New
HADIAN PERNIKAHAN
Jika kau
bertanya kepada seseorang tentang desa-desa shinobi yang tersembunyi,
kemudian kau akan menemukan sejumlah besar penduduk.. Ada tipe yang tidak
mencintai shinobi atau tempat tinggal mereka.. yang menganggap jika desa-desa
tersembunyi itu sebagai kota kecil yang tertutup oleh pegunungan di segala
sisinya.
Tentunya,
penduduk tersebut akan berkata. Desa tersembunyi secara penuh terpencil dari
dunia luar. Terisolasi secara penuh dari orang lain. Semacam Pulau yang
mengapung di dalam laut , terbelakang dan belum dikembangkan.
Secara pasti
mereka mengatakan apabila desa tersembunyi adalah suatu tempat dimana orang
normal akan menjadi idiot untuk ingin mengunjunginya dan diatas semua itu,
kurang lebih kau hanya akan bisa menemukannya dengan cara melewati sangat
banyak sekali kesulitan. Desa shinobi tersembunyi memang seharusnya adalah
nama dari suatu tempat.
Itulah yang
dipikirkan oleh kebanyakan orang.
Akan tetapi
kenyataannya sangatlah jauh berbeda.
Konoha dapat
dikenali dengan amat baik melalui Maha karya yang ada pada pintu masuknya.
Ya! Gerbangnya yang khas dan megah. Yang akan membuatmu 'menganga' karena
kagum.
Jika orang
normal masih pertama kalinya masuk ke Konoha, dia pasti akan
tercengang-cengang ketika melihat gerbang itu menyambut mereka. Saat mereka
melewatinya.. Mereka akan melihat desa yang sangat luas dengan populasi manusia
dan aktivitasnya yang begitu padat.
Desa itu
senantiasa dirawat dan dibangun. Bahkan terbatas hanya untuk membangun sebuah
area perumahan. Ada sekolah, rumah sakit, berbagai macam pusat perbelanjaan,
bahkan area-area rekreasi. Ada segala hal yang dibutuhkan untuk memenuhi
kehidupan, hidup mereka sepenuhnya ada disana.
Benar, semua
pembangunan mungkin bisa ditemukan di pusat desa saja. Karena Konoha cukup luas
dan sibuk maka kau bisa menyebutnya dengan Negara Otonom kau tidak akan bisa
menjauh dari itu.
Kau bisa
tinggal disana sepanjang hayatmu. Tidak pernah mengambil satu langkahpun dari
batas luar Konoha, dan tidak pernah mengingingkan sesuatu, tidak pernah
kekurangan segala jenis kenyamanan. Dan ini adalah sebuah kota penting
yang terletak jauh di dalam hutan.
Itulah
kenapa Konohagakure benar-benar sebuah kota besar yang tiba-tiba terwujud di
dalam hutan.
Tidak ada
satupun shinobi merasa tidak puas dengan tempat tinggal yang seperti itu.
Konoha secara
original terbentuk dari gabungan shinobi dari klan mereka masing-masing. Namun
ketika sekelompok orang hidup bersama disuatu tempat, mereka tentunya akan
berakhir dengan kekurangan persediaan makanan. Dan pastinya, setelah itu akan
ada permintaan soal penjual persediaan, semacam toko yang menjual kebutuhan
sehari-hari juga. Berdasarkan logika tersebut, sudah wajar apabila sekelompok
orang akan memiliki persepsi yang sama: Pedagang-pedagang mempertimbangkan desa
yang dipenuhi oleh para pelanggan.
Jadi mereka
menerima sekelompok orang non-shinobi semacam pedagang dan pengrajin yang ingin
menjadikan para shinobi sebagai pelanggan mereka. Mereka akhirnya akan
berpindah tempat tinggal di dekat pemukiman para Shinobi.
Seperti
shinobi-shinobi yang memiliki klan dan keluarga, keadaan serupa juga terjadi
para para pedagang dan para pekerja. Mereka tidak datang dengan hanya membawa
dirinya seorang, namun juga membawa serta klan dan keluarganya juga.
Ada banyak
penduduk biasa yang pindah ke desa bersama keluarga mereka demi kepentingan
perniagaan. Seperti orang yang merupakan Shinobi asli, rupanya sekarang mereka
mengambil pekerjaan berbeda-beda. Ada juga yang berpikiran 'Aku tidak berasal
dari klan Shinobi, tapi aku ingin mengirim anakku ke Akademi Ninja', berpindah
ke desa dengan maksud tersebut.
Rumah tangga
shinobi, rumah tangga pedagang, rumah tangga pengrajin. Ada banyak.. Banyak
orang-orang yang berbeda dengan latar belakang dan pekerjaan yang bervariasi,
mereka semua datang untuk hidup bersama di desa.
Dan ketika
bulan di langit menyusut, bulan dan tahun berlalu. Orang-orang dengan
kediamannya tersebut berubah menjadi sebuah kota metropolitan. Ya! Itu adalah
sekarang. Konoha yang sekarang!
Dan desa
yang sangat besar itu, untuk saat ini masih terus tumbuh dan dimajukan.
Ukuran
Konoha yang besar dibuat melingkar agar bisa mengelilingi seluruh desa yang
akan menjadikannya sebagai sebuah karya yang agung. Menjangkau berbagai jarak
di desa akan membuatmu berakhir dengan patah tulang.
Selanjutnya,
saat ini terlihat seseorang sedang berlari mengitarinya, berlari mengelilingi
Konoha.
Orang itu
adalah Rock Lee.
Fajar bahkan
belum menyingsing. Ini masih dini hari, dan yang mengagetkan dia sedang berlari
memutari desa pada waktu yang seperti ini. Mimik mukanya seolah menunjukkan
jika dia bisa mati kapanpun.
Kenapa
justru dia malah berlari mengelilingi desa pada malam begini? Ketika para
penduduk dan shinobi-shinobi yang sedang bebas misi sedang tertidur lelap?
Ini bukanlah
untuk sebuah latihan khusus yang rahasia. Sebab pada kenyataannya, Lee tidaklah
berlari karena dia merasa ingin berlari. Jika dia bisa, kemudian dia akan
mengalami kerugian seperti pulang kerumah dan tidur. Akan tetapi dia pastinya memiliki
masalah sehingga dia tidak bisa melakukannya.
Pada suatu
hari, Kakashi Hatake - Hokage keenam mengumumkan sebuah ketentuan. Sebuah misi
spesial di Konoha.
Ini adalah
suatu pekerjaan yang rahasia, menyangkut Naruto Uzumaki dan calon istrinya -
Hinata Hyuga. Sama sekali tak bisa menemukan seputar..... Inilah pernyataan
lebih jelasnya:
"Mereka
semua yang menghadiri pesta pernikahan Naruto dan Hinata harus membawa kado
pernikahan."
Misi yang
menggelikan bukan? Ini adalah sesuatu yang sepertinya akan dilakukan oleh
setiap orang.
Kau pasti
beranggapan jika diantara semua tamu di pesta pernikahan ada banyak orang yang
tentunya sudah membeli kado pernikahan atau membuat persiapan untuk hal itu.
Akan tetapi,
hampir semua teman-teman Naruto dan Hinata berusia sama mudanya dengan mereka.
Kebanyakan dari mereka juga belum pernah menghadiri pesta pernikahan
sebelumnya. Atau bisa dikatakan masih menghadiri pesta pernikahannya teman
dekat mereka untuk pertama kalinya.
Sepertinya
ini adalah untuk kepentingan mayoritas tamu-tamu undangan yang belum
berpengalaman. Itulah status misi yang diberikan oleh Kakashi.
Lagipula,
meskipun Kakashi terlihat pendiam dan kalem di bagian luarnya, sebenarnya
Kakashi adalah orang yang memiliki selera humor. Ini adalah 'Misi rahasia
tingkat atas' sesuatu yang cocok dengan gayanya.
Bisa
dibilang, ada seseorang diantara tamu undangan yang akan percaya pada kata-kata
'Misi rahasia tingkat atas' . Seseorang yang akan menerima pengumuman misi
tersebut dengan penuh semangat melebihi orang-orang yang lain.
Orang itu
sudah jelas. Seseorang yang memperkenalkan dirinya sebagai si monster hijau
liar tampan dari Konoha - Rock Lee.
"Aku
akan membalas pertemananku dengan Naruto-kun dengan cara mengerahkan seluruh
tubuh dan pikiranku untuk menemukan kado pernikahan yang terbaik." Itulah
yang Lee katakan pada Kakashi. Kemudian dia berlari, berangkat, memulai aksinya
untuk memenuhi misinya.
Lee adalah
orang yang mempunyai kepercayaan kuat, kau akan memunculkan banyak ide selama
latihan. Kepribadiannya sendiri bukanlah tipe orang yang akan berpikir ketika
'memikul' suatu hal. 'Menggerakkan tubuhku akan membuatku berpikir dengan lebih
baik' .. Itulah yang dia pikirkan.
Akan
tetapi.........
Lee sudah
berlari dan berlari disekitar desa besar dengan waktu yang tak terhitung. Tetapi
dia belum juga menemukan banyak ide.
Baiklah,
lebih tepatnya.. Dia sedang berpikir tentang suatu hal.
Entah
dimana, dia sudah memutari desa sebanyak dua kali. Kata-kata 'Dumbbell'
tiba-tiba muncul di pikiran Lee.
Tetapi itu
sangatlah konyol, bahkan Lee tahu kalau tak seorangpun akan membawa 'Dumbbell'
sebagai hadiah pernikahan sehingga ide itu dibuangnya dengan segera.
Dan walaupun
dia terus lari dan berlari, sejak itu Lee belum kepikiran soal ide yang
lainnya. Belum menemukan satu ide yang cemerlang.
Ini akan
menjadi hadiah yang tak seorangpun akan membawanya. Sesuatu yang dibicarakan
adalah karakter dirinya juga.. Hadiah yang mengekspresikan hatinya, hadiah yang
akan diterima dengan penuh kesenangan, hadiah terbaik yang pernah ada.
Namun bukan
masalah seberapa banyaknya dia berpikir dan berpikir. Jawaban yang tepat tak
kunjung menghampirinya.
"Ikatan
antara aku dan Naruto seharusnya lebih baik daripada ini." Lee bergumam
ketika dia berlari.
Dia akhinya
memutuskan:
Sampai dia
menemukan hadiah yang cocok, dia tak akan berhenti berlari!
Hatinya
telah di aturnya untuk itu. "Aturan Pribadi" Lee sedang bergerak.
"Aturan
Pribadi" Lee diwujudkan untuk memperbaiki tubuh dan pikirannya melalui
latihan. Aturannya adalah sebagai berikut: Ketika Lee memutuskan untuk
melakukan sesuatu, walaupun dunia tampaknya seperti akan hancur dan lenyap esok
hari. Dia masih akan terus memperhatikan keputusannya itu sampai akhir. Itu
adalah prinsip yang ditanamkan Lee dengan setia.
Sampai dia
bisa memikirkan soal kado yang bagus selain 'Dumbbell' Lee akan terus dan terus
berlari tanpa akhir.
Ngomong-ngomong,
Lee tak menghitung berapa kali dia berlari, dia hanya berlari-lari memutari
perbatasan Konoha, menghitungnya hanya dengan 'Satu kali lari'.
Sama dengan
pulang kerumah, membersihkan lantai yang ada di sekitar ruangan misalnya. Mudah
untuk membayangkan adegan itu kan?
Untuk Lee,
berlari dengan 'Satu kali lari' di sekeliling desa berarti berlari memutari
seluruh bagian desa di setiap sudut dan celah-celah jalanan yang ada di desa.
Itu adalah cara sederhana yang bisa diperkirakan dengan mudah.
Tentu saja,
itu berarti jika jalan yang Lee lalui juga termasuk; melompati pagar, loncat
dari pohon ke pohon, berlari di atas atap perumahan yang berdekatan. Ini
bukanlah sesuatu diluar kebiasaan, untuk seorang shinobi jalan seperti ini
memang sudah biasa dilalui. Kenyataannya, ini adalah hal yang umum sehingga
penduduk biasa tidak terlalu memperhatikannya.
Jadi, tak
akan ada tuan tanah yang akan komplain karena Lee berlarian di atas atap
rumahnya. Paling-paling hanya ada satu orang yang akan mengirimkan komplain di
pagi hari: "beberapa orang beralis tebal telah berteriak 'KUAA' ketika dia
berlari di atas atap rumahku pagi-pagi buta tadi. Dia benar-benar
berisik."
Dibawah
pengawasan semua Hokage terdahulu yang wajahnya terukir di gunung batu dan
menghadap ke arah Konoha. Lee melompat dan berlari melewati seluruh desa.
Dia tetap
melakukan itu sepanjang malam tanpa ada satu idepun yang mampir kepikirannya.
Dan entah
bagaimana, tahu-tahu Lee sudah disambut oleh fajar di hari yang baru ini tanpa
tidur barang sebentar saja.
Saat ini,
sinar sang surya yang baru saja terbit telah menjangkau semua monumen ukiran
wajah Hokage dan para Hokage pendahulu yang berada di pusat kota Konoha.
"Delapan
ratus enam puluh empat."
Nafas Lee
sangat terengah-engah ketika jumlah tadi tersentak keluar dari mulutnya.
Cara larinya
kini semakin memburuk, dia sempoyongan dan seperti orang mengigau. Bahkan
sekarang seorang yang sedang berjalan kakipun akan lebih cepat daripada dia.
Dia akhirnya
sampai pada batasnya.
Kaki Lee
rebah ke bawah. Tak tertolong, dia ambruk dan roboh ke depan. Dia bahkan tak
punya tenaga untuk memperhalus cara jatuhnya. Jatuh lurus ke tanah,
terpelanting mendadak.
Lee
terbaring di tanah, tak bisa bergerak. Wajahnya menghadap kotoran yang ada di
tanah. Dia bertanya, dimanakah letak kesalahannya?
Pertama,
akan ada ide yang datang ketika pikirannya jernih, ketika dia menggerakkan
tubuhnya. Adakah yang salah soal itu? Tidak, itu tidaklah mungkin. Itu salah.
Lee dengan cepat membuang pikiran itu.
Kemudian,
akan adakah ide yang datang jika dia berjalan, berdiri dengan tangan
ditengah-tengah larinya ini? Dia berpikir itu akan membantunya memberikan
gambaran yang berbeda dalam berpikir, tapi apakah itu malah ide buruk? Tidak!
Dia butuh hal yang lebih menantang untuk menghasilkan ide-ide baru. Tidak perlu
disebutkan, berjalan dengan tangan adalah bagian dari latihan normal yang ada
di dalam jadwal Lee. Itu juga bisa jadi hal yang salah.
Bisakah
menjadi metode yang luar biasa jika dia mencoba berlari mundur? Tidak, itu
hanyalah metode yang sempurna untuk latihan.
Dia memang
tak melakukan hal yang salah.
Tapi
kemudian, masalahnya. Kenapa dia tak bisa memikirkan apapun?
Lee menatap
kaku tanah yang ada di depannya, Tubuhnya yang 'terbakar panas' beberapa saat
yang lalu, sekarang sudah menjadi dingin berkat udara pagi yang sejuk. Keringat
yang mengalir di tubuhnya berubah menjadi dingin. Tubuh Lee mulai menggigil.
Dia memaksa setiap otot pada titik-titik penting tubuhnya sehingga dia bisa
kembali berdiri.
Walaupun ini
untuk teman yang dia sayangi, walaupun aku berkata aku akan menaruh hatiku
untuk mendapatkan hadiah pernikahan. Untuk memikirkannya, belum juga ada ide
bagus yang muncul dalam pikiranku. Kenapa aku ini begitu payah?
Dia menutup
rapat-rapat matanya, marah pada dirinya sendiri yang mengecewakan itu.
Akan tetapi,
dengan mengatai dirinya 'payah' dan 'tak berguna' tak akan membuat semua
berakhir. Dia telah memutuskan untuk menemukan hadiah yang layak, dia ingin
membuat hidupnya sebagai taruhan. Jadi tidak mungkin kalau dia berhenti dan
menyerah sampai disini.
Kelelahan
dan kepenatan Lee membuatnya dengan tiba-tiba membuka matanya lagi. Lee
menyadari sesuatu:
Seseorang
tengah berdiri dihadapannya.
Sejak kapan
itu terjadi? Lee melihat sepasang kaki di depannya. Dia mengenakan seragam yang
terlihat tak asing. Lee tercengang karena tak mentyadari kehadiran orang itu
sampai sekarang, mereka nampaknya memperhatikan dia.
Lee perlahan
bangkit berdiri, mendongak untuk melihat siapakah orang itu.
"Neji.....
" Gumam Lee pelan.
Mungkin ini
hanyalah ilusi ataukah mungkin dia adalah hantu? Tetapi dia berdiri disana:
temannya yang sudah meninggal - Neji Hyuga.
"Berlari
tanpa henti sampai kau K.O." Kata Neji, memandang Lee dengan tatapan
lembut seperti biasanya. "Kau masih tetap saja sama ya Lee!"
Lee hanya
diam.
Ada banyak,
ratusan. Ya! Ratusan hal yang ingin Lee katakan pada Neji jika suatu saat
mereka bertemu lagi. Namun, ketika Neji berada di hadapannya dia jadi merasa
sedih sehingga tak mampu berucap apa-apa.
Namun,
walaupun tak berkata apapun, Neji sepertinya sudah mengerti semuanya.
Untuk satu
alasan atau yang lainnya, hal yang pertama kali dipikirkan Lee adalah ketika
dia menatap mata Neji.
Neji jongkok
di samping Lee.
"Ada
sesuatu yang benar-benar ingin aku katakan padamu." ucap Neji, meletakkan
tangannya di bahu Lee.
Tangan Neji
terasa hangat dan membawa harapan. Lee tiba-tiba berpikir kalau Neji muncul
karena dia prihatin terhadap Lee yang terlalu memaksakan dirinya.
"Neji....
Aku....."
"Aku
tahu, tak perlu mengatakannya." Neji tersenyum, rambut panjangnya sedikit
tergoyang. "Lee, ingat ini baik-baik. Lebih dari stamina, kekuatan fisik
dan Hyuga...."
Ucapan Neji
terhenti, belum jelas dia akan menyelesaikan apa yang dia katakan atau tidak.
Sosoknya tiba-tiba terbungkus oleh kabut pagi dan kemudian lenyap.
"....eh?."
Angin
berhembus dengan cepat, berdesir, mengusik pepohonan disekitarnya.. mengusir
pergi kabut pagi.
"Eh..
Tu-tunggu.. Neji!! Neji...!!"
Dia melihat
kekiri dan kekanan. Mati-matian mencari Neji di sekelilingnya. Tetapi tak ada
yang bisa Lee temui selain suara limbung dari keheningan pagi.
"Eeehh!
Bukankah kau akan memberiku nasehat tentang hadiah pernikahan yang membuatku
hampir gila ini? Bukankah ini alasan kau muncul Neji? NEEEJIIIII....!!!
"NEEEJIII.....!!"
Lee terbangun, ketika dia mulai meneriakkan nama temannya.
Sekarang
sudah pagi, awal yang indah. Tetapi cukup terlambat karena kebanyakan orang
sudah bangun dan mulai bersiap-siap untuk menyambut hari baru.
Lee
linglung, melihat kesekitarnya, mencoba menyesuaikan dengan situasi sekarang.
Entah bagaimana, nampaknya dia benar-benar jatuh dan tertidur di tengah jalan,
masih bagus karena dia tak melewati perbatasan desa.
"Begitu
kah? Jadi ini hanya mimpi ya?" Lee bergumam, mulutnya kering, benar-benar
kering dan haus.
Mimpi yang
pendek dan terlalu singkat.
Lee duduk di
jalan tanpa rasa. Menggantung kepalanya.
Neji sudah
meninggal cukup lama. Beberapa tahun telah berlalu.
Tetapi saat
ini, Lee kadang kala masih melihat Neji di dalam mimpinya. Mereka datang di
istirahat sejenak ditengah misi yang sangat sulit dan ekstrim atau ketika Lee
sedang dalam saat sulit, butuh pemecahan pada suatu hal.
Tetapi hanya
kadang-kadang, hampir di setiap waktu ketika Lee ingin melihat Neji.. Neji tak
pernah muncul.
Ketika Neji
muncul, mimpi Lee biasanya berkisar tentang latihan yang penuh semangat bersama
Neji atau sedang menjalankan misi berbahaya bersama Neji. Keduanya bersama-sama
melawan kejahatan yang asing.
Jarang
sekali Lee bermimpi bertemu, bertatap muka dan berbicara langsung dengan Neji.
Hampir semua
mimpinya adalah hal-hal yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Latihan atau
bertarung melawan musuh, ataupun menyusun strategi dalam misi. Neji dengan
tenang akan membicarakan strategi atau hal lainnya, sementara Lee akan berdiri
di sampingnya. Mendengarkan dia dengan cermat.
Entah kapan
Lee bangun dari mimpi itu, menyusun kata-kata yang akan keluar dari bibirnya.
'Ayo membuat
lebih banyak serangan 'Dynamic' di garis depan.' Atau 'Aku akan maju, jadi
perhatikan di sekeliling kita.'
Semua itu
tidak dapat dia katakan pada Neji di dalam mimpinya.
Jika aku
mengatakan ini pada Neji, bagaimana ekspresi wajahnya ya? Bagaimana dia akan
menjawab?
Belakangan
ini, ini menjadi hal keras dan semakin keras yang dipikirkan oleh Lee.
Membayangkan bagaimana Neji akan bereaksi.
Lee sangat
tertarik pada kenyataan itu.
Suara yang
kuat dengan tiba-tiba muncul dari belakang Lee.
"Lee,
itu adalah semangat muda yang kau dapatkan di awal pagi."
Lee menoleh
kearah bahunya untuk melihat lelaki yang ada dibelakangnya. Tersenyum lebar,
memperlihatkan giginya yang putih. Mengacungkan jempolnya.
Dia adalah
guru dari semangat muda. Might Guy.
Akan
tetapi.....
"Gu-Guy
sensei..."
Lee
kehilangan kata-kata, alasannya karena Guy. Guy sekarang hidupnya terbatas pada
kursi rodanya. Entah bagaimana.. Dia dan kursi rodanya sudah berada di atas
atap gudang senjata terdekat.
Selama
perang besar dunia Ninja ke-empat, Guy mempertaruhkan hidupnya saat bertarung
melawan Uchiha Madara. Membuka kedelapan gerbang Hachimon. Hidupnya kemudian
diselamatkan oleh Naruto. Tetapi kaki kanannya telah kehilangan fungsinya,
lumpuh.
Sejak saat
itu, Guy hidup di kursi roda. Akan tetapi dia tidak pernah merubah semangat
mudanya yang membara, mengukir kata 'masa muda' dan membuang kaki kanannya.
Masih membawa harapan dan membimbing Lee seperti yang biasa dilakukannya.
Lee
terpesona, membisu. Dia tak bisa memahami bagaimana gurunya bisa sampai di atas
atap gudang senjata dengan kursi rodanya.
Tiba-tiba --
"TOU.!!"
Guy memberikan tangisannya, meluncurkan dirinya dan kursi rodanya dari atas
atap gudang senjata.
Entah
bagaimana caranya dia mengatur derajat kursi rodanya untuk sebuah pendaratan
yang mulus. Dengan suara letupan yang keras.
Lee bergegas
menghampiri gurunya, kebingungan bercampur dengan khawatir.
"Sensei,
itu tadi sangat berbahaya! Kenapa kau melakukan hal yang seperti itu?"
"Ada
sejumlah orang di dunia yang berpikir jika kau tidak bisa terbang dengan kursi
roda. Jadi aku putuskan jika aku akan membuktikan kalau mereka salah dengan
diriku sebagai percobaannya." Guy membicarakan gagasan mengerikan itu
dengan menggampangkan hal tak masuk akal itu dengan tenang.
Prestasi
semacam ini memang tidak mungkin dilakukan oleh orang lain. Seseorang yang tak
mempunyai keistimewaan kontrol tubuh dan kemampuan fisik yang sesuai.
"Semua
orang di desa, Kakashi, Ebisu dan juga Genma.. mereka masih memperlakukan aku
seperti seorang shinobi. Itu membuatku senang. Walaupun aku sudah lama pensiun.
Jadi karena itu, aku putuskan untuk membuktikan sesuatu yang tak mungkin
menjadi mungkin dan menunjukkan diriku yang seperti biasanya pada kalian
semua!" Guy berkata sambil memberikan pose 'Nice Guy' khasnya. "Ini
adalah masa mudaku, setelah semua yang telah berlalu."
Kata-kata
itu menyentuh dalam hati Lee. Mereka selalu terlihat seperti itu. Ketika Lee
menderita, ketika dia dalam kesakitan, dan hatinya seolah akan hancur
berkeping-keping. Setiap perkataan Guy selalu menyelamatkannya. Lagi dan lagi.
Bahkan
sekarang, Lee merasa teguh hati setelah mendengarkan perkataan Guy.
Dia ingin
suatu hari nanti bisa menjadi seorang pria yang memukau seperti Guy. Dia ingin
menjadi laki-laki yang bisa memberikan harapan dengan hangat kepada jiwa-jiwa
yang kebingungan dan hilang seperti dirinya saat ini.
Itu adalah
impian yang akan dipegang oleh Lee, Impian ketika dia sudah terbangun dari
tidurnya.
"Ngomong-ngomong
Guy-sensei. Apa yang sedang kau lakukan disini?" Kata-kata itu terlontar
dari Lee, ditanggapi oleh Guy dengan obrolan ringan.
"Latihan
pagi tentunya, aku pikir bahwa aku akan menghabiskan hariku dengan mengelilingi
desa kembali, selanjutnya memutari desa. Bagaimana dengan itu Lee? Apakah kau
mau bergabung denganku?"
"Terima
kasih, tapi aku telah melakukan latihan semacam itu."
"Hebat!
Akan tetapi, masalah yang mengganggu adalah.. Kau terlihat belum menyelesaikan
sesuatu. Iya kan?"
Mata Lee
terbuka lebar-lebar, terkejut dengan pengamatan Guy yang tajam.
"Ba-bagaimana
kau bisa tahu?"
"Hanya
dengan melihatmu sekilas saja sudah cukup untuk menyadari bahwa kau
menghabiskan sepanjang malam untuk latihan dan kau juga sedang mencemaskan
sesuatu. Kau pikir berapa lama aku menghabiskan masa mudaku bersama denganmu?
Itulah kenapa dari awal aku katakan padamu 'semangat muda' di awal pagi."
Hal yang
dikatakan Guy membuat Lee menyadari betapa kacaunya penampilannya. Dia
diselimuti lumpur dan memang penampilannya tidak sedap dipandang mata. Dia
beberapa kali tersandung karena kelelahan, jatuh dan tergulung di tanah. Banyak
kotoran yang ditinggalkan dari semua yang telah dijalaninya.
"Kau
sepertinya juga risau masalah hadiah pernikahan kan? Itu benar?"
Lee menjadi
panik dengan pertanyaan Guy yang tajam.
"Guy-sensei.
Kau bisa membaca pikiranku ya?"
"Tidak!
Itu karena aku juga diundang ke pernikahan."
Guy juga
risau soal hadiah pernikahan. Sama seperti Lee.
Semuanya
akan baik-baik saja selama hadiah pernikahannya tidak biasa.
Tetapi
masalahnya terletak pada.. Memastikan apakah kadonya tidak terlalu aneh juga.
Tidakkah ada
kado penikahan yang mengkombinasikan perasaan yang ingin disampaikan? Suatu hal
seperti perasaan kemenangan yang bersinar-sinar, persahabatan dan kerja keras?
Lee dan Guy
memeras otaknya untuk berpikir soal itu. Menemukan jawabannya.
Kado macam
apa yang akan mewujudkan semangat masa muda?
Benarkah ada
kado semacam itu di dunia ini?
Sesuatu yang
mewakili semangat muda. Ini seperti bagaimana keduanya terlihat pintar dengan
memakai pakaian ketat berwarna hijau.
Ketika kau
berkata soal 'Masa muda yang membara' Hal pertama yang akan muncul dalam
pikiranmu tak jauh dari keringat dan air mata bukan?
Bisakah
keringat dan air mata entah bagaimana berubah menjadi suatu kado? Tidak?
Untuk
memulainya dengan orang yang hidup tanpa apapun tetapi memiliki kemauan kuat.
Bukankah begitu?
Akankah
'kari' menjadi pilihan yang tepat? Yang biasa ataukah ekstra pedas?
Percakapan
mereka telah sampai pada puncaknya.
"Tidak
sama sekali." Lee mengatakannya dengan menggebu-gebu. "Orang-orang
jaman sekarang pasti berpikir jika kari dengan nasi berbumbu itu lebih
baik."
"Tunggu!
Tahan Lee." Guy memegang tangannya dan memotong pembicaraannya. "Kita
sudah keluar dari topik terlalu banyak. Pada masalah seperti ini kita harus
konsentrasi. Kita harus mengingat kembali pokok pembicaraan kita."
"Jadi
kita harus kembali ke pokoknya?"
"Ya!
Masalah pokok dari hadiah pernikahan sebenarnya adalah pernikahan itu sendiri.
Iya kan?"
Entah
bagaimana, percakapan mereka sekarang berbalik menjadi terlalu filosofis.
Ketika Lee
gagal menambahkan kata-kata dalam pembicaraan itu. Guy kemudian bertanya
pertanyaan yang lain.
"Berpikirlah
seperti ini: Apakah sesuatu yang harus pasti kau bawa ketika pergi ke
pernikahan?"
Pandangan
Lee terfokus ketika dia memikirkan pertanyaan itu dengan serius.
Apakah
pernikahan itu? Sesuatu yang dibutuhkan untuk penikahan..
Pernikahan
adalah suatu upacara dimana dua orang yang saling mencintai akan menjadi suami
dan istri. Pada masalah ini, sesuatu yang penting pasti dibutuhkan untuk
upacaranya.
"Cinta..."
Lee berkata sambil menatap lurus Guy, meskipun dia malu jika menyangkut hal
semacam itu. "Itu yang dibutuhkan. Benar?"
"Itu
sangat puitis, tapi Lee . Tidakkah itu jawaban yang seharusnya di jawab oleh
pengantin perempuan dan pengantin laki-laki?"
Lee merasa
seperti tersambar petir mendengar perkataan Guy. Seluruh tubuhnya menegang
seperti terkena jutsu Raiton. Tanpa disadari, suara "AAHH" keluar
dari mulutnya.
"It-u
.. Itu benar..!!" Kata Lee. "Jika pengantin perempuan dan pengantin
laki-laki tidak disana, tidak akan ada upacara pernikahan...!"
"Benar?
Upacara pernikahan tanpa pengantin perempuan dan pengantin laki-laki hanya akan
jadi upacara yang tidak menarik, bukan sebuah pernikahan. Upacaranya jadi tak
berguna, tanpa arti."
Lee membabi
buta.
Guy mungkin
terlihat seperti orang yang merutuk dan kikuk. Tapi sebenarnya dia adalah
seorang pemikir. Dia bisa melihat cover luar seseorang dari pokok masalahnya.
Bagi Lee, Guy selalu menjadi 'sesuatu' yang akan dipandang tinggi dan Lee
bercita-cita menjadi sepertinya juga.
"Masalahnya,
kita perlu berpikir tentang ini dari sudut pandang pengantin perempuan dan
pengantin laki-laki, dan membawakan hadiah yang akan diterima mereka dengan
senang hati. Itu akan jadi yang terbaik. Iya kan?"
"Tepat!"
ucap Gai. "Baiklah, lalu aku akan memikirkan hadiah untuk pengantin
laki-laki."
"Roger.
Guy-sensei!"
"Jangan
memikirkan ini dari sudut pandang kita sebagai pemberi hadiah, tetapi dari
sudut pandang penerima hadiahnya."
Dua lelaki
dengan model rambut ala mangkok dan alis tebal saling bertatap muka, saling
bergenggaman tangan, berpikir serius tentang masalah ini. Cukup untuk menjadi
sebuah tontonan di awal pagi.
Lee mencoba
berpikir mati-matian mengenai sudut pandang pengantin perempuan.
Jika aku
adalah pengantin perempuan, kemudian aku memakai gaun pengantin dan pergi ke
pernikahanku .. Dan setelah itu...
Pernikahan,
kelahiran anak, pekerjaan rumah, perawatan.
Kata-kata
dan gambaran-gambaran tiba-tiba terlintas dipikiran Lee dengan berturut-turut.
Pergi
berlayar dengan menggendong bayi di tangan.
Menggendong
bayi di punggung seperti aku membuka gerbang Hachimon, Gerbang ke-7 Kyoumon!
Mempunyai
bayi adalah hal mengejutkan, suatu hal yang serius.
Untuk
membesarkan dan menjaga anak, lalu pastinya kau akan butuh kekuatan fisik dan
ekonomi. Benar kan?
Secara
cepat, gambaran-gambaran itu memasuki pikiran Lee. Dia tak bisa membayangkan,
Hinata dengan sabar menggendong anaknya dan Naruto memandangi mereka berdua.
Dan kemudian
Lee menyadari, jika dia sudah menghabiskan seluruh waktunya untuk memberikan
Naruto hadiah pernikahan, hanya tak sengaja berpikir soal perasaan pengantin
perempuan yang membuatnya menyadarinya. Pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa
kau kerjakan dengan dirimu sendiri.
Bisa
dibilang kalau kado terbaik untuk seseorang adalah.. nantinya akan menjadi
seorang ibu.
Lee masih
mengingat baik-baik perkataan Neji.. "Lebih dari stamina dan kekuatan
fisik...."
Perkataan
Neji di dalam mimpi itu datang lagi di pikirannya.
Aku akhirnya
mengerti Neji. Kau sebenarnya mengkhawatirkan Hinata kan?
Lee
mengangguk. Kemudian.....
"Aku
tau...!!" Lee mengatakannya dengan penuh kelegaan. "Untuk melindungi
'rumah' dan keluarga, kekuatan fisik memang diperlukan. Diatas semuanya..
Mungkin itulah tingkatan teratasnya."
Guy
mengangguk lalu menjawab. " Sekarang ini, aku pikir jika pekerjaannya
adalah membenarkan segala hal yang salah di sekitar rumahnya. Mengendalikan
hama pengganggu, membetulkan saluran pipa air, mengangkut bahan-bahan makanan.
Seseorang harus meningkatkan kekuatan otot lengannya untuk tugas macam ini.
Pada masalah ini jawaban kita berdua harus sama. Hadiah terbaik yang akan kita
berikan adalah....." Guy menyeringai dengan gembira kepada Lee.
"....Dumbble!!"
Lee
menyadari. Air matanya tumpah keluar dari matanya.
"Aku
juga..." Lee mendengus. "Sudah benar sejak awal, sejak aku memutari
desa sebanyak dua kali. Aku juga memikirkan hal yang sama."
Air mata
semakin meleleh, jatuh tak terkendali di wajah Lee.
"Guy
senseiiiii.... Guy senseiiiii!!! " Lee terisak, melempar dirinya ke dalam
pelukan gurunya.
Lee luar
biasa gembira, pikirannya tidaklah salah. Gurunya menyetujui idenya.
Kebahagiaan mereka sangat murni dan sederhana.
Guy juga
menangis, air mata membanjiri pipinya. Guy mempererat pelukannya. "Lee,
kau dapatkan 'dumbble' untuk tangan kanan dan aku akan dapatkan 'dumbble' untuk
tangan kiriiiiiiiiii."
Guy
berteriak, meneriakkan keatas dengan sangat lantang, keras sekali.
"UOOO..!! AKU AKAN MENDAPATKAN DUUUUMBBLEEEE YANG KIRI!!!"
Untuk
sementara waktu mereka saling berpelukan dan menangis.
Berterima
kasih pada Guy, Lee akhirnya menemukan hadiah untuk pernikahan yang sesuai
dengan perasaannya pada pasangan itu. Hatinya terasa cerah dan jernih.
Segera
setelah mendapatkan pencerahan itu, mereka lantas pergi untuk membeli
'dumbbell' . Penjualnya sangat terkejut karena telah menjual dua 'dumbbell' di
awal pagi seperti ini.
Tolong lihat
ini Neji. Aku tunjukkan kado pernikahan yang telah ku dapatkan. Ini..
'Dumbble'.
Guy
menyeringai, terlihat jelas di Mata Lee.
"Lee!
Dengan ini persiapan kita untuk pernikahan sudah lengkap."
"Ya!
'Beban' yang kita bawa ini pasti akan menjadi kado pernikahan terbaik untuk
mereka."
"Yoo!!
Ayo kita berlomba. Kado siapa yang akan dipegang oleh mereka lebih dahulu. Kita
mulai ya!"
Sejenak
setelah Guy mengatakannya, dia dengan berapi-api memutar roda-roda pada kursi
rodanya. Menanjakkan kursi rodanya di depan Lee, menyisakan tiupan angin dan
debu-debu kotor yang beterbangan.
Lee
terbelalak, perlahan punggung gurunya yang berada di kursi roda itu menghilang
ditelan jarak.
"Tunggu
aku...!! Senseiii....!!"
Hari ini
juga, Konohagakure dipenuhi dengan sangat banyak suasana 'masa muda'.
Jadi.....
Perlu di catat.
Setelah itu
Kakashi harus menerima kenyataan. Dia menerima banyak komplain yang semua
berisi hal yang sama.
"Pagi-pagi
buta. Dua orang aneh menangis dan berteriak-teriak soal suatu hal di belakang
rumahku. Sangat berisik!"