Novel Kakashi Hiden Chapter 8 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Minggu, 24 April 2016

Novel Kakashi Hiden Chapter 8


5,000 METER SAMPAI UJUNG KEMATIAN

 

Disekitar Kakashi, yang tengah terlempar ke langit, ada juga penumpang yang jatuh dan terlempar keluar dari kapal dengan cara yang sama dan berserakan. Mata Kakashi saling pandang dengan Guy.

 

Dia melihat Guy mengangguk setuju. Kakashi sadar bahwa ia juga pasrah untuk mati.

 

Setelah mengatakan hal demikian, jika mereka harus terjun ke tanah dari ketinggian 5.000  meter, memang tidak ada pilihan lain. Hanya ada satu tempat bagi shinobi untuk mati.

 

 ... Sial...

 

Menutup matanya, Kakashi membayangkan Kahyo yang mengenakan gaun panjang berwarna biru.

 

"Jika kalian ragu-ragu akan keputusan kalian, maka jumlah korban akan meningkat..." Saat dia bersembunyi di dapur, wanita itu berkata seperti itu sambil berdekatan mata dengan Kakashi.

 

"Kalau soal itu, kau takkan pernah mengerti perasaan dari orang tua yang anaknya telah dibunuh!"

 

...di bawah topeng, nampak dia berteriak sekuat tenaga.

 

Apa yang bisa kulakukan? Apa yang bisa kulakukan untuk wanita itu? Berpikir demikian, ada hal aneh yang tiba-tiba timbul dalam pikirannya.

 

Sudah di duga... Semua telah berakhir.

 

Akhirnya, kematian... akan datang. Ke tempat mereka pergi: Obito, Ayah, dan temanteman yang telah tewas dalam pertempuran. Aku juga akan pergi ke sana.

 

Saat tubuhnya tiba-tiba terasa melawan gravitasi dan dengan lembut mengambang di udara, Kakashi tidak mengerti apa yang sedang terjadi....?

 

"Timming yang tepat."

 

Saat Kakashi membuka matanya, Sai sudah menghadap dirinya. Dia tersenyum dan tertawa.

 

"Apakah kau lupa? Kakashi-sensei memanggilku, kan? "

 

(!)

 

Kakashi segera bangun. Dia menaiki burung besar Sai. Dia melihat-lihat keadaan sekitar.

 

Mereka terbang jauh dari Tobishachimaru. Ada kawanan besar burung besar yang terbuat dari Choujyuu Giga. Mereka terbang berputar bagaikan awan.

 

Guy menggantung di kaki burung  besar itu. Dia tersenyum dan tertawa sambil mengacungkan jempol.

 

Setelah itu, ia mengangkat kaki yang sakit. Pada gips yang berada di telapak kakinya, ada dua karakter Kanji tertulis disana yang berbunyi:

 

"Youth (Pemuda)".

 

Para penumpang yang juga keluar dari Tobichachimaru, mereka juga tampak menaiki burung besar. Dan juga, terlihat masih ada orang-orang yang baru saja di tangkap oleh kaki burung itu.

 

"Tenang saja." kata Sai. 

 

"Semua orang telah diselamatkan."

 

"Apa kau tahu berapa ketinggian sekarang?"

 

"Sepertinya..." Sai ikut Kakashi menatap Tobishachimaru. 

 

"Kukira... Sekitar 5.500 atau 6.000 meter? "

 

Karena perabotan dan penumpang di ruang makan telah terlempar keluar, Tobishachimaru menjadi lebih ringan. Kakashi memikirkannya. Mungkin karena itu, ketinggiannya meningkat.

 

Pagi hari yang sebelumnya tanpa awan, kini telah berubah menjadi pagi berawan hitam. Asap-asap itu terbang ke arah barat. Udara agak penuh dengan aroma air.


"Apakah kau tahu identitas pelaku serangan itu?"

 

"Tidak. Tapi, Tsunade-sama sekarang sedang menghubungi mereka."

 

"Pelaku utama bernama Rahyo." 

 

Dengan sedikit keraguan, ia menambahkan jawabannya. 

 

"Dan juga adik perempuannya, bernama Kahyo."

 

Sai mengangguk.

 

Kakashi melihat ke atas di Tobishachimaru, yang masih mengambang di langit. Kapal itu bergerak menuju Barat-barat Laut.

 

Kenapa menuju ke arah Barat-barat Laut?

 

Pikiran Kakashi sepenuhnya berubah.

 

Permintaan Aliansi Persenjataan Ryuuha adalah untuk melepaskan Garyo. Untuk di tukarkan dengan para sandera, orang-orang itu berusaha untuk mencapai tujuan mereka.

 

Namun, tentu saja Konoha tidak akan menerima permintaan itu dengan mudah. Jika itu terjadi, maka orang-orang itu mungkin telah menyiapkan situasi jika negosiasinya gagal. Selain itu, mungkin mereka akan mengambil beberapa tindakan tertentu untuk memastikan berhasilan mereka sendiri.

 

Tidak diragukan lagi, kartu Truf mereka adalah Kahyo. Itulah jawaban pastinya.

 

"Mereka menuju Houzukijyou (penjara yang ada di Blood Prison)." Mulut Kakashi terbuka.

 

"Orang-orang itu telah mempersiapkan rencana lain jika negoisasinya ditolak oleh Konoha. Strategi mereka adalah untuk menyelamatkan Garyo dari langit. Untuk melewati pertahanan Houzukijyou. "

 

Menggunakan jutsu Kahyo, Garyo akan didorong ke arah sana. Jika mereka menggunakan es dari jutsu Jisarenhyou, hal itu mungkin saja bisa dilakukan. Dan setelah mereka akan kembali melindungi Garyo dengan Tobishachimaru.

 

"Ino". Kakashi memanggil dalam pikirannya. 

 

"Kau bisa dengar aku, Ino?"

 

"Ya, aku bisa mendengarmu." Ino segera merespon. 

 

"Kau aman, Kakashi-sensei."

 

"Tobishachimaru sedang menuju Houzukijyou"

 

"Mungkin orang-orang itu berniat untuk menyelamatkan Garyo dari langit "

 

"Dimengerti. Aku akan segera memberitahu Tsunade-sama."

 

"Sai"

 

"Iya."

 

"Tolong bawa aku kembali ke Tobishachimaru"

 

"Aku merasa khawatir." ucap Kakashi.

 

"Selain itu, masih ada para sndera yang tersisa, kita tidak bisa meninggalkan mereka."

 

Bagai mendaki udara, burung besar Sai menembus melalui awan hujan. Dalam sekejap, mereka muncul di langit dekat dengan Tobishachimaru.

 

Lubang di lambung sudah ditutupi dengan es. Itu mungkin jutsu Jisarenhyou milik Kahyo. Es itu meluap dan teruntai. wanita itu baik-baik saja.

 

Bersamaan dengan perasaan leganya, Kakashi fokuskan pikirannya.

 

Namun demikian, tekanan udara disini rendah.

 

Sai mengatakan bahwa ketinggian saat ini sekitar 6.000 meter. Ya, mungkin benar setinggi itu. Sambil mencari lubang untuk menembus masuk ke dalam Tobishachimaru, Kakashi juga menghitung ketinggiannya. Kakashi menghitung sampai dengan 7.000 meter, jika tekanan udara dalam kapal tidak berubah lagi, para penumpang tidak akan kehilangan kesadaran dengan cepat.

 

Namun, oksigennya pasti akan berkurang. Ini hanya masalah waktu. Selain itu, dari sudut pandang Kakashi, Tobishachimaru sedikit demi sedikit terus bertambah ketinggiannya.

 

Mungkin alat-alat dalam ruang kendali ada yang rusak. Jadi sang pilot tidak menyadari kalau pesawat itu terus naik?

 

"Sebelah sana." Sai menunjuk. 

 

"Pada gondola ruang tamu. Ada lubang yang terbuka."

 

Kakashi menghadapkan tubuhnya ke arah yang Sai tunjukan. Berada diantara awan yang bergerak, ia berusaha memastikan ada celah untuk menembus.

 

Pada bagian bawah kantung udara, tepatnya di dasar sirip pada dada (bentuk) orca itu, ada lubang yang cukup besar untuk dilewati satu orang.

 

"Baiklah, aku akan masuk lewat sana."

 

Sai mengangguk. Memiringkan sayap burung besar itu, mereka meluncur secara diagonal di langit. Lalu, mereka tiba-tiba berhenti di dekat lubang. 


LANJUT CHAPTER 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar