus
telingaku dan mencapai otakku, aku tanpa sadar berhenti berjalan.
Itu mengacaukan akal sehatku dan
aku mulai mempertanyakan 'kenapa' dan 'bagaimana'
"Tidak menyenangkan, bukan?
Tersingkirkan oleh informasi yang hanya dimiliki oleh musuh"
"...kau..."
"Ini reuni yang nostalgia,
jadi aku pikir aku harus menyapamu"
Reuni?
Aku melihat ke arah Sakayanagi sambil
tetap membelakangiku. Aku yakin belum pernah melihat dia sebelumnya, dia
benar-benar seorang perempuan yang tidak memiliki tempat di ingatanku.
Aku juga tidak pernah kehilangan ingatan
di masa lalu.
Aku bertemu orang ini,
Sakayanagi, di sekolah ini.
Tidak ada yang salah dengan fakta
itu.
“Aku mengerti. Karena kau tidak
mengenalku. Tapi aku mengenalmu. Ini pasti putaran takdir yang aneh. Bersama
denganmu di tempat seperti ini. Sejujurnya, aku tidak pernah berpikir akan
melihatmu lagi, tapi dengan ini, semua misteri sudah dipecahkan. Pulau tak berpenghuni,
kapal pesiar dan pertarungan Kelas D melawan drop out. Aku tidak bisa percaya jika
semua itu adalah strateginya Horikita Suzune. Jadi kau memegang kendali dari
belakang layar selama kejadian itu semua "
"Apa yang kau maksud dengan
itu? Kami punya beberapa ahli strategi."
Pertama-tama, analisis. Aku harus
tetap tenang tanpa panik. Aku bisa memikirkannya nanti.
"Dengan ahli strategi, apa
kau akan menyebut Horikita Suzune-san? Atau mungkin kau ingin menyebut Hirata
Yousuke-kun? Bagaimanapun, sekarang keberadaanmu sudah ketahuan, tidak masalah
siapa pun itu"
..... dia tidak berbohong.
Rupanya dia sangat mengenalku.
"Tolong tenang. Pertama-tama,
aku tidak punya niat memberitahu orang lain tentang dirimu”
"Bukankah akan lebih mudah
jika kau sendiri yang melakukannya?"
"Aku tidak akan berhenti.
Akulah satu-satunya yang layak mengubur si genius palsu"
Tok. Tongkat tipis memukul
lantai.
"Aku sudah menemukan sedikit
kesenangan di kehidupan sekolah yang membosankan ini"
"Apa aku bisa bertanya satu
hal?"
"Aku merasa terhormat ditanyai
olehmu. Silakan bertanya. Jika kau ingin tahu kenapa aku mengenalmu, aku tidak
keberatan memberimu jawaban"
"Tidak, aku tidak tertarik
dengan itu. Aku hanya ingin tahu satu hal"
Sakayanagi dan aku melakukan
kontak mata.
"Apa kau mampu menguburku?"
Adalah apa yang aku tanyakan.
"..... fufu"
Sakayanagi tertawa sedikit dan
kemudian tertawa lagi.
"Fufufu. Aku minta maaf
sudah tertawa. Tapi aku tidak bermaksud menghina pernyataan yang kau buat. Aku
sangat tau betapa menakjubkannya dirimu. Aku baru saja mulai menikmati ini.
Karena aku akan memenuhi hidupku dengan menghancurkan karya seni agung yang
ayahmu buat "
Aku ingin berharap.
Kekalahanku berarti
kekalahan manusia juga.
Aku berpikir dari dalam lubuk hatiku, aku ingin konflik yang menyedihkan ini kupegang dan kuhancurkan.
Admin:
Ah, selesai juga (terharu). Banyak masalah dengan jadwal posting, tapi tenang, semester berikutnya akan lebih bermasalah lagi d(`▽´) (karena semakin tua semester anda, semakin hancur kokoro anda) Cahaya yang mulai redup di hati akhirnya terselamatkan berkat epilog volume 5. Epilog 5 bagian yang paling memuaskan ( ̄∇ ̄) Karena volume 6 belum ada, diri ini akan betapa di gunung yang lain. Sampai jumpa bulan agustus. Tanggalnya belum pasti sih, tapi mulai kerjain novel ini lagi di bulan agustus nanti. See you.
Kirain udah selese... ternyata belum hehe
BalasHapusSengaja bgt si mimin epilog nya ga sampe akhir xD
BalasHapusnanggung..
BalasHapusKapan Lanjutannya?
BalasHapusNanggung amat min-_-
BalasHapusNanggung amat min-_-
BalasHapusThanks min..
BalasHapusPadahal dikit lagi aaaah
BalasHapuslanjutin min
BalasHapusPertalite, akhirnya keluar tinggal nunggu selesai
BalasHapusAwww kirain udah selesai 😅
BalasHapusSemangat min Translatenya. Waupun udah bikin kesel karena troll ��
BalasHapuskalau bisa jangan sampai nunggu 1 minggu min :D
BalasHapusThehe Palalo min :v
BalasHapusNanggung amat min-_-
BalasHapusaahggg nangung, bikin penasaran....... btw thx min
BalasHapusKata Thehe min membuat ku sedikit agak kesel dan seneng secara bersamaan
BalasHapusThehe dan emot, perpaduan yang luar biasa. mengingatkanku dengan sosok yang pura-pura gak bersalah :v
BalasHapusMin,setelah vol 5 selesai mau lanjut vol 6 atau loncat ke vol 7.5 ngikut pastebin?
BalasHapusLanjut menikmatin liburan tenang :v
BalasHapusWaduuuhh parah nih admin.. :v cari admim baru min 2 sampae 3 orang spya jadi ringan..klo kamu trus yg mengerjakan nih novel nanti cepet botak :v
HapusMin, nih epilog panjang atau enggak sih ? (pengen tau aja)
BalasHapuslumayan.
Hapusmin gimana nanti vol 6 kan belom ditranslate ke inggris, min bisa bahsa jepang?
BalasHapusYa udah aja kalau belum ada
HapusThehe sengaja ini min
BalasHapusThanks min
BalasHapusNjir kena troll ama mimin nyaa wkwk
BalasHapusshit :"v btw sankyu min
BalasHapusMangat kak
BalasHapuskalo vol 6 belum ada, lanjut dulu vol 7.5 btw sankyuu min
BalasHapusSbnrnya udh baca di situs sebelah jadi gk terlalu penasaran...cuman membandingkan.. di sini translatenya lumayan bagus tapi disini terlalu sering di tunda2 entah krn sibuk apa krn sengaja y?
BalasHapusBagi link please
HapusNjir kirain dah selesai :v btw 39 min
BalasHapusMin rilismya berp mingku sekalo sma hari ap ?
BalasHapusLama amat kali rilisnya?
BalasHapusbener bener bikin penasaran ni mimin
BalasHapusLama amat lanjutanya?
BalasHapusKapan lanjutannya?
BalasHapussaya ngarepnya bisa baca scene yang ayano vs manabu :v
BalasHapusAne ngarep bisa nonton anime nya pas bagian ini..
HapusBlm upppdate min?
BalasHapusmau lanjut kapan min?
BalasHapusLama amat updatenya min?
BalasHapusUdah gw liatin terus nih blog tiap hari-_-
Nanggung juga translatenya.
Btw gw entah kenapa muak setiap ngeliat "thehe" nya.
Gw harap semoga cepat ditranslatenya
Min, kapan lanjut?
BalasHapusKeren nih saat ayanokoji lari nanti. Makasih min
BalasHapusBang berantem yuk dari kemarin saya liatin :v
BalasHapusSiapa yg menang ya?
BalasHapusAaaah!!!! Gak sabar baca lanjutannya
BalasHapusAyanokouji-kun!!! <3
Semangat ya admin!! Ditunggu banget lanjutannya
Buka blog ini tiap hari liat update, sekalinya update bersambung lg -_- . Btw kok kesel ya liat Thehe nya :v
BalasHapusGue malah kesel liat emotnya.
BalasHapusYg ke 6 ma 7 bagus. Ditunggu ^_^
BalasHapusdi tunggu kelanjutannya min
BalasHapusSakayangi gg juga
BalasHapus1 bulan lagi ya baru update??T_T
BalasHapusBuat v 6 udh mulai digarap blm min?
BalasHapusNyari diweb" lain 6-7 ngk ada
Belum gan.
HapusGue ada nih yg bahasa inggrisnya min.. ayo min lanjut lagi
Hapuslinkny apa yh?
Hapus1 bulan lagi ya baru update lagi??��������
BalasHapusAgustus ? lama banget min
BalasHapusYang tau versi b.inggrisnya bagi link dong
BalasHapusMantabs Min, makasih, oiya kl mau discuss tentang ini dimana ya? aku nyari thread di kaskus adanya yg anime yg light novelnya kok nggak ada, atau aku nya yg nggak nemu?
BalasHapusAku masih bingung nih,
1. Knapa Ayanokoji membuat dirinya mencolok pas lari estafet? Secara dia pasti dah memperkirakan kl hasil akhir kelas D di festival olahraga tetap bakal kalah. Aku mengira ini agar semakin menurunkan kecurigaan Ryuen tentang orang yg mengendalikan dibelakang layar, tapi aku msh ragu bener gitu pa nggak.
2. Gimana cara Ayanokoji mendapatkan rekaman audio tentang rencana Ryuen? aku nggak ada clue sama sekali buat yg satu ini.
3. Knapa Sakayanagi pengen ngelawan Ayanokoji? agak meragukan kl sekedar menghilangkan kebosanan, seenggaknya pasti ada latar belakangnya kok si loli itu nganggep dirinya jenius.
Entahlah, gak pernah nyari. Mungkin itu semua bakalan dijelasin di volume berikutnya
Hapus1. karena di nantangin Ketua Dewan Siswa, Horikita Manabu
Hapus2.Dia punya pion di kelas C(waktu kasus Karuizawa sama Manabe dari kelas C pas di kapal pesiar)
3. Karena Sakayanagi itu tau masa lalu nya, Bisa di katakan Kalo Sakayanagi kenal sama Ayanokōji-kun waktu masih kecil
Kenapa Sakayanagi pengen ngalahin Ayanokouji itu karna Sakayanagi Cinta dengan Ayanokouji Yandere pula si Sakayanagi jadi dia pengen memiliki Ayanokouji seutuh nya dengan mengalahkan nya gitu sih yang aku tau dari info nya :v
HapusMin, Sekalian garap side story lah...~
BalasHapusThanks min. Enjoy your holiday 😂
BalasHapuswah thanks for translations gambate min :D
BalasHapusUdah bagus bagus min. Tapi tetep semangat kerjannya biar bisa update lebih cepet
BalasHapusGEGEH AYANOKOUJI
BalasHapusmin, bakal dibuat pdf ga ?
BalasHapussoalnya nih LN mau di license ama seven seas
Nanti
HapusBro Kapan lanjutin Volume 6 nya?
HapusAgustus
HapusSemangat min ngelanjutinnya,
BalasHapusGak sabar liat MC gua ayanokouji kiyotaka-kun
Kerennya
BalasHapusTop min terjemahannya
BalasHapusMin mau tanya ini nerjemahinnya urut volume 6 atau loncat 7.5?
BalasHapusVolume 6
Hapus"....konflik yang menyedihkan ini kupegang dan dihancurkan."
BalasHapusmin, itu emang segitu atau apa? kok terasa kurang yah
Hanya segitu
HapusYg dtunggu-tunggu.. mksih min.
BalasHapusSmoga mimin selalu dberikan ksehatan.
Dtunggu lgi lnjutannya
bulan Agustus min. terus berusaha. wkwk
BalasHapushorikita mengecewakan :"(
BalasHapusGG ayang sosok penguasa dibalik layar
BalasHapusAduh min gk sabar aku liat lanjutan volume nya
BalasHapusDikit koreksi yg bnr adalah "Kekalahanku adalah Kekalahan Orang Itu Juga (Ayahnya)"
BalasHapusDikit koreksi yg bnr adalah "Kekalahanku adalah Kekalahan Orang Itu Juga (Ayahnya)"
BalasHapusMenurut gue Ayanokouji nantangin Manabu biar dia bisa menang buat kelasnya tanpa jadi orng yg terlalu mencolok bngt meski pada kaget juga. Intinya dia buat kelas dapet peringkat tinggi di lomba estafet itu tpi ga posisi satu. Makanya disitu dia cari alat untuk jdi posisi satu. Trs yg dapet audio pasti udh tau cewek yg bully Karuizawa jdi alat Ayano pake foto itu. Bagian kerennya di sini tuh 'apa kau mampu menguburku?' mantap
BalasHapusSudah kuduga dari anime awal...
BalasHapusSi bitch. Kushida bakalan jadi traitor bagi kelas d
Pendek.sampe 1 menit slesai baca 🤣
BalasHapusKushida lonT, hehe
BalasHapusBaru baca lagi ni LN udah lama ga baca jadi nostalgia
BalasHapus