Novel Naruto Dojunjo Ninden Indonesia Chapter 2 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Kamis, 15 Juni 2017

Novel Naruto Dojunjo Ninden Indonesia Chapter 2


KUTA KUTA

Tou pulang ke rumah ketika cahaya matahari muncul. Benar-benar lusuh. Dengan pikirannya yang pudar karena sake dan rokok, dia menjatuhkan diri tertelungkup ke tempat tidurnya. Kyou menghadapinya dan mulai memarahi dia karena dia telah menjadi anggota Yakuza dan terlalu banyak bersenang-senang dengan alkohol dan pelacur sementara Chiku pergi ke jembatan Magaribashi untuk mencari perkerjaan.

Dia melawan kembali. Mengatakan kepadanya bahwa dia bersenang-senang atau tidak itu bukanlah urusannya karena mereka bukanlah pasangan dan dia sendiri pernah bilang jika dia tidak akan pernah pergi bersamanya bahkan jika dia adalah orang terakhir di dunia. Dia mengatakan kepadanya bahwa dia juga bebas untuk pergi bersama siapa saja dan Kyou terlihat agak sedih.

Tiba-tiba kimononya jatuh dari bahunya dan Tou menatapnya dengan keheranan. Dia mengatakan kepada Tou bahwa bukannya tidak mungkin. Biar bagaimanapun, mereka bisa saja bersama. Tou dengan cepat kembali sadar dan terus memeluk pinggangnya.

Kyou menutup matanya dan aku tercengang dengan bulu matanya yang panjang lagi. Saat dia sedikit membuka bibirnya yang merah seperti apel, sebuah hembusan lembut keluar dari mereka.

Aku menelan ludah. Aku meraih bahunya. Terimakasih untuk jamuannya! (Thank's for the meal!)

Tapi, ya.. Itu cukup masuk akal.. Tiba-tiba, di momen berikutnya, ketika aku mencoba untuk menutup bibirnya dengan ciuman panas, tubuhnya kembali menghilang di dalam asap putih dengan 'puff' dan sebuah pukulan kapak di atas kepalaku dengan 'tuk'

"Pelukan erat" (Bahasa inggrisnya 'glomp' di internet berarti 'hug very hard')

"Kau selalu terjebak seperti ini sepanjang waktu, bukankah begitu, bodoh?"

Sekali lagi, Tou tertipu oleh ilusi Kyou. Dia menegaskan kembali pertanyaannya. Dia mengatakan bahwa mustahil baginya untuk keluar bersamanya sebelumnya. Sekarang, dia telah bergabung dengan orang-orang seperti Agito yang bahkan lebih mustahil.

⁰ₒ⁰

Musuh dari Shinobi Aburagure (Sebelum desanya telah hancur) telah menggerebek Michigakure dan mengumpulkan seluruh warga desa. Tou, Kyou dan Chiku sendirian karena ayah mereka telah mati awal tahun itu. Hidup cukup berat dan banyak orang yang sangat kelaparan.

Shinobi Aburagure datang dengan perawaran yang cukup bagus bagi penduduk desa Michigakure yang akan kalah dalam perang. Menurut Shinobi Abura, mereka datang karena mereka ingin membuka Akademi Ninja bersama dengan Michigakure dan sekarang memberikan tanda untuk mengetahui apakah ada seseorang yang memiliki kualitas untuk menjadi Shinobi. Sebagai imbalan, mereka membawa keranjang berisi makanan dan mereka akan memberikannya kepada mereka yang lulus ujian seleksi.

Semua orang ingin memberikan yang terbaik yang mereka bisa untuk makanan, termasuk Kyou dan Tou. Tes tersebut terdiri dari melempar kunai dan target yang telah di tempatkan berjarak 30 meter jauhnya. Jika mereka mencetak dua dari tiga kali, mereka lolos jika tidak mereka tidak akan dianggap cocok untuk menjadi seorang Shinobi dan mereka tidak akan mendapatkan makanan.

Saat mereka mengantri, Tou semakin yakin bahwa dia akan lulus tes. Mereka yang lulus melempar mendapatkan makanan untuk dirinya sendiri. Sementara yang lainnya melihat mereka menjadi rakus dan salah satu dari mereka yang tidak lulus mencoba untuk mendapatkan makan, dia dibunuh oleh Shinobi Aburagure.

Saat itulah giliran Tou, saat tiba-tiba Chiku mulai berbisik ke telinganya.

"Meleset, Tou"

"....?"

Aku tidak mengerti apa yang Chiku katakan kepadaku.

"Kau tidak bisa mencapai sasaran"

Chiku yang biasanya ragu-ragu, kali ini tidak mengalihkan pandangan ke arahku. 

"Orang itu bermaksud untuk memberitahu Shinobi Michigakure yang bersembunyi"

"!"

Baik Tou maupun Chiku memiliki pikiran yang sama tentang masalah ini. Mereka mengakui fakta bahwa Shinobi Abugakure bersikap aneh, tapi mereka tidak ingin menjadi salah satu orang yang mati kelaparan.  Ketika mereka memanggil yang berikutnya, Chiku yang pertama pergi. Melesetkan sasaran dengan sengaja dan dengan bangga melangkah pergi. Kyou dan Tou pun saling memandang satu sama lain. 



⁰ₒ⁰

Saat Tou terbangun, hari sudah malam. Kyou sedang mengatur meja untuk makan malam. Kyou mengatakan kepadanya bahwa dia tidur dengan nyenyak, mungkin karena dia punya rasa bersalah.

Tou bertanya kepadanya dimana Chiku, tetapi dia menjawab bahwa dia belum pulang. Kemudian dia memberi tahu bahwa dia bermimpi ketika hampir terbunuh oleh Shinobi Aburagure. Seperti yang telah di prediksi oleh Chiku, semua orang yang mengenai sasaran di bunuh. Sekali lagi Tou mengatakan keterkejutannya kepada Chiku yang berfikir begitu cepat. Menyadari bagaimana dia bisa memprediksi rencana musuh meskipun dia belum makan selama berhari-hari.

Tou menjadi sadar dengan fakta bahwa ketika mereka tidak makan, mereka bukanlah lagi diri mereka sendiri dan mereka bisa saja melakukan hal-hal yang lebih buruk daripada mencuri. Itu sebabnya bahkan jika dia tahu itu salah, dia akan tetap mencuri karena dia tidak ingin Kyou dan Chiku menjadi berbeda dari mereka sekarang.

Lalu Kyou menjadi meledak dan menangis. Dia merasa munafik karena dia tahu jika bukan karena Tou, mereka pasti sudah mati kelaparan sebelumnya dan dia selalu memarahinya sepanjang waktu. Tou memeluk dan mencoba menghiburnya.

"Bunga-bunga mentega berubah menjadi obat dan racun"

"....Tou"

"Aku tidak masalah menjadi racun" Kataku sambil menatap mata Kyou yang basah. "Jika kau dan Chiku menjadi obat dan menyelamatkan banyak orang, itu bagus"

"Yah" Kyou mengangguk "Ya, itu benar"

"Lagipula, aku sangat jenius dalam mencuri"

Kyou tersenyum sambil menangis.

"Namun, jika kau ingin mengucapkan terima kasih atas biayanya, ada hal yang aku ingin kau lakukan"

Tentu saja hal yang dimaksud Tou adalah sebuah ciuman. Bibirnya dan Kyou hampir bersentuhan, tapi sekali lagi takdir menentangnya. Sebelum dia mendapatkan apa yang dia inginkan, pintu terbuka dengan keras. Seorang anak laki-laki berlari ke ruangan itu dan dalam keadaan ribut, Tou mendapati dirinya mencium lantai. Dia merasa kesal.

"Daaaaaaa" Aku melompat dan menyerang ke arah anak itu "Dari mana asalmu, kau anak nakal? Sialan, hampir saja"

Sementara ia akan memukul anak itu, Tou menyadari dia adalah anak laki-laki yang sama dari sebelumnya, Hyoukichi. Awalnya dia mengira Hyoukichi ada di sini untuk makanan yang lebih banyak, tapi anak itu menyangkalnya dan mencoba menyeret Tou keluar dari rumahnya dan mengatakan kepadanya bahwa "Dia sekarat". Tou sedikit bingung.

"A... Ada apa denganmu?" aku tersendat. Tersendat oleh tatapan kemarahannya. 

"Dia akan mati!"

"Eeh?... Siapa?"

"Orang yang pernah bersamamu sebelumnya" Kata Hyoukichi "Orang yang memberikan dango ke adik perempuanku, tuan muda itu sekarat di tepi sungai"


⁰ₒ⁰

Chiku sedang sekarat. Kulitnya pucat hampir transparan. Tou mendekati temannya yang berada di dekat bunga Rapeseed (Bunga berwarna kuning) yang tumbuh di tepi sungai. Untuk beberapa alasan, wajah Chiku di dalam mimpinya tidak terlihat seperti yang dia lihat saat ini. Tou mencoba memberitahunya untuk menunggu, tapi sudah terlambat. Chiku meninggal tanpa sepatah kata pun saat matahari terbenam di balik pegunungan.

Tou tidak bisa menerima kenyataan bahwa dunia masih terus berlanjut sementara Chiku telah meninggal. Dia bertanya-tanya apakah dia akan merasa lebih baik jika dia menangis, atau berteriak, atau memeluk mayatnya? Sebagai gantinya ia tetap tidak bergerak. Sebaliknya, Kyou menangis dan berteriak di atas mayat Chiku. 

Tiba-tiba adik perempuan Hyoukichi menarik perhatian Tou. anak itu ingin memberikannya sesuatu, sesuatu yang dimiliki oleh Chiku sebelum dia meninggal. Sepotong tali.

Itu adalah sebuah tali.

Aku melihat ke arah tali tersebut, lalu mengalihkan pandangan ke arah gadis muda itu, lalu aku melihat tali itu lagi.

"Chiku.." Aku membuka mulutku yang kering dan lengket "Ini... Chiku yang memegangnya?"

Gadis kecil itu mengangguk. Keranjang bambu di kakinya penuh dengan bunga Rapeseed yang dipetik.

Aku mengambil tali itu.

Itu adalah tali yang indah, warna ungu dengan benang perak teranyam di dalamnya. Salah satu ujung tali terobek, mungkin dia menariknya dengan keras, tapi terobek dengan halus.

Lalu Tou bertanya kepadanya apakah dia melihat orang yang membunuh Chiku. Hyoukichi menceritakan apa yang terjadi: Mereka tiba di tepi sungai untuk memetik beberapa bunga Rapeseed dan Chiku ada di sana. Seseorang sedang berbicara dengannya dan tiba-tiba mulai bersikap kasar. 

Hyoukichi tidak ingin terlibat, jadi dia menarik tangan adiknya dan lari. Saat dia menengok ke belakang, Chiku sendirian lagi dan mencengkram tali ungu itu.

Tou bertanya dengannya tentang pembunuhan itu dan meskipun Hyoukichi tidak bisa mengatakannya dengan pasti karena matahari tepat berada di belakang Chiku dia mengatakan mungkin sang pembunuh adalah seorang wanita.

Kyoukichi telah berlari dan memberitahu Tou dan meninggalkan adiknya bersama Chiku yang menggenggam tali itu.

Sekali lagi, gadis kecil itu mencoba menarik perhatian Tou.

"Emmm......" Kata gadis kecil itu dengan suara gemetar "Dia bilang suara lebih berat daripada darah yoo"

"Eh...?"

"Pada saat terakhir dia mengatakan 'suara lebih berat daripada darah yoo, jadi jika kau tidak memiliki suara, bayarlah dengan darah"

"Chiku benar-benar mengatakan seperti itu?" Aku menyipitkan mata "Berapa umurmu? kata-kata yang seperti itu, kau bisa mengingatnya dengan baik?"

"Karena... Karena itu adalah lagu penghantar tidur"

"..."

Seekor ikan memercik di sungai dan bunga Rapseed bergoyang karena angin.

Suara nyanyian yang ringan dan hampir tidak ada, seperti bunga Rapeseed. Seperti menawarkan ucapan perpisahan dengan Chiku. 

Jika kau memanggil ayahmu yoo.

dia akan mengambil kakak perempuanmu.

Jika kau memanggil ibumu yoo.

dia akan mengambil kakak laki-lakimu.

Kyou sedang memegangi Chiku di lututnya. Sementara dia menggoyangkan tubuh Chiku dengan baik seperti dia sedang menenangkan bayi  dengan bernyanyi.

Suara gadis itu senada dengan Kyou.

Saat iblis datang yoo.

Bukalah matamu anak baik.

Tutuplah mulutmu dengan rapat.

Dan tidurlah.

Karena yoo.

Suara lebih berat dari darah yoo.

Jadi, jika kau tidak memiliki suara, bayarlah dengan darah.

Note: Delapan ayat pertama adalah lagu yang sama dengan Kyou nyanyikan di bawah pancuran saat Tou mencoba menyergapnya.

Chapter ini di tutup dengan Tou yang berfikir jika itu adalah kalimat yang paling menyedihkan yang pernah didengarnya.

LANJUT CHAPTER 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar