Disekitar
Kakashi, yang tengah terlempar ke langit, ada juga penumpang yang jatuh dan
terlempar keluar dari kapal dengan cara yang sama dan berserakan. Mata Kakashi saling pandang dengan Guy.
Dia melihat
Guy mengangguk setuju. Kakashi sadar bahwa ia juga pasrah untuk mati.
Setelah
mengatakan hal demikian, jika mereka harus terjun ke tanah dari ketinggian
5.000 meter, memang tidak ada pilihan
lain. Hanya ada satu tempat bagi shinobi untuk mati.
... Sial...
Menutup
matanya, Kakashi membayangkan Kahyo yang mengenakan gaun panjang berwarna biru.
"Jika
kalian ragu-ragu akan keputusan kalian, maka jumlah korban akan
meningkat..." Saat dia bersembunyi di dapur, wanita itu berkata seperti
itu sambil berdekatan mata dengan Kakashi.
"Kalau
soal itu, kau takkan pernah mengerti perasaan dari orang tua yang anaknya telah
dibunuh!"
...di bawah
topeng, nampak dia berteriak sekuat tenaga.
Apa yang
bisa kulakukan? Apa yang bisa kulakukan untuk wanita itu? Berpikir demikian,
ada hal aneh yang tiba-tiba timbul dalam pikirannya.
Sudah di
duga... Semua telah berakhir.
Akhirnya,
kematian... akan datang. Ke tempat mereka pergi: Obito, Ayah, dan temanteman
yang telah tewas dalam pertempuran. Aku juga akan pergi ke sana.
Saat
tubuhnya tiba-tiba terasa melawan gravitasi dan dengan lembut mengambang di
udara, Kakashi tidak mengerti apa yang sedang terjadi....?
"Timming
yang tepat."
Saat Kakashi membuka matanya, Sai sudah menghadap dirinya. Dia tersenyum dan
tertawa.
Kakashi
segera bangun. Dia menaiki burung besar Sai. Dia melihat-lihat keadaan sekitar.
Mereka
terbang jauh dari Tobishachimaru. Ada kawanan besar burung besar yang terbuat
dari Choujyuu Giga. Mereka terbang berputar bagaikan awan.
Guy
menggantung di kaki burung besar itu.
Dia tersenyum dan tertawa sambil mengacungkan jempol.
Setelah itu,
ia mengangkat kaki yang sakit. Pada gips yang berada di telapak kakinya, ada
dua karakter Kanji tertulis disana yang berbunyi:
"Youth (Pemuda)".
Para
penumpang yang juga keluar dari Tobichachimaru, mereka juga tampak menaiki
burung besar. Dan juga, terlihat masih ada orang-orang yang baru saja di
tangkap oleh kaki burung itu.
"Tenang
saja." kata Sai.
"Semua
orang telah diselamatkan."
"Apa
kau tahu berapa ketinggian sekarang?"
"Sepertinya..."
Sai ikut Kakashi menatap Tobishachimaru.
"Kukira...
Sekitar 5.500 atau 6.000 meter? "
Karena
perabotan dan penumpang di ruang makan telah terlempar keluar, Tobishachimaru
menjadi lebih ringan. Kakashi memikirkannya. Mungkin karena itu, ketinggiannya
meningkat.
Pagi hari
yang sebelumnya tanpa awan, kini telah berubah menjadi pagi berawan hitam.
Asap-asap itu terbang ke arah barat. Udara agak penuh dengan aroma air.
"Apakah
kau tahu identitas pelaku serangan itu?"
"Tidak.
Tapi, Tsunade-sama sekarang sedang menghubungi mereka."
"Pelaku
utama bernama Rahyo."
Dengan
sedikit keraguan, ia menambahkan jawabannya.
"Dan
juga adik perempuannya, bernama Kahyo."
Sai
mengangguk.
Kakashi
melihat ke atas di Tobishachimaru, yang masih mengambang di langit. Kapal itu
bergerak menuju Barat-barat Laut.
Kenapa
menuju ke arah Barat-barat Laut?
Pikiran
Kakashi sepenuhnya berubah.
Permintaan
Aliansi Persenjataan Ryuuha adalah untuk melepaskan Garyo. Untuk di tukarkan
dengan para sandera, orang-orang itu berusaha untuk mencapai tujuan mereka.
Namun, tentu
saja Konoha tidak akan menerima permintaan itu dengan mudah. Jika itu terjadi,
maka orang-orang itu mungkin telah menyiapkan situasi jika negosiasinya
gagal. Selain itu, mungkin mereka akan mengambil beberapa tindakan tertentu untuk memastikan berhasilan mereka sendiri.
Tidak
diragukan lagi, kartu Truf mereka adalah Kahyo. Itulah jawaban pastinya.
"Mereka
menuju Houzukijyou (penjara yang ada di Blood Prison)." Mulut Kakashi terbuka.
"Orang-orang
itu telah mempersiapkan rencana lain jika negoisasinya ditolak oleh Konoha.
Strategi mereka adalah untuk menyelamatkan Garyo dari langit. Untuk melewati
pertahanan Houzukijyou. "
Menggunakan
jutsu Kahyo, Garyo akan didorong ke arah sana. Jika mereka menggunakan es dari
jutsu Jisarenhyou, hal itu mungkin saja bisa dilakukan. Dan setelah mereka akan
kembali melindungi Garyo dengan Tobishachimaru.
"Ino".
Kakashi memanggil dalam pikirannya.
"Kau
bisa dengar aku, Ino?"
"Ya,
aku bisa mendengarmu." Ino segera merespon.
"Kau
aman, Kakashi-sensei."
"Tobishachimaru
sedang menuju Houzukijyou"
"Mungkin
orang-orang itu berniat untuk menyelamatkan Garyo dari langit "
"Dimengerti.
Aku akan segera memberitahu Tsunade-sama."
"Sai"
"Iya."
"Tolong
bawa aku kembali ke Tobishachimaru"
"Aku
merasa khawatir." ucap Kakashi.
"Selain
itu, masih ada para sndera yang tersisa, kita tidak bisa meninggalkan
mereka."
Bagai
mendaki udara, burung besar Sai menembus melalui awan hujan. Dalam sekejap,
mereka muncul di langit dekat dengan Tobishachimaru.
Lubang di
lambung sudah ditutupi dengan es. Itu mungkin jutsu Jisarenhyou milik Kahyo. Es
itu meluap dan teruntai. wanita itu baik-baik saja.
Bersamaan
dengan perasaan leganya, Kakashi fokuskan pikirannya.
Namun
demikian, tekanan udara disini rendah.
Sai
mengatakan bahwa ketinggian saat ini sekitar 6.000 meter. Ya, mungkin benar
setinggi itu. Sambil mencari lubang untuk menembus masuk ke dalam
Tobishachimaru, Kakashi juga menghitung ketinggiannya. Kakashi menghitung
sampai dengan 7.000 meter, jika tekanan udara dalam kapal tidak berubah lagi,
para penumpang tidak akan kehilangan kesadaran dengan cepat.
Namun,
oksigennya pasti akan berkurang. Ini hanya masalah waktu. Selain itu, dari
sudut pandang Kakashi, Tobishachimaru sedikit demi sedikit terus bertambah
ketinggiannya.
Mungkin
alat-alat dalam ruang kendali ada yang rusak. Jadi sang pilot tidak menyadari
kalau pesawat itu terus naik?
"Sebelah
sana." Sai menunjuk.
"Pada
gondola ruang tamu. Ada lubang yang terbuka."
Kakashi
menghadapkan tubuhnya ke arah yang Sai tunjukan. Berada diantara awan yang
bergerak, ia berusaha memastikan ada celah untuk menembus.
Pada bagian
bawah kantung udara, tepatnya di dasar sirip pada dada (bentuk) orca itu, ada
lubang yang cukup besar untuk dilewati satu orang.
"Baiklah,
aku akan masuk lewat sana."
Sai
mengangguk. Memiringkan sayap burung besar itu, mereka meluncur secara diagonal
di langit. Lalu, mereka tiba-tiba berhenti di dekat lubang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar