Waktu kurang
dari 20 menit sebelum eksekusi dimulai. Selama 10 menit terakhir, Guy dan
Kakashi telah mengamati dari balik ventilasi udara. Sepertinya musuh memiliki
rekan di bawah sana yang telah mengirim pesan tentang situasi di kapal tersebut
kepada Konohagakure.
Tak hanya
itu, bahkan sekarang pihak musuh telah menghancurkan pintu menuju ruang pilot dan pilotnya juga sudah di bawah kendali. Dengan nada tinggi, si
pemimpin bertanya apakah ia sedang berbicara dengan Hokage, dan meminta agar Garyo
dibebaskan.
Sepertinya
tindakan negosiasi sedang berlangsung. Si pemimpin berkata bahwa mereka tidak
akan menunggu, dan dalam dua puluh menit, mereka akan segera melakukan
eksekusi. Jika Garyo tidak bebaskan hingga siang hari, maka setiap sepuluh menit,
satu penumpang akan dibunuh.
Pria itu
kemudian meninggalkan ruang pilot dan kemudian mengumumkan hal yang sama kepada
para penumpang. Para penumpang mulai panik, dan timbul kerusuhan diantara
mereka. Guy menanyai Kakashi apa yang seharusnya mereka lakukan.
Kakashi
berkata bahwa jika mereka salah langkah, maka pihak musuk akan meledakkan
kapal. Tetapi mereka tidak dapat menurunkan ketinggian kapal, lubang ventilasi
udara mengarah ke ruang pilot. Kakashi meminta kepada Guy agar mempercayainya,
karena sepertinya ia dapat merangkak.
“Apa yang
kau lakukan? Pertama-tama, bukankah seharusnya kita mengumpulkan semua bomnya…
Uppu!” Guy yang sedang berbicara tiba-tiba tersedak.
“Wahh! Baka,
disaat seperti ini…” ucap Kakashi.
Para pelaku
penyerangan yang sedang berada di ruang makan tersebut langsung menyadari bahwa
ada orang lain selain mereka di sana.
“Apa… Apa
yang barusan?” tiba-tba, rasanya seperti ada dengungan dari sarang lebah dan
musuh sudah berada di depan.
“Uu.. Bau asam apa ini!? Uwah, ada
yang menguap dari langit-langit!”
“Langit-langitnya!
Seseorang sedang bersembunyi di langit-langit!”
Tiba-tiba,
musuh melemparkan beberapa kunai ke arah langit-langit dan menembusnya. Salah
satu kunai menggores ujung hidung Kakashi. Kakashi dan Guy yang tiba-tiba
wajahnya memucat menghindar ke kiri dan ke kanan. Sebuah tombak melesat dan
menembus langit-langit, menggores wajah Guy dan rambutnya.
Kakashi
bertanya kepada Guy apakah ia baik-baik saja. Guy menjawab sembari menanyakan
apa yang sedang terjadi. Mereka kemudian menyadari bahwa itu bukanlah tombak
biasa. Bentuknya seperti es, atau lebih tepatnya pedang es. Beberapa belati
melesat dan memotong-motong ventilasi di langit-langit sambil dengan gigih
mengejar Kakashi dan Guy.
Kakashi
mengisyaratkan Guy untuk bergerak menuju ruang pilot, dan Guy menyetujuinya.
Mereka memposisikan diri mereka saling membelakangi sambil lanjut merangkak di
sepanjang lubang ventilasi, sambil saling berputar menghindari pedang – pedang
es yang dilesatkan.
Sebuah
pedang yang berbentuk seperti taring melesa tepat dari bawah.
“Kuu!”
Kakashi segera melancarkan sebuah jutsu.
“Raiton : Shiden! (Elemen Petir :
Kilat Ungu!)” Dari tangan Kakashi, muncul sebuah kilat berwarna keunguan.
Dengan
suara ‘bang!’ yang kuat, pedang es yang menyerang ke arah dirinya langsung
hancur berkeping-keping. Sepertinya, Raiton : Shiden ini adalah teknik yang
baru dipelajari Kakashi karena ia telah kehilangan Raikiri-nya.
Pedang es
yang telah hancur berkeping-keping tadi lalu menyebar dan dan keluar dari
lubang ventilasi.
Kakashi lalu
terjatuh di sebuah toilet. Ketika sadar, ia melihat wanita dengan gaun biru itu
lagi. Wanita itu membuka mulutnya dan akan berteriak, tetapi dengan sigap
kakashi menghentikannya dengan menutup mulutnya. Wanita tersebut melawan,
mencoba untuk kabur sembari terus menggerutu. Kakashi memberi tahunya bahwa ia
bukanlah orang yang mencurigakan.
Kakashi
menyadari bahwa wanita itu adalah wanita yang sebelumnya ia temui. Rambutnya
yang keriting terurai, pupil matanya yang lebar. Ah… Masih segar di ingatan
Kakashi. Ia memberi tahunya bahwa mereka pernah bertemu sebelunya. Ia bertanya
apakah sang wanita mengingatnya dimana Kakashi menangkap ketika ia akan
terjatuh.
Wanita itu
kelihatannya mulai mengingatnya. Kakashi kemudian meminta, jika ia melepas
tangannya maka ia akan diam. Dengan mata yang ketakutan, wanita itu pun
mengangguk. Ketika Kakashi melepaskan tangannya dari mulut wanita itu, ia
kemudian memperkenalkan dirinya sebagai shinobi Konoha.
Kakashi
menjelaskan bahwa ia adalah bagian dari penjaga percobaan penerbangan kali ini.
Ia kemudian bertanya kenapa wanita itu ada di di tempat seperti ini. Wanita
tersebut mencoba bernafas lalu menjelaskan bahwa ketika musuh menyerang, ia
langsung pergi ke toilet. Kakashi bertanya apakah ia sedang bersembunyi.
Jawabannya mengangguk lagi.
Di toilet
itu, tubuh mereka sangat dekat, dan mereka kemudian berdiri. Aroma parfum
lavender memberikan sensasi menggelitik pada hidung Kakashi. Ia berkata bahwa
bagaimanapun caranya, mereka harus pergi dari sana.
Kakashi
melihat kearah lubang di langit-langit tadi, dan pedang es dari serangan
sebelumnya telah menghilang. Ia bertanya-tanya apakah Guy dapat kabur.
Kakashi
memberi tahu pada sang wanita untuk pergi lewat lubang di langit-langit, dan
walaupun ragu-ragu, ia merasa sedikit tenang. Kakashi memberikan senyum manis
kearah wanita itu, dan memberitahunya ia akan baik-baik saja, karena jalan
keluar selanjutnya mengarah ke dapur.
Wanita
bersama Kakashi memejamkan matanya karena takut. Kakashi bertanya apa ada yang
salah, tetapi ia segera membuka kembali matanya. Kakashi memberitahunya.
“Ayo!”
Kakashi mengangkatnya keatas dan mendorongnya ke arah lubang ventilasi.
Kakashi
mengikutinya dari belakang, dan mereka mulai merangkak. Mereka kemudian segera
lompat begitu sampai di dapur dimana awalnya Kakashi dan Guy masuk lewat
ventilasi. Di dapur, kursi roda milik Guy masih tetap ada.
Wanita itu
ingin mengatakan sesuatu, tetapi kemudian Kakashi menggigit jempolnya dan
meletakkan telapak tangannya ke lantai:
"Kuchiyose no Jutsu!" Tiba-tiba asap
keluar.
Pakkun, Buru, Urushi, Guruko, Shiba, Bisuke, Uuhei dan Akino… Delapan
Ninken (Anjing Ninja) miliknya muncul. Wanita itu terkejut dan bertanya mereka
itu apa. Buru bertanya dimana mereka.
“Hey
Kakashi! Sudah lama sekali!” Kakashi menyuruh mereka untuk diam.
Ia memberi
tahu Buru bahwa suaranya terlalu keras. Akino, anjing yang menggunakan
kacamata, menyadari bahwa mereka sepertinya berada di tempat yang lusuh. Ia
juga berkata bahwa sepertinya Kakashi masih ragu untuk menjadi Hokage.
Alih-alih menjawab, Kakashi meminta mereka untuk meminjamkan kekuatannya.
Pakkun
bertanya apa yang sedang terjadi, karena tidak biasanya ia melihat Kakashi
kebingungan seperti ini. Kakashi mengatakan bahwa tak ada waktu untuk
menjelaskan secara detail. Ia hanya mengatakan bahwa mereka sedang berada 5000
meter di atas tanah.
Ekspresi
wajah para Ninken langsung berubah drastis. Kakashi kemudian melanjutkan bahwa
di berbagai tempat di kapal ini, ada bom yang dipasang sebagai jebakan. Ia
meminta mereka untuk menemukan semua bom tersebut tanpa diketahui musuh. Pakkun
kemudian memimpin Ninken yang lain, kemudian mereka menyebar.
Kakashi
meminta wanita itu untuk tetap bersembunyi, ketika ia mencoba kembali masuk ke
lubang ventilasi. Tetapi tiba-tiba sang wanita menarik pakaiannya, dan Kakashi
bertanya apa yang ia lakukan, khususnya karena eksekusi hampir dimulai dan ia
ingin menghentikannya sebelum terjadi.
Wanita itu mengulang permintaan para
penyerang bahwa ini untuk kebebasan Garyo ketika ia sedang bersembunyi di
toilet. Kakashi mengangguk. Ia bertanya kenapa mereka tidak memenuhi permintaan
mereka. Jika pihak Konoha ragu, maka hanya akan menambah jumlah
korban.
Kakashi
menjawab bahwa tidak mungkin untuk melakukan hal tersebut, bahkan jika mereka
ingin. Wanita itu bertanya kenapa. Kakashi menjawab bahwa jika mematuhi
orang-orang seperti mereka, bahkan hanya sekali, permintaannya hanya akan
semakin bertambah.
Wanita itu
tertawa dengan rasa hina, berkata bahwa setahun lalu, ketika mereka masih
berperang, tapi malah membicarakan permintaan seperti itu. Ia kemudian meminta
maaf, matanya setengah menutup, lalu melanjutkan.
“Bagaimanapun,
untuk orang- orang yang memerintah, tentu menganggap diri mereka adil. Perang
terjadi ketika dua bentuk keadilan saling bertabrakan. Dan juga, sejarah hanya
mengakui keadilan dari pihak yang menang perang. Dengan kata lain, sisi yang
memiliki kekuatan akan memiliki keadilan.”
Kakashi
mengatakan bahwa ia mengerti apa yang wanita itu maksud. Bagaimanapun, untuk
Aliansi Persenjataan Ryuuha, mereka memiliki bentuk keadilannya sendiri.
Kakashi
mengatakan bahwa bagaimanapun juga, mereka tetap tidak dapat melepaskan Garyo.
Wanita itu memaksanya lagi, bahkan jika sebagai gantinya ia harus mengorbankan
semua nyawa penumpang di kapal ini? Kakashi mengangkat bahunya dan merespon
bahwa tak peduli apapun yang terjadi, ia akan melindungi semua orang.
Walaupun ia
mengatakan juga bahwa mungkin akan ada beberapa korban, tetapi untuk nyawa yang
ada di depan matanya, ia akan berusaha untuk menyelamatkan sebanyak yang ia
bisa.
Mata wanita
itu mulai berkaca-kaca, dan bibirnya bergetar. Kakashi kemudian melanjutkan“Ketika dua bentuk keadilan saling berhadapan, hal yang terpenting adalah salah
satunya berasal dari perspetik musuh, yang akan mengorbankan nyawanya demi
mempertahankan keadilannya.” Setelah mengatakan hal itu, Kakashi masuk ke celah
ventilasi tersebut.
“Ini demi
membuktikan perkataan mereka, Untuk orang-orang seperti mereka yang membunuh orang-orang
yang tak bersalah, mereka tak sepantasnya berbicara tentang keadilan.” gumam
Kakashi.
Kakashi
mulai merayap kembali di lubang ventilasi. Sesampainya di ruang makan, ia
meninju jeruji penutup ventilasi dan melompat keluar. Dikejutkan dengan hal
itu, shinobi Aliansi Persenjataan Ryuuha langsung berlari ke arahnya sembari
melempar beberapa kunai. Kakashi mengunci pergelangan tangan salah seorang
shinobi musuh yang sedang memegang kunai, memutarinya lalu melancarkan sebuah
pukulan telak ke arah shinobi musuh tersebut.
Satu orang
tumbang. Tanpa membuang waktu sedikitpun, ia menendang musuh selanjutkan.
Bahkan tanpa mengambil nafas, ia melepaskan sebuah serangan ke arah musuh
ketiga. Sejekap saja, tiga musuh sudah terbaring tak berdaya di kakinya.
Musuh yang
tersisa mulai ketakutan. Si pemimpin memerintahkan anak buahnya untuk menunggu
sehingga pergerakan mereka terhenti. Ia menyuruh mereka untuk kembali ke tempat
masing-masing, dan jangan meninggalkan tugas mereka, yaitu mengawasi para
penumpang. Selain itu, karena lawan mereka adalah Kakashi si Ninja Peniru,
mereka sama sekali bukanlah tandingannya.
Kakashi
memeriksa sekitarnya, termasuk para shinobi yang telah dia kalahkan, ada
sembilan orang yang terkapar tak berdaya. Para penumpang semuanya dikumpulkan
di tengah ruangan. Ekspresi mereka bercampur baur, antara ketakutan dengan
kewaspadaan, sambil mengamati situasi.
“Kakashi si
Ninja Peniru … eh?” ucap si pemimpin sembari menyeringai. “Walaupun, sekarang
kau telah kehilangan sharinganmu, kini kau hanyalah Kakashi"
“Yah,
walaupun kini aku hanyalah ‘Kakashi’, masih ada hal yang dapat kulakukan” balas
Kakashi.
“Apa?” tanya
si Pemimpin.
“Contohnya,
aku masih bisa untuk menyingkirkan orang-orang seperti kalian.” jawab Kakashi
lagi.
Kakashi
mengatakan bahwa Konoha tidak akan bernegosiasi dengan penjahat seperti mereka.
Si pemimpin meragukan pernyataan tersebut. Ia kemudian tersenyum licik, sembari
menunjuk ke salah satu penumpang. Si penumpang yang ditunjuk seketika menjerit.
Tubuhnya tiba-tiba tertutup es, membeku dengan ekspresi yang merintih – antara
ketakutan dengan kesakitan. Penumpang yang tersisa menjerit histeris.
Si pemimpin
bertanya kembali apakah Kakashi ingin bernegosiasi. Kakashi berteriak dan
menyuruhnya untuk berhenti, tetapi si pemimpin merasa itu adalah hal yang
menyenangkan. Dengan wajah yang keliahatan puas, ia menutup matanya dan
menggerakkan tangannya kembali layaknya seorang konduktor simfoni, dan secara
acak menunjuk korban selanjutnya. Si penumpang yang terpilih mencoba untuk
kabur, tapi ia terlambat. Seluruh tubuhnya telah membeku.
Ruangan itu
seketika hening. Hanya suara tangisan seorang wanita yang terdengar. Si
pemimpin kembali melihat ke arah Kakashi, dan berkata walaupun ini terkesan
terburu-buru, bagaimanapun, waktu semakin berjalan. Ia berkata bahwa ia hanya
bermaksud untuk membunuh satu orang, tetapi karena Kakashi, ia membunuh dua
orang.
Kakashi
mengutuk perbuatan mereka. Si pemimpin berkata jika Kakashi terus bersikap
seperti itu, ia bisa saja membekukan semua penumpang di ruangan sekaligus.
Kakashi melirik ke arah si pemimpin, dan berkata jika ia melakukannya, maka ia
akan kelihalangan kesempatan untuk bernegosiasi.
Si pemimpin
bertanya kembali, akankah Konoha bernegosiasi dengan teroris seperti mereka?
Dengan atau tanpa adanya sandera sebagai bagian dari taktik negosiasi, mereka
tetap tidak bisa berbuat apa-apa jika Konoha tidak mengubah pendiriannya.
Jika
itu yang terjadi dan Konoha tidak menerima permintaan negosiasi, maka mereka berniat
untuk membunuh semua orang yang terlibat dalam percobaan terbang ini. Kakashi
tersentak dengan pernyataan ini.
Si pemimpin
menatap tajam ke arah Kakashi sembari menyuruh bawahannya untuk membawa para
penumpang ke ruang pilot dan menyampaikan apa yang baru saja terjadi kepada
pihak Konoha.
Si pemimpin
berkata jika Kakashi menyerahkan dirinya, maka ia akan membiarkan para
penumpang untuk tetap hidup selam sepuluh menit kedepan. Jika Kakashi menolak,
maka mereka akan membunuih para penumpang seperti yang telah direncanakan. Si
pemimpin dan Kakashi saling bertukar pandangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar