New
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOyHi_YkVQVBjOYX0-iKvcZ4yyovDyipjZPzcHgdHEd0s_P8oQO4bjUsLnpY4bwCRgEyLwNk8Kko9BuuldViuzZC4BEgZX5Vt-uMzXebxuHiF-riSmDnmX46l0ZMY2tPb1YAK-3odE0zbg/s640/tumblr_nm50go0SLL1u9aqcno1_540.png)
"Jadi
aku harus menyelidiki orang-orang ini?"
Sai
menyerahkan catatan pengingat kepada seorang pria. Informan berbicara sambil
memegang memo itu. Kepalanya gundul, begitu juga dengan alisnya. Karenanya,
usia pria tersebut sulit ditebak. Sebenarnya, Sai juga tak tahu berapa usia
pria itu.
Mereka
berada di dalam hutan di pinggiran desa. Tanah sekitar mereka diterpa sinar
matahari yang tersaring pepohonan.
"Ya
benar." Sai meresponnya dengan mengangguk.
"....Tenzen,
Nukenin dari Kiri (desa kabut), Genba dari klan Tamanuki, Lalu
Baraki, pemimpin kelompok kejahatan bernama 'Bou'. Sulit sekali mencari jejak
mereka. Mereka bukan hanya orang-orang penting berkelas tinggi dari
Tehaikyoudo, kan? "
Informan
selesai berbicara. Di dekatnya, ada sungai yang mengalir. Karena suara aliran,
suaranya takkan terdengar dari jauh.
"Untuk
saat ini, aku ini kau mendapatkan kontak dengan tiga orang tersebut. Kegiatan
seperti apa yang sedang mereka lakukan? Informasi-informasi kecil juga sangat
dibutuhkan. Aku ingin kau pergi mengumpulkan informasi tentang mereka. "
"Dimengerti."
"Kau
ingat nama-nama tiga orang itu kan?"
Informan itu
mengangguk. Sai membuat segel sederhana dengan satu tangan.
Sang
Informan masih memegang memo di tangannya. Tulisan dalam memo tersebut kemudian
tampak menguap lalu lenyap. Catatan-catatan itu ditulis dengan tinta khusus
milik Sai.
"Tapi
sekali lagi, kenapa kau ingin menyelidiki gerakan mereka?"
"Kau
tak perlu tahu alasannya."
"Seperti
biasa, apa ini ada kaitannya dengan insiden penyerangan Homura-sama dari Dewan
Terhormat?"
Sai memandang
wajah sang informan. Dia tersenyum tipis.
"Kau
tak boleh tahu terlalu banyak."
"Karena
itu adalah sumber penghidupan kami, baiklah... Jadi orang-orang yang kita
bicarakan ini, ada yang di curigai ya?"
"Kan
sudah kubilang kau tak perlu tahu alasannya."
Dalam
sekejap, tatapan mata Sai menajam. Ekspresi wajah informan terkejut.
"Kalau
begitu ya sudah. Aku mengerti."
Kemungkinan
akan memakan banyak waktu untuk menyelidiki orang-orang. Sai meninggalkan
beberapa pesan kepadanya, kemudian pria itu meninggalkan hutan. Sai juga
meninggalkan hutan, mulai berjalan pada rute menuju desa.
Ia melatih
informan itu, yang tak lain adalah muridnya. Namun, Sai merasa kalau usahanya
itu mungkin akan sia-sia.
Ketiga orang
itu merupakan penjahat kelas berat. Kalaupun sang informan berhasil mendapatkan
informasi tentang mereka, kemungkinannya sangat kecil informasi yang dibawa
berkaitan dengan insiden baru-baru ini. Namun Sai tetap melakukannya untuk
berjaga-jaga.
Daimyo yang
tengah bersantai diri diserang, sementara Dewan Terhormat diserang saat
melakukan pemeriksaan.
Kakashi
mengatakan bahwa sebertinya ini bukan kejahatan biasa. Sai setuju dengannya.
Sai menuju
ke pusat sumber data ANBU, di hari yang sama saat Sai menerima perintah rahasia
dari Kakashi. Dia mencoba menyelidiki dua insiden tersebut.
Saat itu,
Daimyo bahkan pergi dengan Kago. Saat mereka tiba dan selama insiden di onsen,
mereka berada di bawah pelindungan kuat dari ANBU. Musuh pastilah berada dekat
dengan pendamping daimyo yang sedang berendam di onsen tersebut. Segera setelah
itu, ada kunai yang terlempar ke arah mereka.
Soal Kunai,
Sai pikir itu adalah Kunai biasa. Karenajika Kunainya memiliki kertas peledak,
maka kerusakannya akan lebih serius.
Selama
pemeriksaan Dewan Terhormat, Homura juga di serang oleh penjahat. Meskipun
bukan ANBU, dia menggunakan dua shinobi pendamping.
Penjahatnya
adalah tiga orang pria bertopeng.
Salah
satunya menyerang Homura dengan pedang shinobi. Dia memberi Homura luka ringan.
Para
penjahat itu langsung melarikan diri. Si pendamping mengejar mereka, tapi penjahatnya
menyebar. Mereka tidak berhasil menangkap satu orangpun. Musuh yang melarikan
diri itu menggunakan mantel chakra berwarna violet.
Tampak
seolah-olah mereka sengaja menghindari pelacakan pengawal. Meskipun mereka
hanya membuat luka kecil pada Homura, namun ia tahu bahwa shinobi musuh cukup
kuat. Tujuan dan rencana musuh masih belum diketahui, namun keterampilan mereka
sebagai seorang shinobi sangatlah baik. Mereka hebat jika diperhatikan dengan
seksama.
Sebagai
shinobi kuat yang melakukan tindak pidana, sudah wajar kalau mereka terdaftar
di bagian Tehaikyoudou dari Buku-Buronan. Mata mereka melihat ke arah
kejahatan.
Itulah
sebabnya Sai menghubungi informan-nya. Mereka terdaftar dalam Buku-Buronan.
Diamenyuruh informannya untuk menyelidiki pergerakan mereka. Tentu saja, tidak
mudah untuk melakukan kontak dengan penjahat berkelas tinggi. Karena jelas,
orang-orang ini harus dipertimbangkan dengan cara berbeda, mereka pandai
menyelinap.
Akan tetapi,
para Personil ANBU mungkin sudah berada pada batasnya terhadap kerjasama
penyelidikan mereka. Selain itu, Kakashi telah memberikan perintah rahasia
kepada Sai. Jadi pastilah penjahatnya adalah orang lebih mencurigakan. Kakashi
merasa bahwa insiden itu dilakukan oleh orang misterius.
Sai berpikir
tentang perilaku sebelumnya.
Ada insiden
yang terjadi di onsen. Ada juga kejadian ketika Homura mencoba untuk pergi ke
tempat pelatihan. Haruskah aku menyelidikinya kesana? Atau haruskan aku melihat
kembali Buku-Buronan sekali lagi? Di saat yang bersamaan, ia merasakan
kehadiran di belakangnya. Sai masih berdiri disana.
Dia
menjauhkan diri dari hutan. Dia berada di sebidang tanah, lokasinya tidak
ramai. Dalam perjalanan, ada dinding beton yang berjejer di belakang pabrik.
Tidak ada seorangpun disana. Sai menunggu mereka datang. Mungkin saja para
musuh akan menunjukan diri.
Partarungan
segera terjadi. Sebuah shuriken melesat di belakangnya. Dia melompat kesamping
untuk menghindar sambil mengamati, dia sekarang tahu jumlah musuh.
Sekitar 20
meter, ada dua orang. Mereka mengenakan topeng hitam. Mereka bertopeng
penjahat, kemungkinan mereka adalah kelompotan yang menyerang Dewan Terhormat.
Kecuali dua orang, Sai tak tahu apakah ada teman musuh yang bersembunyi.
Mereka
datang mengejar Sai.
Salah satu
dari mereka melemparkan kunai ke arahnya. Disaat yang sama, musuh lain
bergerak. Dia memegang kunai dengan posisi terbalik. Kunai dilesatkan, tapi Sai
bisa menghindarinya. Sai mengatasinya dengan postur tubuhnya, ia kemudian
bersiap untuk menyerang balik. Aturan napasnya sesuai dengan sikapnya sekarang.
Sambil
menghindari kunai, Sai berusaha mendekati musuh lain. Ia melompat di belakang
musuh untuk menghindari serangan lain.
Saat
melompat, ia mempersiapkan gulungan dan kuas lukisnya.
Ninpou:
Choujuu Giga! (Gambar Tiruan Binatang Super)
Dia
memoleskan dua garis tinta, kemudian muncul lah Harimau hidup. Harimau tersebut
berlari kearah musuh.
"Sepertinya
cukup dengan ini saja." pikir Sai. Namun, dia salah.
Salah satu
Harimau yang dengan ganas menyerang musuh nampak tertikam oleh kunai, dan
seketika berubah menjadi percikan tinta. Harimau satunya mencoba menggigit
musuh, tapi mereka berhasil mengelak. Mereka malah menungganginya, kemudian
menusuknya dengan kunai di bagian kepala. Harimau kembali ke wujud tinta.
Sai
terkejut. Mereka ternyata kuat.
Musuh telah
mengalahkan Harimau nya. Mereka tak mau terus-terusan bersikap defensif. Mereka
mulai menyerang.
Satu orang
musuh melemparkan kunai dan shuriken. Sai berhasil mengelak. Musuh yang lain
terus melangkah.
Kombinasi
serangannya monoton, tapi tetap efektif. Sai masih belum melakukan serangan
balik.
Sai
melemparkan bom asap ke tanah.
"Boom!"
bom itu meledak, asap mulai menyebar.
Sai dengan
gesit melakukan bermanuver untuk keluar dari asap. Kemudian dia membuka
gulungan baru.
Asap semakin
menipis. Gerombolan musuh mempersiapkan kunai, mempersiapkan diri untuk
menyerang Sai.
Sai
menggambar harimau lagi, lalu berlari menuju lawan-lawannya. Gambaran Harimau
itu lebih kecil dari yang sebelumnya. Akan tetapi jumlahlnya ada 6.
Harimau-harimau
itu menundukkan kepalanya sambil berlari keluar. Mereka kemudian melompat
tinggi. Masing-masing dari mereka melakukan gerakan acak yang mengganggu musuh.
Karena
jumlah harimau nya lebih banyak, seolah-olah musuh nampak pesimis untuk
melawannya.
'Baiklah !'
Sai
melemparkan kunai dan shuriken dari tangannya.
"Akan
kumulai dari orang ini...."
Jaraknya
lebih dekat, kunai-kunai tersebut memberi tekanan lebih kepada musuh.
Namun
berikutnya, chakra musuh meningkat dua kali lipat. Chakra mereka nampak melebar
dan terbakar. Seperti mantel chakra yang menyelimuti tubuh mereka. Chakra musuh
meningkat drastis. Hanya dengan dua kali gedor, dua Harimau Sai dikembalikan ke
bentuk tinta.
Mata Sai
melebar.
Dilihat dari
pengeluaran chakranya yangdilakukan sesingkat ini. Dan dilihat dari jumlah
chakranya, bisa dibilang mereka sekelas Jounin. Sai heran chakra mereka
meningkat secara mendadak. Selain itu, tubuh mereka diselimuti oleh lapisan
chakra.
'Apa
itu... Ekor?'
Mantel
Chakra itu berwarna ungu. Dibagian pantat mereka, tumbuhlah ekor sekitar 30
sentimeter panjangnya.
Begitulah
yang bisa dia amati.
Mereka
menghindari serangan Harimau. Salah satu musuh kemudian mendekatkan diri dengan
Sai. Sekejap mata, mereka sudah mulai melakukan pertarungan jarak dekat, beradu
Taijutsu.
Mereka
berjibaku dalam tinjuan, tendangan, dan kunai.
Lawannya
tiba-tiba membungkukkan tubuhnya untuk menjegal Sai. Sai terkena pukulan lalu
terjatuh.
Musuh dengan
segera duduk di atas punggung Sai. Dia mengayunkan kunainya ke bawah. Sai tidak
bergerak meskipun dadanya tertembus Kunai. Dalam sekejap, tubuh Sai berubah
menjadi tinta. Mengorbankan bunshin tinta nya, Sai yang asli muncul. Dia
bergerak untuk melakukan serangan balik.
Sepakannya
mengenai target. Lawan terseret beberapa meter. Namun saat berhenti, musuh tak
melakukan serangan balik.
Musuh malah
berbalik dari arah Sai dan melompat pergi. Dia berusaha kabur. Karena chakra
nya telah meningkat, kecepatan juga meningkat.
'Haruskah
aku mengejarnya? Atau...'
Pandangan
Sai teralihkan oleh musuh lainnya.
Terlihat 4
harimau melawan 1 orang musuh. Tampaknya musuh yang satu ini sulit untuk kabur.
Namun, tampaknya musuh telah mengalahkan dua Harimau. Tersisa 2 Harimau yang
kini benar-benar menjaganya. Mantel chakra musuh sudah menghilang.
Sai
mengurungkan niatnya untuk mengejar musuh yang tadi kabur. Dia kemudian
mendekati mush yang sedang terkepung. Dia berdiri
menelungkup dengan wajah menghadap ke samping. Dia memancarkan suara kesakitan.
Mata musuh
yang mengintip melalui masker kemudian melotot kearah Sai. Namun, tatapan
matanya terpancar sedikit gentar.
"Siapa
kau?"Sai
bertanya, tapi musuh tak menjawab.
"Jujur,
kalau kau tak menjawab, siapkan penyembuhan
usai investigasi nanti. Pertimbangkanlah."
Sai berkata
hal demikian untuk memancingnya. Sebenarnya Sai tak punya tanggung jawab
melakukan apapun setelah inverstigasi. Hal tersebut bukanlah keputusan Sai.
"Be-
benarkah? ...."
Dengan suara
cadel pria itu bertanya ketakutan.
Lalu ia
mengeluarkan suaranya aneh, matanya terkupas lebar. Tak lama kemudian, seluruh
tubuhnya mulai mengejang. Dia agak merenggangkan kaki harimau yang menjepitnya.
"Ada
apa!"
Sai mengembalikan
harimau nya menjadi tinta. Dia kemudian berjongkok di samping pria itu.
Nafas pria
itu mendangkal dan menjadi lebih cepat. Dia mencoba mengatakan sesuatu. Namun, dia tidak bisa berbicara dan
hanya mengeluarkan suara tak jelas.
"Oi!"
Sai
berbicara, sambil menyentuh tubuh pria itu. Sai merasa bahwa kondisinya kritis.
Di leher pria itu ada pola yang tiba-tiba muncul. Pola tersebut mirip karakter
Sansekerta.
'Gawat.
Orang ini akan'
Sai segera
melompat kembali menjauh dari pria itu. Tak lama kemudian, tubuh pria itu
meledak. Darah, daging, dan tulang berserakan. Pria itu tewas seketika.
Sai mendarat
dengan nafas tenang.
Saat shinobi
jatuh ke tangan musuh, itu sudah biasa mereka akan bunuh diri.
Mereka bunuh
diri karena tahu akan dilakukan penyiksaan dan membongkar rahasianya dengan
Doujutsu. Mereka melakukannya untuk menghindari kebocoran informasi dari
tubuhnya sendiri. Meskipun sudah mati, mereka takut mayat mereka sendiri akan
diotopsi. Itulah kenapa mereka memilih mati dengan cara diledakan.
"Seperti
dugaanku." pikir Sai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar