Temari berdiri di belakang Gaara, melihat rambut crimson-nya yang bergoyang tertiup angin. Saat melihatnya, ia berpikir pada dirinya betapa adiknya telah tumbuh menjadi orang yang hebat.
Mereka berdiri di atas sebuah bukit, melihat pemandangan indah Suna dari atas. Orang-orang di desa menyebutnya
“tempat membaca angin” karena angin tak pernah berhenti berhembus di atas sini, sepanjang tahun. Temari tahu bahwa hanya Gaara lah yang datang kemari untuk menikmati pemandangan desa meskipun angin berhembus kencang.
“Apa kau membutuhkan sesuatu, nee-san?” Tanya Gaara. Ia menolehkan kepalanya untuk melihat Temari, dan Temari dapat melihat huruf kanji Ai yang berarti ‘Cinta’ tertato di dahinya.
Beberapa tahun lalu, siapapun yang mendengar nama 'Gaara', akan bergidik ketakutan. Tapi lihatlah adik kecilnya sekarang. Ia merupakan pemimpin Suna, dan menjadi orang yang berpengaruh dalam aliansi yang mempersatukan seluruh shinobi. Gaara telah menjadi seseorang yang sangat dibutuhkan di Dunia Shinobi.
Itu semua berkat Naruto.
Gaara memiliki bijuu dalam tubuhnya sejak lahir, sepanjang masa kecilnya. Ia dulu meyakini satu hal: 'mencintai diri sendiri' dan menjadikan seluruh dunia musuhnya, tak membiarkan seseorang pun mendekatinya. Gaara yang dulu tak pernah membiarkan kakak perempuannya, Temari, atau kakak laki-lakinya, Kankurou, mendekati apalagi memasuki hatinya. Meskipun ia tak menyatakan hal itu terang-terangan, seluruh tubuhnya, sikapnya saat kehilangan dirinya, yang bergolak haus akan darah, semua yang ia lakukan men–transmisi-kan kata-kata itu dengan jelas.
Naruto adalah satu-satunya yang mampu menggapai Gaara.
Naruto tak bisa mengabaikan Gaara begitu saja, bukan saat ia merupakan jinchuuriki yang hidup dengan kehidupan yang sama sepertinya. Setelah bertukar serangan dalam pertempuran yang melewati batas manusia normal, keduanya perlahan memahami satu sama lain. Saat bijuu dalam tubuh Gaara dikeluarkan oleh Akatsuki dan ia berada pada ambang kematian, Naruto memompakan chakranya sebanyak mungkin pada Gaara, tanpa ragu sedikitpun. Gaara telah menganggapnya sebagai ‘teman’.
Gaara telah berubah sejak ia bertemu Naruto, sifat Gaara yang dingin lenyap. Cara ia berbicara dan memperlakukan Temari dan Kankurou berubah. Sikapnya pada desa berubah. Perasaannya kepada semua orang di desa berubah.
Dan pada akhirnya, Gaara diakui oleh semua orang.
Temari sangat berterima kasih pada Naruto karena hal itu. Ia berpikir bahwa desa Konohamerupakan desa yang menyenangkan. Penduduk desa mereka memiliki kebanggaan yang besarsebagai shinobi, dan sebagian besar dari mereka merupakan orang-orang yang berpikir logis.
Tiba-tiba, wajah pria itu melintas di pikirannya. Ada rasa sakit yang menyengat dada Temari, dan dengan kesal ia mendecakkan lidahnya.
“Apa ada masalah, neesan?”
“Eh? Tidak…”
Gaara menatap ke arahnya, memandang dengan khawatir. Temari dapat merasakankekhawatirannya yang besar, dan ia mengalihkan pandangan darinya.
Di desa Suna air selalu kering. Karena berada di tengah-tengah gurun, desa itu tak pernah dituruni hujan. Pasir selalu bercampur dengan angin.
“Ada butiran debu yang masuk ke mataku, itu saja.”
“Itu hal yang langka.” Gaara berkata dengan lembut.
“Hal itu tak biasa terjadi padamu,neesan.”
“I- iya, benar…”
Orang-orang yang terlahir di Suna secara alami beradaptasi dengan pasir dan anginnya, mereka terbiasa menghadapi hal tersebut. Meskipun saat badai pasir, tak seorang ninja Suna pun yang matanya akan terasa perih karena pasir.
Kalimat Temari tentang ‘butiran debu memasuki matanya’ jelas-jelas adalah sebuah kebohongan dan alasan.
“Shikamaru…” Gaara tiba-tiba menyebukan nama pria itu, dan Temari sedang lengah sehingga ia tak dapat menahan dirinya yang menjadi kaku.
Meskipun tubuh kakaknya menjadi kaku layaknya sedang menghadapi musuh, Gaara tak mengatakan apapun tentang sikap tubuhnya yang tiba-tiba itu, dan berbicara seolah tak terjadi apa-apa.
“Aku merasa belakangan ini ia bersikap aneh. Terakhir aku melihatnya di Markas Besar, tampaknya hatinya tak berada dalam tindakannya. Aku merasa ia bekerja terlalu keras.”
“Kau berpikir begitu juga, huh.” Ucap Temari.
Gaara mengangguk. “Dulu aku tak peduli terhadap orang lain, namun sekarang aku sangat berhati-hati dalam memperhatikan penampilan dan sikap orang lain. Mungkin karena itulah aku peka terhadap pergerakan hati seseorang.”
Tentu saja, adik laki-lakinya pada dasarnya adalah orang yang sangat serius. Sekali ia yakin bahwa ia harus melakukan sesuatu, ia akan melakukannya dengan bersungguh-sungguh. Itu semua karena ia telah membuka hati sepenuhnya terhadap orang lain.
Bukanlah hal yang mengejutkan jika adiknya dapat menyadari berubahan kecil dari sikap Shikamaru ketika ia sangat berhati-hati dalam membaca sikap orang lain.
“Ia menyembunyikan sesuatu.”
“Mm…” Temari bersuara tanda setuju.
“Ia merupakan orang yang paling serius memikirkan seluruh masa depan Persatuan dan shinobi dari yang lain.” Ucap Gaara.
“Aku yakin ia tak akan melakukan hal yang membahayakan Persatuan.”
Gaara merujuk pada fakta bahwa setiap desa yang berpartisipasi dalam Persatuan Shinobi memiliki kewajiban untuk melaporkan setiap masalah baik di luar maupun di dalam yurisdiksi mereka. Ia juga merujuk pada fakta bahwa ia dan Temari menyadari Shikamaru enggan melaporkan situasi yang terjadi di Konoha. Situasi apapun yang membuatnya bertindak seperti itu adalah situasi yang tampaknya mempengaruhi seluruh desa shinobi.
“Apa kau tau apa yang kira-kira ia sembunyikan, neesan?”
“Aku harap aku tahu.”
Wajar jika Gaara bertanya padanya. Temari adalah orang yang paling sering bekerja sama dengan Shikamaru dalam Persatuan Shinobi.
“Bukannya aku tak memiliki pemikiran tentang hal itu…” Ucap Temari.
“Hanya saja aku tak yakinapakah aku benar.”
Gaara mengangguk, mendengar dalam diam.
“Ia sedang serius menyelidiki shinobi yang hilang dalam perang, dan kasus missing-nin yang baru-baru ini terjadi.”
Setelah Temari menjawab, Gaara mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah desa lagi. Sebuah alur muncul diantara alisnya.
Ia sedang berpikir.
Angin tiba-tiba berhembus. Butiran pasir menggores dahi mereka, rasa sakit yang terasa familiar.
“Mari kita tanyakan pada Naruto.” Gaara bergumam.
“Bersediakah kau, neesan?”
“Baiklah.” Temari terkejut dengan betapa cemasnya suara yang ia dengar.
“Tentu saja, kau juga harus bertanya pada Kakashi, tapi ia pasti akan enggan menjawab, jadi pertama-tama tanyakan pada Naruto tentang Shikamaru.” Ucap Gaara,
“Jika ternyata Shikamaru sedang berada dalam situasi berbaya, maka kita paling tidak harus mencoba menyelamatkannya dengan segala kekuatan yang kita miliki. Jika kau merasa membutuhkan shinobi Suna, bawalah mereka sebanyak yang kau butuhkan.”
“…Shikamaru adalah shinobi dari Konoha, kau tahu?”
“Kita sudah lama melewati era dimana kita mempedulikan tentang ‘Shinobi Suna’ atau ‘Shinobi Konoha’. Ia adalah pria yang penting dalam Persatuan shinobi. Wajar jika kita harus membantunya.”
“…Terima kasih.”
“Ini bukan sesuatu yang perlu kau terima kasihkan padaku, neesan.”
Setetes air mata yang berhasil lolos mengalir di pipi Temari. Menyekanya dengan tak sabar, ia melihat ke arah adiknya dengan seringai yang lebar.
“Entah kenapa, hari ini butiran pasir terus-menerus masuk ke mataku.”
⁰â‚’⁰
⁰â‚’⁰
Mau saran aja nih, kalau bisa cantumkan referensi pengambilan terjemahannya
BalasHapus