New
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6bHK5WWIP6ZG-wsoya4e-VBO0F52Kgo0peQcwT0ZhPsu_HWoW2l4Xa9B5QyhxKfFF9viGCQx4uXy5M3cyHXdBBbUJpM1kdjdCxZryC2jQoIJ6D7gA-n2LQGHuXYVDUsEv8e4q7-fiiCau/s640/tumblr_nm50go0SLL1u9aqcno1_540.png)
Sang
Rokudaime Hokage, Kakashi tengah duduk di mejanya. Dia memakai pakaian dan
tudung Hokagenya
"Sakura,
beberapa waktu yang lalu kami telah menguji air untuk masalah itu. Kita telah menerima jawaban dari Suna. Sepertinya takkan ada
masalah."
note: 打 診 さ れ て た adalah ungkapan yang dalam bahasa
inggis biasa diungkapkan dengan Testing Waters (menguji air), adalah suatu
ungkapan yang bisa berarti mempertimbangkan permintaan/usulan seseorang.
"Benarkah?"
Wajah Sakura
terlihat semringah. Kakashi tersenyum dan tertawa.
"Barsama
Ino, kalian berdua akan pergi ke tempat mereka kan? Gadis muda itu juga sangat
membantumu bukan? " Lanjut Kakashi.
"Ya
kami akan kesana!"
Sudah satu
minggu sejak mereka mendapat laporan tentang kemanjuran 'Klinik Kesehatan
Mental Anak'. Dia telah bekerja sama dengan Ino dalam divisinya itu. Sakura
telah dipanggil ke kantor Hokage.
Sakura ingin
menyempaikan status 'Klinik Kesehatan Mental Anak'
kepada negara sekutu mereka, Sunagakure. Nah, sebelumnya ia telah mengajukan
permohonan kepada Kakashi.
Akibat
tekanan dari perang besar, terdapat anak-anak yang hati dan pikirannya
tersakiti. Pasti hal serupa juga terjadi di negara selain Konoha.
Jika memang
demikian, dengan infrastruktur yang telah disiapkan, dan juga dengan melihat
meningkatkan efektivitas klinik tersebut di Konoha, maka seharusnya pekerjaan
mereka juga dibutuhkan di desa-desa lain. Klinik tersebut juga akan sangat
berguna bagi anak-anak di desa lain.
"Sistem
yang sangat membantu ini belum diberitahukan dengan siapapun, kan? Jadi berilah
mereka instruksi."
"Baiklah.
Jujur aku sangat terbantu oleh Kakashi-sensei. Tapi sendiri perlu melakukan
perancangan tentang anggarannya... "
"Kau
itu mantan muridku, jadi bagaimanapun caranya aku ingin membantu. Selain itu...
Aku juga mengerti kalau beban mental itu sangat memberatkan bukan? "
Kakashi
berbicara sambil sedikit mengangguk.
"Kupercayakan
perjalanan bisnis ke Suna kepadamu dan Ino. Hati-hati ya, kita bertemu lagi
nanti."
"Baik!"
Sakura
meninggalkan kantor Hokage.
Butuh waktu
4 hari perjalan untuk sampai dinSunagakure. Sambil memikirkan persenjataan
shinobi dan peralatan yang dibutuhkan untuk perjalanan, Sakura juga menyadari
bahwa dia juga harus mengatur dokumennya sekalinlagi. Saat meninggalkan
kediaman Hokage, Sakura berjalan sambil memikirkan masalah ini dan itu. Kemudian, dia bisa melihat sosok Sai didepannya. Di
bagian belakang pakaian misinya, ia membawa sebuah gulungan besar.
"Sai!"
Sakura memanggilnya.
Sai lalu
mendekat dan menjawab "Yo!"
"Kau
juga ada tugas dari Kakashi-sensei?"
Sai
mendengarkan lalu merespon "Mmm- Yup." Dengan setengah hati Sai
menjawab pertanyaan itu.
"Kalau
kau Sakura, kau mengurus beberapa bisnis di kantor Hokage?"
Sambil
berhadapan, Sai bertanya lagi soal pekerjaan Sakura. Sakura lalu bercerita
tentang perjalanan bisnisnya ke Sunagakure.
"Oh
begitu ya, jadi kau akan pergi ke Suna. Kalau begitu, kau sebaiknya tetap
menjaga kelembaban kulitmu, karena disana tempatnya gersang."
Sakura
mengangguk terhadap nasihat Sai.
"Tidak
apa-apa. Aku akan membawa pelembab yang bagus. Karena bagiku, hal semacam itu
sudah menjadi kemampuan tersendiri bagi seorang wanita ".
"Oh ya?
Tapi, Sakura, kau tidak memiliki kemampuan wanita yang seperti itu, aku punya
kesan bahwa kemampuanmu lebih ke kekuatan fisik. Jadi pastikan kau tidak
menghancurkan botol pelembabnya dengan tangan kosongmu, ya?"
Sai
tersenyum manis sambil mengatakan hal semacam itu. Sementara Sakura juga
tersenyum padanya, dia menjawab:
"Kalau
begitu bagaimana kalau kututup mulutmu dengan kekuatan fisikku?"
'Mengerikan... Sungguh
mengerikan', pikir Sai.
Tanpa
menunjukan rasa takut, dan tanpa berkata apa-apa lagi, Sai kemudian mulai
berjalan menuju kantor Hokage. Sakura tersenyum masam.
⁰ₒ⁰
"Anda
memainggilku, kan?"
Sai
berbicara sambil berdiri di depan meja.
"Maaf
mendadak memanggilmu" Kakashi menutup dokumen yang ia pegang di tangannya.
"Tidak
apa-apa. Tapi ada apa secara pribadi memanggilku...? Apa ada misi?"
"Mhm.
Baiklah, misi adalah misi, tetapi ini tidak terlalu formal."
"Apa
maksudmu?"
Sai sedikit
menyipitkan matanya.
"Aku
ingin meyelidiki sesuatu. Tapi, aku ingin kau yang melakukannnya
sendirian.."
"Apa
yang harus kuselidiki?"
Kakashi
mengangguk dan kemudian melanjutkan.
"Satu
minggu yang lalu, daimyo berkunjung untuk memulihkan diri di Onsen desa. Apa
Kau tahu kalau mereka diserang?"
"Ya...
kudengar saat daimyo tengah berendam dalam air panas, ada kunai yang terlempar
didekat mereka."
"Yah,
memang tak ada kerusakan sama sekali. Daimyo juga tak ada yang terluka. Namun,
pada hari itu juga, padahal ada para ANBU yang mengelilingi garis pertahanan
onsen yang daimyo datangi. Mereka menyebar dan menjaga tempat itu dengan ketat.
Bahkan untuk melempar satu kunai pun seharusnya takkan mudah dilakukan."
Kakashi
melanjutkan pembicaraanya.
"Bagaimanapun,
tragedi ini terjadi sudah sejak beberapa hari yang lalu. Namun satu hal
penting, Homura-sama yang sedang memeriksa dan mengungkapkan pendapatnya
tentang tempat latihan di desa juga diserang musuh, padahal ia dikawal oleh dua
shinobi."
"Kalau
kejadian itu aku tak tahu", ucap Sai.
"Homura-sama
tak mau mempermasalahkan kejadian ini, jadi ia tak terlalu terbuka tentang
masalah ini."
"Tapi
bukannya masalah ini meresahkan? Karena yang diserang adalah seorang eksekutif
tinggi negara."
"Selain
itu, insiden ini dilakukan secara berurutan"
"Anda
ingin aku menyelidiki dua insiden tersebut?"
"Betul.
Sudah ada 2 persitiwa serupa yang tejadi. Jika ada yang ketiga, maka ada
kemungkinan pelakunya sama. Ada juga kemungkinan pelakunya berbeda.
Bagaimanapun, aku ingin kau selidiki semuanya, termasuk kondisi saat dua
insiden tersebut."
Kakashi selesai berbicara.
Sai kemudian
bertanya:
"Bagaimana
dengan ANBU? Kenapa tak kerahkan mereka juga?"
"Tentu
saja, mereka sudah dikerahkan. Akan tetapi, aku ingin secara pribadi
mempercayakan penyelidikan ini, kepadamu."
"Siap.
Aku akan melakukannya."
"Maafkan aku."
"Apa
tidak masalah jika Naruto dan Sakura bekerja sama denganku? Karena dalam hal
ini, mereka akan meningkatkan efisiensi penyelidikan... Eh tidak, kalau Naruto
mungkin tidak."
"Ya
kupikir Naruto juga begitu" Kakashi tertawa.
"Anak
itu tak cocok untuk misi kelompok seperti ini. Selain itu, Sakura ya Sakura,
dia sedang melakukan hal baik sekarang."
"Jadi
ingat, aku bertemu dengannya dalam perjalanan ke sini. Dia ada perjalanan
bisnis ke Suna?"
"Mmhmm.
Itulah sebabnya saat ini, untuk sementara waktu, Sai, kau harus bekerja
sendirian. Menurutku kau tidak akan terlalu mencolok."
"Mengerti."
"Kerjakan
dengan hati-hati.", Kakashi memerintah.
Saat berkata
Kakashi begitu, ekspresi wajahnya menegang.
"Kurasa
ini bukan lelucon belaka, ini juga bukan ciri khas pelaku kekerasan."
"Begitukah
firasatmu, sensei?"
"Iya.
Sebuah persepsi yang mengejutkan, bukan?"
"Aku
akan bekerja dengan hati-hati. Tapi sensei, juga harus waspada, ya?", ucap
Sai.
"Aku
juga ya?", Kakashi bertanya.
"Yang
di serang adalah para eksekutif tinggi di desa. Tidak aneh jika Rokudaime
Hokage menjadi target berikutnya."
"Masuk
akal juga. Aku juga akan berhati-hati." ucap Kakashi. Usai mengangguk,
Kakashi berpikir:
Tapi malah
takkan masalah jika mereka langsung menyerangku. Untuk
sesaat, Kakashi memikirkan hal tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar