Novel Shinigami wo Tabeta Shoujo Bahasa Indonesia Chapter 1 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Minggu, 01 Juli 2018

Novel Shinigami wo Tabeta Shoujo Bahasa Indonesia Chapter 1

ROTI ITU ENAK

Itu adalah kisah awalan sebelum dimulai.

Sebuah desa miskin ditelan kerusakan akibat peperangan, kekayaan, makanan, dan nyawa direnggut. Para penyerbu tanpa belas kasihan menginjak-injak lokasi penduduk desa, yang mengalami serangkaian kegagalan panen dan berjuang dari kelaparan. Tidak mampu menahan diri, kehidupan sengsara mereka diambil oleh pedang, atau mungkin tombak.

Di seluruh desa, jeritan dan teriakan bangkit, lalu mereka padam.

Karena keserakahan mereka dan menganggapnya sebagai olahraga, mereka membakar gedung-gedung setelah menjarahnya, dan mereka tidak meninggalkan satu pun sisa di belakang. Para penjajah dengan hati-hati membidik seorang ayah dan anak yang melihat celah, memutuskan untuk melarikan diri, dan mereka tumbang.

Dari kawah neraka ini, tidak ada satu orang pun yang bisa melarikan diri.

Tempat ini berada di dalam api neraka yang mendidih.

Seorang gadis, kurus, dengan mata tak bernyawa menyendiri di gubuk kumuh. Dia tidak memiliki energi atau kekuatan untuk bergerak. Keluarga gadis muda itu mencoba berlari, tetapi mereka terbantai di jalan.

Gadis yang tidak sanggup bertani dianggap beban oleh, bukan hanya penduduk desa, tetapi juga keluarganya. Jika dia mati untuk mereka, mereka akan lebih bahagia, mereka mempertimbangkan hal tersebut.

Oleh karena itu, ia adalah satu-satunya di keluarga yang ditinggalkan dan akibatnya selamat sampai sekarang, karena tidak ada yang bisa melarikan diri dari desa yang dikepung.

Di dalam hati gadis itu, ada kepasrahan, putus asa, duka, dan kesedihan. Berbagai emosi dicampur menjadi satu.

Namun, lebih dari emosi-emosi itu, ada satu pikiran yang lebih kuat dari mereka dalam dirinya. Hanya satu keinginan melebihi mereka.

Itulah keinginan menyedihkan yang bisa disebut sebagai naluri manusia, "Lapar."

Sejak orang ini lahir, dia tidak pernah merasa kenyang. Panen yang banyak tidak bisa diharapkan dari tanah yang tidak subur, dan lebih jauh lagi, ada pajak besar yang ditetapkan. Makanan yang tersisa sedikit diberikan kepada para pekerja, orang-orang yang pergi berburu, orang-orang yang bertani, orang-orang yang membesarkan anak-anak.

Gadis muda yang tidak bisa melakukan satu hal pun hanya diberi makanan sisa.

Meski begitu, masih bisa disebut kebahagiaan bahwa dia masih bisa hidup.

Karena ada kasus-kasus dari desa lain yang melakukan pembunuhan untuk mengurangi jumlah mulut yang harus diberi makan.

—Dan, ketika seorang penyerbu akhirnya masuk, gadis itu bahkan tidak bergetar. Bahkan ketika penyerbu memberikan senyum lebar yang menjijikkan, gadis itu tidak mengalihkan wajahnya. Bahkan ketika tentara yang kuat mendorongnya ke bawah dan lengan meraihnya, dia tidak melepaskannya.

Bahkan ketika Shinigami yang memegang sabit besar memandang rendah dirinya, dia tidak merasa takut. Apa itu hanya ilusi, ataukah Shinigami itu asli, apa dia datang untuk memanen jiwanya?

Shinigami, mengenakan jubah robek dan topeng putih. Namun, rasa lapar tak terpenuhi muncul berkat dewa kematian yang mengerikan.

Shinigami dan pria yang mendorongnya ke bawah bisa terlihat saling tumpang tindih. Pengelihatannya menjadi semakin tidak normal.

Di dunia yang mulai terinfeksi oleh sifat busuk, gadis itu bergumam bahwa dia lapar berkali-kali di dalam pikirannya.

Pakaian kotor gadis itu dengan kasar dirobek. Dia tidak lagi peduli apa yang akan terjadi sesudahnya; perutnya kosong. "Tidak ada makanan untuk dimakan," dia bersenandung dan melihat sekeliling.

Pada perilaku yang tidak seharusnya, prajurit yang mendorongnya ke bawah menunjukkan wajah bingung. Ketika tatapannya bertemu gadis itu, pria itu tanpa sadar menjauh. Tentara terampil yang telah membunuh banyak orang tercengang.

“K-kau, apa-apaan—”

“…… zat.”

"A-apa?"

"Kau, terlihat sangat lezat."

Dia memperbaiki tatapannya kepada pria yang dirasuki oleh Shinigami, dan satu pikiran muncul di pikiran batin gadis itu... Dia menarik bibirnya menjadi senyum senang, memamerkan giginya. Apa yang dia pikirkan,

Tenggorokan lembut orang ini, terlihat sangat lezat.

***

Dua negara, Kerajaan Yuze dan Kekaisaran Keyland, sedang berjuang untuk menjadi yang terkuat di benua Mundo Novo. Terlihat jelas bahwa situasinya sangat kritis.

Dorongan tersebut disebabkan oleh gagalan panen yang besar tahun lalu. Kerajaan Yuze yang menguasai sebagian besar tanah yang mengalami kegagalan panen terpaksa bergantung pada impor pasokan makanan dari negara lain.
T/N: Kekaisaran adalah Musuh tokoh utama sedangkan Kerajaan adalah tempat yang Dibela tokoh utama.

Setelah itu, rekan kerja sama dagang mereka, Republik Dolebacks tiba-tiba membatasi perdagangan. Dalam hal ini, Kerajaan Keyland secara sepihak memutuskan bahwa perjanjian kerja sama mereka dicabut.

Awalnya, itu adalah aliansi yang diusulkan oleh wilayah merdeka dari Kerajaan Yuze. Saat ini, ada gencatan senjata sementara, tetapi pertempuran kecil dengan Kekaisaran berulang kali terjadi di sepanjang perbatasan. Melemahnya Kerajaan adalah keuntungan pasti Kekairasan, tanpa ada kerugian. Bertujuan untuk membuat keruntuhan dari dalam, mereka secara kooperatif menerapkan tekanan, semakin memotong kehidupan Kerajaan.

Karena pembatasan perdagangan ini, keuangan Kerajaan sangat buruk. Mereka dipaksa memungut pajak besar pada orang-orang, dan banyak yang kelaparan sampai mati di wilayah Kerajaan.

Kekaisaran semakin bertindak lebih jauh dan berhasil memanfaatkan Putri Altura, anak yatim dari pangeran Kerajaan saat ini.

Putri Altura diberikan dana dan para tentara, dan "Tentara kemerdekaan ibukota kerajaan" pun didirikan.

Sebagai otak di balik operasi, mereka mengirim tentara muda laki-laki dari Kekaisaran dan menunjuk Pangeran ke-2 Kekaisaran sebagai komandan kedua. Tak perlu diragukan bahwa dia akan menikahi sang putri di masa depan, berusaha untuk mengambil alih Kerajaan.

Bahkan Tentara Kemerdekaan sangat menginginkan dukungan, tidak ada alasan untuk menolak bantuan. Mereka tahu bahayanya menjadi boneka sebelumnya. Untuk orang-orang yang benar-benar tersiksa dan tergoyak oleh serangkaian perjuangan, Kerajaan saat ini adalah musuh yang benar-benar tidak mau berdamai ketimbang Kekaisaran.

Rencananya, Tentara Kemerdekaan akan terdiri dari 30.000 tentara, tetapi sebenarnya tidak banyak.

Pada awalnya Kerajaan bisa menghancurkan Tentara Kemerdekaan kapan saja, tetapi akhirnya mereka diabaikan setelah Kerajaan mencurahkan semua kekuatan mereka ke dalam pertempuran kecil melawan Kekaisaran.

Namun, tentara kemerdekaan yang menduduki "Benteng Salvador," terus-terus memperluas wilayah kontrol mereka, dan membawa serta mereka yang menderita di tangan Kerajaan kejam.

Jumlah Tentara Kemerdekaan meningkat dari hari ke hari, dan kerajaan akhirnya tidak bisa membiarkan hal tersebut.

Jika dibiarkan berlipat ganda seperti saat ini, mereka akan menjadi keberadaan yang sangat mengancam para petinggi kerajaan.

Kerajaan itu akhirnya memindahkan keledai mereka yang berat dan memutuskan untuk mengeluarkan perintah, lebih jauh memeras aset-aset milik penduduk yang sudah kesulitan.

Cabang kastil Antigua, garis depan Kerajaan Yuzu. Terletak di bagian selatan zona perbatasan tengah, itu adalah pangkalan penting yang secara efektif mengawasi perbatasan dengan Kekaisaran. 

Di utara ada Benteng Salvador, benteng milik Tentara kemerdekaan. 

Sejumlah besar uang dikeluarkan untuk memperkuat dinding Antigua; ini dinding kuat yang sudah memukul mundur serangan Kekaisaran pada banyak kesempatan sejauh ini.

Setengah dari prajurid yang baru telah terdaftar, lebih tepatnya hanyalah sekumpulan ikan teri, dikirim ke sini.

Lalu, apa mereka akan mati di dalam pertempuran kecil? Apa mereka akan dieksekusi setelah mencoba kabur? Atau apa mereka akan bertahan hidup dan mendapatkan sejumlah kecil uang? Yang mana dari nasib ini yang menunggu mereka?

Tentu saja, ada orang-orang yang ingin tahu, yang sudah didaftarkan, tetapi sebenarnya sebagian besar prajurit adalah pemuda yang dipaksa wajib militer.

Tercampur di antara para prajurit baru dengan ekspresi memprihatinkan adalah seorang gadis yang dengan senang mengisi pipinya dengan roti dan daging kering; dia akan diklasifikasikan sebagai salah satu dari orang-orang yang ingin tahu itu.

“Kau, seperti biasa, kau menikmati makanmu sendiri. Makanan itu itu seenak itu. ”

"Ini enak. Karena aku bisa makan banyak. Karena semua orang tidak mau makan banyak. ”

“Jika perutmu menggembung, baik dan buruk itu sudah jadi masalah yang lain. Astaga, anehnya. ”

Pemimpin Peleton yang bertanggung jawab atas rekrutan baru bergumam takjub, tetapi gadis itu menyelesaikan minumannya dalam satu tegukan tanpa menunjukkan tanda-tanda kepedulian.

“Selera Shera cukup aneh, kan? Ini sudah biasa. Lebih penting lagi, Pemimpin peleton, apa rumor yang beredar itu benar?” Tentara peleton yang belum mengalami pertempuran pertamanya dengan cemas bertanya.

"...... Rumor apa?" Pemimpin Peleton bertanya balik dengan ekspresi tegas di wajahnya.

“Tentang adanya lebih dan lebih banyak lagi penyerangan melawan pasukan pemberontak. Sepertinya para petinggi juga sudah sampai.”

Para petinggi, seperti yang prajurit muda itu sebutkan- mereka adalah laksamana atau mungkin jenderal yang memiliki setumpuk medali yang ditempelkan ke dada mereka dan membuat para penjaga elit, staf-staf, dan tentara berbaris bersama mereka.

Mereka adalah bala bantuan dari Berta Timur. Termasuk cadangan Antigua, jumlah mereka membengkak menjadi sekitar 100.000. Ini adalah penggunaan berskala besar pertama dalam beberapa waktu belakangan.

Jumlah mereka banyak, peralatan mereka biasa saja, dan pengalaman mereka tidak perlu dikatakan, rendah. Yang disebut campuran yang membingungkan terdiri dari setengah tentara.

“... Ahh. Tidak lama lagi, pasti akan ada serangan. Kita harus mempersiapkan semuanya dan berusaha melatih. Hidup atau mati itu buah dari pelatihan dan keberuntunganmu. ” Ucap pemimpin peleton.

“Uwaa. Jadi itu benar. Aku masih belum mau mati ... ”

"Terima kasih atas makanannya."

Gadis muda yang dikenal sebagai Shera meletakkan kedua tangannya bersama dan terlihat puas. Melihat itu, pria muda tidak sengaja mengeluarkan keluhan.

"Ayolah. Jangan hanya berpikir tentang makanan, pikirkanlah sedikit tentang apa yang kami bicarakan tadi. Hidupmu esok hari lebih penting daripada roti dan daging hari ini! ”

“Bagiku, roti dan daging hari ini lebih penting. Mereka sangat berharga, lebih penting dari pada keluahanmu. "

"Dasar gadis cerewet sialan!"

"Gadis sialan, tidak, terima kasih."

“Hei, wajib militer, tinggalkan itu. Jika kau sudah selesai makan, cepatlah dan kembali ke pelatihan! ”

Keduanya memberi hormat ketika Pemimpin Peleton berteriak, dan mereka tergesa-gesa kembali ke lapangan pelatihan.

Pemuda itu adalah pemuda yang normal. Jika keberuntungannya bagus, dia akan hidup, dan jika sial, dia mungkin akan mati. Bahkan tidak akan meninggalkan nama di dalam sejarah, dia hanya seorang prajurit biasa, barang habis pakai.

Tapi tentu saja, dia sendiri mengerti hal tersebut. Dengan hanya keberuntungan biasa, ia akan memiliki hak yang disebut sebagai “tetap hidup”

Pemimpin Peleton mengisap sebatang rokok. Asap itu menutupi matanya.

Namun, gadis itu. Meskipun dia masih seorang gadis muda, gadis di usia yang cocok untuk menjadi seorang prajurit tidak terlalu bisa dimengerti. Dia adalah manusia aneh yang secara pribadi pergi mendaftarkan diri menjadi tentara.

Umurnya sekitar 16 tahun. Tempat kelahirannya adalah desa pertanian yang direbut oleh tentara pemberontak. Alasannya untuk menjadi sukarelawan sangat lucu, “Supaya bisa makan sampai kenyang.” Hanya ada satu alasan kenapa gadis yang terlihat tidak mampu menguasai pedang dengan baik mampu memenuhi syarat.

Karena dia memberikan sepuluh kepala tentara pemberontak sambil berlumuran darah. Kepala mereka secara asal-asalan dilemparkan ke dalam tas kulit yang besar. Dia bahkan cukup sopan membawa kembali bendera tentara kemerdekaan.

Umumnya, seharusnya akan ada kecurigaan besar, tetapi ada satu hal yang membuat Kerajaan membanggakan diri: tidak masalah selagi seseorang memiliki kekuatan untuk membunuh musuh, dan dia diterima.

Pada kesempatan itu, meski kecil, hadiah uang tunai diberikan sebagai hadiah karena mengalahkan musuh.

Kemudian, nasib yang mengaturnya menugaskan dia ke dalam pasukan di bawah kendalinya.

Orang yang memerintah peleton itu, mendengar keseluruhan cerita, hanya bisa menghela napas.

"Ha... Aku sama sekali tidak mengerti. Aku punya firasat buruk"

Melihat gadis muda di pelatihan, melakukan latihan ayunan dengan sabit besar, pria tanpa sadar menghela nafas.

Meskipun sangat tidak masuk akal, dia dengan mudah menunjukkan keahliannya menggunakan sabit yang dia dapatkan dari suatu tempat, meskipun dia mengizinkan orang itu menggunakan pedang.

Pada saat dia pertama kali mengikuti pelatihan, "Jangan menggunakan sesuatu di luar kemampuanmu," katanya dan memutuskan untuk mengambil senjata itu, tetapi dia menjatuhkan sabit besar ke tanah karena beratnya yang berlebihan. Sabit ini konyol, dia menyuruh dua rekrutan baru mengangkatnya (Tidak mungkin bisa mengayunkannya atau apa pun itu)

Meskipun masih misteri tentang bagaimana seorang gadis muda dari tempat kumuh bisa menguasainya, sepertinya dia mempunyai potensi perang lebih baik ketika menggunakan senjata itu daripada menggunakan pedang. Sangat tepat menanggap bahwa gadis itu sama sekali tidak punya harapan di ilmu pedang.

Mau tidak mau dia harus mengakuinya sebagai kasus khusus, tapi bagaimanapun, sabit setengah meragukan dipakai sebagai senjata, diayunkan seperti tombak, dan bagian tajam membelah seperti pedang. Penampilan luarnya mengesankan.

Alasan kenapa sabit seperti itu tidak pernah terlihat dalam pertarungan sebenarnya sederhana. Benda itu tidak digunakan untuk membunuh manusia.

Namun, ketika dia melihat gadis muda itu mengayunkan sabit dengan ekspresi senang dan senjata itu menggigit boneka yang terbuat dari jerami, dia teringat satu hal, meskipun tidak menyenangkan. Itu adalah keberadaan yang ditakuti semua orang dan harus dihindari.

Dibalut pakaian hitam, sebuah tabu yang memburu jiwa orang-orang, simbol jahat yang muncul di ambang kematian.

——Shinigami.

“Hei, Shera. Apa kau benar-benar akan bertarung dengan sabit itu? Rasa sakit di pantat dan berat, tidak ada bagusnya. Bahkan jika kau punya kekuatan yang luar biasa.”

Pemuda sebelumnya mengangkat suaranya khawatir. Dia bermulut buruk, tetapi dia adalah orang yang baik.

“Pedang biasa tidak cocok denganku, jadi aku tidak bisa menggunakannya. Yang ini, aku sudah terbiasa. Memangnya kenapa?"

Shera mengangkat sabit itu dengan satu tangan, dan pisau melengkung membuat kepala boneka terbang.

Rambut hitam Shera dengan kilauan coklat bergoyang ke kiri dan kanan karana kekuatan itu. Tidak lama, tetapi tidak sebentar, rambutnya melebar ke bahu. Dengan perasaan suram, dia melakukan gerakan mengayun dengan tangan kirinya.

Pemuda terdekat melihat itu, menggelengkan kepala ke samping sambil membuat ekspresi terkejut.

“Astaga. Di mana kau mendapatkan benda semacam itu? Jangan-jangan, apa itu dibuat secara khusus? ”

"Aku menemukannya."

"Bohong! Benda yang berbahaya seperti itu tidak akan dijatuhkan begitu saja!”

"Apa kau benar-benar ingin tahu?"

“Jika kau mengatakannya, aku akan mendengarkan sekarang. Karena kita sedang membicarakannya. ”

"……Sebenarnya,"

Suara Shera dengan cepat jatuh ke volume yang lebih rendah saat dia tersenyum menyihir. Itu berbeda dari dirinya yang biasa.

Prajurit muda secara refleks menelan ludahnya melihat ekspresi itu.

"Sebenarnya?"

“—Aku adalah Shinigami.”

Kata-kata itu berbisik di dekat telinganya. Pemuda itu, menyadari bahwa dia sedang diejek, berteriak saat wajahnya memerah.

“Gadis sialan! Seseorang sedang bersusah payah serius mendengarkan! ”

“Aku sudah memberitahumu, traktir aku beberapa roti kapan-kapan. Yang ada kejunya, aku menantikannya. Ini janji. ”

Shera mengulurkan tangannya, tetapi itu disingkirkan.

“Berisik! Pergi sana makan rumput atau apapun itu! ”

Pemuda itu mengangkat bahunya dan menuju ke arah boneka jerami lain. Begitu dia selesai menatapnya, Shera kembali berlatih lagi.

“Kalau rumput, aku sudah makan itu berkali-kali; rasanya tidak enak. Itu pahit. Sama sekali tidak bisa mengisi perutku. Aku ini manusia bukan sapi atau kuda.... Hal terindah yang pernah kumiliki adalah... ”

“—Shinigami waktu itu.”

Dari atas, sabit itu mengayun secara vertikal di atas kepalanya, membelah boneka jerami dengan mulus.

***

Tentara kerajaan Yuze, Markas Besar Angkatan Darat Ketiga. Saat malam berlalu, pada saat yang sama, serangan mendadak diputuskan sesuai dengan saran komandan militer, Jenderal Yalder. Berbaris di malam hari itu beresiko tinggi. Juga akan ada prajurid yang kabur secara besar-besaran.

Meskipun yang meluncurkan serangan mendadak adalah Angkatan Darat Ketiga, mereka adalah elit yang dibayar dengan harga tinggi; 10.000 orang di bawah komando Mayor Jenderal Jira. Strategi mereka adalah bergabung dengan pasukan cadangan yang ditugaskan ke Benteng Antigua utama dan meluncurkan serangan ganas di gudang makanan yang terletak di sekitar benteng musuh.

Jika operasi berhasil sesuai rencana, dipastikan bahwa kerusakan fatal akan diterima oleh Tentara kemerdekaan.

Tentu saja, kewaspadaan musuh pasti besar, tetapi, "Jika dengan pasukan elit kita, kita pasti bisa menghancurkan mereka," adalah kata-kata Yalder. Setelah itu, dengan suara mayoritas dari perwira yang ditugaskan di garis depan, strategi itu harus dilakukan.

Dan, ditentukan bahwa peleton Shera akan mendapat kehormatan untuk berpartisipasi dalam serangan mendadak.

Meskipun bagi orang-orang yang geliah, itu mungkin adalah kejadian yang menyedihkan. Jika mereka bertempur, mereka akan mati. Salah satu yang mati adalah para prajurit yang duluan dibantai habis.

Serangan mendadak akan terjadi selama dua babak 

Petugas staf, setelah serangan mendadak berhasil, mengejar tentara pemberontak tanpa pengecualian, atau,  itulah yang direncanakan.

Dalam pemburuan, separuh Pasukan Angkatan Darat Ketiga yang bertahan di benteng akan bersembunyi di dalam hutan. Kemudian, rencana memanggil unit pengejaran yang secara menyeluruh akan mengelilingi musuh yang datang dan mendorong mereka menuju kemusnahan.

Jika semua berjalan lancar kali ini, para pemberontak yang menyebut diri mereka Tentara Kemerdekaan Ibu Kota Kerajaan akan terdorong jatuh dalam sekejap.

“…… Apa ini akan berhasil? Serangan malam ini. Aku merasa sedikit tidak nyaman.”

"Entahlah. Aku juga penasaran. Sebenarnya, aku menantikan makanan di silo. Tempat itu penuh dengan makanan. Kata bisa memilih apa pun yang kita inginkan, tidak diragukan lagi. ”
T/N: Silo, digunakan untuk menyimpan bahan curah

Shera dan pemuda, yang mengenakan baju besi keras, berbaris sambil berbisik. Daerah itu benar-benar diselimuti kegelapan. Meskipun ini mungkin sudah jelas, api dilarang karena ini serangan mendadak. Di hutan yang sepi, para prajurit menahan nafas mereka dan dengan tenang dan bersungguh-sungguh berbaris ke depan.

“…… Kau tahu, aku sudah berpikir sejak saat itu. Apa hanya ada makan di dalam kepalamu? Kau harus berpikir lebih banyak tentang hal lain. ”

"Ya, kau tidak tahu?"

“Ya Tuhan, aku iri kepadamu yang dengan beruntung bisa sangat bahagia... Kau tahu, aku tidak bisa tidak merasa takut. Aku terus berpikir tentang bagaimana jika aku tidak akan pernah bisa pulang lagi. Aku masih, masih punya banyak hal yang ingin aku lakukan. Aku takut mati. ”

Pemuda itu mengepalkan tinjunya dengan erat, seolah menekan tubuhnya yang menggigil.

Shera mengeluarkan kacang goreng dari tas kecilnya dan melemparkan itu ke mulut. Selera bagus memenuhi mulutnya. Sepertinya dilakukan tidak pada tempatnya.

“Jika kau mati, kau tidak akan takut lagi. Bukankah itu hal yang bagus? Kau tidak perlu terlalu khawatir lagi. ”

“... Jika kau juga mati, kau tidak akan merasa lapar lagi, bagus untukmu. Orang mati tidak akan merasa lapar. ”

"Aku pikir, itu benar."

"Benar, kan?"

“Hei, diamlah! Musuh bisa mendengarmu! ”

Sementara mereka berpikir bahwa suara pemimpin Peleton adalah yang paling keras, setelah bertukar pandangan, keduanya terdiam.

Apa kami sudah berbaris selama satu jam? Atau mungkin dua jam? Apa barisan depan sudah melakukan penyerangan? Segera, kami akan, apa kami benar-benar mampu melakukan serangan mendadak tanpa ketahuan?

Pemuda itu bertanya pada dirinya sendiri saat bergerak maju. Saat mencoba sebaik mungkin untuk tidak membuat suara.

Dia tahu jawaban atas pertanyaan sebelumnya dengan cepat. Tidak, harus dikatakan bahwa dia dibuat mengetahuinya.

“—Pertahankan Kerajaan!! Kalian semua akan mati di sini- !! ”

“Pemanah-, Mulai menembak! Hancurkan mereka-! "

Bersama dengan komando yang kuat, obor bersinar di celah-celah pepohonan di sekitarnya. Pada saat yang sama, panah api dengan suara memotong angin menghantam tentara Kerajaan.

"M-Musuh !! Pasukan tentara pemberontak!! ”

“Ap-Apa ini! Apa serangan mendadak kita ketahuan!? Cepat, mundur, mundur! Kembali!!"

Jira yang memimpin unit serangan mendadak mengangkat suaranya yang marah dan memberi perintah. Untuk mengambil keuntungan dari kecerobohan musuh, dan kemudian melawan dan mengusir mereka sekaligus disebut, "Serangan Kejutan." Yang sedang berkata demikian, orang-orang yang disergap balik. Situasi mereka adalah mangsa yang berhasil ditangkap. Komandan harus segera mengatur kembali formasi atau apapun itu.

“Api menyebar terlalu cepat! S-sir, minyak berserakan! A-api akan datang ke seluruh hutan! ”

“Cepat dan buka jalan keluar! Kita akan dimusnahkan seperti ini-! "

Seluruh rencana serangan mendadak telah bocor ke pasukan pemberontak, dan sejumlah besar jerami dan minyak berserakan di depan jalan, tempat mereka berbaris sebelumnya di hutan. Sejumlah besar panah api menghujan di sana.

Tidak ada lagi cara untuk memperbaiki pasukan Jira yang berantakan. Apa mereka akan dibakar sampai mati di hutan, atau apa mereka akan keluar dan ditusuk oleh musuh.

Panglima Mayor Jenderal Jira terus mencaci-maki prajuritnya yang melarikan diri entah bagaimana, tetapi akhirnya, dia dibunuh oleh pemimpin tentara pemberontak.

Tidak ada jejak kepercayaan diri yang meluap yang mengisi ekspresi di wajahnya; hanya ada satu yang sepertinya berteriak, "Aku tidak ingin mati."

Peleton Shera yang mengikuti mereka juga ditelan oleh pusaran api. Panah-panah itu tidak berhenti dan terus turun seperti hujan tanpa ada celah. Tentara-tentara peleton juga dibunuh dalam aksi pertempuran jarak dekat.

Para prajurit yang tewas dalam aksi adalah kenalan Schera, dan ada saatnya ketika dia diberikan roti oleh yang sudah mati. Dia mengeluarkan secarik kecil roti yang pernah dia masukkan ke sakunya, melemparkan roti ke dalam mulutnya, dan mengunyah.

Dia yang tidak akan diberikan camilan lagi, sangat disayangkan.

“Bahkan jika kita tetap di sini seperti ini, kita hanya akan dibakar sampai mati. Tenggelam atau berenang, yang bisa kita lakukan adalah keluar dari hutan. Persiapkan dirimu."

Pemimpin Peleton menyaring suaranya dan memberi tahu para prajurit.

“T-Tapi pemimpin peleton, bukankah kita akan dikepung juga? ”

“Saat itu tiba, kita akan melepas jabatan menuju nasib buruk kita, Jika kau tidak mau, tidak masalah jika kau tinggal di sini. Aku tidak keberatan jika kau melanggar peraturan militer. Tapi, kau akan dibakar sampai mati, aku yakin itu. ...... Mereka yang memiliki keberanian, tarik pedangmu. Kita akan menyerang sekaligus sesuai sinyalku."

Pemimpin Peleton dan para prajurit di puncak kehidupan mereka mengeluarkan senjata mereka dan melihat ke kanan. Melalui celah pepohonan, lapangan terbuka bisa terlihat, dan tidak ada tentara musuh yang ditemukan. Tentu saja, ada kemungkinan besar tentara musuh sedang berbaring.

Dari depan muncul asap hitam, jeritan, dan nyala api, memaksa setiap prajurit untuk membuat keputusan.

Peleton lain dari belakang mengangkat suara aneh dan mulai bermunculan. Pada saat yang sama, Pemimpin Peleton juga memberikan perintahnya.

"Mulai menyerang!! Serang!!"

"Uwaaaaaaaaaaaaaaaa !!!"

"Maju ke depan! Jangan melihat ke bel— "

"Api-!"

Pada semangat besar peleton, panah terbang ke lapangan. Tentara kemerdekaan tidak sabar, gelisah menunggu mereka. Tidak ada tentara yang melakukan penyergapan setelah mereka menunjukan diri mereka kepada musuh. Tersamarkan, anak panah ditarikt, tombak mencengkeram, mereka menyembunyikan niat membunuh mereka yang tajam.

Sudah terlambat bagi pleton lain yang sebelumnya berada di belakang mereka. Mayat-mayat yang ditusuk oleh panah bertebaran di mana-mana.

Sebuah panah menembus alis Pemimpin Peleton yang pergi lebih dulu. Tubuhnya juga; beberapa panah terjebak di baju zirahnya, dan Pemimpin Peleton meninggal dalam aksi tanpa mampu berteriak atau terkejut.

Pemuda, apakah beruntung atau tidak beruntung, hanya terluka di bahu dan lutut kanannya, dan dia tidak punya luka yang fatal. Namun, itu tidak mengubah nasibnya. Perbedaannya baru sekarang, atau nanti. Para prajurit musuh berubah menjadi tombak dari busur yang tidak sabar ingin mendekat. Anggota peleton yang terluka di sekitarnya juga sudah tidak dalam kondisi siap bertarung.

Tidak ada bala bantuan, dan pleton di belakang mereka sudah berjalan di jalan menuju neraka.

"U-Uaa-!"

Dengan postur tubuhnya yang hancur, tidak ada gunanya mengarahkan pedang ke arah musuh. Dia menghibur pikiran, membuang pedangnya dan menyerah, tapi dia segera membuang niat tersebut. Mereka tidak akan mengambil satu prajurit biasa sebagai tahanan.

—Aku akan mati di sini.

Pemuda itu tidak ingin mati dari dalam lubuk hatinya.

“Pemimpin peleton, dia mati ya. Meskipun dia mentraktirku banyak makanan. Benar-benar tidak menguntungkan. ”

“—EE?”

Dia pikir dia sudah mendengar suara Shera yang biasa dan tidak sama sekali perubah di samping telinganya, pada saat itu, sesuatu menimpa prajurit musuh. Itu terlalu cepat, dan pemuda hanya bisa melakukan yang terbaik dan mengikutinya dengan matanya.

Kemudian, pada saat yang sama, darah menari dari dalam obor, jeritan meraung.

"U-Ugyaaaaaaaaaaaaaaa- !!"

"Wah."

"—ap-ap-!"

Lengan kanan seorang prajurit musuh terpotong oleh sabit besar, dan kepala seorang pria tercengang yang berdiri di sampingnya terbang.

Bilah sabit sangat tajam, dan kepala Tentara Kemerdekaan dipenggal dan melonjak - itu seperti memotong rumput liar.

Pria yang lengan kanannya putus tidak tahu tentang keadaan yang menimpa dirinya, dan dia jatuh tertelungkup.

Pendarahannya parah, dan dia mungkin tidak akan bisa menghindari kematian.

“Oi, apa yang kalian lakukan! Lawannya hanya satu orang! Kepung dia dan bun—”

Ke wajah pria yang memberi perintah seperti seorang perwira komandan ditikam ujung marah dari sudut sabit besar. Mereka di sisi terdiam saat wajah orang itu robek menjadi bentuk yang tidak beraturan. Sepertinya dia tanpa sadar berada dalam jangkauan sabit.

"Hi-Hiiiiiii- !!"

Teriakan para prajurit bergema. Siapa pun akan melihat sebuah bencana sedang menimpa manusia yang baru saja hidup.

“Sedikit menjengkelkan ketika ada banyak orang. Tapi, aku tidak akan membiarkan siapa pun hidup. Aku akan membantai kalian semua tentara pemberontak. "

Sambil membisikkan teriakan, dengan santainya ia memotong tombak yang diarahkan. Pada ayunan itu, tepi sabit menembus tubuh lawan. Dan dengan begitu, sekitarnya berubah menjadi lautan darah, dan mayat, bukan berarti akan dibuang begitu saja.

Pasukan Tentara Kemerdekaan yang jatuh ke dalam keadaan panik menembakkan panah sambil gemetar. Shera memutar sabitnya dan menepisnya solah  itu tidak ada apa-apanya.

Seolah pemenanga atau pahlawan yang datang dari sebuah legenda, pikir pemuda itu.

Dan kemudian tentara musuh yang lain mulai mundur.

Setelah kehilangan pendorong mereka, pasukan hancur seperti terkena longsoran salju.

Seketika Shera tersenyum tipis dan melangkah maju dengan kaki kanannya:

“—Tolong! O-Orang ini Shinigami!! ”

“M-Monster !! Kami tidak bisa menang! ”

"Aku tidak ingin mati di tempat seperti ini !!"

Beberapa orang yang hidup mengangkat jeritan dan mulai melarikan diri.

Shera memutuskan satu orang sebagai targetnya dari antara mereka dan melempar sabit di tangannya dengan kekuatan yang kuat.

Sabit itu menancap ke pohon besar di depannya dan memotong tubuh prajurit dibelah menjadi dua, yang mulai terpisah dan berkedut ketika isi perutnya bocor keluar. Itu adalah kematian langsung.

Sementara para pemuda dan prajurit peleton yang masih hidup tercengang, Shera berlari menghampiri sabit besarnya. Dia memanggul sabit di pundaknya, dan sosoknya adalah salah satu dari kebahagiaan murni dan tulus dengan latar belakang api.

Wajahnya berlumuran darah; baju besinya juga. Potongan daging dan jeroan menempel pada sabit. Itu adalah tontonan mengerikan yang tidak bisa dilihat langsung oleh manusia.

"…………"

"Hai, Hii-!"

"……Ada apa? Wajahmu pucat, tahu? ”

Dari tengah dataran yang dipenuhi bau darah yang menyengat, Shinigami sendiri menuju ke arah pemuda. Itu adalah bayangan Shera yang diproyeksikan oleh terang yang berkedip-kedip.

Seakan dibungkus jubah hitam, compang-camping, monster kematian diproyeksikan ke dalam pengelihatan pemuda. Sabit besar yang menyeramkan perlahan bergoyang dari sisi ke sisi. Seolah-olah ingin berburu mangsa berikutnya.

Semua itu, selama pemuda masih bisa mempertahankan kesadarannya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar