Walaupun
seharusnya ini adalah event rahasia, mereka membuat sebuah upacara penerbangan
yang besar di pantai. Mereka membuka Kusudama, melepaskan merpati putih,
mengadakan parade, melempar confetti, dan pidato selamat diberikan.
Semua orang
menggunakan pakaian kehormatan di momen abad ini. Tobishachimaru memiliki panjang
223 meter, diameter 34 meter dan memiliki kecepatan maksimum hingga 70km/jam
(sekitar 44 mil/jam). Memiliki enam set baling-baling, gondola berbentuk
streamline, dan bagian penumpang.
Nama
Tobishachimaru sendiri diambil dari paus Orca (Shachi) dengan sirip pectoral
(sirip perut) dan sirip dorsal (sirip punggung) yang digambarkan secara
hati-hati pada bagian balon. Cuacanya sempurna. Tazuna terharu dengan hasil
pekerjaannya yang sesuai harapan. Kakashi kemudian memberi selamat kepada
Tazuna.
Tazuna
mengatakan bahwa balon tersebut diisi dengan gas Helium agar dapat melayang,
karena gas Helium memiliki massa yang lebih ringan dari udara dan juga tahan
api. Percobaan terbangnya sekitar 2,5 jam, hanya sampai ketinggian 5000 m,
dimana negara lain tidak dapat melihat percobaan terbang ini. Badan kapal ini
berwarna biru cerah, sama dengan warna langit.
Informasi
ini hanya diberitahu ke Konoha. Walaupun Garyo telah dikirim ke Hyouzukijyou,
sisa dari grupnya masih tersebar. Itulah kenapa shinobi Konoha dipilih dalam
misi ini dan akan mengawasi kapal tersebut. Suara dari peron memotong
pembicaraan Tazuna dan Kakashi, memberitahu bahwa 57 orang yang beruntung akan
memperoleh undangan untuk menaiki Tobishachimaru.
Tazuna
dipenuhi dengan emosi dan senyuman. Akhirnya inilah momen abad ini! Mereka
tertawa bersama sambil melihat barisan orang-orang yang mulai menaiki
Tobishachimaru. Orang-orang mengambil gambar untuk memperingati hari tersebut,
tetapi tiba-tiba terdengar suara seseorang yang panik sambil berlari dari belakang.
Seorang wanita dengan gaun biru panjang sedang berlari dengan kecepatan penuh,
melambaikan tiket emasnya, memberitahu mereka untuk menunggu hingga dirinya
naik. Tepat setelah ia berada di depan Kakashi, ia tersandung sesuatu dan
terjatuh, lalu menjerit. Kakashi dengan instingnya menangkap tubuh wanita itu.
Mata wanita
itu terbuka lebar, dan terjadi keadaan pemandangan saling menatap. Rambut
keriting yang terurai, bibir lembab yang sedikit terbuka, pupil yang lebar.
Waktu terasa berhenti untuk sesaat, dan dunia serasa hanya milik Kakashi dan
wanita tersebut. Wanita itu terjatuh di tangan Kakashi. Ketika ia mengangkat
wajahnya, rambut keritingnya yang panjang menyentuh lembut ujung hidung Kakashi.
Kakashi
bertanya apakah ia baik-baik saja. Wanita itu menjawab sambil meminta maaf
karena sudah menyusahkannya karena dirinya sedang terburu-buru, dan berterima
kasih kepada Kakashi. Wanita itu kembali berteriak dan berlari ke arah kapal,
memberitahu mereka untuk menunggu agar ia bisa naik. Kakashi mengatakan kepada
Tazuna ketika ia melihat wanita itu berlari, Wanita itu terlihat sangat
antusias. Kakashi juga mengatakan bahwa pasti menjadi pengrajin kayu adalah
pekerjaan yang hebat.
Tazuna malah
merespon dengan mengatakan bahwa wanita itu sangat cantik, dan berbicara soal
kesempatan, ia menanyakan soal upacara pelantikan Kakashi. Ia kemudian melihat
lagi ke arah wanita itu sambil menunggu kapal lepas landas. Tazuna kemudian
mengatakan saat ini Kakashi menatap linglung di baling-baling ekor.
“Aku juga
tidak terlalu mengerti, tapi mengenai upacara pelantikan Hokage, aku rasa itu
seperti sebuah upacara pernikahan antara dirimu dengan desa Konoha, ‘kan?” ucap
Tazuna.
Kakashi
menjawab dengan sama-samar bahwa kurang lebih seperti itu. Tazuna berpikir
seharusnya ia tidak perlu cemas, bahkan jika semua orang memiliki harapan yang
tinggi kepadanya. Tiba-tiba, mata Kakashi melihat sesuatu bayangan di kapal.
Tazuna tidak memperhatikan, ia tetap berbicara tentang wanita tadi, menanyai
Kakashi contohnya, jika wanita itu meminta Kakashi untuk menikahinya.
Kakashi
mengabaikan Tazuna hampir di seluruh pembicaran tadi. Tazuna melanjutkan,
bagaimana jika ada seorang wanita yang tegas, dan berkata bahwa ketika ia masih
muda, ia seperti anjing kelaparan, mengejar bokong-bokong wanita. Kakashi
memotong pembicaran Tazuna sambil ia terus berkonsentrasi kepada seseorang yang
yang baru saja melompat dari buritan kapal. Kakashi lalu berlari ke arah
Tobishachimaru dimana penumpang terakhir telah naik, meninggalkan Tazuna yang
masih kebingungan. Para staf kapal sedang bersiap untuk lepas landas.
Kakashi
berteriak ke arah sesosok yang tengah menggunakan jubah berkerudung hitam, yang
sedang berhenti untuk sejenak. Kakashi merasa bahwa orang tersebut tidaklah
diundang. Orang tersebut berlari menjauh ketika Kakashi memberitahunya untuk
berhenti.
Mereka
saling bertukar serangan, dan Kakashi melancarkan serangkan kombinasi secara
berturut-turut. Kakashi merasa bahwa orang yang bertarung dengannya sangat
hebat, tidak ada satupun gerakannya yang sia-sia. Mereka saling bertukar
taijutsu dan saling membaca pergerakan lawan. Pola serangan ini sepertinya
Kakashi sudah tahu betul, dan Kakashi tidak merasakan adanya hasrat akan haus
darah.
Kakashi menyadari
bahwa tidak ada indikasi bahwa lawannya akan menggunakan ninjutsu. Ia telah
melakukan double-check terhadap intuisinya dan melihat ke arah orang itu serta
memperhatikan tingginya. Kakashi melancarkan serangkan ke arah dada musuh.
Mereka saling melancarkan combo taijutsu secara berturut-turut. Orang tersebut
lalu jatuh ke tanah, dan Kakashi melihat kearah orang tersebut dan berkata,
“Karena kau disini, artinya Guy juga datang, ‘kan?”
Dia adalah
Rock Lee! Kakashi pergi kearah kerumunan penumpang dan orang-orang yang
mengambil gambar. Ia langsung menuju ke tali terakhir yang menghubungkan
Tobishachimaru ke tanah.
Ketika
kakashi melintasi jendela dari gondola tersebut, ia melihat orang-orang di
dalamnya secara sekilas, tetapi tidak ada yang menyadarinya. Ia melihat ke arah
kantung udara dan berlari kearah ekor kapal. Kakashi mulai berpikir bagaimana
caranya Lee dapat menghindari para Jounin yang berjaga di sekitar tempat itu.
Ia berpikir bahwa mungkin mereka disuap.
Kakashi
kemudian begerak ke buritan kapal, bergantung dengan satu tangan. Di dalamnya
terdapat sebuah baling-baling yang panjangnya kira-kira 5 meter. Ia menduga
mereka mungkin telah menyusup lewat sini. Baling-baling tadi mulai berputar,
perlahan semakin cepat dengan suara pelan. Ketika mereka mulai meningkatkan
ketinggian, angin yang kuat mulai berhembus, dan suhunya lebih dingin dari yang
Kakashi duga. Kakashi mengumpulkan chakra di tangan dan kakinya agar tidak
tertiup angin.
Kakashi lalu
lanjut merangkak ke bagian propulsi. Mesin Tobishachimaru berhenti sejenak di
udara. Kakashi memberanikan diri melawan angin dan merangkak kedalam interior
tepat sebelum baling-baling mulai berputar lagi, dan mengejutkan dirinya. Ia
beruntung baling-baling tersebut tidak berputar terlalu cepat, atau ia akan menjadi
daging cincang.
Kakashi
merasa lega. Tetapi ia masih dalam bahaya akan terhisap, oleh karena itu ia
mengumpulkan chakra lagi untuk dapat melekat ke kapal. Sedikit demi sedikit, ia
berusaha keluar dari bagian interior dan akhirnya berhasil keluar, lalu
mengecek sekeliling. Ia menyadari bahwa kantung udara depan diblok, tetapi
terhubung ke tempat dimana ia berada dengan sebuah tangga sehingga ia dapat
mengeceknya. Sepertinya rute ini mengarah ke ruang mesin. Kakashi mendengar
suara bising mesin, kemudian ia mengecek seluruh ruangan itu hingga ke tiap
sudut.
Kakashi
sadar bahwa ada sesuatu yang terlihat seperti bayangan Lee, yang masih
menggunakan jubah hitam sedang berlari. Kakashi melompat ke arah tangga besi.
Di dasar kapal, ada banyak kotak-kotak kayu. Seorang pria dengan kursi roda
terkejut di sudut ruangan. Kakashi melompat dan berkata, “Apa artinya ini,
Guy!” Guy tiba-tiba menghentikan kursi rodanya.
Kakashi
meminta penjelasan sambil menghela nafas. Kakashi bertanya apakah Guy memaksa
Lee agar membawanya ke Tobishachimaru, karena ia menduga bahwa Guy mengancam
Lee akan memutuskan ikatan guru-murid mereka. Dan kemudian Kakashi menyadari
kondisi Guy .
Di tengah
pertarungan dengan Madara, tulang kaki kiri Guy hancur. Semenjak insiden
tersebut, ia harus hidup dengan menggunakan kursi roda. Menurut dokter, ia
tidak mungkin dapat berjalan lagi. Bagaimanapun, dengan latihan yang rutin,
pria ini tidak hanya ingin dapat kembali normal, tetapi ia juga menaruh
semangat masa mudanya yang membuat di masa rehabilitasinya ia dapat berdiri dan
berjalan.
“Bahkan jika
ini bukan karena Lee, aku juga dapat melakukan apa yang aku inginkan,” ucap
Guy. “Sebagai seorang manusia, bahkan tanpa satu atau dua kaki, ia masih dapat
hidup dengan sempurna. Secara personal, akulah buktinya!”
Kakashi
melihat ke arah kaki kanan Guy, dan bertanya apa tujuannya menyelinap ke dalam
Tobishachimaru.
Guy
menjawab,”Dengar, Kakashi... Ini bukan berarti masaku sebagai shinobi berakhir.
Bahkan sekarang, kaki kiriku mampu melakukan squat 1000 hingga 2000 kali. Ini
bukan apa-apa. Jika aku aku memikirkannya, dengan atau tanpa kursi roda
sekalipun, menyelinap ke dalam kapal seperti ini adalah perkara mudah.
Wahahaha!”
Kakashi
mengingatkan Guy tentang mabuk lautnya. Guy mencoba untuk tidak muntah. Ia
berkata kapal adalah kapal, tapi ini adalah kapal terbang, jadi situasinya
berbeda. Kakashi mengingatkannya kembali bahwa kapal tetaplah kapal. Guy
mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja, tapi wajahnya tiba-tiba mulai pucat.
Kakashi bertanya-tanya apa yang akan Guy lakukan mengenai hal tersebut.
Kemudian mereka mengganti subjek pembicaraan dengan membicarakan hal lucu,
dimulai dengan Kakashi:
“Untuk
seorang Jounin yang bersembunyi di kapal ini, mereka telah dilaporkan ke Negara
Ombak. Semenjak kita tidak dilaporkan, dan jika kita ditemukan disini oleh
Negara Ombak, hal ini akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri Konoha. Jika
mereka berpikir bahwa kita mungkin mencuri informasi tentang Tobishachimaru,
mungkin akan terjadi kesalahpahaman.”
“Bukan
masalah!” ucap Guy.
“Hah?” imbuh
Kakashi.
“Karena ini
adalah percobaan terbang, tentunya ini rahasia bagi negara lain.” Guy tersenyum
lebar dan tertawa. “Formalnya, Tobishachimaru itu tidak ada. Jadi, kau dan aku
tidak dapat menyelinap di kapal yang tidak ada.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar