New
Keesokan
harinya, mereka melewati gerbang pintu masuk Konoha. Sakura dan
Ino berangkat ke Desa Sunagakure.
Sunagakure
berada di dalam Negara Angin, terletak di arah barat desa Konohagakure, Negara
Api. Saat keluar desa, mereka melewati padang gurun dan lautan pohon. Setelah
melewatinya, mereka akan sampai di Sunagakure.
Jika mau,
mereka bisa tiba di sana dalam 3 hari; tapi perjalanan kali ini bukan dalam
keadaan darurat. Mereka tak terburu-buru melakukan perjalanan. Mereka telah
menyampaikan rencana perjalanannya selaman 4 hari ke Sunagakure.
Karena
cuacanya cerah, mereka bisa berjalan dengan nyaman. Keduanya mengenakan pakaian
misi. Dengan santai mereka mengobrol sambil terus berjalan dengan lancar dan
gagah melewati padang gurun.
"Temari-san
dan Shikamaru juga cukup mencurigakan, ya?"
Ino mengajak
berbicara. Mereka telah meninggalkan desa dengan berjalan dan berlari selama
kurang lebih 2 jam.
Sakura
menatap wajah Ino. Dia mengeluarkan senyum nakalnya. Dia terlihat Cantik dengan
rambut sepanjang pinggang yang sekarang diikat.
"mencurigakan
, ya...."
"Maksudmu
mereka jadian, ya?"
"Benarkah!?"
"Yup.
Jadian."
"Pernyataan
yang berani."
Mereka
bercakap-cakap sambil berlari, meski bgeitu napas mereka tak terpengaruh.
Ino
melanjutkan.
"Hei,
soal Temari-san, dia kadang-kadang datang ke Konoha untuk urusan bisnis,
kan?"
"Yah,
karena dia yang bertanggung jawab terhadap diplomasi Suna, kan?"
"Tapi lain hari, aku melihat mereka... Shikamaru dan Temari jalan
bareng."
"Begitukah?"
Sakura tertawa.
"Biasa
saja, kan? Mungkin mereka berbicara tentang pekerjaan "
Shikamaru
juga orang penting di Konoha. Selain bertanggung jawab terhadap
diplomasi
dengan negara-negara lain, ia diam-diam berhubungan secara pribadi. Sebenarnya,
Sakura kebetulan sering melihat mereka berdua jalan bareng di desa.
"Tapi
hal semacam itu... Bagaimana ya... Situasi dan kondisi melihat mereka sebagai
sepasang kekasih, kan? Tapi bukan karena mereka berpegangan tangan, melainkan
dilihat dari ekspresi wajah mereka. Lalu apa kau tak melihat keromantisan
mereka? Saat kau melihatnya di lain hari, mereka berdua terlihat romantis.
Tadinya aku ingin memanggil mereka seperti seperti biasanya, tapi pada saat itu
aku ragu-ragu. Dan pada akhirnya, aku tak jadi memanggil mereka."
"Begitu
ya... Temari-san dengan Shikamaru, ya?"
Tapi mereka
pasangan yang tak terduga, kan? Ino tak menduganya sama sekali.
Bagaimanapun
caranya, itu adalah takdir mereka berdua. Selama Ujian Chuunin, mereka
berhadapan sebagai lawan. Dan sekali lagi saat misi pencarian Sasuke, ketika
Shikamaru melawan shinobi Otogakure, Tayuya: Temari datang untuk membantunya.
Bahkan
setelah itu, kau tak bisa tahu desa telah berubah hanya dengan melihatnya saja.
Hubungan mereka sendiri muncul dari perpaduan: antara misi, bekerja, perang,
perasan keduanya menjadi tak sekedar persahabatan, melainkan cenderung ke arah
lain. Meski begitu, tak aneh sama sekali.
"Kalau
sudah sampai, haruskah aku bertanya langsung kepada Termari-san soal itu?"
Ino
berbicaras sambil tertawa dan tertawa.
"Sebaiknya
jangan. Atau dia akan menyerangmu dengan kipas raksasanya"
"Ahhaha,
pasti--"
Percakapan
konyol mereka cukup menyenangkan.
"Semua
orang setuju dengan mereka, kan? Tapi selain Shikamaru, Chouji juga begitu ya?
Seperti yang telah kita ketahui, dia masih mengedepankan nafsu makannya
ketimbang asmara, kan? "
Sakura
mencoba bertanya padanya.
"Tidak,
tidak... Kau salah." jawab Ino.
Ekspresi
wajah Ino menunjukkan bahwa dia menyimpan informasi rahasia. Ino kemudian
melanjutkan.
"Namanya
Karui-san dari Kumogakure"
"Ah
bohong!"
Sama sekali
tak terduga.
"Nah,
bagaimana cara ngomongnya ya... Apa dia punya perasan padanya? "
"Benar.
Entah kenapa, Chouji baru-baru ini berusaha keras membuat alasan untuk pergi ke
Kumogakure. Dia ingin sekali pergi ke sana. Dia bahkan memberikan rinciannya
dengan masalah makan. Dia berkata 'Sungguh, begitulah... Aku janji mau
ketemu Karui-san untuk makan' Dia bilang begitu sambil gelisah.
"
"Jadi
tinggal masalah waktu, kan?" Tanya Ino dan secara naluri mengangguk.
"Begitukah?"
Sakura juga mengangguk. Tiba-tiba, sesuatu muncul di pikirannya. Dia ingin
menayakan sesuatu.
"Selain
itu, bagaimana dengamu, Ino? Saat ini... apa kabar kehidupan cintamu?"
Sejak kecil,
Sakura dan Ino secara terus terang bersaing untuk hati Sasuke. Namun, karena
mereka sudah sama-sama beranjak dewasa, seolah-olah Ino telah mengundurkan
diri.
Saat ini,
apa yang Ino pikirkan? Atau tidak ada yang di pikirkan? Sakura benar-benar
ingin tahu.
"Mmm...
Baiklah, aku tertarik pada seseorang."
Ino
menjawabnya dengan malu.
"Eh,
kau punya pacar?"
"Err...
Tidak, tidak. Cuma, kupikir dia baik, jadi aku tertarik padanya."
"Ehh
~!"
Tanpa di
sengaja, Sakura mendekati Ino.
"Aku
benar-benar tak tahu. Siapa orangnya? "
"Kau
sangat penasaran kan, Sakura?"
"Benar.
Beri aku petunjuk. Ayo petunjuk! "
"Sebuah
petunjuk, ya?"
Ino berpikir
sebentar. Wajahnya sedikit memerah.
"...seseorang
yang pintar menggambar."
"Ah,
itu sih bukan petunjuk!" Sakura kemudian membalas.
"Hah,
aku tahu... Sai yaaa?"
"Tapi
tak terlalu mengejutkan, kan?"
"Iya..."
Sai
merupakan pengganti Sasuke dalam Tim 7. Saat pertama kali Sai masuk ke tim
mereka, Ino memiliki minat terhadap dirinya. Dia menunjukkan sikap aneh kepada
dirinya. Ino pernah berkata ia mirip Sasuke-kun dengan daya tarik-nya.
"Dari
awal, pria dia terlihat agak tampan kan? Tapi aku tak tahu bagaimana
menjelaskan perasaan ini. Sekarang, aku benar-benar... Eh, Apa ya!? Aku...
Terlalu banyak berkata hal yang sangat memalukan ya? Haaa-- ! Hi ---! "
"Tenang,
tenang...."
Sakura
kemudian bertanya sambil menenangkan Ino "Nah,
ngomong-ngomong... apa kau sudah menyatakan cinta?"
"Soal
itu... Hmm, aku masih..."
Suara Ino
melemah. Reaksinya mengejutkan Sakura.
Dalam
berhubungan dengan orang lain, situasi seperti ini relatif mudah. Jika kau
telah memikirkan suatu hal, kau akan bisa melakukan rencanamu. Ino punya
gambaran mengenai apa yang ingin dia lakukan. Tapi sekarang dalam kasus Ino,
entah kenapa tampaknya masalah ini menjadi skenario yang berbeda.
"Haruskah
aku memberi dia lavender? Atau dogwood berbunga? ... Aku ragu."
Ino berkata
demikian.
"Lavender?
Dogwood berbunga?"
"Yup...,
dalam bahasa bunga, Lavender berarti 'Aku akan menunggumu' . Sedangkan dogwood
berbunga berarti 'memendam perasaan' . Kapan aku harus menunjukkan gejolak
perasaanku kepada Sai? ... Ataukah aku harus menunggunya? Atau begini saja...
Haruskah kunyatakan lalu....? ... Aku
mengkhawatirkannya."
"Oh,
aku mengerti maksudmu"
Ino itu
anaknya penjual bunga, oleh sebab itu iya menjelaskannya dengan bahasa bunga.
"Tapi
Ino.... Menurutku kau yang sekarang lebih seperti dogwood berbunga."
Sakura
berkata demikian. Kemudian Ino mengangguk.
"Begitu
ya? ... Sama seperti kepribadianku, ya? ..."
Nah... dia
berkata kalau perasaannya khawatir. Ino meletakkan tangannya di dahi. Entah
kenapa, dia terlihat sedikit manis jika seperti itu.
'Kalau
aku...' Sakura tiba-tiba berpikir 'Kupikir... Aku lavender... Ya, pasti...'
'Memendam
perasaanku' ... berapa kalipun Sakura mencoba untuk mengatakannya, Sasuke
nyatanya jauh dari rumah.
Kalau
Sakura, saat ini ia hanya bisa menunggu. Namun, ia
kemudian berpikir 'Berapa lama aku harus menunggu...?'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar