PERBEDAAN SETIAP ORANG
Hari terakhir ujian dimulai dan
tidak seperti saat di pulau tak berpenghuni, waktu berlalu dengan cepat di
kapal mewah. Selanjutnya, setiap hari selama dua jam waktu diskusi berlalu
tanpa banyak pembahasan yang sebenarnya sedang dibahas.
Sementara itu, baik itu rencana
melawan Ryuuen dan rencana benteng Katsuragi berjalan seperti biasanya,
Ichinose Honami dari Kelas B menghabiskan waktunya tanpa bisa menghadapi
serangan balasan melawan strategi tersebut.
"Waah, aku menariknya lagi, apa
mungkin aku payah di old maid?"
Ichinose mengatakan hal itu sambil
mengeluarkan kartu di tangannya di hadapanku.
Meskipun saat ini adalah waktu
diskusi kelima yang kami miliki, Ichinose sekali lagi menyarankan untuk bermain
kartu. Aku akan mempertanyakan pendekatan ini, tetapi sepertinya tidak ada seorang
pun di Kelas A yang bersedia muncul untuk berdikusi sehingga hanya ada sekelompok
kecil orang yang berpikir akan lebih baik jika bermain daripada menghabiskan
waktu tanpa tujuan dan bergabung di dalam permainan kartu.
Hubungan Manabe dan yang lainnya dengan
Karuizawa sedikit mengkhawatirkan, tetapi sepertinya efek dari pengiriman
foto-fotonya berhasil dengan sangat baik dan sekarang, mereka mematuhi perintah
untuk menjauhinya. Karuizawa juga percaya akan hal tersebut dan bersikap normal
seperti biasanya.
Di sisi lain, jika melihat dari
sudut pandang Manabe, orang misterius yang mengirim chat tersebut mungkin
adalah aku atau Yukimura yang muncul di dalam insiden di tangga darurat. Aku
menambahkan pada chat yang aku terima bahwa itu dari teman sekelasnya, tetapi
sudah jelas bahwa salah satu dari dua orang yang ada di sana sudah pasti adalah
orang yang memotretnya.
Entah hal itu atau foto-foto mereka sudah dipastikan disebarkan
oleh orang misterius yang memulai chat tersebut sebagai sesuatu yang menarik.
Manabe pasti sudah mendapat pemikiran semacam ini dari semua kejadian itu.
Selama dia tidak bisa memastikan
dengan pasti bahwa akulah yang bertanggung jawab atas semuanya, dia tidak bisa mengambil
tindakan terhadapku karena tidak ada gunanya mencari tahu identitas seseorang
yang memotret kejadian itu.
"Apa aku boleh berhenti di sini seperti ini?
..."
Yukimura berbicara sementara duduk
di sampingku dengan ekspresi yang suram dan depresi.
"Kau terlihat murung,
Yukimura-kun. ini adalah tempat dimana kau bisa memainkan hati mu dan
mengeluarkan amarahmu. Pertandingan ulang. Pertandingan ulang!”
T/N: Tidak yakin ini hati (perasaan) atau kartu wajik hati? Tapi kayanya itu adalah kartu wajik heart.
T/N: Tidak yakin ini hati (perasaan) atau kartu wajik hati? Tapi kayanya itu adalah kartu wajik heart.
"Aku akan melewatkannya,
lagipula aku juga tidak bisa menikmatinya, yang lebih penting, apa ini
baik-baik saja, Ichinose-san? Mengakhiri ujian seperti ini, aku pikir kau lah
yang memegang kendali di kelompok ini dan membimbing kami semua selama diskusi"
Yukimura bertanya kepada Ichinose.
Dan untuk menanggapi hal
tersebut, Ichinose yang tangannya memegang kartu, berhenti untuk sementara.
"Bukankah itu terlalu cocok
untuk dirimu sendiri, Yukimura-kun? Jika kau benar-benar ingin menang, jangan
mengandalkan orang lain untuk melakukannya untukmu dan gunakan kekuatanmu
sendiri untuk menang"
"... aku sangat mengerti itu,
aku mengerti"
Fakta bahwa dia tidak mampu
memiliki tanggung jawab itu di dalam dirinya, aku yakin Yukimura juga menyadari
fakta tersebut, tetapi meski tahu, aku pikir dia masih ingin mengubah suasana
pasrah ini.
Yukimura yang memegang nilai
tinggi akan menjadi salah satu yang paling bisa diandalkan jika ujian itu murni
mengukur kepintaran akademis kami. Tetapi hanya karena kau berbakat secara
akademis, itu tidak selalu berarti membangkitkan semangat orang-orang. Bukan
berarti mereka bisa menemukan ide yang baru begitu saja. Ada hal-hal di dunia
yang tidak bisa dilakukan hanya dengan menghafal kata dan rumus.
Selama liburan musim panas, ada dua
ujian khusus yang kami hadapi, bahkan Horikita terpaksa menghadapi ketidakberdayaannya
dalam menghadapi hal tersebut.
Aku bertanya-tanya apakah di dalam
kebuntuan situasi ini, Ichinose, Machida dan yang lainnya juga merasakan kejengkelan
ini.
Bagaimana pun, bahkan dengan
frustrasi itu, selama hal itu tidak berakhir dengan menghancurkan semangatmu,
akhirnya itu bisa digunakan untuk kekuatanmu.
⁰â‚’⁰
"Dan dengan pertemuan
berikutnya, ujian ini akan selesai. Bagaimana dengan keadaan di sisimu,
Ayanokouji-kun?"
Aku mengadakan pertemuan terakhir
dengan Horikita. Dunia luar sudah terbungkus oleh kegelapan. Catatan
pembicaraan kami tetap ada di dalam Chat. Untuk menghindarinya, saat ini kami bertemu secara langsung.
"Tidak ada perubahan yang
spesial di sisiku, sepertinya target kami akan lolos dengan selamat. Bagaimana
denganmu?"
Aku pikir aku tidak bisa berharap
banyak kepada Horikita, namun...
"Aku akan menang"
Jawabnya singkat seperti itu.
"Jadi kau sudah menemukan ‘target’?"
"Aku tidak tahu siapa yang
mendengarkan kita, jadi aku tidak bisa menceritakan rinciannya, tapi aku tidak
keberatan jika kau percaya kepadaku, semuanya akan berjalan dengan lancar"
Dari Hirata, aku sudah pernah
mendengar bahwa "target" kelompok Naga itu adalah Kushida. Tentu
saja, aku yakin Ryuuen dan Kanzaki sudah melakukan segalanya dengan kekuatan
mereka untuk menjebaknya. Tetapi sepertinya Horikita telah berhasil berlayar
menuju keselamatan dan bertahan.
Jika dia bisa dipercayai, aku
yakin tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kau hanya perlu menunggu 500.000
poin untuk digulirkan di kemudian hari. Hal ini bahkan bisa digambarkan sebagai
kemenangan yang pasti bagi kami dalam masalah tersebut.
"Apa kau mungkin ingin
berkonsultasi denganku?" dia bertanya.
"Tidak usah, kau bisa
membuat pergerakan apapun yang kau suka"
Bahkan jika dia bercerita tentang
kelompok (Naga), sepertinya aku tidak bisa berbuat banyak untuk membantunya.
"Jadi, kau bilang kau ingin
berbicara denganku tentang sesuatu, apa itu? Aku ingin menghindari kontak yang
ceroboh jika itu memungkinkan" kata Horikita kepadaku.
Mungkin dia mewaspadai keberadaan
Ryuuen yang sudah menguntit Horikita... mungkin. Aku tidak bisa merasakan
kebaikan apapun dari sikapnya, tapi itu akan merepotkanku bahkan jika Horikita
tiba-tiba bersikap baik kepadaku.
"Kau tidak boleh takut
dengan tatapan Ryuuen selamanya, kau tahu"
"Dilihat dari nada itu,
bisakah aku menganggap bahwa kau memiliki rencana?"
Tetapi sepertinya dia tidak banyak
berharap kepadaku karena dia terlihat terkejut saat aku mengangguk menanggapi
hal itu.
"Aku sudah menarik Hirata ke
pihakku, aku percaya aku bisa membangun hubungan kerja sama dengannya di masa
depan"
"Aku benar-benar tidak menginginkan
semua itu" jawabnya.
"Baiklah, aku tidak akan
memintamu terlibat dengan Hirata secara pribadi, aku akan menangani pembicaraan
dengan Hirata sehingga itu akan sesuai dengan langkahku"
"...Aku tidak suka ini, aku
tidak suka kau seperti bergerak di belakang punggungku" kata Horikita
Aku sudah menduga dia akan mengatakan
sesuatu seperti ini.
"Kalau begitu tunjukkan
wajahmu saat kita membahasnya nanti. Bahkan jika kau tidak bisa memaksakan diri
untuk mengatakan sesuatu, kau bisa mengikuti diskusi sehingga tidak ada masalah
di sana, benarkan?" Tanyaku padanya
"Aku rasa begitu"
Dia merasa tidak puas, tetapi
jika aku memberi Horikita pilihan untuk berpartisipasi atau tidak
berpartisipasi, dia tidak bisa menolaknya. Lagipula, keberadaan Hirata adalah sebuah
keuntungan bagi kelas dan setelah melihat kepemimpinannya di pulau tak
berpenghuni, Horikita pasti akan memahaminya juga.
"Termasuk Hirata, ada seseorang
yang ingin aku perkenalkan. Tolong luangkan waktumu sebelum ujian selesai"
kataku.
"Aku masih tidak
menyukainya, jangan ikut sertakan lebih banyak orang dari yang dibutuhkan"
"Tolong pertimbangkan jika
itu adalah konsekuensimu yang berdiri di garis depan. Selain itu, orang
tersebut pasti akan berguna bagi kita"
"Aku pikir kurang lebih aku
mengerti apa yang sedang terjadi... tapi baiklah. Kita akan bertemu di sini
tepat setelah ujian berakhir,"
Setelah menukar janji itu, aku
melihat jam di ponselku. Diskusi terakhir akan berlangsung dalam 30 menit.
"Dalam ujian ini, aku
bertanya-tanya, seberapa banyak kelompok yang akan diselesaikan oleh
pengkhianat?"
"Aku juga ingin tau. Aku
terkejut jika ujian kelompok Sapi tiba-tiba berakhir, tapi aku ragu hal seperti
itu akan terulang. Aku pikir hasil yang paling mungkin adalah ‘target’ yang
lolos saat ujian hampir selesai"
"Sudah kuduga, aku juga
berpikir seperti itu"
Dan sebentar, Horikita
mengalihkan pandangannya. Itu adalah gerakan tidak sadar yang manusia buat saat
mereka mengkhawatirkan sesuatu.
"Ada apa?"
"Tidak ada, hanya saja, aku
hanya merasakan sesuatu yang salah dengan cara ujian ini berkembang, tetapi
seharusnya tidak ada kesalahan, aku pasti tidak akan kalah"
Sepertinya beberapa kecemasan
yang dia simpan di dalam dirinya sedikit bocor. Bahkan jika aku menawarkan
kalimat dukungan, aku yakin dia akan menganggapnya sebagai masalah yang tidak
penting. Jadi aku memutuskan untuk diam saja.
⁰â‚’⁰
Anggota kelompok (Kelinci), tanpa
harus mendekat untuk mencari solusi di dalam ujian, ujian sudah memasuki
diskusi yang keenam dan yang terakhir.
Karena aku ingin mempertimbangkan
ideku dengan tenang dan rasional untuk sementara waktu, aku memutuskan untuk
meninggalkan ruangan Hirata dan yang lainnya dan mulai menuju ruang diskusi
kelompok.
Karena masih tersisa sekitar 30
menit sampai dimulainya diskusi, jelas tidak ada yang akan datang ke sana.
Tetapi, harapan itu terabaikan
oleh kehadiran seseorang yang tak terduga...
"... Seseorang yang sudah
datang duluan, ya?"
Itu merupakan sosok seorang
perempuan yang tidur di lantai di sebuah ruangan saat tidak ada seorang pun
yang seharusnya berada di sana. Meski begitu, aku bertanya-tanya kenapa roknya
sangat menggelitik hati seorang laki-laki?
Ini gawat, ini gawat.
Karena dia sedang berbaling, paha
gemuk Ichinose bahkan terlihat lebih jelas dari biasanya dan ke arah rok yang
tidak bisa kulihat di dalamnya, aku mendapati diriku tidak bisa mengalihkan
tatapan dari mereka.
Jika ada laki-laki di sini yang
tidak merasakan hal yang sama kepada Ichinose, maka dia adalah gay atau biseksual. Tidak
terlepas dari kejadian itu, ini merupakan takdir dari seorang anak laki-laki yang
sehat.
Meskipun kupikir itu tidak ada
gunanya, aku tidak bisa berhenti melihat mulai dari paha ke kakinya, lalu ke
wajahnya, lalu ke payudaranya, lalu kembali turun ke pahanya.
Tatapanku berkedip di antara
mereka.
Sementara merasa frustrasi kepada zaman ini, aku tiba-tiba terganggu oleh sesuatu yang lebih jauh di belakang
kepala Ichinose, yaitu ponsel yang pasti pernah dia gunakan sebelum tertidur.
Di ponsel yang diberikan oleh
sekolah, cukup sedikit informasi yang tertulis dan tidak hanya memainkan peran
penting di dalam ujian ini, tapi juga memungkinkanmu unyuk menentukan poin
masing-masing individu.
Tentu saja untuk mengonfirmasi
hal ini, sesuatu seperti ID pribadi dan kata sandi diperlukan, namun untuk
menghindari kerumitan haruslah log in setiap kali seseorang ingin memeriksanya,
ada banyak kasus dimana murid yang menyimpan informasi semacam itu di terminal mobile.
Itu berarti, dengan kata lain,
jika aku bisa mencuri ponsel Ichinose sekarang, aku bisa memastikan kekayaan
Ichinose dan jumlah poin yang dia pegang. Beberapa waktu yang lalu, aku sudah
memutuskan untuk mengabaikan ID dan kata sandinya, Ichinose juga menyimpan
informasinya di terminal mobile.
Jika situasinya tidak berubah,
aku akan bisa mendapatkan informasi.
Perlahan dan hati-hati, aku
mendekatinya.
"... uuuuu”
"Wow"
Seiring jarak antara kami semakin dekat, mungkin suasananya akan berubah dan dia akan merasakan kehadiran orang
lain, tetapi Ichinose hanya sedikit bergerak dan kemudian dia langsung tertidur
lagi. Sepertinya aku berhasil melakukannya tanpa membangunkannya. Aku
memperpendek jarak lagi.
"... nnn".
Aku ingin tahu apa yang sedang
aku lakukan. Meskipun demi mengumpulkan informasi, jika ada yang melihat ini,
mereka hanya akan melihatku sebagai orang yang mesum.
Bagaimana jika Ichinose terbangun
saat aku memunggungi dia? aku merasa sedang melakukan sesuatu yang seharusnya
tidak aku lakukan.
Karena diskusi dimulai dalam 30
menit, tidak masalah meski aku datang lebih awal, kalau begitu, bukankah
sebaiknya aku menunggu di dalam ruangan dengan tenang? Jika tidak ada hal yang
aku anggap salah, aku harus bertindak normal. Langkah demi langkah, aku menutup
jarak dengan Ichinose.
"... nnnnn ...
munyumunyu".
Ini tidak mungkin.
Setiap kali aku bergerak,
Ichinose terus menunjukkan tanda-tanda terbangun. Untuk menguji dugaan ini, aku
mencoba menggerakkan kakiku di tempat tanpa benar-benar bergerak. Jika Ichinose
menanggapi hal ini, aku bisa menyimpulkan jika dia hanya tidur ringan. Dikatakan
bahwa orang-orang yang tertidur ringan adalah orang sangat berhati-hati...
... ini menyedihkan
Kenapa aku menyelinap seperti
ini? Tapi anehnya, dia sama sekali tidak berbicara di dalam tidurnya. Tapi jika
ada yang melihatku sekarang yang mereka lihat hanyalah sebuah kata mesum.
Setelah memperhatikan tingkah
lakuku sendiri sebagai usaha yang bodoh, aku menyerah mencuri ponselnya dan
menjauh darinya lagi. Lalu aku duduk di tempat yang jauh dari Ichinose.
Dari sudut pandang ini, tidak ada
risiko bahwa aku tanpa sengaja melihat rahasia tersembunyi di pahanya dan resiko
bahwa aku juga tidak sengaja membuat kontak dengannya dari tempat ini.
Yang lebih penting lagi, sejak
awal. Aku bertanya-tanya kapan tepatnya Ichinose sudah tiba di sini?
Kemudian, sekitar 20 menit sebelum
diskusi dimulai, musik yang imut terdengar di ruangan. Itu berasal dari ponsel
Ichinose.
"... nnnn"
Sambil tetap memejamkan matanya,
dia meraih ponsel dan mengoperasikan layar ponselnya, dia menghentikan musik
itu. Sepertinya musik itu berasal dari alarm yang dia atur. Sambil tetap merasa
mengantuk, Ichinose mengangkat dirinya dari lantai dan memperhatikan kehadiran yang
asing, yaitu keberadaanku di dalam ruangan.
Aku bertanya-tanya apa yang harus
dilakukan jika dia membuat wajah jijik ke arahku, tetapi dia sama sekali tidak
mengkhawatirkannya.
"Selamat pagi, Ayanokouji-kun
Maaf, apa alarmku mengejutkanmu?"
"Tidak. Yang lebih penting,
sepertinya kau tidur dengan nyenyak"
"Ahahahaha maaf maaf, aku
baru saja tertidur, kau datang cepat, masih ada 20 menit lagi"
"Sama saja denganmu, sejak
kapan kau di sini?"
"Sejak satu jam yang lalu.
Aku hanya ingin meluangkan waktu dengan tenang, jika di kamarku, itu sangat
ribut dengan teman-temanku yang keluar masuk"
Sepertinya ini adalah tempat
terbaik baginya untuk beristirahat.
"Selain itu, aku juga ingin
mengumpulkan pemikiranku"
Dari pada merasa segar setelah tidur, wajahnya terlihat lebih seperti dia memiliki sekilas pemahaman.
Dari pada merasa segar setelah tidur, wajahnya terlihat lebih seperti dia memiliki sekilas pemahaman.
"Apa kau mendapatkan
beberapa hasil?" aku bertanya.
"Kurang lebih"
Lalu berdiri, entah kenapa
Ichinose berjalan menyeberangi ruangan ke arahku dan duduk di sampingku.
Sebuah ruangan dengan hanya dua
orang yang hadir dan jarak yang terlalu dekat. Aku tidak bisa menyembunyikan
kegugupanku di dalam situasi ini tetapi sepertinya Ichinose sama sekali tidak
memperhatikannya.
"Masih ada waktu yang
tersisa sebelum ujian, jadi bisakah kita ngobrol sedikit? Jika itu tidak
menganggumu" dia bertanya.
"Tidak, itu sama tidak
mengganggu. Jika kau tidak masalah dengan itu, aku akan mengobrol"
"Kalau begitu sudah
diputuskan, sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku tanyakan kepada
Ayanokouji-kun, aku juga pernah menanyakan ke semua teman sekelasku, termasuk
anak laki-laki seperti Kanzaki-kun juga. Tapi aku juga belum pernah mendengar
pendapat dari kelas yang lain, jadi aku penasaran. Ayanokouji-kun, apa kau pernah menjadi
sangat ingin naik ke kelas A?”
Aku penasaran pertanyaan apa yang akan dia pilih untuk diberikan kepadaku, tetapi itu adalah pertanyaan yang sangat umum untuk diajukan.
Aku penasaran pertanyaan apa yang akan dia pilih untuk diberikan kepadaku, tetapi itu adalah pertanyaan yang sangat umum untuk diajukan.
"Tentu saja, aku memikirkan
sesuatu seperti itu. Tidak... Dari pada ingin naik ke Kelas A, itu lebih
seperti karena aku ‘membidik’ Kelas A. Itu akan menjadi cara yang lebih tepat
untuk menggambarkannya"
"Dengan kata lain... itu karena
jaminan karier dan penempatan kerjanya yang bagus?"
Di sekolah ini, murid terbagi
menjadi kelas A sampai D dan dibuat untuk saling berkompetisi. Namun, hak
istimewa tertinggi adalah agar bisa pergi ke universitas manapun dan mendapatkan
pekerjaan setelah lulus hanya diberikan kepada Kelas A. Tulisan itu ditulis
dengan ambigu di pamflet sekolah sehingga pada awalnya mungkin terlihat seperti sebuah tipuan.
T/N: Pamflet dapat juga disebut
selebaran.
"Di hari ini dan waktu yang
lama, setelah lulus kau tidak akan sanggup memegang hidup dan pekerjaanmu, terutama
jika harus dipekerjakan"
"Aku pikir itu benar, aku
juga berpikir begitu, tetapi terlalu percaya kepada sistem ini juga sangat
berbahaya, bukankan begitu? Di dalam 99,9% kata-kata yang mereka katakan,
ada perangkap yang tak kasat mata yang mata kita tidak bisa melihat"
katanya.
Tentu saja perangkap yang Ichinose
bicarakan kemungkinan ‘99, 9% menjamin tingkat lapangan kerja dan pendidikan
yang berikutnya’ yang disebut-sebut oleh sekolah.
Misalnya, jika aku ingin menjadi
pemain basket profesional namun tidak memiliki pengalaman yang dibutuhkan,
sekolah tersebut akan berusaha menemukan cara untuk mendorongmu ke tingkat
profesional. Selanjutnya, sekolah ini juga merupakan tempat berkembangbiakannya
koneksi interpersonal. Tetapi hanya karena kau bermain basket secara teratur
atau telah lulus dari universitas atau sekolah terkenal, tidak akan menjamin
masa depanmu.
Orang-orang yang berhasil mengapai
cita-cita mereka yang telah dijamin sejak awal, hanyalah sebagian kecil saja.
Menurut statistik tertentu, hanya satu dari enam murid SD yang mewujudkan
cita-cita mereka.
Sekilas, ini terlihat seperti kemungkinan yang tinggi, namun data itu adalah yang paling ambigu dan standar statistiknya terlihat kabur.
Sekilas, ini terlihat seperti kemungkinan yang tinggi, namun data itu adalah yang paling ambigu dan standar statistiknya terlihat kabur.
Menjadi pemain basket profesional
sukses tidak berarti kau akan menjadi pemain kelas satu. Pemain basket
profesional misalnya, termasuk trainee, akan berjumlah sekitar 900 atau 1000
orang. Namun, hanya dengan bermain secara reguler, bertanding dan menang
melawan sainganmu, seseorang dapat mengapai cita-cita mereka. Pada akhirnya,
hanya ada 100 dari orang-orang tersebut yang berhasil mewujudkan cita-cita
mereka.
Dengan kata lain, membidik
cita-citamu dan berhasil
menyelesaikannya memiliki kemungkinan yang sangat rendah. Bagaimanapun,
mewujudkan cita-cita itu sangat sulit dilakukan. Banyak murid hanya mengulangi
kehidupan membosankan mereka berulang-ulang sambil berbicara dengan samar
tentang impian mereka. Tetapi jika seseorang benar-benar ingin mewujudkan
mimpinya, mereka akan membutuhkan banyak usaha dan keberuntungan.
"Begitulah sekolah ini...
jika kau memikirkannya, hal itu memiliki pengaruh yang besar bukan? Dan banyak
orang sudah berhasil di dalam kehidupan mereka karena bantuannya atau apa kau
ingin mengatakan bahwa kau tidak tertarik dengan itu, Ichinose?"
"Tidak ada yang seperti itu,
bahkan aku memiliki mimpi, lulus dari kelas A. Dan juga mimpi yang ingin aku penuhi"
Meskipun dia mengatakannya sambil
tersenyum, aku bisa melihat perasaan kuat dan tegas di matanya.
"Sistem sekolah itu sendiri sudah
bagus, tapi jika kau tidak bisa lulus dari Kelas A, kemungkinanmu tidak
seberapa, karena sekolah beroperasi dengan realisme, jika kau tidak bisa menang
dengan menggunakan bakatmu sendiri, tidak ada yang bisa kau lakukan untuk
melakukannya. Dan yang terpenting, murid ditempatkan ke kelas berdasarkan
kemampuan mereka saat ini, antara aku dan Ayanokouji-kun di sini, hanya satu
dari kita yang bisa mencapai cita-cita mereka dengan pindah ke puncak. Aah, meskipun
ada juga kasus dimana tidak satu pun dari cita-cita kita yang akan
terwujud"
Dengan kata lain, meski kita
duduk di sini dan berbicara seperti teman, pada akhirnya hanya ada satu kelas
yang bisa menjadi pemenangnya. Tiga kelas yang tersisa tidak akan dibagi ke dalam
penghargaan tersebut.
"Apa kau pernah mendengar?
ada juga pengecualian terhadap peraturan tersebut"
"Hmm? Apa itu dimana individu
mengumpulkan 20 juta poin?"
"Yup. Sepertinya tidak ada
yang bisa mencapai sesuatu seperti itu di dalam sejarah sekolah, tetapi ada Ultra C yang seperti itu juga" jawab Ichinose.
"Ya, ya, jika kita
memperhitungkannya juga, mungkin saja kita berdua bisa lulus dari kelas A"
kata Ichinose.
"Masalahnya adalah apa kau bisa
menghemat 20 juta poin atau tidak sejak awal, bahkan jika kau menghemat poin di
dalam ujian, sistem sudah ditetapkan sehingga tidak akan mampu mencapai 20
juta" jawabku.
Jika kita hanya melihat ujian
khusus ini, tergantung kepada tindakanmu selama itu. Sangat mungkin untuk
menerima sejumlah besar poin dan hanya ada dua ujian yang sudah dilakukan
sejauh ini. Dari titik ini dan seterusnya, mungkin saja jumlah poin yang bisa
diterima diperkecil dan bagi mereka karena sudah dimakan oleh denda yang besar.
"Aku pikir itu benar. Jika
kau mulai menabung poinmu, dengan hanya mencapai setengah dari jumlah itu, kau
pasti sudah menimbulkan kecurigaan," kata Ichinose.
"Itu benar. Khususnya di situasi
keuangan di Kelas D, sangat mengerikan, meski Horikita melakukan yang terbaik
untuk kami, poin yang didapat dari pulau tak berpenghuni masih jauh. Tidak,
mungkin saja kami kehilangan poin di Ujian ini, Ichinose, apa kau menyimpan
poin? Menurutku, kau bukan tipe yang bekerja keras untuk mendapatkan poin”
"Ummm... Aku bertanya-tanya,
aku tidak tahu dengan orang yang lainnya, Aku pikir terkadang aku menggunakan
poin dan terkadang menyimpannya juga. Meski aku di Kelas B, aku masih belum
memiliki banyak poin. Kau tahu”
Menanggapi pertanyaanku, Ichinose
membalas dengan nada yang sangat alami tanpa indikasi bahwa dia menyembunyikan
sesuatu yang bisa dinilai hanya dari perilakunya.
"Ayanokouji-kun"
"Hmm?"
Kemudia, Ichinose tiba-tiba
menutup jarak denganku dan berbalik menghadapku sambil menatap wajahku.
"Sepertinya kau sudah melihatnya,
saat itu"
Mata indah yang terlihat seperti
mengisapku dengan melihatku tanpa melepaskannya. Sepertinya Ichinose jauh lebih
pintar dari yang aku pikirkan, dia melihat rencanaku.
"... maaf, saat kau
menggunakan ponselmu tadi, kebetulan aku melihat layarnya. Aku penasaran dan
hanya ingin bertanya kepadamu" jawabku.
"Ahaha... bukan berarti aku
menyalahkanmu karena itu. Tentu saja itu poin yang besar, bukan?"
Itu benar. Bahkan sebelum akhir
semester satu, Ichinose sudah mengumpulkan sejumlah besar poin. Bahkan jika aku
menyimpan setiap poin yang diberikan kepadaku setiap bulan tanpa menggunakan
satu poin pun, aku tetap tidak bisa menghemat sebanyak itu.
"Jangan khawatir, aku belum
memberitahu orang lain, ada kemungkinan aku salah, aku tidak akan menyelidikinya
lebih lanjut," kataku padanya.
Bahkan jika aku menyelidiki, aku
ragu aku akan bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan.
"Apa kau bisa menemukan cara
untuk menang?" Aku bertanya.
"Ummm ... kurasa seperti itu,
kurasa aku sudah menemukan petunjuk"
Kupikir tidak mungkin dia menjawab
dengan jujur, tapi apa itu karena kepercayaan dirinya, Ichinose menjawab dengan
nada santai. Sepertinya Ichinose adalah tipe yang bertindak berdasarkan
keyakinannya tanpa membuang waktu.
"Kalau begitu pertarungan
ini... itu akan menjadi pertarungan untuk melihat apakah A akan menang atau B akan
berakhir"
"Aku tidak akan tahu sampai
tirai sudah dijatuhkan (berakhir). Kemenangan yang aku bidik adalah..."
Tetapi sebelum dia bisa
menyelesaikannya, seiring waktu diskusi kelompok mulai mendekat, anggota
kelompok mulai muncul satu per satu. Murid Kelas A adalah orang pertama yang
datang, bagaimanapun, tanpa banyak bertukar sapaan dengan kami, mereka hanya
mengambil tempat duduk mereka.
"Apa? Kau sudah di sini,
Ayanokouji?"
"Bersama dengan
Ichinose-dono, kalian berdua saja. Pertemuan rahasia apa yang sedang kau
rencanakan di sini?"
Baik Yukimura maupun Sotomura menyerangku
secara sepihak dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut saat mereka memasuki
ruangan bersama-sama. Aku tidak bisa menuliskan kecemasan dan depresi di wajah
mereka, jadi mungkin mereka sudah menyerah kepada kemenangan pada saat ini. Di
sisi lain, murid Kelas B terlihat hampir tenang.
"Ini yang terakhir, ya? Apa
kau sudah menemukan petunjuk?"
Hamaguchi bertanya kepadaku
setelah diam-diam menunggu diskusi kelompok dimulai dengan serius.
"Jujur saja, aku belum punya ide,
kami sama sekali belum bisa membangun pembicaraan yang layak"
Aku memang mengatakannya, tapi
aku sudah menjalankan strategi yang sudah aku rencanakan sejak awal ujian.
Dengan menggunakan pesan yang dikirim sekolah ke ponsel kami,
"target" tersebut berhasil disamarkan. "Target" kelompok
(naga) adalah Kushida, tapi apa yang terjadi jika misalnya, Kushida dan
Horikita menukar ponsel mereka. Saat melihat ponsel itu, siapa pun akan menduga
Horikita sebagai "target"
Dan jika ada pengkhianat yang
mengetahui fakta ini, dengan mengirimkan nama Horikita sebagai
"target", mereka akan membuat kesalahan dan kemenangan akan tercapai
seperti itu.
"Selamat malam, ayo kita
jalani"
Setelah sempat mengatakannya,
Ichinose kembali bersikap dan tersenyum seperti biasa. Tetapi masih terlalu
cepat, karena masih belum ada yang tahu apa yang anggota lain sembunyikan dan
rencanakan.
Selain itu, jika setiap orang
fokus pada masalah yang ada, akan semakin sulit menyamarkan "target"
itu sendiri. Aku sudah menunggu Ichinose untuk terus berbicara lebih cepat,
tapi aku memutuskan untuk membiarkanya sekarang.
"Jika semua orang tidak
masalah dengan itu..."
"Ada sesuatu yang ingin aku
katakan"
Anehnya, aku dan Hamaguchi
mengucapkan kata-kata itu pada saat bersamaan.
"Maaf, tolong teruskan
Ayanokouji-kun"
"Tidak... Apapun itu, kau
duluan, aku baik-baik saja”
Aku tidak pernah mengharapkan
kebetulan ini saat ini. Sebuah kebetulan yang mengerikan. Rencanaku
sendiri tidak memiliki kekurangan, tapi jika masalah tak terduga seperti ini
terjadi, efek dari rencanaku mungkin menjadi tidak stabil.
Kurasa aku bisa mendengarkan apa
yang Hamaguchi katakan sebelum waktunya aku berbicara dan mencoba lagi. Sebagai
tanggapan terhadapku yang telah memikirkan hal tersebut, Hamaguchi
menghancurkan harapanku dengan cara yang tidak terduga.
“Lalu, dengan seizinmu selama
tiga hari terakhir, aku terus memikirkan cara terbaik untuk mencapai hasil yang
pertama"
Hamaguchi kemudian mulai
menceritakan rencananya kepada anggota kelompok kelinci yang lain. Anehnya, isi
usulannya sangat mirip dengan strategi yang sudah aku rencanakan.
"Dan akhirnya aku hanya
menemukan satu kesimpulan, bahwa memungkinkan untuk seluruh kelompok mencapai
hasil pertama dan sebuah cara untuk membuatnya mungkin" Hamaguchi
melanjutkan.
"Apa itu benar,
Hamaguchi?"
Sambil menatap Yukimura dan yang
lainnya yang telah melepaskan semua harapan mereka, secercah harapan sudah
kembali.
"Tentu saja, ini ide yang
aku dapatkan setelah mendengarkan semua orang di sini, termasuk Ichinose-san
dan Machida-kun" kata Hamaguchi.
"Luar biasa. Tidak mungkin
hasil pertama bisa dicapai melalui pembicaraan itu sendiri"
Seseorang yang keberatan dengan
usulan naif dan mimpi seperti ini tentu saja adalah Machida.
"Lebih baik kita medengarkannya
terlebih dulu. Hamaguchi-kun bukan tipe yang bisa berbicara sebelum
berpikir"
Ichinose menindaklanjuti
Hamaguchi dan membuat lingkungan yang tenang untuk berdiskusi.
"Sekarang aku akan
melanjutkan dengan menunjukkan semua ponselku. Tentu saja, ada pesan yang
dikirimkan kepadaku oleh sekolah. Aku yakin kalian pasti mengerti apa yang aku
dapatkan karena dilarang memalsukan atau mengubah pesan dari sekolah dengan
cara apapun, tidak ada risiko menipu dengan cara ini. Itulah kenapa ini adalah
hal yang sederhana, hanya dengan saling menunjukkan kiriman kita, kita bisa
menemukan siapa ‘target’ itu, itulah cara yang aku lakukan untuk menemukan
kebenaran”
"Ini bodoh, siapa yang akan
menunjukkan pesan mereka seperti ini? Kami masih belum tahu bahwa seseorang
tidak akan mengkhianati kami saat kami menunjukkan pesan kami, tidak ada orang
yang mau mengikuti rencana ini."
Menanggapi rencana ini, siapa pun
bisa memikirkannya, tapi tidak ada yang mau setuju, tentu saja sang penonton,
Machida ternganga keheranan.
"Tentu saja, karena mereka
tahu ada kemungkinan pengkhianatan, ‘target’ tidak akan menunjukkan pesan di
ponsel mereka. Tapi melihat dari sudut pandang orang-orang yang bukan ‘target’,
ada sedikit risiko dalam menunjukkan pesan. Ujian akan segera berakhir, jika
kita tidak melakukan langkah kita sekarang, kita tidak akan menang. Jika kelas
bekerja sama untuk melindungi ‘target’, tidak satu pun dari mereka akan
menunjukkan pesan mereka. Dengan cara ini, mengepung ‘target’ sangat mungkin”
"Bahkan jika kau tahu
identitas ‘target’ atau kelas yang menjadi milik mereka, jika seseorang
mengkhianati kita, masalahnya tidak akan terselesaikan. Apa kau berencana
memainkan permainan di mana seseorang akan lebih cepat mengkhianati
kemenangan?"
Dengan menggunakan strategi ini,
memang mungkin untuk mengetahui identitas "target". Tapi hanya itu
yang bisa dilakukan. Pada akhirnya, bukan berarti semua orang akan bermain dengan
adil satu sama lain dan menjawabnya dengan benar.
"Kalau begitu, tolong tutup
mulutmu. Pada akhirnya semuanya menjadi lebih baik jika Machida-kun tidak ikut
berpartisipasi"
Hamaguchi mengatakan hal tersebut
sambil menolak untuk menyerah kepada sikap yang tidak mau membantu dari orang lain
dan melanjutkan untuk menunjukan pesan diponselnya.
"Aku setuju dengan ide
Hamaguchi-kun, aku akan menunjukkannya juga milikku"
Dan Beppu dari Kelas B yang sama
juga mengikutinya.
Sepertinya ini bukan kejadian yang
acak dan terpencil melainkan strategi Ichinose yang tidak beralasan.
Perkembangannya sama dengan strategi yang sudah aku rencanakan. Tapi, aku tidak
tahu sejauh mana mereka memikirkan hal ini. Tetapi jika mereka berpikir semua
orang dengan patuh akan mempercayai kata-kata itu dan menunjukkan pesan di ponsel mereka, itu akan menjadi sebuah tindakan yang gegabah...
"Aku pikir ini ide yang
bagus. Aku tidak keberatan untuk menunjukkan ponselku juga"
Ichinose sekali lagi tersenyum
seolah setuju untuk mengikuti rencana Hamaguchi. Mencocokkan dengan
tindakan yang lain, Ichinose juga meraih saku kanan roknya untuk mengeluarkan
ponselnya.
"Aku sudah lama merenungkan
ini untuk waktu yang lama, tapi akhirnya aku mengerti sekarang setelah
mendengar apa yang Hamaguchi-kun katakan. Maaf aku menyimpan ini sampai
sekarang tapi ..."
dan dengan kata-kata yang penuh
arti tersebut, Ichinose mengeluarkan ponselnya.
Sekarang aku memutuskan untuk
menyerang sebelum Ichinose bisa menyelesaikan strateginya.
Sebelum Ichinose bisa
mengungkapkan isi pesannya, aku menawari ponselku sendiri. Tetapi ini bukan
ponsel miliku, melainkan yang aku tukar dengan orang tertentu.
"Ayanokouji-kun ... apa kau
tidak masalah dengan itu?"
"Ya, setelah mendengarkan
Hamaguchi, aku pikir tidak ada cara lain selain ini. Karena aku sangat
payah dalam berkomunikasi, satu-satunya yang bisa aku lakukan adalah
menunjukkan kebenarannya, jadi itulah yang akan aku lakukan"
"Tunggu Ayanokouji, aku
keberatan. Tidak mungkin strategi tumpul semacam ini bisa berjalan dengan lancar"
Yukimura dengan putus asa
berusaha menghentikanku, tapi aku mengabaikan kata-katanya dan menunjukkan
pesanku.
Dengan begitu, aku membuktikan
bahwa aku bukanlah "target". Dan sejumlah besar air telah terkumpul
di bendungan tak terlihat ini. Bahkan jika sebuah lubang berukuran 1 sentimeter
harus dibuka, bendungan pasti akan runtuh dan berubah menjadi arus yang besar.
Tindakan ini merupakan pemicu untuk membuka lubang tersebut.
"Hmm... sepertinya
Ayanokouji-kun bukan ‘target’. Baiklah. Kalau begitu aku akan menunjukkan
milikku juga"
Sekarang siapa yang akan
menindaklanjutinya? Dari antara kerumunan yang besar, orang-orang yang masih
menertawakan strategi Hamaguchi, seorang perempuan menyuarakan persetujuan dan
menyetujuinya. Dia adalah orang yang paling tidak diharapkan. Ibuki Mio.
“Apa kau gila? Tidak ada
keuntungan bagi kita dengan melakukan ini"
Dia adalah Manabe yang keberatan
dengan tindakan berisiko Ibuki.
Tapi kata-kata yang Ibuki katakan adalah tanggapan yang benar, alasan yang bagus.
"Orang-orang yang bukan ‘target’
mereka sendiri maupun termasuk ke kelas yang sama dengan ‘target’, tidak ada
keuntungan dalam mempertahankan status tersebut. Kelas B juga mengerti bahwa
jika kita tidak melakukan apa-apa, kita tidak akan pernah mengejar ketinggalan
dengan kelas di atas kita. Itulah sebabnya mereka menunjukkan ponsel mereka dan
aku memikirkan hal yang sama seperti mereka, itu saja, "kata Ibuki.
"Tapi itu..."
"Atau mungkin, kau adalah ‘target’ ?"
Ibuki mengatakan hal itu pada
Manabe yang seharusnya menjadi sekutunya, dengan cara yang berlawanan seperti musuh.
"T-tidak t-itu ..."
"Kalau begitu kau juga bisa
menunjukkannya, ponselmu itu"
Di satu sisi, kata-katanya bisa
dianggap sebagai ancaman terhadap sekutunya sendiri, seolah mereka akhirnya
mengerti, Manabe dan yang lainnya juga mengeluarkan ponsel mereka. Perburuan
untuk "target" sedang berlangsung. Karuizawa juga mengeluarkan ponselnya dengan tali pengikat di atasnya dan menyerahkannya di depan semua
orang.
"Karuizawa, kau juga ikut
dengan Ayanokouji? Apa kau juga akan mengikuti strategi ini?" Yukimura
bertanya.
"Aku hanya melakukan ini
untuk diriku sendiri, karena aku ingin poin pribadi juga" jawab Karuizawa.
Pesan dari sekolah mengatakan
bahwa dia juga bukan "target". Karuizawa juga dianggap aman.
"... ehhh apa yang harus
kulakukan?" Sotomura bergumam.
"Pikirkan sendiri, Sotomura,
ini bukan hal wajib tapi bersifat sukarela, kau tahu"
"Uuuu... aku pikir aku bisa
mengatasinya”
Di dalam situasi dimana banyak
murid telah bergabung, karena dinilai tidak ada pilihan yang lain, Sotomura
juga bergerak untuk menunjukkan ponselnya. Namun, sebelum dia sempat melakukan
itu, Yukimura dengan cepat menghentikannya.
"...apa kau benar-benar
berpikir bahwa ini adalah tindakan yang benar?"
"Sejak beberapa waktu yang
lalu, kenapa kau tidak ikut? Apa mungkin kau adalah ‘target’?"
Menanggapi Yukimura yang sangat
menentang strategi tersebut, Ibuki membantahnya dengan pertanyaan itu.
Pada saat itu, semua orang bisa
melihat ekspresi Yukimura mengeras.
"Uwa ... kau serius?"
“Yukimura bukan ‘target’, awalnya
aku dengar seperti itu"
Aku cepat menindaklanjutinya. Tetapi
tawa spontan datang dari beberapa murid.
"Apa kau benar-benar
mengharapkan kami untuk mempercayai kata-katamu begitu saja? Kau mungkin sedang
berbohong"
Manabe mengatakan bahwa sekilas
meragukan Yukimura sebagai fakta sebenarnya.
Tentu saja, terus menyangkal
bahwa dia adalah "target" di sini hanya akan mengundang kecurigaan
lebih lanjut kepadanya. Dia harus tahu itu juga. Tapi aku belum bisa membuat
langkah di sini. Karena Yukimura adalah ---
"Masih terlalu cepat untuk
menarik kesimpulan, karena Yukimura-kun juga punya poin"
Ichinose yang telah menyaksikan
serangkaian kejadian yang berkembang, mengatakan hal itu saat dia sekali lagi
mengeluarkan ponsel dari saku kirinya.
"Aku sedikit terjebak di
dalam arus, tapi aku juga ingin menunjukkan ponselku"
katanya saat dia sekali lagi
membuktikan bahwa dia bukan "target" kelompok tersebut.
"Tunggu, Ichinose.
Sebelumnya, kau bilang ada sesuatu yang ingin kau sampaikan kepada kami. Kau bilang,
kau akan selalu diam tentang hal itu sepanjang waktu"
Karena dia tidak melupakan
pernyataan itu, Machida menekan pertanyaan itu kepadanya.
"Itu hanyalah fakta bahwa
aku juga selalu memiliki pemikiran yang sama juga, itu saja"
"... pemikiran yang sama?"
"Aku mengatakan gagasan yang
sama, tapi sebagai pemimpin Kelas B, aku hanya menyesal karena sudah dikalahkan
oleh Hamaguchi-kun"
Bagaimanapun, sepertinya semua
orang selain Kelas A dan Yukimura sudah membuktikan diri mereka kepada kelompok
bahwa mereka bukanlah "target"
"........."
Semua murid di sini tidak begitu sadar
karena tidak mengerti makna di balik keheningan Yukimura. Machida dan
murid-murid lain dari Kelas A juga, pada suatu titik telah mendekati Yukimura
untuk menatapnya.
".....baiklah aku
mengerti, akan kutunjukkan kepadamu. aku hanya harus menunjukkannya, kan?"
Tidak lagi mampu menahan tekanan
teman-teman yang diarahkan padanya, Yukimura menyerah dan mengeluarkan ponselnya
juga.
"Tapi sebelum aku
melakukannya, aku ingin kalian berjanji satu hal" katanya.
"Janji? Apa maksudmu dengan itu, Yukimura-kun?"
"Janji? Apa maksudmu dengan itu, Yukimura-kun?"
"Tidak ada seorang pun di
sini yang akan menjadi pengkhianat. Semua orang di sini, terutama Kelas A, aku
ingin kalian mengambil ponselmu dan menempatkannya di tempat yang bisa aku
lihat. Tidak, semua juga. Semua orang meletakkan ponsel kalian di tempat yang
bisa aku lihat" kata Yukimura.
Dia sudah mengarahkan pernyataan
itu kepada perwakilan kelompok di sini, Machida, tetapi Machida menjawabnya
dengan nada yang tidak terpuji.
"Aku tidak mengerti apa yang
kau maksud. Apa maksudmu?"
"Persis seperti apa yang aku
katakan. Tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang"
"Baiklah, kalau itu hanya
menempatkan mereka di sana"
Mendekati Yukimura, semua murid dari
Kelas A mengeluarkan ponsel mereka dan meletakkannya di depan dia. Setelah
memastikan fakta tersebut, tanpa ada keraguan di ekspresinya, Yukimura
bergerak. Yukimura mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menyalakan layarnya,
lalu memasukkan kata sandi 6 digit yang dibutuhkan dan masuk ke ponselnya.
Kemudian dia membuka pesan yang
dikirim kepadanya dari sekolah dan mengangkat layar secara langsung agar
dilihat semua orang.
"... aku minta maaf karena
berbohong kepadamu, Ayanokouji ..."
Yukimura meminta maaf saat
membuka pesan yang dikirim dari sekolah.
Yang paling terkejut setelah
melihat kalimat yang tertulis dalam surat, itu tentu saja adalah anggota Kelas
D.
"Aku adalah targetnya
..." kata Yukimura.
Di layar ada pesan yang berbeda
dari apa yang orang lain terima.
"A-apa Y-Yukimura-dono
adalah ‘target’ selama ini?"
Sotomura menatapnya dengan
tatapan heran. Ini juga berarti bahwa kami sudah begitu saja melepaskan 500.000 poin yang
seharusnya diberikan kepada Kelas D. Namun, Yukimura adalah orang yang aku
tukarkan ponselnya secara rahasia.
"Jika aku tahu semuanya akan berakhir seperti ini, aku akan berbicara sejak awal" kata Yukimura.
"Jika aku tahu semuanya akan berakhir seperti ini, aku akan berbicara sejak awal" kata Yukimura.
Karuizawa juga terlihat terkejut
dari lubuk hatinya dan ekspresinya menunjukkan kegelisahan. Melihat pemandangan
dari kedua orang yang tidak akan pernah memikirkan Yukimura sebagai
"target", itu hal masuk akal.
Machida kemudian berdiri dan
mengintip pesan diponsel Yukimura sekali lagi.
"Sepertinya pesan itu
sungguhan, semua pesan pribadi lainnya sepertinya juga milik Yukimura tanpa ada
keraguan"
kata Machida setelah memeriksanya bahkan chat pribadi Yukimura tanpa izin.
kata Machida setelah memeriksanya bahkan chat pribadi Yukimura tanpa izin.
Menuju Machida yang mendekati
situasi dengan curiga, Ichinose mencoba menjelaskan situasinya dengan tenang.
"Tidak mungkin itu palsu,
bagaimanapun juga, kau tahu peraturan yang ditetapkan sekolah. Mengenai pesan
yang dikirim oleh sekolah tentang ujian, menyalin surat dan memindahkannya
dengan sengaja itu dilarang. Pesan dikirim dari alamat sekolah, kemungkinan
palsu itu nol, "kata Ichinose.
Tepatnya, dari awal, memalsukan
informasi di dalam ujian ini dengan jelas dilarang. Karena hukuman yang dikenal
sebagai pengusiran menanti orang-orang yang melanggar peraturan, segala sesuatu
yang diletakkan di sini tidak lain hanyalah kebenaran.
Bahkan jika seseorang mengatasi rintangan ini dengan terbohong di sini, masalah masih akan menunggu mereka setelah ujian berakhir, maka hasilnya akan sama saja.
Bahkan jika seseorang mengatasi rintangan ini dengan terbohong di sini, masalah masih akan menunggu mereka setelah ujian berakhir, maka hasilnya akan sama saja.
"Artinya itu adalah Yukimura-kun” Manabe
mengangguk setuju.
Yang penting di sini adalah
kondisi pesan Yukimura yang pada akhirnya akan ditunjukan. Apakah seseorang yang
memegang ponsel tersebut memang pemiliknya atau bukan... tidak ada hubungannya.
Dengan kata lain, membuat keputusan apakah orang yang dimaksud adalah pemilik ponsel
atau bukan adalah tugas yang sangat sulit.
Khusus bagi murid yang berjaga-jaga
selama ujian, memikirkan bahwa seseorang mungkin sudah menukarkan ponsel mereka
dengan orang lain bukanlah dugaan yang tiba-tiba. Namun, dengan santai
memasukkan password 6 digit dan membuka kunci ponsel di depannya membuat
semuanya berbeda.
Tidak mungkin murid bisa
mengetahui password murid yang lain. Mereka pasti akan menarik kesimpulan
seperti itu hampir secara tidak sadar dengan mengasumsikan hal seperti itu jika
itu adalah ponsel mereka. Ini tidak berakar kepada penalaran melainkan sebuah
prasangka yang telah tertanam dalam pikiran mereka selama bertahun-tahun.
"Maafkan aku Yukimura-kun...
aku memikirkan ini sebagai upaya terakhir ..."
"Tidak, aku pikir ini hal yang
benar untuk dilakukan, entah bagaimana aku mencoba menjauh dari ini, tapi itu
salah, aku yakin Ayanokouji dan Sotomura, dan juga Karuizawa akan merasa ini
adalah hal yang benar" jawab Yukimura.
Dengan berkata demikian, dia
membuat dirinya terlihat seperti orang yang mencoba mengamankan poin dengan
aman hanya untuk dirinya sendiri.
"... dengan ini semua orang
harus tahu jika ‘targetnya’ adalah aku, Jadi kalian seharusnya sudah sampai
pada sebuah jawaban" lanjutnya.
Itu benar, dengan menyelesaikan
ujian bersama semua orang, seluruh kelompok bisa mendapatkan 500.000 poin.
Hasil pertama yang sepertinya tak bisa diraih pada awalnya bisa didapat
sekarang.
Ichinose menganggukkan kepala
sekali lagi dengan kekuatan lebih dari sebelumnya, dia memohon kepada Kelas A.
"Tolong, jangan sia-siakan
keberanian Yukimura-kun, tolong kerja sama dengan kami, jangan mengkhianati
kami"
"Kami hanya mengikuti
instruksi Katsuragi-san sejak awal, kami tidak akan melakukan apapun dengan
sendirinya" jawab Machida kepada Ichinose.
Dia memang mengatakan itu, tapi sebelum ujian selesai, akan ada waktu dimana kami pasti harus dibubar sebagai sebuah kelompok. Sebelum ujian berakhir, untuk waktu yang kosong selama 30 menit, kami harus percaya tidak hanya kepada teman sekelas kami tapi juga kepada murid kelas lain.
Dia memang mengatakan itu, tapi sebelum ujian selesai, akan ada waktu dimana kami pasti harus dibubar sebagai sebuah kelompok. Sebelum ujian berakhir, untuk waktu yang kosong selama 30 menit, kami harus percaya tidak hanya kepada teman sekelas kami tapi juga kepada murid kelas lain.
"Aku ingin percaya ...
tidak, aku percaya kepada semua orang ..."
Yukimura mengatakan seolah-olah
itu adalah sebuah keinginan dan setiap kelas menerima hal yang sama. aku
bertanya-tanya apakah murid yang sudah menghabiskan waktu bersama-sama selama
beberapa hari terakhir mendapatkan sesuatu yang menyerupai persahabatan?
Aku ingin tahu apakah mereka akan
menerima perasaan Yukimura, dan bisa bekerjasama untuk meraih kemenangan? Tidak, hal seperti itu tidak mungkin. Aku yakin dengan hal ini, seseorang pasti
akan menjadi pengkhianat.
Dan jika demikian, kami dari
Kelas D yang sudah mengganti ponsel kami satu sama lain pasti akan menang.
Yukimura pastinya yakin akan hal
itu. Dia pasti sudah berusaha menahan diri untuk tidak tertawa terbahak-bahak.
Namun, kesenangan yang pasti dirasakannya menguap, saat ponsel Yukimura
dipegangnya tiba-tiba berdering dan bergema di dalam ruangan.
Yukimura adalah orang yang paling
terkejut dibanding orang lain dengan panggilan masuk. Sambil terburu-buru
menarik ponsel dari meja, dia tersandung dan melepaskan ponsel dari tangannya.
Secara kebetulan, dengan layar di sisi kanan atas, terlempar tepat di depan kami.
Karena dalam mode diam, getaran tersebut dikirim melalui meja karena terus
bergetar.
T/N: Mungkin yang bergema dan berbunyi itu suara getarannya?
Nama pemanggilnya adalah ---
'Ichinose'.
Dia sambil memegang ponsel sampai
ke telinganya, menatap Yukimura, lalu dengan mata serius,
"Apa yang kau lakukan,
Ichinose? Tidak ada gunanya menelpon Yukimura pada saat seperti ini"
Machida berkata sambil menatap
Ichinose dengan wajah tercengang. Setelah menciptakan situasi dimana hanya aku
dan Yukimura yang bisa mengerti maknanya, Ichinose diam-diam mengakhiri
panggilannya.
"Sekolah tersebut mengatakan
bahwa 'mengubah atau menyalin pesan' dilarang, oleh karena itu kami percaya
pesan di depan mata kami tidak diragukan lagi kebenarannya. Sudah pasti, tapi
tidak ada peraturan yang mengatakan bahwa kau tidak bisa menipu seseorang dengan ponsel itu sendiri. kau mengerti maksudnya?"
Ichinose mengatakan sambil
mengangkat ponsel yang jatuh dan mengembalikannya ke Yukimura, tapi bagiku.
"Orang yang memiliki ponsel
dengan pesan ‘target’ yang tertulis di atasnya, bukan begitu, Ayanokouji-kun?
Karena baru saja, aku tidak menelpon Yukimura-kun, tapi Ayanokouji-kun"
Aku menukar nomor kontakku dengan
Ichinose beberapa waktu yang lalu. Itu sebabnya dia tahu nomorku. Tidak,
kalaupun dia tidak tahu, dia pasti sudah melakukan penulusuran untuk mengetahui
nomor teleponku.
"T-tapi bukankah aneh? Yukimura
bisa membuka kata sandi ponsel di depan mata kita. Aku juga sudah memeriksa
pesan dan history pribadinya di depan mata semua orang," kata Machida.
"Itu dipalsukan, dia bisa
dengan mudah mengetahui kata sandinya hanya dengan menanyakannya kepada
Ayanokouji-kun sebelumnya. terlebih, semua history panggilan, pesan dan bahkan
aplikasi bisa dipalsukan meski membuat cukup banyak usaha yang harus dilakukan
untuk itu" jawab Ichinose.
Setelah mendengarnya, Machida
mengubah ekspresinya dan dengan cepat meraih ponsel yang sudah dikembalikan
kepadaku.
"Seseorang tidak bisa
berbohong begitu mudah, kau tahu, apalagi saat tujuannya sudah di depan mata,
mereka pasti akan menjadi cemas dan pembukaan akan menampakkan diri mereka.
Yukimura-kun berbohong dan karena itulah gerak-gerik dan sikapnya terlihat berbeda
dari biasanya dan terlihat mencurigakan." Kata Ichinose, setelah benar-benar
melihat melalui usahaku untuk berkamuflase.
Setelah mendengar kesimpulannya,
wajah Yukimura menjadi pucat. Tidak, itu memang sangat meragukan bahkan ketika dia sudah mendengar semuanya.
"Kami juga sudah
memikirkannya untuk beberapa saat, jika ‘target’ itu ada di kelas kami, selalu
ada pilihan untuk mengganti ponsel dengan mereka. Dengan menggunakan kata sandi
untuk melepaskan diri sebagai ‘target’ juga merupakan salah satu dari hal yang
kami pikirkan "kata Ichinose.
Sepertinya, strategi yang aku
hadapi sudah dipikirkan oleh Ichinose dan yang lainnya.
"Tapi kau tahu, ada
kelemahan di dalam strategi itu, fakta bahwa ada nomor telepon, bahkan jika kau
bisa dengan sempurna meniru history dan aplikasimu, kau tidak bisa melakukan
apapun dengan nomormu. Sekali, aku dan Hamaguchi-kun pernah mencoba menukar kartu SIM kami,
kartu SIM berikan kepada kami terkunci ke terminal khusus kami, jadi biarpun kami
menukarnya, kami tidak bisa membuat kartu SIM kami tertukar. Itu berarti jika kau
sudah menukar kartumu juga, aku tidak akan bisa menghubungimu.
Tidak masalah siapa yang mengganti ponsel dengan siapa, segera setelah aku
menghubungi nomor itu, aku bisa dengan mudah mencari tahu siapa pemilik
sebenarnya. Jika aku tidak melakukan ini, Pada akhirnya aku tidak akan datang
dengan rencana untuk mengungkapkan siapa pemilik ponsel ini”
Dengan kata lain, Ichinose dan
yang lainnya hanya menggunakan taktik paksa semacam ini untuk melihat melalui
kebohongan. Fakta bahwa Hamaguchi tiba-tiba memulai topik ini juga, secara
alami merupakan bagian dari rencana mereka. Jadi inilah saat dimana Yukimura
dan aku yang sudah menukar ponsel kami terungkap.
"Mudahnya bertukar ponsel
dan memanipulasi history sudah berjalan dengan baik sejauh ini, tapi kau pasti tidak
pernah berpikir akan menggunakan fakta bahwa kartu SIM terkunci pada terminal
dan memeriksanya, bukan?" Ichinose mengatakannya.
Fuuuu ~ dia lalu menghembuskan
napas. Pada saat itu, pengumuman bahwa waktu diskusi selama 1 jam berakhir
dalam lima menit datang.
Kami diperintahkan untuk
membubarkan kelompok tersebut dalam waktu lima menit dan segera kembali ke
kamar masing-masing.
"Bangsat!"
Teriakan Yukimura itu datang dari
dalam hatinya. Itu adalah jeritan jujur dan tulus tanpa ada kebohongan di
baliknya.
"Sayang sekali, Yukimura, meski
itu adalah percobaan yang bagus" Machida dan yang lainnya mengatakan
sambil menyeringai dan tertawa.
Mereka mengatakan itu kepada
Yukimura yang sepenuhnya ketahuan, memastikan untuk benar-benar dipermalukan.
Mereka juga melihatku, orang yang
mereka yakini sebagai pemimpin strategi ini. Bahkan dengan Yukimura yang cemas
dan Kelas D, dan kelas C dan A yang terkejut pasti ada banyak hal yang ingin
mereka bicarakan, namun peraturan tersebut saat ini melarang kami untuk
mendiskusikannya lebih jauh.
"Bagaimanapun, kita sudah
menentukan bahwa Ayanokouji-kun adalah ‘target’. Machida-kun, berjanjilah
kepadaku bahwa kita akan membidik hasil pertama bersama-sama tanpa mengkhianati
siapapun" Ichinose bertanya kepada Machida.
"Tentu saja, percayalah kepadaku,
ayo pergi"
Setelah dipanggil oleh teman
mereka, ketiga murid Kelas A adalah yang tercepat pergi dari ruangan.
"Seseorang yang percaya akan
selamat, kau tahu. Aku tidak akan pernah mengkhianatimu karena itulah aku juga
inginkan dari Kelas C untuk melakukan hal yang sama. Kau hanya harus tahan selama 30
menit" Ichinose mengatakan kepada murid Kelas C.
Manabe dan yang lainnya hanya
mengangguk setuju. Yukimura melirik ke ponsel yang kupegang di tanganku.
"Aku bodoh karena mengikuti
rencanamu, ini yang terburuk," katanya.
Dan kemudian satu demi satu,
semua orang meninggalkan ruangan, meninggalkanku dan Ichinose sendirian.
"Sekarang kita harus percaya
kepada semua orang," katanya.
"Iya... aku pikir begitu"
"Ayanokouji-kun, kau cukup
tenang, Apa kau tidak khawatir?"
"Aku tidak bisa berbuat
apa-apa selain percaya kepada yang lain pada akhirnya... Aku akan kembali ke
kamarku"
Tidak ada lagi yang bisa didapatkan
meski aku tinggal di sini lebih lama lagi.
"Hei, tunggu sebentar"
Ichinose menghentikanku dengan
meletakkan tangannya di bahuku.
Pada saat itu aku merasakan bahwa
ruang di antara kami akan segera menjadi tegang.
"Siapa yang membuat rencana
untuk menukarkan ponsel?"
"Tentu saja, itu adalah
Horikita" jawabku.
"Aku mengerti, tolong beritahu
kepada Horikita-san, rencananya sukses besar”
"sukses besar? Apa yang kau maksud untuk mengatakan kegagalan besar? Itu adalah kekalahan yang dahsyat
dan kehancuran. Pada akhirnya kau berhasil mengetahuinya"
"Ahahahaha, kau tidak berharap
kita memikirkan rencana yang sama, benarkan?"
"Maaf, karena berbohong
kepadamu seperti itu, bahkan setelah aku menyetujui sebuah aliansi denganmu. Apakah kau marah kepadaku?"
"Tentu saja tidak, kami juga
memulai rencana kami sendiri tanpa sepengetahuanmu, jadi kita sama"
"Aku mengerti, aku yakin
Horikita juga akan lega mendengarnya," kataku padanya.
Setelah mengatakan hal itu, aku
meraih ponselku dan pergi untuk meninggalkan ruangan.
"Waa, tunggu, tunggu, bagian
yang penting belum berakhir" dia menghentikanku lagi.
"Bagian yang penting?"
"Mou--- kau payah dalam
berurusan dengan orang lain, Ayanokouji-kun. Kartu SIM yang kami berikan
terkunci di terminal mereka, Tapi ada cara untuk melepaskan kunci itu... aku bertanya
kepada Hoshinomiya-sensei untuk memeriksanya tapi, sepertinya dengan cukup
banyak poin, kau bisa langsung membuka kunci terminalnya. Itulah yang dia
katakan kepadaku "kata Ichinose.
Chiri.
Pada saat itu, aku merasakan arus
listrik mengalir melalui bagian belakang kepalaku.
"Jawaban yang muncul setelah
jawaban salah diperlihatkan, kebanyakan orang akan menganggapnya sebagai
kebenaran. Setelah Yukimura-kun yang memecahkan kata kunci untuk membuka kunci
ponsel, ternyata bukan ‘target’. terungkap, kebenaran bahwa Ayanokouji-kun
adalah ‘target’ yang sudah membesarkan kepalanya. Dan dengan fakta bahwa kartu SIM disegel, Tidak ada yang akan mencurigai orang lain selain Ayanokouji-kun sekarang. Tapi
itu sendiri adalah perangkap yang sebenarnya. Strategi menukar tidak sempurna,
tapi itu adalah kebohongan karena strategi itu sangat efektif, tapi tentu saja
kau harus membuat jebakan berlapis ganda untuknya. Jika perangkap ini disusun,
kebenaran akan selamanya dikuburkan di dalam kegelapan. Tidak akan ada lagi
cara untuk memastikan siapa "target" sebenarnya dengan kepastian 100%
"Ichinose melanjutkan.
Ichinose, dia melihat rencana di
balik rencana tersebut. Dia menyadari kebenaran yang telah aku sembunyikan
bahkan dari Yukimura. Pertama, dasar pemikirannya adalah bahwa aku bukan
"target". Tapi aku mendekati Yukimura dengan menyamar menjadi
"target". Sebagai bukti, aku sudah menggunakan ponsel
"target" yang sebenarnya untuk melakukan kontak dengannya. Tapi
"target" sebenarnya dan pemilik ponsel itu adalah Karuizawa. Dia menyembunyikan fakta itu
dengan sangat baik.
Satu-satunya orang yang dia
beritahukan fakta itu adalah Hirata. Hirata juga menyimpan kebenaran yang
tersembunyi itu dariku dan Yukimura yang sudah menjadi anggota kelompok yang
sama pada awalnya. Karena itulah dia pura-pura tidak tahu apa-apa saat kami
membicarakan tentang "target".
Tapi setelah aku mengetahui
tentang masa lalu Karuizawa dan Hirata, dia bercerita tentang identitas
Karuizawa sebagai "target". Dan setelah aku menggunakan Manabe untuk
menggertak Karuizawa, aku menggunakan situasi itu untuk menukarkan ponsel kami.
Tentu saja memanipulasi pesan dan
riwayat yang sama seperti yang aku lakukan dengan Yukimura. Lalu aku melepas
kunci kartu SIM menggunakan poin. Prosedur ini tidak ilegal dan bisa dilakukan
dengan mudah di penjual ecer massal sebagai layanan gratis. Ini mungkin sebuah
kapal, tapi selama ujian ini mengharuskan penggunaan ponsel, sebuah tempat sudah
disiapkan di mana murid dapat memperbaiki atau mengganti ponsel mereka jika
terjadi kerusakan.
Itu sebabnya, saat menggunakan ponsel Karuizawa, aku juga
bisa mentransfer nomornya. Selanjutnya, sejak saat itu dan seterusnya, aku
sudah menukar ponsel itu dengan Yukimura. Tentu saja, aku hanya mengatakan
kepadanya bahwa itu adalah 'ponselku' dan Yukimura sudah mempercayaiku. Jika
kebenaran itu di keluarkan, dia pasti akan menjadi jengkel dan kesal kepadaku.
Jika dia adalah orang yang
sederhana, mereka tidak akan pernah memperhatikan Yukimura dan aku sudah bertukar ponsel. Jika itu adalah orang yang cerdas, mereka akan memperhatikan
pertukaran itu dan menuduhku sebagai "target" yang sebenarnya. Tapi
mereka tidak akan pernah sampai pada kesimpulan bahwa Karuizawa adalah
"target" sebenarnya. Itu adalah rencana penukaran ponsel yang pernah
aku lakukan.
"Jika Kelas D tidak memiliki
‘target’ di dalamnya, apa yang akan kau lakukan?" Ichinose bertanya padaku.
"Sama sepertimu, aku sudah
mencoba untuk mencari tahu siapa ‘target’ di antara kelas-kelas tersebut, mukar
ponsel dengan mereka dan melewati diriku sebagai ‘target’ yang sebenarnya”
Jika "target"
sebenarnya keluar setelah itu dan menunjukkan tipuan, pencarian akan berhasil
dan jika misalnya mereka percaya bahwa Ichinose adalah "target"
sebenarnya, pengkhianat tersebut pasti akan salah dan ujian akan berakhir. Di dalam
situasi yang terakhir, tidak ada poin yang diberikan ke Kelas B dan mungkin
saja untuk mengurangi kesenjangan poin antara beberapa kelas.
"Jadi itu sudah keluar,
ya?"
Ichinose kemudian mulai menarik
keluar ponsel dari kiri dan kanan kantungnya. Salah satunya adalah "target"
dari Kelas B dari kelompok lain, salah satunya dari murid lain yang bukan
"target" dari kelompok lain.
"Omong-omong, ini hanya
prediksiku tapi jika kau beralih dari arus diskusi hari ini ---"
Ichinose kemudian dengan cepat
menulis pesan di ponselnya.
"Identitas ‘target’ adalah
Karuizawa Kei-san. Benarkan?"
Setelah menulis itu, dia
menunjukkanku layar ponsel. Itulah pesan 'pengkhianat' yang akan dia kirim ke
sekolah sekarang. Tapi sebelum sesuatu bisa terjadi, ponselku dan Ichinose,
keduanya berdering pada saat bersamaan.
"Ujian untuk kelompok
(kelinci) sekarang telah berakhir. Mohon tunggu pengumuman hasil"
"Aaah ... seseorang
mengkhianati kita pada akhirnya, yah, entah itu Kelas A atau C, mungkin salah
satunya" katanya.
"Kenapa kau mencurigai
Karuizawa?" Tanyaku padanya.
"Alasan yang sama dengan
Yukimura-kun, karena dia juga bertingkah berbeda dari biasanya. Dia biasanya
tidak peduli dengan Ayanokouji-kun, tapi dia sudah sering melihatmu dan dia
sudah melihat wajahmu lebih dari yang seharusnya. Tapi itu bukan bukti yang
nyata bahwa Karuizawa-san adalah ‘target’, jadi bagaimanapun juga aku tidak
akan mengirim pesan itu"
Sepertiya rencana yang telah aku
bangun, sepenuhnya sudah dilihat oleh Ichinose.
"Kenapa kau tidak memberi
tahu siapa pun tentang itu? Dengan begitu, kebohongan itu akan terungkap"
Ichinose hanya tertawa. Senyumnya
saat ini benar-benar sungguhan dan mendalam yang paling dalam dan paling asli
yang pernah aku lihat.
"Itu sudah jelas, bukan? A
atau C, jika salah satu dari mereka salah, itu masih merupakan nilai tambah
bagi kita. Sejak awal, aku tidak bermaksud menyelesaikannya bersama-sama dengan
setiap orang melalui hasil 1 atau mengkhianati setiap orang melalui hasil 3.
Saat ‘target’ tidak ada di Kelas B, aku selalu bermaksud membiarkan kelas lain
mengkhianati kita dengan sengaja. Aku pikir pengkhianat kali ini berasal dari
Kelas A "katanya.
"Machida, ya?"
"Tidak, tidak, itu adalah Morishige-kun,
dia dari faksi Sakayanagi-san, mungkin dia tidak mau patuh mematuhi faksi
Katsuragi. Mungkin dia berpikir bahwa lebih baik mengkhianati dan mengambil
poin saja, apa itu mingkin?”
Sambil tertawa dengan aneh, dia membelakangiku.
"Ayanokouji-kun, secara
tidak terduga kau menakjubkan. Pembicaraan yang baru saja kau lakukan
bersamaku, dibuat pada saat itu juga, bukan?"
"Jika kau ingin memuji,
pujilah Horikita. Dia hanya memberiku beberapa situasi dugaan dan aku mematuhi
perintahnya"
Sepertinya aku harus mengevaluasi
kembali orang yang dikenal sebagai Ichinose Honami ini. Dia benar-benar berhasil menghindari pengambilan risiko dan pada saat bersamaan merancang strategi untuk
keluar sebagai pemenang. Aku tidak punya hak untuk mengeluh.
"aku akan pergi, gawat jika
kita akhirnya melanggar peraturan"
Tapi seperti yang dikatakan
Ichinose, ponsel kami memainkan nada yang unik secara bersamaan dan bukan hanya
sekali atau dua kali, tapi empat kali berturut-turut dalam waktu singkat.
"A-Apa artinya ini?"
Ichinose terlihat benar-benar
terkejut dari lubuk hatinya, saat kami berdua menatap layar ponsel kami.
⁰â‚’⁰
Kapal yang berlayar di laut yang
dalam, terlihat sedikit sepi.
Tetapi seiring waktu mendekati
pukul 23.00, kehadiran orang-orang berangsur-angsur meningkat. Ketika aku
perhatikan, kafe yang aku rencanakan untuk aku tinggalkan setelah menunjukkan
kesuksesan dan tempat duduk dengan cepat dipenuhi satu per satu. Di depanku
yang sudah mendapatkan empat kursi di depan, seorang perempuan mendekat.
"... maaf membuatmu
menunggu"
Perempuan yang datang dengan gugup adalah
Karuizawa Kei. Sesuatu tentang ekspresinya terlihat berbeda dari biasanya.
"Maaf sudah memanggilmu"
kataku padanya.
"Tidak, tidak masalah
..."
Karena aku sama sekali tidak memiliki
pembicaraan khusus kepadanya, aku hanya menatap pemandangan yang berwarna dengan
diam. Tapi karena Karuizawa sepertinya menatapku, aku pun berbalik menatapnya
juga.
"Ahh, umm ... aku penasaran
apa semuanya beres?"
"Tidak masalah, aku yakin
orang-orang dari Kelas A mengirim pesan ke sekolah dengan namaku di
atasnya"
Aku bisa mengatakan ini sebagai
jeminan, ada satu hal lagi yang aku miliki selain menukar ponsel Karuizawa dan
Yukimura. Karena kami sudah bekerja sama dengan prediksi di dalam pikiran untuk
memastikan bahwa kami bisa secara sinergis bekerja sama, tidak akan ada
kekhawatiran yang terjadi.
"Bagaimana kau bisa
mengatakannya dengan pasti?"
"Bukankah kertas yang kau
berikan kepadaku berarti sesuatu, Ayanokouji-kun?"
Keberadaan yang merayap dari
belakangku, mengejutkan kami cukup membuat Karuizawa sedikit melompat. Mau
bagaimana lagi, karena keberadaan itu adalah anak yang Karuizawa ingin putus dengannya,
Hirata.
"Kerja bagus kalian berdua,
Tidak keberatan jika aku duduk?" dia bertanya.
"Tentu saja"
Karuizawa bergeser dengan tidak
nyaman dan berpaling dari Hirata, tapi tidak menunjukkan tanda-tanda langsung
menolaknya. Sekarang jam 22:55. Dalam 5 menit lagi, sebuah pesan akan dikirim
ke semua murid.
"Sudah hampir waktunya, apa Horikita-san
belum datang? Apa sebaiknya kita menghubungi dia?"
"Dia tipe yang selalu
mematikannya, kita bisa menunggu empat menit lagi," jawabku.
"Ahh, sepertinya dia ada di
sini"
Paling tidak dalam masalah ini,
Horikita telah tiba lebih cepat dari perkiraanku.
"Haa ~ Jika aku melihat
pertemuan kelompok ini di depan mataku seperti ini, aku tidak bisa tidak
mendesah" kata Horikita.
"Kau akhirnya sampai. Omong-omong,
apa itu di belakangmu?" Tanyaku padanya.
"Jika kau memperhatikannya,
kau akan kalah. Anggap saja dia sebagai hantu yang menunggangiku dan
mengabaikannya seperti itu" jawab Horikita.
"Jangan bilang begitu,
Horikita, aku pikir kau akan cemas selama masa ujian dan aku khawatir denganmu,
itu sebabnya aku mengikutimu"
Aku tidak melihatnya akhir-akhir ini, tapi Sudou Ken berdiri di samping Horikita hampir seolah-olah dia menempel
kepadanya.
"Kau menghalangi jalanku,
menyingkirlah" kata Horikita padanya.
"J-Jangan bilang begitu, aku
menantang ujian ini dengan usaha terbaikku, kau tahu" jawab Sudou.
"Kalau begitu, apa kau yakin
bahwa kau akan meninggalkan hasil yang bagus?"
"... aku hanya tinggal
selangkah lagi, tapi sepertinya seseorang yang lebih cepat dariku mengirim
pesan terlebih dahulu"
Setelah mendengar alasan setengah
hati darinya, sepertinya Horikita sudah berhenti memerhatikannya. Horikita
kemudian duduk di kursi kosong terakhir. Sudou panik dan dengan cepat bergerak
untuk menarik kursi dari meja di dekatnya.
"Kau masih di sini"
Horikita memberitahu Sudou.
"Tidak masalah, kan? Aku
hanya akan mendengarkanmu juga, jangan menghentikanku"
Meskipun ini adalah pertemuan
anggota yang sedikit tidak biasa, sepertinya Sudou tidak tertarik untuk
mendengarkan sisi kami.
"Yang lebih penting, kiriman
beruntun yang kami dapatkan tadi ..."
"Ya, aku juga penasaran
dengan itu"
Kira-kira 2 jam yang lalu, itu
adalah kejadian yang terjadi saat aku berpisah dengan Ichinose. Empat kiriman
dikirim ke ponsel kami satu per satu. Isi kiriman tersebut memberi tahu kami
tentang akhir ujian untuk beberapa kelompok.
Kelompok (tikus), kelompok
(Kuda), kelompok (Burung) dan kelompok (Babi). Semua kelompok tersebut mendapat
ujian berakhir dengan alasan pengkhianat.
"Kelompok (Kuda) adalah kelompok yang ‘targetnya’ adalah Minami-kun, bukan?"
"Ya, dengan kata lain, ada
kemungkinan identitasnya ditemukan oleh seseorang"
"Di kelompok lain, apa ada
kemungkinan salah satu dari kita mengirim pesan?" Horikita dengan cemas
bertanya.
Jika "target" membuat
kesalahan, kerusakan yang akan mereka hadapi tidak perlu ditertawakan.
"Aku memiliki pertanyaan tentang
hal itu dan bertanya ke beberapa kelompok sebelumnya. Dari sisi anak laki-laki,
mereka mengatakan tidak satupun dari mereka adalah pengkhianat yang mengirim
pesan" Hirata memberitahu Horikita.
Tentu saja, dengan asumsi mereka yang
tidak memberi kami kebohongan. Tapi sampai tingkat tertentu, aku yakin kita
bisa mempercayai mereka.
"Apa Yamauchi baik-baik saja?"
Aku bertanya tentang laki-laki
yang siap melakukan hal ekstrem jika diperlukan.
"Ahh, um, orang itu
baik-baik saja. Yamauchi-kun berada di kelompok (Burung), dan sepertinya dia
memang berusaha mengirim pesan pengkhianatan tapi dia sangat ragu dan ujiannya
berakhir sebelum dia bisa mengirim pesan" jawab hirata.
"Aku tidak tahu dia dari
mana, tapi mengkhianati kita terlebih dahulu sebelum kita bisa bermain dengan
baik"
Horikita meramalkan bahwa jika
Yamauchi mengirim pesan pengkhianatan, dia pasti benar-benar mendapat jawaban
yang salah. Aku yakin dia benar. Dia sudah kehilangan kesempatannya saat dia
tidak cepat mengirim pesan dan ragu-ragu setelah ujian berakhir.
"Tapi kita tidak tahu sisi
dari para perempuan” kata Horikita.
"Tidak masalah, aku sudah
memeriksa sisi para perempuan itu. Tidak ada yang mengirimkan pesan"
Karuizawa menjawab Horikita terus
terang tanpa ragu sedikit pun. Karena dia memerintah anak-anak Kelas D,
kemampuan pengumpulan informasinya hampir sama cepatnya dengan Hirata.
"...Aku mengerti"
Tentu saja Horikita yang tidak
memiliki kemampuan pengumpulan informasi semacam itu, tidak memiliki pilihan
selain menerima jawabannya.
"Pada akhirnya, di ujian ini
aku bertanya-tanya kenapa pengarahan dilakukan dengan sekelompok kecil anggota?"
Hirata membisikkan pertanyaan itu
meskipun dia tidak bisa memahami maknanya di baliknya.
"Ujian ini adalah salah satu
ujian 'berpikir'. Dengan kata lain, bagaimana kita berpikir. Bukan berarti
setiap pertanyaan yang memiliki jawabannya... atau semacamnya" Horikita
membalas Hirata.
Itu benar, bisa jadi hanya dengan
melihat melalui tebing yang tak berarti itu, apa kita bisa menemukan jawaban
yang tersembunyi di balik semua pertanyaan itu? Mungkin wajar untuk menganggapnya
seperti itu.
"Yang lebih penting, yang aku
khawatirkan adalah fakta bahwa keempat pesan tersebut masuk hampir bersamaan.
Jeda pengkhianatan adalah 30 menit. Meski begitu, pengkhianatan terjadi
dalam 1 dan 2 menit pertama. Apa itu normal? " Horikita bertanya.
"Bukanah itu... hanya sebuah
kebetulan?"
Sepertinya dari sudut pandang
Sudou yang baru saja mendengarkan pembicaraan kami, semua mungkin terasa
seperti sebuah kebetulan.
"Ketika Kouenji-kun mengirim
pesan pengkhianatan, tanggapan dari sekolah itu langsung begitu saja. kita bisa
berasumsi bahwa mereka membalas secepat respons otomatis..."
"Kemungkinan kiriman dikirim secara bersamaan sangat tinggi. Dengan kata lain, mungkin satu kelas
bertanggung jawab atas semua pengkhianatan tersebut"
Benar. Aku juga berpikir bahwa
tidak ada kemungkinan lain selain itu untuk mengirimkan empat kiriman bersamaan
dengan waktu yang sama.
"Mungkin mereka menghitung
pesan pengkhianatan mereka untuk memberi tahu kita bahwa merekalah yang
melakukannya"
"Ya, aku juga tidak bisa
memikirkan alasan lain selain itu, dan hanya ada satu orang yang akan
melakukan hal seperti itu ..." kata Horikita.
Horikita dan Hirata secara alami saling
bertukar kalimat. Aku hanya bersyukur ini akan berakhir tanpa aku harus
mengatakan sesuatu yang tidak perlu.
Dan ada makna dari penggunaan kafe
ini yang sudah kami pakai berkali-kali sebelumnya untuk bertemu di malam ini.
"Seperti yang diharapkan,
kau ada di sini"
Hal itu agar aku bisa mengundang
tamu ke 6, laki-laki itu ke tempat ini.
"Ryuuen ... !!!"
Setelah menyadari kehadiran
Ryuuen, Sudou berdiri untuk mengintimidasinya tapi Ryuuen tidak
memperhatikannya dan hanya meraih kursi kosong sebelum duduk di samping
Horikita.
"Aku pikir aku akan datang dan
menikmati hasilnya denganmu. Terima kasih sudah berada di tempat yang mudah
dikenali seperti ini" kata Ryuuen.
"Ya, aku memilih tempat ini
apalagi agar kau dengan kebodohanmu bisa menemukan tempat ini. Terima
kasih," jawab Horikita kepadanya.
"Tapi meski begitu, Suzune,
ini pertemuan yang sedikit besar untukmu, ada apa dengan perubahan hati ini?"
Ryuuen mengatakan ini saat
melihat kami berempat berkumpul di meja (sambil mengabaikan Sudou sepenuhnya).
"Aku bosan karena kau yang
mengomel terus menerus. Aku berkonsultasi dengan mereka tentang hal itu di
sini"
"Jangan memberi Horikita
masalah!" Sudou mengaum kepada Ryuuen.
"Sudou-kun, diamlah"
kata Horikita.
"........ ou ........."
Setelah dihentikan oleh Horikita,
Sudou dengan patuh kembali ke kursinya. Dia orang yang sangat jujur.
"Aku pikir kau tidak
memiliki teman yang sebenarnya. Yah itu tidak masalah"
Ini sendiri merupakan rencana pembelaan
lain yang telah aku siapkan melawan Ryuuen. Dengan meningkatkan jumlah orang
yang berinteraksi dengan Horikita, aku telah menciptakan kepalsuan secara
efektif. Tentu saja, jumlah orang yang harus diawasinya akan meningkat dan hal
itu akan menjadi tidak berkelanjutan untuknya.
"Hasilnya akan segera
diumumkan, apa kau mendapat hasil?"
"kurang lebih, kau terlihat
sangat santai" Horikita membalas Ryuuen.
"Kukuku, aku tidak akan berada
disini jika tidak seperti itu, sepertinya orang yang sama dari yang terakhir
kali juga ada di sini"
"Oh, itu benar. Terakhir
kali selama pengumuman hasil, setelah berakting dengan hebat dan kuat, kau
kalah total"
Sudou menertawakan Ryuuen setelah
mengingat sesuatu dan mengarahkan jarinya kepadanya dan seolah untuk
mencocokkan tindakan Sudou, Horikita juga memandang Ryuuen dengan ekspresi
jijik.
"Hentikan, Suzune, jika kau
melakukan ini sekarang, kau hanya akan mempermalukan dirimu nanti, kau tahu?
Aku sudah tahu ‘target’ dari kelompok kita"
Apa kata-kata itu benar atau sebuah
kebohongan? Horikita tidak terguncang sedikit pun. Mungkin karena dia sudah
memiliki keyakinan bahwa dia tidak akan kalah dengan Ryuuen.
"Aku senang dengan itu, aku
menantikan hasilnya”
"Kita bahkan tidak perlu
menunggu, aku bisa memberitahumu siapa ‘target’ untuk kelompok (naga) sekarang"
"Aku minta maaf tapi kau
hanya terdengar seperti pecundang saat ini, ujian sudah berakhir dan tidak ada
yang dari kelompok (naga) yang menjadi pengkhianat, hanya akan berarti satu
hal," kata Horikita.
Itu hanya berarti bahwa Ryuuen
telah menyelesaikan ujian tanpa menyadari bahwa Kushida adalah
"target". Itu akan menjadi kebenaran yang tak terbantahkan.
"Jika kau datang untuk
mengetahui kebaikanku, kau akan sangat bersyukur sehingga kau akan membasahi
selangkanganmu"
Dan menggunakan bahasa vulgar
semacam itu, Ryuuen tertawa seolah dia merasa geli.
"...katakan kepadaku, siapakah
‘target’ kelompok (Naga) itu?" Horikita bertanya padanya.
Dan seolah-olah dia menunggunya untuk
mengatakan itu, Ryuuen mengangkat tangannya sambil tertawa. Dia mengintip
melalui celah jarinya seperti binatang buas, seolah-olah sedang bersiap untuk
melompat ke tenggorokan mangsanya.
"Kushida Kikyou".
Ryuuen mengatakan nama itu.
"Ehh?"
Horikita yang belum bereaksi
terhadap kata-kata Ryuuen sampai sekarang, membeku dengan suara kecil yang
terkejut. Itu pasti karena dia yakin bahwa dia sama sekali tidak akan menemukan
identitas hingga dia kewalahan sekarang. Dan juga, Hirata dari kelompok yang
sama (Naga) juga terlihat kaget.
"Maaf, tapi dari hari kedua
ujian, aku sudah tahu jika Kushida adalah ‘target’ kelompok tersebut"
"Ini adalah sebuah lelucon
... kan? Jika ya, kau bisa mengakhiri ujian dengan mengirim pesan pengkhianatan.
Tapi ujian tidak berakhir seperti itu. Itu berarti kau baru menyadari setelah
ujian berakhir, Apa aku salah?" Horikita bertanya padanya.
"Aku hanya merasa kasihan
padamu setelah melihatmu berusaha sangat keras untuk melindungi identitas ‘target’,
lalu melihatmu begitu percaya diri, sangat santai dan yakin tentang
kemenanganmu sehingga kau memandang rendah orang lain. Itulah kenapa aku
memimpinmu sampai akhir”
"Bagaimana kau
mengetahuinya?"
Hirata meminta Ryuuen menanggapi
kata-katanya dengan nada yang merupakan campuran rasa ingin tahu dan ketakutan.
Setelah mereka berusaha keras
untuk melindungi identitas Kushida, dan fakta bahwa sepertinya tidak ada
pengkhianat. Mereka pasti penasaran dengan hal itu.
"Sayangnya jawaban untuk itu...
melibatkanmu, Suzune"
"Aku?"
Horikita, sekarang, pasti sangat
merenungkan kejadian saat ujian di kepalanya, sambil pura-pura masih merasa tenang.
Kapan, dimana dan bagaimana dia bisa melihatnya.
"Aku menyadarinya dari
gerakan matamu, bernafas, gerakan mulutmu, nada suaramu dan hal lain tentang
dirimu"
"Berhenti dengan
lelucon"
"Lelucon? Lalu apa kau
mengaku tahu bagaimana lagi aku bisa tahu yang sebenarnya?"
"Itu ... pasti kau dengar
itu dari orang lain sekarang"
"Aku mengerti perasaanmu
karena tidak ingin mengakuinya, karena semua orang dalam kelompok itu, kau
adalah orang yang paling tidak berharga. Tapi jangan salahkan dirimu untuk itu,
Suzune. Kau hanya memilih orang yang salah untuk ditantang. Ujiannya sangat
kacau. Khususnya yang paling banyak diperhatikan adalah Kelas A. Jadi tenanglah”
"A-Apa yang baru saja kau
katakan?”
"Kau akan tahu jawabannya
segera,"
Sepertinya keempat pesan pengkhianatan
itu adalah karya milik Ryuuen. Begitu pukul 11.00 tiba, sebuah pesan masuk ke
ponsel kami sekaligus. dan tanpa memerhatikan tatapan Ryuuen, kami semua
melihat ke bawah untuk melihat hasilnya.
(Tikus) ---> Karena tebakan
pengkhianat benar. Hasil 3.
(Sapi) ---> Karena tebakan
pengkhianat salah. Hasil 4.
(Harimau) ---> Karena
identitas target dilindungi. Hasil 2.
(Kelinci) ---> Karena tebakan
pengkhianat salah. Hasil 4.
(Naga) ---> Karena tebakan
seluruh kelompok benar setelah ujian berakhir. Hasil 1.
(Ular) ---> Karena identitas
target dilindungi. Hasil 2.
(Kuda) ---> Karena tebakan pengkhianat
benar. Hasil 3.
(Domba) ---> Karena identitas
target dilindungi. Hasil 2.
(Monyet) ---> Karena tebakan
pengkhianat benar. Hasil 3.
(Burung) ---> Karena tebakan
pengkhianat benar. Hasil 3.
(Anjing) ---> Karena identitas
target dilindungi. Hasil 2.
(Babi) ---> Karena tebakan
pengkhianat benar. Hasil 3.
[T/N: Untuk mengingatkan kembali:
Hasil 1: Semua kelas selain kelas target mendapat poin.
Hasil 2: Hanya target mendapatkan 500.000 poin pribadi.
Hasil 3: Penghianat yang menjawab sebelum akhir ujian dengan benar mendapat pion pribadi 500.000 dan kelas 50 poin. Target yang ketahuan -50 poin.
Hasil 4: Penghianat yang salah diberi hukuman -50 poin dan target mendapat 500.000 pion.]
Dan berdasarkan hasil tersebut.
Peningkatan dan penurunan poin kelas dan poin pribadi dalam ujian ini adalah
sebagai berikut. Dalam kasus ini, cl dan pr masing-masing mewakili poin kelas
dan poin pribadi.
Kelas A - Minus 200cl Plus 2 juta
pr
Kelas B - Tidak ada perubahan
pada cl Plus 2,5 juta pr
Kelas C - Plus 150 cl Plus 5,5
juta pr
Kelas D - Plus 50 cl Plus 3 juta
pr
"Kelas C ... ada di tempat
teratas"
Horikita dan yang lainnya
terlihat terkejut dengan hasilnya.
"Bukankah itu hebat, Suzune?
Berkat kemalanganmu, kelompok (Naga) sudah mendapatkan hasil yang tidak
diharapkan yaitu 1. Sekarang, semua kelas harus sama-sama menerima sejumlah
besar poin"
Ryuuen kemudian bertepuk tangan
dan tertawa dengan puas.
"Jika kau menundukkan kepala
di hadapanku dan mengemis, aku bisa memberitahumu jawabannya" kata Ryuuen
pada Horikita.
"Siapa yang mau melakukan
sesuatu seperti itu?"
Horikita sudah mulai
mengatakannya, tapi dengan cepat dan dengan kuat menutup mulutnya.
"Astaga, ekspresimu itu sangat cantik
dan seksi"
Ryuuen kemudian mengeluarkan
ponselnya dari sakunya dan meletakkannya di atas meja di depan kami agar bisa
dilihat semua orang. Di layar, terlihat ada daftar yang berhasil disusun Ryuuen.
Tikus, burung, babi. Dalam kelompok tersebut tertulis nama murid yang dicurigai
sebagai "target" dari Kelas A.
"Aku menemukan akar dari
ujian ini dan sampai pada saat itu. Kemudian aku berfokus pada penargetan hanya
pada Kelas A dan ini adalah bukti dari hal itu"
Dengan kata lain, ini berarti
Ryuuen berhasil menyelesaikan ujian ini tanpa menargetkan Kelas D atau Kelas B dan
hanya menyerang Kelas A. Umumnya, tidak mungkin melakukan hal yang tidak
menyenangkan tersebut. Tapi tidak ada yang menyangkal bahwa Ryuuen
melakukannya, faktanya, menariknya keluar.
"Dan aku minta maaf karena
memberitahumu ini. Tapi sayangnya, targetku berikutnya adalah kau, Suzune. Pada
ujian berikutnya, aku akan memastikan untuk secara khusus menargetkanmu. Aku
akan terus berjalan sampai aku benar-benar merobek pikiran dan hatimu menjadi
potongan kecil”
Tidak ada lagi kata-kata untuk
membalasnya, Horikita terus menatap hasilnya melalui pesan.
Ini berarti bahwa Kelas C sekarang
memiliki keunggulan besar dari kelas lainnya, setelah mendapatkan sejumlah
besar poin di sini di dalam ujian ini.
Melihat ke belakang, meskipun
Kouenji sepertinya hanya bermain-main saat itu, permainannya sangat bagus untuk
memastikannya beberapa kali lagi. Jika tidak, itu pasti merupakan kemenangan
pasti Kelas C.
Tentu saja tindakan Kouenji
akhirnya mengirim peluru liar terbang ke ‘target’ ke kelas yang lainnya juga.
"Tunggulah di semester kedua
nanti"
Setelah berhasil membayar kembali
hutangnya di uji pulau, Ryuuen terlihat puas saat ia berjalan pergi. Dan semua
murid, terlepas dari kemenangan mereka, terlihat seperti tidak merayakannya
melainkan terlihat sangat lelah.
"Aku masih bisa menerima
bahwa Ryuuen-kun hanya mengumpulkan informasi tentang ‘target’ Kelas A. Aku
dapat menulisnya dengan bakat yang tidak kita miliki, tapi bagaimana dia mendapatkan
hasil kelompok naga?" Tanya Hirata.
Tapi tidak perlu berpikir keras
tentang ini.
"Itu tidak terlalu sulit,
jika kau memikirkannya, itu sangat sederhana"
"Apa maksudmu?"
"Terlepas dari cara Ryuuen
menemukan identitas ‘target’. Yang harus dia lakukan hanyalah mengumumkan
'Kushida adalah target' sebelum ujian berakhir. Tentu saja, tidak ada yang akan
percaya dengan kata-kata seseorang seperti Ryuuen. Terutama kepada sekelompok orang
yang berbakat seperti kelompok itu. Tapi waktu penutupan itu sendiri berbeda,
bahkan jika kau salah menjawab di jeda itu, tidak akan ada risiko. Dengan
demikian, bahkan seseorang yang bermain pertahanan seperti Katsuragi akan
tergoda untuk memilihnya. Bahkan jika ada 1% kemungkinan Kushida benar-benar
adalah ‘target’, hasil pertama akan yang paling mudah bagi mereka semua" kataku.
Jika dia sudah menanam benih itu
lebih awal, ini adalah tugas yang sangat sederhana. Tapi itu adalah sesuatu
yang tidak mungkin dilakukan dengan normal. Ini adalah tugas yang tidak bisa
dilakukan kecuali semua orang percaya bahwa itu memang Kushida. Apakah ini
sangat mungkin? Bahkan aku tidak bisa membayangkan bagaimana hal ini bisa
terjadi.
Ini tidak mungkin berhasil. Tapi
bagaimana? menyampingkan kelas D, dia membimbing setiap orang untuk mendapatkan
hasil 1 sambil mendapatkan kepercayaan mereka? Kecuali jika dia memiliki 'bukti
kuat bahwa setiap orang akan percaya'... mungkin.
"Horikita. Hanya kemungkin
saja, tapi mungkin ada beberapa rintangan di masa depan"
Dan tidak hanya satu atau dua
kali, tergantung situasinya, mungkin juga melibatkan seluruh Kelas D.
"... rintangan dari
Ryuuen-kun? Itu benar jika dia berhasil melakukannya dengan lancar di dalam ujian
ini, itu benar, tapi tidak ada jaminan dia akan bisa mengulanginya lagi di masa
depan. Sebenarnya, kelompokmu benar-benar menang, apa aku salah?" Horikita
bertanya padaku.
"Itu benar, aku mungkin
hanya berpikir berlebihan. Jangan khawatir tentang hal itu.”
Saat ini masih belum ada yang
menjadi firasat. Tapi bagaimana jika firasat ini menjadi kenyataan? Aku tidak
bisa tidak berpikir jika ini mungkin merupakan langkah awal menuju keputusasaan.
Tapi pada saat bersamaan, aku juga mulai merasakan emosi 'kegembiraan' mulai
tumbuh di dalam diriku.
Dari admin yang terlibat: Aghh... Akhirnya selesai juga. Bagaimana perasaan kalian membaca volume 4? Admin pribadi mulai tertarik di pertengahan chapter 3 apalagi waktu Ayanokouji sama Karuizawa..... ( ͡° ͜Ê– ͡°) Terima kasih sudah mengikuti terjemahan kami. Selamat Hari Natal bagi yang merayakan dan Selamat Liburan bagi yang lainnya ('.')>
spiler !!!!!!
BalasHapus.
.
.
.
.
.
wah,,,kelas c menang ya,,, ryuen juga lumayan ternyata,, tapi kyaknya gak ada apa apa nya kalo lawan ayanokoji langsung,,,
di volume ini kushida gak ngapa ngapain selain jadi target,, dia gak berguna di volume ini, kecewa gue
jadi penasaran sama hubungan ayanokoji sama karuizawa,,, semoga ada bumbu bumbu cinta disini (tapi kayaknya gak mungkin)....
btw tngkyu Admin,,,
Di tuungu v 4.5 mau lihat karuizawa nya ( ͡° ͜Ê– ͡°)
BalasHapusWaaaah mantap min.. lanjutkan
BalasHapusMantap min dan semangat, gw jg penasaran bgt sejak sama kuruizawa
BalasHapusSemangat utk volume selanjutnya, moga mimin diberi kesehatan dan dilancarkan rejekinya
BalasHapusDitunggu lanjutannya
BalasHapusKeren bosque
BalasHapuslanjut min
BalasHapusNext wkwk
BalasHapusKeren banget ceritanyaa...
BalasHapusThank you min
Lanjut min sampek Horikita ( ͡° ͜Ê– ͡°) sama ryuen
BalasHapusNice one keep it up-
BalasHapusSetelah membaca dan menelah, sepertinya Ryuen tahu target di team naga karena Kushida sendiri yang kasih tau.
BalasHapusMantap gan!😆😆😆😆
BalasHapusMantap euy
BalasHapusMamta !!!
BalasHapusAdmin syemangat
BalasHapusMantapp slurrr
BalasHapusVolume yg luar biasa, terima ksh sy sangat terhibur membacanya..
BalasHapus