Novel Sakura Hiden Chapter 2 Part 1 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Selasa, 26 April 2016

Novel Sakura Hiden Chapter 2 Part 1

"Jadi aku harus menyelidiki orang-orang ini?"

 

Sai menyerahkan catatan pengingat kepada seorang pria. Informan berbicara sambil memegang memo itu. Kepalanya gundul, begitu juga dengan alisnya. Karenanya, usia pria tersebut sulit ditebak. Sebenarnya, Sai juga tak tahu berapa usia pria itu.

 

Mereka berada di dalam hutan di pinggiran desa. Tanah sekitar mereka diterpa sinar matahari yang tersaring pepohonan.

 

"Ya benar." Sai meresponnya dengan mengangguk.

 

"....Tenzen, Nukenin dari Kiri (desa kabut), Genba dari klan Tamanuki, Lalu Baraki, pemimpin kelompok kejahatan bernama 'Bou'. Sulit sekali mencari jejak mereka. Mereka bukan hanya orang-orang penting berkelas tinggi dari Tehaikyoudo, kan? "

 

Informan selesai berbicara. Di dekatnya, ada sungai yang mengalir. Karena suara aliran, suaranya takkan terdengar dari jauh.

 

"Untuk saat ini, aku ini kau mendapatkan kontak dengan tiga orang tersebut. Kegiatan seperti apa yang sedang mereka lakukan? Informasi-informasi kecil juga sangat dibutuhkan. Aku ingin kau pergi mengumpulkan informasi tentang mereka. "

 

"Dimengerti."

 

"Kau ingat nama-nama tiga orang itu kan?"

 

Informan itu mengangguk. Sai membuat segel sederhana dengan satu tangan.

 

Sang Informan masih memegang memo di tangannya. Tulisan dalam memo tersebut kemudian tampak menguap lalu lenyap. Catatan-catatan itu ditulis dengan tinta khusus milik Sai.

 

"Tapi sekali lagi, kenapa kau ingin menyelidiki gerakan mereka?"

 

"Kau tak perlu tahu alasannya."

 

"Seperti biasa, apa ini ada kaitannya dengan insiden penyerangan Homura-sama dari Dewan Terhormat?"

 

Sai memandang wajah sang informan. Dia tersenyum tipis.

 

"Kau tak boleh tahu terlalu banyak."

 

"Karena itu adalah sumber penghidupan kami, baiklah... Jadi orang-orang yang kita bicarakan ini, ada yang di curigai ya?"

 

"Kan sudah kubilang kau tak perlu tahu alasannya."

 

Dalam sekejap, tatapan mata Sai menajam. Ekspresi wajah informan terkejut.

 

"Kalau begitu ya sudah. Aku mengerti."

 

Kemungkinan akan memakan banyak waktu untuk menyelidiki orang-orang. Sai meninggalkan beberapa pesan kepadanya, kemudian pria itu meninggalkan hutan. Sai juga meninggalkan hutan, mulai berjalan pada rute menuju desa.

 

Ia melatih informan itu, yang tak lain adalah muridnya. Namun, Sai merasa kalau usahanya itu mungkin akan sia-sia.

 

Ketiga orang itu merupakan penjahat kelas berat. Kalaupun sang informan berhasil mendapatkan informasi tentang mereka, kemungkinannya sangat kecil informasi yang dibawa berkaitan dengan insiden baru-baru ini. Namun Sai tetap melakukannya untuk berjaga-jaga.

 

Daimyo yang tengah bersantai diri diserang, sementara Dewan Terhormat diserang saat melakukan pemeriksaan.

 

Kakashi mengatakan bahwa sebertinya ini bukan kejahatan biasa. Sai setuju dengannya.

 

Sai menuju ke pusat sumber data ANBU, di hari yang sama saat Sai menerima perintah rahasia dari Kakashi. Dia mencoba menyelidiki dua insiden tersebut.

 

Saat itu, Daimyo bahkan pergi dengan Kago. Saat mereka tiba dan selama insiden di onsen, mereka berada di bawah pelindungan kuat dari ANBU. Musuh pastilah berada dekat dengan pendamping daimyo yang sedang berendam di onsen tersebut. Segera setelah itu, ada kunai yang terlempar ke arah mereka.

 

Soal Kunai, Sai pikir itu adalah Kunai biasa. Karenajika Kunainya memiliki kertas peledak, maka kerusakannya akan lebih serius.

 

Selama pemeriksaan Dewan Terhormat, Homura juga di serang oleh penjahat. Meskipun bukan ANBU, dia menggunakan dua shinobi pendamping.

 

Penjahatnya adalah tiga orang pria bertopeng.

 

Salah satunya menyerang Homura dengan pedang shinobi. Dia memberi Homura luka ringan.

 

Para penjahat itu langsung melarikan diri. Si pendamping mengejar mereka, tapi penjahatnya menyebar. Mereka tidak berhasil menangkap satu orangpun. Musuh yang melarikan diri itu menggunakan mantel chakra berwarna violet.

 

Tampak seolah-olah mereka sengaja menghindari pelacakan pengawal. Meskipun mereka hanya membuat luka kecil pada Homura, namun ia tahu bahwa shinobi musuh cukup kuat. Tujuan dan rencana musuh masih belum diketahui, namun keterampilan mereka sebagai seorang shinobi sangatlah baik. Mereka hebat jika diperhatikan dengan seksama.

 

Sebagai shinobi kuat yang melakukan tindak pidana, sudah wajar kalau mereka terdaftar di bagian Tehaikyoudou dari Buku-Buronan. Mata mereka melihat ke arah kejahatan.

 

Itulah sebabnya Sai menghubungi informan-nya. Mereka terdaftar dalam Buku-Buronan. Diamenyuruh informannya untuk menyelidiki pergerakan mereka. Tentu saja, tidak mudah untuk melakukan kontak dengan penjahat berkelas tinggi. Karena jelas, orang-orang ini harus dipertimbangkan dengan cara berbeda, mereka pandai menyelinap.

 

Akan tetapi, para Personil ANBU mungkin sudah berada pada batasnya terhadap kerjasama penyelidikan mereka. Selain itu, Kakashi telah memberikan perintah rahasia kepada Sai. Jadi pastilah penjahatnya adalah orang lebih mencurigakan. Kakashi merasa bahwa insiden itu dilakukan oleh orang misterius.

 

Sai berpikir tentang perilaku sebelumnya.

 

Ada insiden yang terjadi di onsen. Ada juga kejadian ketika Homura mencoba untuk pergi ke tempat pelatihan. Haruskah aku menyelidikinya kesana? Atau haruskan aku melihat kembali Buku-Buronan sekali lagi? Di saat yang bersamaan, ia merasakan kehadiran di belakangnya. Sai masih berdiri disana.

 

Dia menjauhkan diri dari hutan. Dia berada di sebidang tanah, lokasinya tidak ramai. Dalam perjalanan, ada dinding beton yang berjejer di belakang pabrik. Tidak ada seorangpun disana. Sai menunggu mereka datang. Mungkin saja para musuh akan menunjukan diri.

 

Partarungan segera terjadi. Sebuah shuriken melesat di belakangnya. Dia melompat kesamping untuk menghindar sambil mengamati, dia sekarang tahu jumlah musuh.

 

Sekitar 20 meter, ada dua orang. Mereka mengenakan topeng hitam. Mereka bertopeng penjahat, kemungkinan mereka adalah kelompotan yang menyerang Dewan Terhormat. Kecuali dua orang, Sai tak tahu apakah ada teman musuh yang bersembunyi.

 

Mereka datang mengejar Sai.

 

Salah satu dari mereka melemparkan kunai ke arahnya. Disaat yang sama, musuh lain bergerak. Dia memegang kunai dengan posisi terbalik. Kunai dilesatkan, tapi Sai bisa menghindarinya. Sai mengatasinya dengan postur tubuhnya, ia kemudian bersiap untuk menyerang balik. Aturan napasnya sesuai dengan sikapnya sekarang.

 

Sambil menghindari kunai, Sai berusaha mendekati musuh lain. Ia melompat di belakang musuh untuk menghindari serangan lain.

 

Saat melompat, ia mempersiapkan gulungan dan kuas lukisnya.

 

Ninpou: Choujuu Giga! (Gambar Tiruan Binatang Super)

 

Dia memoleskan dua garis tinta, kemudian muncul lah Harimau hidup. Harimau tersebut berlari kearah musuh.

 

"Sepertinya cukup dengan ini saja." pikir Sai. Namun, dia salah.

 

Salah satu Harimau yang dengan ganas menyerang musuh nampak tertikam oleh kunai, dan seketika berubah menjadi percikan tinta. Harimau satunya mencoba menggigit musuh, tapi mereka berhasil mengelak. Mereka malah menungganginya, kemudian menusuknya dengan kunai di bagian kepala. Harimau kembali ke wujud tinta.

 

Sai terkejut. Mereka ternyata kuat.

 

Musuh telah mengalahkan Harimau nya. Mereka tak mau terus-terusan bersikap defensif. Mereka mulai menyerang.

 

Satu orang musuh melemparkan kunai dan shuriken. Sai berhasil mengelak. Musuh yang lain terus melangkah.

 

Kombinasi serangannya monoton, tapi tetap efektif. Sai masih belum melakukan serangan balik.

 

Sai melemparkan bom asap ke tanah.

 

"Boom!" bom itu meledak, asap mulai menyebar.

 

Sai dengan gesit melakukan bermanuver untuk keluar dari asap. Kemudian dia membuka gulungan baru.

 

Asap semakin menipis. Gerombolan musuh mempersiapkan kunai, mempersiapkan diri untuk menyerang Sai.

 

Sai menggambar harimau lagi, lalu berlari menuju lawan-lawannya. Gambaran Harimau itu lebih kecil dari yang sebelumnya. Akan tetapi jumlahlnya ada 6.

 

Harimau-harimau itu menundukkan kepalanya sambil berlari keluar. Mereka kemudian melompat tinggi. Masing-masing dari mereka melakukan gerakan acak yang mengganggu musuh.

 

Karena jumlah harimau nya lebih banyak, seolah-olah musuh nampak pesimis untuk melawannya.

 

'Baiklah !'

 

Sai melemparkan kunai dan shuriken dari tangannya.

 

"Akan kumulai dari orang ini...."

 

Jaraknya lebih dekat, kunai-kunai tersebut memberi tekanan lebih kepada musuh.

 

Namun berikutnya, chakra musuh meningkat dua kali lipat. Chakra mereka nampak melebar dan terbakar. Seperti mantel chakra yang menyelimuti tubuh mereka. Chakra musuh meningkat drastis. Hanya dengan dua kali gedor, dua Harimau Sai dikembalikan ke bentuk tinta.

 

Mata Sai melebar.

 

Dilihat dari pengeluaran chakranya yangdilakukan sesingkat ini. Dan dilihat dari jumlah chakranya, bisa dibilang mereka sekelas Jounin. Sai heran chakra mereka meningkat secara mendadak. Selain itu, tubuh mereka diselimuti oleh lapisan chakra.

 

'Apa itu... Ekor?'

 

Mantel Chakra itu berwarna ungu. Dibagian pantat mereka, tumbuhlah ekor sekitar 30 sentimeter panjangnya.

 

Begitulah yang bisa dia amati.

 

Mereka menghindari serangan Harimau. Salah satu musuh kemudian mendekatkan diri dengan Sai. Sekejap mata, mereka sudah mulai melakukan pertarungan jarak dekat, beradu Taijutsu.

 

Mereka berjibaku dalam tinjuan, tendangan, dan kunai.

 

Lawannya tiba-tiba membungkukkan tubuhnya untuk menjegal Sai. Sai terkena pukulan lalu terjatuh.

 

Musuh dengan segera duduk di atas punggung Sai. Dia mengayunkan kunainya ke bawah. Sai tidak bergerak meskipun dadanya tertembus Kunai. Dalam sekejap, tubuh Sai berubah menjadi tinta. Mengorbankan bunshin tinta nya, Sai yang asli muncul. Dia bergerak untuk melakukan serangan balik.

 

Sepakannya mengenai target. Lawan terseret beberapa meter. Namun saat berhenti, musuh tak melakukan serangan balik.

 

Musuh malah berbalik dari arah Sai dan melompat pergi. Dia berusaha kabur. Karena chakra nya telah meningkat, kecepatan juga meningkat.

 

'Haruskah aku mengejarnya? Atau...'

 

Pandangan Sai teralihkan oleh musuh lainnya.

 

Terlihat 4 harimau melawan 1 orang musuh. Tampaknya musuh yang satu ini sulit untuk kabur. Namun, tampaknya musuh telah mengalahkan dua Harimau. Tersisa 2 Harimau yang kini benar-benar menjaganya. Mantel chakra musuh sudah menghilang.

 

Sai mengurungkan niatnya untuk mengejar musuh yang tadi kabur. Dia kemudian mendekati mush yang sedang terkepung. Dia berdiri menelungkup dengan wajah menghadap ke samping. Dia memancarkan suara kesakitan.

 

Mata musuh yang mengintip melalui masker kemudian melotot kearah Sai. Namun, tatapan matanya terpancar sedikit gentar.

 

"Siapa kau?"Sai bertanya, tapi musuh tak menjawab.

 

"Jujur, kalau kau tak menjawab, siapkan        penyembuhan usai investigasi nanti. Pertimbangkanlah."

 

Sai berkata hal demikian untuk memancingnya. Sebenarnya Sai tak punya tanggung jawab melakukan apapun setelah inverstigasi. Hal tersebut bukanlah keputusan Sai.

 

"Be- benarkah? ...."

 

Dengan suara cadel pria itu bertanya ketakutan.

 

Lalu ia mengeluarkan suaranya aneh, matanya terkupas lebar. Tak lama kemudian, seluruh tubuhnya mulai mengejang. Dia agak merenggangkan kaki harimau yang menjepitnya.

 

"Ada apa!"

 

Sai mengembalikan harimau nya menjadi tinta. Dia kemudian berjongkok di samping pria itu.

 

Nafas pria itu mendangkal dan menjadi lebih cepat. Dia mencoba mengatakan sesuatu. Namun, dia tidak bisa berbicara dan hanya mengeluarkan suara tak jelas.

 

"Oi!"

 

Sai berbicara, sambil menyentuh tubuh pria itu. Sai merasa bahwa kondisinya kritis. Di leher pria itu ada pola yang tiba-tiba muncul. Pola tersebut mirip karakter Sansekerta.

 

'Gawat. Orang ini akan'

 

Sai segera melompat kembali menjauh dari pria itu. Tak lama kemudian, tubuh pria itu meledak. Darah, daging, dan tulang berserakan. Pria itu tewas seketika.

 

Sai mendarat dengan nafas tenang.

 

Saat shinobi jatuh ke tangan musuh, itu sudah biasa mereka akan bunuh diri.

 

Mereka bunuh diri karena tahu akan dilakukan penyiksaan dan membongkar rahasianya dengan Doujutsu. Mereka melakukannya untuk menghindari kebocoran informasi dari tubuhnya sendiri. Meskipun sudah mati, mereka takut mayat mereka sendiri akan diotopsi. Itulah kenapa mereka memilih mati dengan cara diledakan.

 

"Seperti dugaanku." pikir Sai.

 

Lanjut Chapter 2 Part 2 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar