Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 7 Volume 5 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Senin, 04 Juni 2018

Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 7 Volume 5


APA YANG KAU DAN AKU TIDAK PUNYA

Bel berbunyi dan waktu kedua festival olahraga dimulai. Sekarang saatnya untuk acara Partisipasi Hanya Untuk Yang Direkomendaasi. Diharapkan dalam empat pertandingan yang tersisa, para elit yang dipilih dari jejeran kelas akan menjadi yang berpartisipasi.

"Ngomong-ngomong, Ayanokouji-kun akan ikut di lomba scavenger hunt itu, kan?" Kata Hirata

"Kalau bisa, aku lebih suka tidak..."

Meskipun seperti itu, mau bagaimana lagi karena aku menang batu-gunting-kertas. Enam dari setiap kelas akan mengikuti lomba scavenger hunt. Ini adalah pertandingan  yang diatur sedemikian rupa sehingga satu orang dari setiap kelas akan ikut di dalamnya, menyebabkan empat orang membentuk satu tim untuk perlombaan itu.

Akibatnya, poin yang tersedia diberikan lebih banyak daripada pertandingan individu.

"Masalahnya adalah absennya Sudou-kun ....."

Karena Sudou, yang akan mengikuti semua pertandingan, kebetulan tidak hadir, dia akan diperlakukan sebagai ketidakhadiran pada level yang sedang terjadi. Apa akan menyiapkan pengganti atau tidak, Itulah pertanyaannya.

"Jika kau tidak keberatan, aku ingin mendengar pendapatmu, Ayanokouji-kun. Aku mau menanyakan pendapat Horikita-san, tapi sepertinya tidak bisa"

Benar. Horikita belum kembali ke tenda kami. Aku pikir dalam skenario terburuk, dia akan kembali sendirian setengah sore nanti, tapi ini tidak terduga, meninggalkan kemungkinan bahwa sesuatu bisa berjalan dengan lancar.

"Jika itu Hirata, kau bisa membuat keputusan yang tepat bahkan tanpa harus bergantung kepadaku, kan?"

"..... Entahlah. Tapi, menurutku, aku pikir kita butuh pengganti. Waktu pertandingan individu, kelas kita mungkin yang terburuk. Itu sebabnya supaya menang dalam poin keseluruhan, kita harus menang di sini "

"Lalu, pertanyaannya adalah, siapa yang harus kita digunakan sebagai pengganti?"

"Butuh 100.000 poin untuk melakukannya. Aku akan melakukan sesuatu menggunakan poinku. Penggantian yang bisa kita gunakan yang menurutku cocok adalah Ike-kun dan Yamauchi-kun"

"Karena jika mereka menempati posisi pertama, mereka bisa mendapatkan poin untuk tes mereka?"

"Ya. Aku pikir ide yang bagus jika manfaatkan keuntungan itu"

Memang bisa dikatakan bahwa dalam scavenger huntdi mana keberuntungan adalah faktor yang menentukan, akan menjadi rencana yang bagus. Akhirnya, Ike dan Yamauchi melakukan batu-kertas-gunting dan Ike, yang menang, dengan penuh kemenangan bergabung dengan kelompok yang berpartisipasi.

"Baiklah! Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk Sudou juga!"

Semangat juangnya sendiri sepertinya tidak kalah dari Sudou. Sebelum pertandingan, para wasit memberikan penjelasan.

"Ada item yang ditandai sebagai yang sulit didapat di lomba scavenger hunt ini. Kalian bisa menarik undiannya lagi tapi akan ada jendela selama 30 detik sebelum kalian bisa melakukannya. Kalian harus memberi tahu wasit saat kalian akan mengambil tarian ulang yang kalian inginkan. Selain itu, pertandingan akan berakhir setelah 3 peserta berhasil menyelesaikannya. Itu saja "

Setelah penjelasan tambahan itu diberikan, aku siap bergabung pada putaran kedua dari scavenger hunt yang aku rencanakan untuk diikuti.

"Yo"

Laki-laki sebelahku berteriak. Aku bahkan tidak perlu melihat, itu adalah Ryuuen dari Kelas C.

"Jadi, kepala otot itu tidak akan mengikuti scavenger huntAku pikir dia pasti ikut. Aku juga tidak bisa melihat Suzune di mana pun. Tentu saja mereka tidak diam-diam bercinta, kan?"
T/N: “they aren't fucking each other backstage right?” after all, ane gak pernah ngerti sama kalimat bahasa inggris yang diselipin bahasa kasar di sekitarnya. Mungkin kalimat “mereka tidak diam-diam bercinta, kan?” itu benar atau mungkin juga salah.

"Entahlah. Itu tidak ada hubungannya denganku... aku juga tidak terlalu tahu urusan pribadi kelasku"

"Respon yang sangat menyebalkan"

Sepertinya dia langsung tidak berminat denganku lagi saat Ryuuen pergi. Tapi tetap saja, sepertinya dia akan menjadi bagian dari putaran kedua. Tidak lama kemudian, putaran pertama dimulai.

sepertinya kelas-kelas lain sudah mengumpulkan murid atletik mereka saat Ike mengambil alih putaran pertama.

Namun, yang penting di sini adalah isi dari barang yang diambil. Datang di posisi terakhir, dan akhirnya mencapai kotak, Ike menarik undiannya dan memeriksanya.

Para peserta yang memimpin sudah pergi dengan cara ini dan itu, meninggalkan alasan demi mencari barang-barang yang mereka tunjuk untuk diburu.

"Uooooooooooh!"

Teriakan yang menyerang perut, Ike tiba-tiba berbalik dan berlari kembali ke area awal.

"Ayanokouji! Tolong pinjamkan aku kaki kirimu. Kaki kirimu!"

"Kaki kiri?"

"Sepatu, maksudku sepatumu! ini milikku!"

Apa yang dia tunjukkan kepadaku adalah sebuah catatan dengan tulisan 'Kaki Kiri Kelas' (Sepatu) yang tertulis di atasnya.

"Tidak, jika aku memberikannya kepadamu, aku tidak akan bisa berlari lagi..."

"Geh !?"

Dia berlari kepadaku karena kebetulan aku dekat dengannya tapi dia tidak bisa meminjam sepatu dari seseorang yang akan berlari di scavenger hunt ini. Ike panik atas kesalahannya dan bergegas ke tenda.

Namun, sepertinya murid lain juga mengalami kesulitan dengan scavenger hunt karena aku masih tidak bisa melihat siapa pun pergi ke finish. Pada akhirnya, melalui keberuntungan undian, Ike menemukan cara untuk menang dan dalam aksi pembukaan yang penuh gejolak, dia merebut posisi pertama.

"Ini bukan masalah yang sepele...."

Kemudian setelah beberapa puluh detik, Kelas A selesai diikuti oleh Kelas B dan kemudian Kelas C di posisi terakhir.

Dan dengan berakhirnya, sinyal datang kepada kami untuk memulai balapan kedua. Aku kemudian juga menuju ke daerah di mana banyak tempat yang ditarik, mengikuti sedikit di belakang orang yang berlari lebih cepat di depan.

"Apa yang akan tertuliskan....”

Aku memasukkan tanganku ke dalam kotak yang ditempatkan di depanku. Di dalam, sepertinya ada cukup banyak kertas. Berhati-hati untuk tidak menarik beberapa lembar, aku mengambil satu.

Aku membuka kertas yang dilipat menjadi empat lipatan.

Bawalah 10 teman

"..... kau pasti bercanda kan?"

Saat aku membaca sepintas isi kertas, aku bisa merasakan bidang penglihatanku semakin gelap.

Bahkan satu teman sudah menjadi rintangan yang sulit untukku, tapi 10? Mereka pasti bercanda kan? Bahkan saat aku merenungkannya di kepalaku, aku gagal memikirkan 10 orang.

"Apa yang kau tunggu! Cepat, Ayanokouji!"

Ike, yang sombong setelah mendapatkan posisi pertama, berteriak kepadaku seperti itu, tapi tidak ada yang bisa kulakukan. Dua orang yang bisa aku hitung sebagai teman di kelas (Horikita dan Sudou) tidak hadir dan itu saja membuatku skakmat. Selama Ichinose dan Kanzaki adalah musuhku, aku tidak bisa bergantung pada mereka.....

"Aku meminta perubahan ......."

Aku meminta diubahkan undianku sesuai dengan aturan. Murid lain sudah lari mengejar barang-barang mereka. Aku berdiri selama 30 detik dan mengambil undian keduaku.

Orang yang kau cintai

"Tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak"

Ada apa dengan isi undian-undian ini? Aku tidak bisa melakukan apa-apa tapi sepertinya mereka mempermainkanku.

"G-ganti"

Aku bisa merasakan kebingungan yang datang dari murid Kelas D yang memperhatikanku tapi apa yang tidak mungkin tetap tidak mungkin. Jika orang lain mendapatkan sesuatu yang seperti ini, aku penasaran, apa yang akan mereka lakukan.

Jika aku menunjukkan tulisan ini kepada lawan jenis, mungkin ini juga akan dianggap sebagai pengakuan. Bahkan jika aku meminta mereka untuk bermain bersama, itu sudah cukup memalukan.

Sebelum memutuskan item apa yang akan dicari, aku akhirnya memikul satu menit.

Jam

Di usaha ketiga, aku akhirnya memilih sesuatu yang akhirnya bisa aku lakukan.

Tapi, jika itu jam, aku  harus pergi ke gedung sekolah untuk mendapatkannya...?

Untuk jaga-jaga, aku mencoba mencari jam di tenda guru tetapi aku tidak bisa menemukan jam di sana. Sementara aku menyibukkan diri dengan itu, tiga peserta akhirnya mencapai finish.

".....tidak mungkin"

Ditinggalkan oleh keberuntungan, aku tidak bisa menghasilkan hasil apa pun dan akhirnya tiba di posisi terakhir. Ini bukan tentang bertahan atau tidak bertahan, ini hanya sebuah pertandingan di mana aku tidak bisa berbuat apa-apa.

***

Pertandingan sore seharusnya dimulai sekarang juga di halaman sekolah. Akhirnya, aku menemukan murid berambut merah duduk di kursi di lobi asrama.

"Sudou-kun"

Aku memanggilnya dengan suara pelan agar tidak mengejutkannya. Sudou-kun membuat sedikit jarak di antara kami sebelum berbalik untuk melihatku.

"... Horikita"

Alasan dia terkejut dengan diriku mungkin karena dia tidak mengharapkan aku muncul di sini.

"Kenapa kau datang ke sini ......? Apa jangan-jangan kau di sini untuk membujukku?"

"Apa aku terlihat seperti tipe orang yang datang ke sini untuk membujuk mu?"

"Itu..... sepertinya tidak. Lalu kenapa? Apa kau datang ke sini untuk memarahiku lagi?"

"Entahlah. Aku juga tidak tau mau bicara apa"

"Ahh?"                             

Sudou-kun memiringkan kepalanya seolah-olah dia tidak mengerti.

Kenapa, aku bertanya-tanya. Ketika akhirnya aku menemukan Sudou-kun, aku merasa seolah tidak bisa berkata apa-apa. Aku memikirkannya kembali, sebenarnya kenapa aku berusaha keras mencarinya.

"Jika kau absen, Kelas D tidak akan punya kesempatan"

"Kurasa begitu. Bukankah mereka dalam masalah sekarang?"

"Ya. Aku rasa kau benar sekarang. Mereka berada di paling bawah dan untuk membalikkan keadaan, mengambil posisi pertama secara beruntun di acara Partisipasi Hanya Untuk Yang Direkomendasikan diperlukan. Bahkan itu tetap sangat tidak mungkin untuk kita supaya bisa berdiri di posisi pertama"

Di kelas kami, ada orang-orang yang unggul di olahraga seperti Sudou-kun sendiri, tetapi secara keseluruhan, ada tempat di mana mereka membuktikan diri bahwa mereka lebih tinggi di dalam festival olahraga ini.

"Meskipun aku sudah membimbing mereka, sialan. Bajingan Hirata itu..."

"Dia tidak bersalah hanya karena dia menghentikan amukanmu. Sebaliknya, kau harus berterima kasih kepadanya. Jika kau, secara kebetulan, mengangkat tanganmu kepada Ryuuen-kun, kau mungkin sudah didiskualifikasi dari festival olahraga ini."

"Aku tidak tahan berada di pihak yang kalah. Apa yang dia lakukan itu melanggar peraturan"

"Masalahmu itu adalah perkataan dan perilakumu, tapi kau benar-benar mencoba yang terbaik di festival olahraga"

Dalam hal ini, dia bertindak tidak seperti dirinya sendiri. Dalam artian, itu sendiri adalah keajaiban. Demi teman-teman sekelasnya, ia bertindak sebagai seorang pemimpin, terlepas dari kurangnya pengalaman dan usaha membawa tujuan melalui festival olahraga.

Dia cepat sekali berkelahi seperti sebelumnya, tetapi akar dari semua itu adalah keinginan untuk menang.

Aku bisa tahu hanya dengan melihat bagaimana dia mengambil posisi pertama di semua pertandingan kecuali lari 200 meter yang dia absenkan dan jelas bahkan dalam pertandingan tim, dia menjadi kekuatan yang luar biasa.

Sehubungan dengan itu, aku harus mengakui Sudou-kun dan menilai bahwa dia benar.

"Tapi ada banyak hal yang harus kau renungkan. Bukti utama dari itu adalah kenyataan bahwa kau di sini sendirian"

"Apa maksudnya?"

"Jika kau adalah seseorang yang bisa dipercaya dan diandalkan, daripada aku, kau pasti akan punya banyak teman sekelas di sini untuk meyakinkanmu kembali"

Mungkin itu akan membuat Sudou-kun marah sekali lagi, dia memberikan tendangan pada meja.

"Sikap itu adalah masalahnya di sini. Kelas D selalu diperintah olehmu. Ujian tengah semester, insiden dengan Kelas C. Menggertakan dan kali ini mengamuk. Itu karena kau terus melakukan sesuatu seperti itu. Tidak ada yang akan mengikutimu" lanjutku

"Jadi kau serius akan menceramahiku? Maafkan aku, Horikita. Aku benar-benar marah"

Setelah dinilai sejauh ini, Sudou-kun mulai gelisah dan panik, membiarkan perasaannya menjadi jengkel.

"Aku pikir aku sudah melakukan sesuatu yang buruk tapi aku juga tidak bisa menahan diri. Itulah kenapa, apa boleh buat, kan?" katanya

"Luar biasa. Bagaimana kau pikir bahwa kau bisa membawa semua orang seperti itu"

"Aku tidak pernah berbicara seperti itu sejak awal. Merekalah memohon kepadaku, kan?"

"Meskipun seperti itu, karena kau sudah terima, ada tanggung jawab tertentu yang kau tanggung"

"Diam. Aku tidak peduli dengan hal seperti itu"

"Kau masih kekanak-kanakan seperti biasanya. Di masyarakat, ini bukan sesuatu yang akan dimaafkan, kan?"

"Diam!"

Dia berteriak. Dia mengarahkan tatapan tajam kepadaku seolah-olah mengintimidasiku untuk tutup mulut. Tapi aku tidak mau menyerah.

"Tch ..... ada apa?"

Jika itu orang lain, mereka akan menyerah.

Sudou-kun kehabisan kesabaran denganku setelah aku tidak pernah takut dan dia mengalihkan pandangannya.

"Kelemahanmu adalah kau yang terlalu mudah ditebak. Apa yang akan terjadi jika kau kebetulan tidak belajar? Apa yang akan terjadi jika kau melakukan kekerasan? Kau tidak punya imajinasi untuk berpikir ke depan"

"Ahh sial, semuanya sudah berakhir! Tinggalkan aku sendiri! Ceramahmu membuatku mau muntah!"

Sudou-kun ingin membuat semuanya berjalan lancar, dia ingin tetap di sini, di sekolah ini, tapi masih terus melakukan kekerasan. Pasti ada beberapa alasan di balik itu. Kecuali dia belajar tentang aturan dan rutinitas, Sudou-kun akan tetap berada di lingkaran ini selamanya.

Aku, meskipun aku ingin sendirian selamanya...

Itu sebabnya, meski akhirnya aku dibenci, aku tidak akan menarik kata-kataku. Di sini, aku akan melihatnya untuk semua itu.

"Jika kau tidak menyukainya, kau bebas memukulku"

"Huh? Hal seperti itu.... tidak mungkin aku bisa melakukan hal semacam itu....."

"Apa itu karena aku perempuan? Aku mungkin terlambat mengatakan ini, tapi aku cukup kuat. Aku akan menjatuhkanmu sebelum tinjumu mencapaiku"

"Jadi kau benar-benar berniat melawan...? Jujur, kau memang perempuan yang aneh. Seperti yang kau katakan, yang lain tidak datang mengejarku. Tapi kau sendiri, datang untukku"

Meskipun itu sebagian karena Ayanokouji-kun menegurku tentang masalah itu. Hanya saja, aku tidak merasa perlu mengatakan itu secara khusus karena aku berdiri di sini karena aku yakin akan hal itu. Tapi mungkin Sudou-kun juga sedikit menghabiskan waktu, karena dia mulai berbicara seolah-olah demi menekan amarahnya.

"Alasanku menerima peran sebagai pemimpin adalah karena aku pikir festival olahraga akan menjadi mudah selama aku ahli berolahraga. Dan itu adalah fakta bahwa aku tidak akan kalah dengan siapa pun dari kelas lain. Tapi kau tahu, ini karena sifat peserta tim hingga kau tidak bisa melakukan apapun selama seseorang ada di sana untuk mencurangimu. Baik saat menangkap bendera dan saat pertempuran kuda-kudaan, aku kehilangan kesempatan berkat orang-orang yang tidak berguna itu. Aku tidak tahan."

Aku mengerti bahwa ini adalah situasi yang bisa dibuat sebagai keluhan.

Tentu saja, bahkan untuk tahun ajaran kami, kemampuan atletis Sudou-kun luar biasa.

Tidak ada satu orang pun yang mampu mengimbanginya.

"Aku bisa tahu hanya dengan melihat bahwa kau benci kalah di bidang yang kau kuasai. Tapi apa hanya itu?"

Jika dia tidak ingin kalah dari siapa pun di bidang olahraga, maka dia tidak perlu menerima peran sebagai pemimpin. Sudou-kun seharusnya tidak menyadari bahwa mereka akan berjuang ketika menyangkut pertandingan tim.

Dengan kata lain, pasti ada alasan lain di balik ini.

Sudou-kun memiringkan kepalanya sedikit seolah dia sedang memikirkannya tapi segera, dia memberikan balasannya.

"...Supaya mereka memperhatikanku dan menghormatiku, mungkin? Kupikir mungkin aku bisa mempunyai sesuatu seperti itu untuk diriku sendiri. Aku ingin membuktikan kepada semua orang yang mengejekku... payah, bukan? "

Begitu dia mendapatkan kembali ketenangannya, dia menyadari keinginannya sendiri dan fakta bahwa dia meninggalkan mereka semua tanpa bisa memenuhi tanggung jawab dan dia dengan paksa menggaruk rambutnya yang dicat warna merah.

"Dan dengan ini, aku sudah menjadi sampah masyarakat, huh? Yah, itu bagus. Itu artinya aku akan kembali ke bagaimana aku saat di smp”

".........."

Mendengarkan kata-kata itu dari Sudou-kun, aku terdiam. Sekarang, aku bertanya-tanya, apa semua ceramahku akan mencapai dirinya? Aku dibantah oleh Ayanokouji-kun, kalah dari Ryuuen-kun dan saudaraku meninggalkanku juga.

Aku merasa tidak berhak menegurnya.

Itu karena seseorang yang aku lihat berada di bawah levelku selama ini, sekarang sepertinya tidak ada lagi yang seperti itu. Tentu saja, Sudou-kun itu ceroboh dan tipe orang yang tidak berpikir ke depan.

Dia punya kepribadian yang tak terkendali.

Namun... dengan mengubah sudut pandang, aku juga bisa mulai melihatnya sebagai seseorang yang terus berjuang sendirian saat menghadapi kesepian itu. Dia yang punya keberanian menghadapi kesendirian itu mungkin jauh lebih baik dariku.

Sambil merasa cemas bahwa kata-kataku tidak akan sampai kepadanya, aku dengan tulus mencoba untuk mengeluarkan kata-kata itu. Aku melanjutkan pembicaraan yang tidak pernah menjadi keahlianku.

"..... itu aneh. Perasaanmu ini pada dasarnya sama dengan perasaanku sendiri"

"Ahh? Apa maksudmu?"

"Keinginan untuk dihormati oleh seseorang. Keinginan untuk terus berjuang sendirian. Aku juga sama"

Dia dan aku mirip. Dalam arti bahwa kami berdua membawa masalah tertentu namun terus berjuang melawan kesendirian.

"Jika dipikir kembali, ada buktinya. Kembali selama ujian tengah semester, aku merasa kesal dengan murid yang tidak bisa belajar, termasuk kau. Aku merasa marah dengan orang yang bahkan tidak bisa melakukan apa yang wajar. Tapi sebenarnya aku hanya tidak bisa mengumpulkan keinginan untuk bekerja sama denganmu. Dibandingkan dengan itu, kau melakukannya dengan sempurna di festival olahraga ini. Karena setidaknya, kau membantu orang-orang yang tidak bisa menangani olahraga."

studi dan olahraga. Bahkan jika mereka kebetulan menjadi musuh, secara teori, mereka mungkin hampir sama. Apa yang aku rasakan terhadap Sudou-kun dan yang lainnya pada masa itu, Sudou-kun sangat merasakan itu sekarang.

"Lalu, kau sudah mengerti perasaanku. Sekarang, aku mau sendirian"

"Dan aku benar-benar ingin membiarkanmu. Tapi sekarang, jika kami kehilanganmu, kekalahan Kelas D pasti terjadi"

Bukan hanya masalah pribadi Sudou-kun. Itu akan memiliki dampak yang signifikan pada peluang kemenangan kelas.

“Kau juga, meninggalkan kelas pada awalnya sepertiku kan? Jadi kau tidak berhak menyuruhku"

Dengan singkat menolak, Sudou-kun pelan berdiri dari kursi.

"...benar"

Itu benar, tidak ada beban di balik kata-kataku. Karena sampai detik-detik terakhir, aku memikirkan hal yang sama dengan Sudou-kun.

"Kau kecewa, bukan? Tapi aku sudah terbiasa. Aku terlahir dari orang tua sampah. Itu sebabnya aku juga sampah. Aku datang ke sini karena aku tidak mau menjadi seperti mereka, tapi perlahan, aku berakhir seperti orang tuaku.... "



Mungkin dia bermaksud kembali ke kamarnya, Sudou-kun menatapku sekali dengan mata yang telah meninggalkan segalanya. Aku penasaran, kata-kata apa yang harus aku gunakan setelah melihat itu. Aku sendiri sudah tidak tahu lagi.

"Salah jika berpikir bahwa seseorang yang lahir dari sampah akan berubah menjadi sampah. Kau tidak bisa menyalahkan orang lain tentang bagaimana kau akan berubah. Itu sesuatu yang harus kau putuskan sendiri. Aku tidak akan pernah setuju dengan pola pikirmu itu."

Aku dengan paksa menolaknya. Karena aku merasa bahwa meskipun memahami dia, Aku harus menolaknya.

"Jika adik dari orang jenius juga akan menjadi jenius, seberapa banyak masalah yang akan diambil...?" kataku

"Apa maksudmu?"

"... sekarang, kau masih bukan siapa-siapa. Untuk menjadi seseorang, itu terserah kepadamu. Paling tidak, kau punya bakat luar biasa di bidang olahraga. Tentu saja kau punya sikap yang kasar tapi kau tetap ditunjuk banyak murid selama latihan. Justru karena aku sudah menyaksikanmu melakukannya sampai aku tahu bahwa kau bukan orang yang mudah putus asa. Tapi sekarang, kau sampah. Kau menjauh dari kenyataan dan mencoba melarikan diri. Jika kau terus mencoba menghilang seperti ini, maka saat itulah aku akan benar-benar menyebutmu sampah "

"Kalau begitu, berikan aku label sebagai sampah. Aku tidak peduli lagi"

“Jadi kau akan membuat gara-gara hanya karena sesuatu tidak berjalan sesuai keinginanmu?”

Tidak peduli kata-kata sengit apa yang aku lemparkan kepadanya, tidak ada respon nyata yang datang darinya.

Mungkin dia sudah mengunci hatinya tapi aku tidak mampu membuka pintu itu.

Bel berbunyi, menandakan akhir dari istirahat makan siang. Sinyal bahwa pertandingan sore akan dimulai. Ini menegaskan bahwa Sudou-kun tidak akan tiba tepat waktu untuk scavenger hunt.

"Kembalilah, Horikita"

"Tidak, aku tidak akan kembali sampai aku membawamu"

"Lakukanlah sesuai keinginanmu"

Sudou-kun mulai berjalan lagi dan dia memasuki lift.

"Aku akan menunggumu kembali di sini. Selamanya"

".....lakukan apa yang kau mau"

Pintu lift tertutup rapat. Sampai saat terakhir, aku tidak mengalihkan pandanganku darinya.

***

"Fuu~ sangat disayangkan. Sedikit lagi dan kita bisa mengalahkan Kelas B...." Kata Hirata

"Aku juga pikir begitu"

Kami menyiapkan pengganti untuk tarik tambang segala arah dalam ketidakhadiran Sudou tapi kami masih dikalahkan dengan sempurna sekarang. Kami menantang mereka untuk percaya pada kemungkinan kesuksesan yang tipis. Tapi kami kalah. Kami sudah jatuh ke posisi paling bawah.

Sebagai kelas, kami memutuskan untuk mengevaluasi kembali koordinasi kami tetapi Hirata yang lebih dari siapa pun, menerima kerugian yang paling banyak.

Sama seperti scavenger hunt, ia menanggung beban menyiapkan poin yang dibutuhkan untuk pergantian dan dengan demikian, dia kehilangan banyak poin. Situasi ini sangat mengerikan di mana kami harus menangani setiap dan semua pertandingan tanpa ace terbesar kami, Sudou.

"Sepertinya Sudou-kun  tidak datang"

"Hirata, apa kau berencana memberikan poin untuk pertandingan berikutnya juga?"

"Ya. Karena itu perlu. Pengeluaran yang diperlukan".

Untung bagi kami, Hirata membayar tiga pertandingan sejauh ini. Dua kali untuk Sudou yang tidak hadir di scavenger hunt dan tarikan tambang segala arah dan sekali untuk Horikita, yang tertinggal di yang terakhir. Itu sama sekali tidak murah.

Jika dia harus membayar untuk yang berikutnya juga, jumlah totalnya 500.000 poin. Tidak peduli berapa banyak poin pribadi yang dia tabung, itu masih terlalu banyak.

"Yah... kesampingkan Sudou, Horikita mungkin akan membayar untuk dirinya sendiri nanti"

Dia memang tidak ada, tapi itu hal yang sangat tidak manusiawi jika membuat Hirata membayar semuanya. Untungnya cukup, Hirata memperoleh sejumlah besar poin dari ujian sebelumnya.

"Bukankah sudah waktunya kau membiarkan mereka menanggung biaya punya mereka sendiri? Yang berpartisipasi, maksudku"

"Mungkin begitu. Tapi 100.000 poin itu jumlah yang besar dan menabung sebanyak itu juga tidak mudah. ​​Aku adalah satu-satunya yang menginginkan pergantian, jadi aku tidak bisa berkeliling meminta poin mereka. "

"Apa kau tidak berpikir bahwa orang yang dibayain itu bersalah?"

Di atas itu, Hirata dihajar oleh Sudou. Tapi sepertinya Hirata tidak memikirkannya.

"Kemenangan kelas harus dipertimbangkan juga, tapi jika kita bisa berperingkat lebih unggul dan memenangkan hadiahnya, itu akan memberikan kita keuntungan di ujian yang akan datang. Lebih baik tetap berpartisipasi. Jika mereka harus membayar dengan usaha mereka sendiri, mungkin ada banyak murid yang akan melewatkan ini "

Tentu saja, sebagian besar murid yang sangat membutuhkan poin dalam ujian mereka juga merasa resah atas masalah keuangan mereka. Tentu saja mereka menginginkan poin untuk diri mereka sendiri tapi karena ada kemungkinan bahwa mereka akan jatuh ke posisi terbawah dan berada di posisi yang tidak menguntungkan dalam ujian mereka, mereka akan ragu.

Karena itu akan menjadi pemandangan yang menyedihkan jika mereka kehilangan uang dan poin.

Pertandingan  yang tersisa adalah lari tiga kaki campuran jenis kelamin dan yang terakhir: lari estafet 1200 meter.

Hirata mencoba memanggil untuk melihat apakah ada yang tertarik untuk berpartisipasi. Tapi sebelum dia bisa, Kushida datang berlari.

"Umm, Hirata-kun. Apa kau bisa membiarkan aku membantu juga? Aku ingin berpartisipasi di lomba tiga kaki. Tentu saja, aku akan membayar poinnya sendiri... apa boleh?"

"Ehh?"

Cukup mengejutkan, itu adalah Kushida yang menempatkan namanya sendiri ke depan.

"Aku tidak bisa membiarkan Hirata-kun menjadi satu-satunya yang menanggung beban. Selain itu, aku juga ingin mencoba yang terbaik demi Horikita-san dan Sudou-kun juga ..."

"Tentu saja itu adalah tawaran yang bagus. Karena Kushida-san juga lihai berolahraga"

"Terima kasih. Aku akan memberitahu Chabashira-sensei bahwa aku akan berpartisipasi menggantikan Horikita-san"

Mengatakan itu, dia berlari.

"Sekarang untuk anak itu, aku akan bertanya"

"Hei, Hirata. pertandingan ini, tidak masalah kalau aku menggantikan  Sudou? Aku akan membayar poinnya sendiri. Tidak ada jaminan kalau aku bisa berkontribusi untuk kelas tapi itu jika kau tidak keberatan dengan itu..." kataku

"Tentu saja. Tentu saja aku tidak keberatan... tapi kau tidak masalah dengan itu?"

"Rasanya tidak enak kalau kau menanggung beban ini sendirian. Selain itu, aku merasa sedikit cemas dengan ujian yang berikutnya. Aku mau mendapatkan setidaknya satu poin"

Setelah mendapat izin, aku segera mengejar Kushida. Aku memotong pembicaraaan yang sudah dia alami dengan Chabashira-sensei.

“Jadi, Ayanokouji, kau akan mengantukan Sudou?” lata chabashira-sense

"Iya"

"Tidak biasanya, mengingat kau suka bermain peran sebagai penonton"

"Jadi Ayanokouji-kun akan menggantikan Sudou-kun. Aku akan menantikannya"

"Aku tidak terlalu cepat jadi kau harus memaafkanku nanti" lanjutku

"Aku pikir daripada kecepatan, perlombaan tiga kaki lebih menekankan kerja sama" kushida menjawab

Saat melakukan pembicaraan itu, kami langsung membuat persiapan untuk pertandingan

"Yahho ~ Ayanokouji-kun. Dan juga Kikyo-chan. Sepertinya kita ada di tim yang sama..."

Ichinose mendatangi kami sambil mengatakan itu. Baik dia dan Shibata.

"Wah... lawan yang tangguh. Saat kalian berdua akan bergabung ......"

"Itu benar Shibata-kun, tapi aku tidak sespesial itu. Aku belum mendapatkan posisi pertama di mana pun"

"Benarkah? Itu tidak terduga"

"Aku mendapat posisi kedua sekali dan aku mendapat posisi ke-4 atau posisi ke-5 untuk yang lain. Jujur, ada orang lain seharusnya berpartisipasi tapi kakinya sedang terkilir di lari cepat 200 meter sebelum makan siang. Sepertinya banyak sekali orang mengalami cedera tahun ini "

Rupanya Kelas B punya ketidakhadirannya sendiri. Jadi pasangan ini adalah pergantian.

"Shibata-kun, tidak masalah kalau aku mengikatnya sekarang?"

"Baik"



Pasangan Kelas B yang bersiap, dengan senang hati mengikat tali mereka.

"Baiklah kalau begitu, kita juga harus... umm, bisakah aku meninggalkan mengikat tali ini kepadamu? Akan terlihat bagus jika laki-laki yang mengikatnya sendiri"

"Tidak masalah. Tapi anehnya, saat kau berlatih dengan Horikita-san, kau adalah orang yang mampu mengendalikannya, Ayanokouji-kun?".

Ini sering dipikirkan olehku, tapi dia benar-benar mengamati kelas dengan baik.

"Dia... pengecualian. Aku tidak bisa melakukan hal yang sama jika dengan perempuan yang lain"

"Apa kau bermaksud mengatakan bahwa dia orang yang spesial untukmu?"

Daripada seseorang yang spesial, akan lebih tepat jika mengatakan bahwa dia adalah seseorang dengan status spesial. Tapi  akan sulit menyampaikan ini.

"Lebih penting lagi, sulit dipercaya, Horikita-san pergi mencari Sudou-kun.... bagaimana aku harus mengatakannya, Horikita-san tidak pernah melewatkan kelas kan?"

"Aku juga terkejut"

"meski begitu, kau tidak terlihat sekaget aku"

Kushida berkata demikian sambil berjongkok dan mengikat tali ke kakiku.

"Itu karena aku merasa sulit untuk mengekspresikan diriku secara langsung"

"Maksudmu wajah datar?"

"Kushida"

"Tunggu sebentar lagi, oke? Aku akan selesai mengikat sedikit lagi."

Membalas dengan suara imut, Kushida mengikat talinya dengan indah. Aku memutuskan untuk tidak mengganggu Kushida.

"Itu kau, kan? Pengkhianat yang membocorkan tabel partisipasi Kelas D ke Kelas C"

"... ayolah, Ayanokouji-kun. Ada apa denganmu? Bahkan untuk lelucon, itu terlalu kejam"

"Aku melihatnya. Kau mengambil tabel partisipasi yang kami gambar di papan tulis dengan ponselmu"

"Itu hanya usaha jadi aku tidak akan lupa. Akan menjadi masalah besar jika aku lupa giliranku sendiri."

"Hanya menghafal sendiri dengan menulisnya di tangan. Bukankah itu kesepakatannya?"

"Benarkah? Maaf, aku lupa"

Setelah selesai mengikat talinya, Kushida perlahan berdiri kembali dengan senyumannya yang biasa dan diarahkan kepadaku.

"Kebetulan, apa itu menyebabkanmu mencurigaiku?"

"Maaf tapi aku yakin aku benar. Jika tidak, Kelas C tidak akan bisa menyerang kita semudah ini"

Waktu kami berdua bisa bersama seperti ini terbatas. Di satu sisi, ini adalah kesempatan yang sempurna untuk berbicara.

"Hmm, tapi tetap saja, bahkan jika ada orang yang membocorkan tabel partisipasi Kelas D secara kebetulan, bukan berarti Kelas C akan dengan mudah menang kan?"

"Itu benar"

Tentu saja, karena bukan berarti Kelas C tak tertandingi di semua pertandingan, sulit memastikan kebenarannya. Bahkan jika mereka sudah tahu urutan Kelas D, apakah mereka menang atau tidak akan tetap bergantung pada anggota dari Kelas A dan Kelas B.

Namun, ini akan menjadi fakta bahwa mereka bisa meningkatkan peluang mereka menang lebih banyak lagi.

"Hei, Ayanokouji-kun. Dengan asumsi bahwa aku adalah pelaku yang bertanggung jawab membocorkan informasi kelas... dan aku mengambil gambar dengan ponselku adalah faktor penentu, maka itu berarti kau tahu tabel partisipasi sudah bocor, kan? Jadi, kenapa kau tidak mengubah tabel partisipasi itu? Kenapa kau tidak mengirim tabel partisipasi itu nanti sebagai tindakan balasan? Jika kau melakukannya, tabel partisipasi yang aku ambil dengan ponsel tidak akan berguna, bukankah kau juga berpikir begitu? "

"Itu tidak ada gunanya. Jika pengkhianat adalah murid dari Kelas D, semua itu tidak akan berarti apa-apa"

"Dan ini artinya?"

"Misalnya, kami mengubah tabel partisipasi dalam waktu seperti yang kau katakan, Kushida. Kemudian kami akan merasa tenang dan menyerahkan tabel partisipasi yang baru. Bahkan jika kami melakukan itu, selama pengkhianat adalah murid dari Kelas D, mereka masih bisa memeriksa dan terus memeriksa kapan saja yang mereka mau. Jika mereka meminta Chabashira-sensei menunjukkan kepada mereka tabel partisipasi, tidak ada masalah karena itu adalah hak mereka untuk melihatnya. Jika hanya memeriksa daftar, maka kau masih diizinkan untuk melakukannya kapan saja. Dengan kata lain, bahkan jika kami bertindak di belakang layar, pada akhirnya, daftar masih bisa ketahuan jika kau berulang kali memeriksa tabel partisipasi.

Kushida ... tidak, Ryuuen pasti akan melakukannya dalam kasus itu.

"Tetapi jika kau sudah menyimpan tabel partisipasi sembunyi-sembunyi sampai menit terakhir dan kemudian mengirimkannya, maka siapa pun yang melihatnya setelah itu tidak akan bisa membuat perubahan lagi, kan? Aku masih berpikir bahwa kau bisa mencegahnya sebelum itu"

"Dalam hal ini, tabel partisipasi mungkin tidak akan bocor. Aku tidak berpikir sejauh itu."

"Ahh, tapi jika kau melakukan sesuatu seperti itu sendiri, mungkin akan membingungkan orang lain nanti, sepertinya... itu tidak bagus kan?"

Garis pemikiran itu tidak terlalu buruk. Untuk mata-mata yang sedang mengincar tabel partisipasi, tentu saja harus bertindak terlebih dahulu. Seperti yang Kushida katakan, dengan menyerahkan tabel partisipasi tepat sebelum waktunya, masih tidak mungkin bisa mencapai sesuatu bahkan jika seseorang mampu memperoleh informasi tersebut setelah batas waktu berlalu.

Hal itu juga akan membuat teman-teman di antara kami kebingungan bagi yang tidak tahu. Ini juga akan mengundang permusuhan karena perubahannya sudah dilakukan meskipun semua orang sudah mencapai kesepakatan.


Itulah kenapa, memikirkan hal ini dan kemungkinan kebocorannya, tindakan terbaik akan muncul dengan beberapa pola tabel partisipasi untuk kelas.

Dengan melakukan hal itu, tidak peduli yang mana yang akhirnya akan dikumpul, kami masih bisa bertanding. Jika seperti itu, bisa juga digunakan sebagai bentuk balasan untuk kebocoran dan tidak akan mengundang permusuhan di kelas, lawan yang akan kami hadapi berdasarkan tabel partisipasi ini juga akan teracak sehingga tidak ada yang bisa mereka lalukan.

Kebocoran akan kehilangan kekuatannya.

"Aku mengerti tapi aku bukan pelakunya. Aku juga tidak mau mencurigai teman-teman sekelasku"

"Lalu, apa kita harus memastikannya dengan Chabashira-sensei? Apakah ada atau tidak adanya murid yang tidak seharusnya memeriksa daftar setelah tabel partisipasi dikumpul. Jika orang seperti itu ada, sudah pasti mereka adalah pelakunya"

Terutama jika seseorang seperti Kushida, yang sudah mengaku mengambil foto itu di ponselnya, kebetulan, setelah ketidakseharusannya memeriksa tabel, dia pasti akan lebih dicurigai.

".........."

Kushida menutup mulutnya dan untuk pertama kali, senyumnya menghilang. Dengan kata lain, ini adalah jawaban tersirat yang berarti pembenaran. Namun, dia segera tersenyum lagi.

"--- fufu. Kau benar-benar orang yang lain, Ayanokouji-kun"

Kushida tertawa. Itu adalah wajah yang pernah aku lihat sebelumnya, seorang Kushida yang tidak aku kenal.

"Mau bagaimana lagi kalau sudah ketahuan. Itu benar, aku membocorkan informasi tabel partisipasi"

"Itu artinya kau mengakuinya?"

"Ya. Pasti akan terungkap jika kau bertanya kepada Chabashira-sensei. Hanya masalah waktu. Selain itu, bahkan jika aku mengatakan yang sebenarnya, Ayanokouji-kun, aku yakin aku tidak akan tersebar luas. Kau belum lupa, kan? Seragamku yang kau sentuh? Jika itu terungkap, akan menjadi masalah yang besar."

Ini menjadi ancaman jika aku menyebarkan fakta Kushida sebagai pengkhianat, dia akan menyerahkan seragamnya dengan sidik jariku kepada sekolah.

"Tentu saja, aku tidak akan bisa membongkarmu sebagai pelakunya. Tapi, omong-omong, beri tahu aku sesuatu. Ujian di kapal pesiar. Hasil itu muncul karena kau memberi tahu semua murid tentang fakta bahwa kau adalah 'target' melalui Ryuuen, kan? Dan kau meminta bantuan Ryuuen sebagai imbalanmu membocorkan informasi itu "

"Dan bantuan itu? Apa kau tahu apa yang ingin aku selesaikan dengan sangat ceroboh sampai-sampai aku rela mengkhianati kelas?"

"Jika kau bertindak terang-terangan selama festival olahraga, aku akhirnya akan menyerah bahkan jika aku tidak mau. Ini permintaan yang sama dengan yang ingin kau buat untukku beberapa waktu lalu kan?"

"Ahaha ..... ya, aku mengerti. Jadi Ayanokouji-kun benar-benar mengetahuinya"

"Ya. Kenapa kau mengkhianati kelas. Aku ingin tahu alasan sebenarnya di balik itu."

"Itu karena aku mau 'mengeluarkan Horikita Suzune'. Itulah alasannya"

"Aku hanya tidak bisa mengetahui alasan kenapa kau sangat keras kepala saat  menargetkan Horikita"

Aku ingin mereka menyelesaikan masalah ini di antara mereka sendiri sebelum festival olahraga tetapi sesuatu seperti itu tidak berjalan lancar.

"Maaf tapi aku akan mengeluarkan Horikita-san. Tidak peduli apa yang akan kau katakan, aku tidak akan berubah pikiran"

"Dengan kata lain, untuk mencapai itu, kau bahkan akan memusnahkan Kelas D?"

"Itu benar. Aku tidak keberatan jika aku tidak bisa naik ke Kelas A asalahkan aku akan menerima pengusiran Horikita-san. Tapi jangan salah. Sekali Horikita-san tidak lagi di sini, aku akan dengan sepenuh hati bekerja sama bersama semua orang di kelas agar bisa mencapai Kelas A. Aku berjanji kepadamu"

Jadi, membuat Kushida berhenti itu mustahil. Dia melakukan tindakan pengkhianatan ini dengan tekad kuat semacam itu. Jika perlu, dia kemungkinan akan mendekati orang-orang seperti Katsuragi, Ichinose atau Sakayanagi.

"Ahh, tapi aku sudah mengubah pikiranku tentang sesuatu. Baru saja. Itulah faktanya, kau, Ayanokouji-kun, sekarang ada di daftar orang-orang yang akan aku keluarkan. Dengan kata lain, setelah kalian berdua dikeluarkan, aku akan membidik Kelas A "

Dia mengatakannya dengan senyuman yang biasa dan tak kenal lelah. Ekspresi yang hampir mempesona.

"Apa kau tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa Ryuuen mungkin akan menjatuhkanmu?"

"Aku juga bukan orang bodoh jadi aku tidak akan melakukan apa pun yang akan meninggalkan sebuah bukti. Ryuuen-kun bisa menipu orang dengan mudah dan dia juga pembohong. Yah, apakah dia akan mengkhianatiku, itu  pertaruhan yang aku dibuat"

Meski begitu, aku hanya ingin bilang jika ada banyak cara untuk menipu seseorang. Sepertinya Kushida serius ingin menghancurkan Horikita.

Cara sekolah ini sudah diatur, jika ada pengkhianat di antara sekutumu, maka kau akan berakhir dengan berulang kali bertarung hingga putus asa. Urutan tabel partisipasi kami, strategi kami, semua informasi itu bocor. Meminta kami untuk menang terlepas dari semua ini terasa tidak masuk akal.

Yah... pihak yang menganggap bahwa ada pengkhianat yang muncul dan mimbiarkannya tanpa membuat strategi apa pun juga salah.

Aku mengharapkan seseorang yang benar-benar berbakat untuk memanfaatkan seorang pengkhianat dan melakukan tindakan untuk membukakan jalan kemenangan.

"Horikita-san sangat berantakan sepanjang festival olahraga. Kau merasa malu karena tidak bisa menyelamatkannya, kan?"

Aku tidak tahu tentang itu. Setelah memberikan jawaban singkat itu, kami berpartisipasi di dalam perlombaan tiga kaki sambil saling berselisih satu sama lain.

***

Kira-kira satu jam sudah berlalu sejak Sudou-kun pergi. Jika acara berjalan dengan lancar, mereka pasti sudah berada di titik puncak dari pertandingan final sekarang. Lubang yang ditinggalkan Sudou-kun tidak kecil. Aku bisa membayangkan Hirata-kun dan yang lainnya melakukan pertarungan yang bagus, tapi aku tidak bisa berharap banyak.

Tidak berdaya, aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali bertindak tanpa tujuan dan dengan tegas berdiri.

Yang bisa aku lakukan adalah tetap berdiri di depan lift itu. Bahkan jika aku diberitahu untuk kembali ke tenda kami dan mundur, aku tidak punya kemampuan untuk membayar poin-poin yang diperlukan untuk mendapatkan pengganti. Poin yang aku punya di tanganku nantinya akan diambil Ryuuen-kun. Dengan kata lain, aku tidak bisa membayar murid yang akan berpartisipasi atas namaku. Aku hanya akan menjadi keberadaan yang tidak daya bahkan jika aku harus kembali.

Tapi itu bukan satu-satunya alasan kenapa aku tidak mampu meninggalkan tempat ini.

Bahkan jika aku pergi sebentar dan Sudou-kun kembali pada saat itu, dia pasti akan kecewa. Selain itu, terlepas dari fakta bahwa kekalahan Kelas D sudah dipastikan, aku pikir aku ingin melakukan apa yang aku bisa.

Aku percaya Sudou-kun akan kembali.

Hanya itu saja.

Dan kemudian, perasaan itu terbayar.

"Kau ... apa kau benar-benar bertahan?"

"Kau akhirnya kembali, ya  Sudou-kun"

Aku mempertahankan ketenanganku, tapi jauh di lubuh hati, aku senang.

Sampai-sampai aku secara spontan memanggilnya ketika aku melihat sosok Sudou-kun di lift.

Aku benar-benar bersyukur ada kamera yang memantau bagian dalam lift. Karena aku bisa mendapatkan waktu untuk menenangkan diri.

"Bukannya sudah berakhir? Festival olahraga, maksudku"

"Mungkin begitu. Tapi kalau kita kembali sekarang, kita mungkin masih ada waktu"

"Apa gunanya? Bahkan jika kita berpartisipasi, kita mungkin juga sudah kalah"

"Tentu saja hasil yang menghancurkan di luar dugaan kita mungkin sudah menunggu Kelas D. Aku harus mundur karena cederaku dan Kouenji-kun absen dari awal. Dan Sudou-kun juga mengundurkan diri di tengah-tengah. Teman sekelas kita juga, dibandingkan dengan kelas lain, kita tidak punya banyak kesempatan menang "

Acara Partisipasi Hanya Untuk yang Direkomendasi ingin aku selesaikan dengan harapan bisa mengubah situasi, tapi hal itu pasti juga akan menjadi sebuha bencana.

"Karena kau sudah jauh-jauh ke sini, aku pikir itu berarti kau ingin kembali ke pertandingan?"

"Aku hanya datang ke sini untuk memeriksa apa kau masih di sini atau tidak ....."

"Itu benar. Aku sudah menilai berbagai pepikiran di kepalaku sambil menunggu selama satu jam untukmu. Orang macam apa aku, orang macam apa kau. Aku sudah memikirkannya. Lagi pula, kau dan aku mirip"

Setelah sendirian, aku menenangkan diri dan akhirnya aku merasa seperti aku yang sudah datang pada jawaban yang jelas.

"Kita tidak punya kesamaan. Kau dan aku terlalu berbeda"

"Tidak. Kau dan aku mirip. Semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa seperti itu"

Ini bukan kebohongan. Ini kata-kata yang benar-benar dari lubuk hatiku.

"Selalu sendirian. Selalu kesepian. Tapi kau percaya kalau kau bisa melakukannya dan terus seperti itu. Jika ada perbedaan di antara kita, itu pasti pengakuan yang kita inginkan, baik itu berasal dari satu orang atau dari sekelompok orang. Aku sudah memberitahumu tentang ketua dewan murid sebelumnya, jadi kau tahu tentang itu kan? "

"Ya. Orang  yang selalu sukses itu, kan? Kelihatannya seperti laki-laki"

"Dia kakak laki-lakiku"

"... ahh? ngomong-ngomong, kau mengatakan sesuatu tentang bertengkar dengannya ... kan?"

Saat Sudou-kun mulai memikirkannya kembali, aku mulai berbicara tentang saudaraku dengan Sudou-kun seolah-olah aku sedang curhat.

"Hubungan saudara kami jauh dari kata menyenangkan. Alasan di balik itu adalah kurangnya bakatku. Saudaraku yang luar biasa tidak suka dikaitkan dengan seseorang yang tidak kompeten sepertiku. Itulah kenapa aku berusaha sebaik mungkin agar bisa menjadi seseorang yang berbakat. Di studi dan olahraga. Bahkan sampai sekarang "

"T-Tunggu sebentar. Bukannya kau pintar dan lihai berolahraga?"

"Mungkin, dari sudut pandang orang kebanyakann. Tapi dari sudut pandang kakakku, semua ini tidak ada yang istimewa. Hanya apa yang biasanya diharapkan"

Kemungkinan besar, Nii-san mencapai levelku saat ini ketika dia masih di tahun pertama atau kedua SMP. Atau mungkin lebih awal dari itu.

"Itu sebabnya aku berlari, untuk mengejar kakakku, tanpa menanggapi siapa pun di sekitarku. Sebagai hasilnya, aku selalu sendirian. Setiap kali aku melihat ke belakang, aku selalu melihat tidak ada yang mengikutiku. Aku pernah berpikir jika itu hanya karena aku percaya: selama aku berbakat, pada akhirnya kakakku akan mengakuiku, bahkan selama festival olahraga ini, aku sudah berpikir sesuai pola pikir yang penuh perhitungan. Walaupu seandainya aku berpartisipasi di banyak pertandingan dan menghasilkan sebuah hasil, bahkan kakakku pun akan berhenti melihatku. Itulah satu-satunya alasan kenapa aku ingin menjadi pembawa tongkat saat lari estafet. Karena aku cuma punya sedikit harapan dan jika aku melakukannya, dia mungkin akan memanggilku atau bersorak untukku. Demi kelas, atau demi kepentinganku sendiri. Lebih dari ini, sesuatu seperti itu menjadi musibah yang tidak diperlukan."

Dengan menghadapi kelemahan Sudou-kun, aku juga berhasil menghadapi kelemahanku sendiri.

"Apa dia benar-benar tidak menganggapmu? Meskipun kau berusaha sekeras ini?"

"Ya. Tidak sedikit pun. Tapi akhirnya aku sadar sekarang. Aku sama sekali tidak berbakat. Selama festival olahraga ini, aku terpukuli di sana-sini seperti yang Ryuuen-kun maksudkan dan aku tidak bisa meninggalkan hasil yang memuaskan. Tidak mungkin kakakku akan mengakui seseorang sepertiku. Alasanku membidik Kelas A itu supaya kakakku mengakuiku dan itu masih belum berubah. Tapi aku akhirnya menyadari bahwa cara yang aku gunakan untuk mencapai itu semua salah. Aku tidak sendirian. Untuk pertama kalinya, dengan mempunyai sekutu, aku mungkin bisa lebih dekat ke puncak itu "

"Apa kau tidak akan menyerah?"

"Jika ada perbedaan dia antara kita, mungkin saja seperti itu. Tapi aku tidak akan pernah menyerah. Aku akan bekerja keras agar aku iakui oleh kakakku, untuk menjadi seseorang yang tidak memalukan"

"Ini menyakitkan, unutk seseorang yang berjalan di jalan itu ....."

"Aku pikir begitu. Jika akulah satu-satunya orang di dunia, kau pasti akan merasa damai tanpa harus menderita. Tapi tidak ada gunanya memikirkan sesuatu seperti itu. Karena kita tidak sendirian di dunia ini. Ada miliaran orang di dunia dan bahkan di sekitar kita, ada banyak orang. Kita tidak mungkin mengabaikan mereka "

Seseorang tidak bisa bertahan sendirian. Mereka harus berjalan di jalan itu bersama orang lain.

Festival olahraga ini sudah terbukti menjadi ujian bagi Kelas D, tapi itu pun patut disyukuri.

"Aku pernah bilang kalau kau akan terus melakukan kekerasan, jadi aku tidak memperdulikanmu. Tapi itu tidak terjadi. Itu bukan jawaban yang benar. Jika sepertinya kau akan tersesat dari jalanmu, aku akan berada di sana untuk menarikmu kembali. Itulah kenapa, sampai kita lulus, tolong pinjamkan aku kekuatanmu. Dan aku berjanji akan meminjamkan kekuatan  terbaik dari yang aku bisa"

Aku menatap matanya. Aku melihat tanpa mengalihkan pandanganku. Karena  aku ingin dia menerima tekadku.

"Sampai beberapa saat yang lalu, ini bukan masalahnya..... kenapa kata-katamu sangat berat sekarang?"

"Mungkin karena aku jujur ​​mengakui kebenarannya. Yang benar adalah.... aku ini orang yang menyedihkan dan aku hanya mengalihkan pandanganku dari fakta itu"

Aku tidak bisa menunjukan fakta ini kepada orang lain. Tetapi jika seseorang yang sama denganku, itu cerita yang berbeda.

"Aku akan mengatakan ini sekali lagi, Sudou Ken-kun. Pinjamkan aku kekuatanmu"

"Horikita ......"

Sudou-kun mengepalkan tangannya sangat kuat dan memukul dirinya sendiri di dahi.

"Ahh ..... perasaan apa ini? Aku tidak tahu tapi aku merasa seperti mataku akhirnya terbuka ....."

Dia berkata begitu saat dia melangkah ke arahku.

"Aku akan bekerja sama denganmu, Horikita. Aku ..... aku merasa kehidupanku di luar bola basket sudah diakui untuk pertama kalinya. Itulah kenapa aku ingin membalas perasaanmu itu"

Aku bisa merasakan diriku berseri-seri dengan senyuman alami terhadap kata-kata itu. Perasaan yang aku rasakan untuk pertama kalinya. Aku ingin tahu apa yang ada di dadaku ini. Satu-satunya hal yang bisa aku katakan adalah bahwa itu bukan sesuatu seperti persahabatan atau cinta.

Sesuatu yang berbeda dari cinta atau persahabatan.... itu benar, cukup memalukan sekarang, aku punya seseorang yang bisa aku sebut teman.

Berbeda dari Ayanokouji-kun dan kakakku.

Apa yang aku tidak punya. Sesuatu yang tidak aku punya. Tapi, aku bertanya-tanya, apa aku sudah mengambil langkah pertama yang kecil itu?


28 komentar:

  1. Yosh pertamax...
    Buka puasa seperti biasa, liat liat klo udah update..
    udah update beneran rupanya...

    Lanjut teruz min...

    BalasHapus
  2. Mantap min, sisa bagian bagusnya

    BalasHapus
  3. Min minggu depan jangan cuma epilog dong, penasaran nih pengen baca kelanjutannya..

    BalasHapus
  4. ditunggu min kelanjutannya :'v

    BalasHapus
  5. gass terus min saya doa kan sehat selalu, dan cepet updatenya :v ,yang ini aja dulu selesain :v

    BalasHapus
  6. Next ke epilog apa chap 7 part baru min..

    BalasHapus
  7. (SPOILER)
    Dsni kushida mengaku, klo dia pengkhianatny. Yah tp kushida msh ada kartu as yg membuat ayanokouji blm bsa bergerak yaitu soal sidik jari di bajuny kushida.

    BalasHapus
  8. makaskh min. ditunggu lanjutannya

    BalasHapus
  9. animenya kira2 rilis kapan?

    BalasHapus
  10. Udh seminggu lanjutannya mana min...

    BalasHapus
  11. Masih menunggu lanjutan chap 7

    BalasHapus
  12. Mau tanya min, lanjutan dari anime nya di volume brapa yah?

    BalasHapus
  13. Hahaha, bagus sih perkembangan chara si kushida dn ryuuen ini, klo gk bginivkan gk bakal seru. Semangats min

    BalasHapus