Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 1 Part 1 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Minggu, 12 November 2017

Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 1 Part 1


Translate oleh: Akemi Kajitani

Kalimat tegas datang dari guru wali kelas kami saat kami berbicara santai.

"Mulai sekarang aku akan memanggil rombongan untuk kelas D. Murid yang telah dipanggil, jawab dengan tegas."

Kami diinstruksikan untuk membentuk sebuah barisan pada saat yang bersamaan saat guru kami mulai memeriksa kehadiran kelas sekaligus memegang papan di satu tangan.

Chabashira-sense mengenakan jersey yang sama dengan para siswa. Daripada liburan musim panas, suasananya lebih mirip dengan kamp latihan.

Namun, tidak ada tanda-tanda ketegangan pada kebanyakan murid.

"Oh, ayolah, beri kami waktu luang. Laut terbentang di depanku, kau tahu."

Ike yang berada tepat di belakangku, bergumam kesal. Sepertinya sebagian besar murid ingin lari ke pantai berpasir dengan tidak sabar.

Tak lama kemudian, seorang guru yang tinggi maju ke depan, mendekati panggung putih yang disiapkan.

Itu adalah Mashima-sense, guru wali kelas bahasa Inggris yang bertanggung jawab atas kelas A, terkenal karena menjadi orang yang keras kepala. Dia mungkin terlihat gemuk saat pertama kali melihat karena tubuhnya seperti pegulat profesional, tapi dia cukup pintar dan kadang-kadang mengajar mata pelajaran khusus sebelumnya.

"Pertama-tama, aku senang kalian sampai di tempat ini dengan selamat hari ini. Namun, sangat disayangkan bahwa seorang siswa tidak dapat ikut serta karena sakit."

"Ah, ada satu orang sakit yang tidak bisa ikut dalam perjalanan ini, sangat buruk"

Ike berkata dengan suara rendah agar para guru tidak bisa mendengarnya.

Tapi aku benar-benar setuju dengannya.

Jika itu adalah perjalanan setengah-setengah maka itu akan baik-baik saja, tapi itu hal yang berbeda dengan kemewahan ini. Aku ingin tahu apakah dia akan menyesalinya setelah mendengar tentang perjalanan dari teman-temannya nanti. Aku pikir dia seharusnya ikut serta meskipun dia berada dalam kondisi fisik yang sedikit buruk, bahkan jika dia mendorong dirinya kepada yang tidak mungkin.

Meskipun begitu, ekspresi wajah para guru sedikit berat untuk perjalanan.

Mungkinkah sementara bagi murid seperti kami ini adalah liburan, apakah pengawas hanya akan memperlakukan itu sebagai pekerjaan?

Tidak. Sepertinya bukan seperti itu.

Sementara Mashima-sense menemukan murid-muridnya dalam diam, aku melihat beberapa orang dewasa mengenakan pakaian kerja yang mulai mendirikan tenda khusus sedikit lebih jauh. Aku juga bisa melihat laptop di meja panjang.

Pada suara perkotaan yang tidak sesuai dengan ombak berdesir, para siswa mulai terlihat bingung.

Mashima-sense hanya mengucapkan kalimat kejam, seolah-olah dia sedang menunggu udara berubah.

"Jadi, mari kita lanjutkan ke percobaan pertama tahun akademik ini."

"Eh? Percobaan? Apa maksudmu?"

Pada saat itu, ketika masalah ini muncul, bukan hanya orang-orang di sekitar Ike. Sepertinya semua kelas sudah siap meledak.

Sampai sekarang, tidak, bahkan sekarang, para siswa berpikir bahwa itu hanya perjalanan kelas. Mereka berkumpul seperti mereka sedang diserang secara tiba-tiba. Liburan kami di liburan musim panas bergantung kepada kebajikan sekolah. Tapi ini, seperti yang aku duga, hanya ilusi belaka.

Perubahan dari keringanan menjadi ketegangan terlalu banyak.

"Periode durasi akan menjadi satu minggu. Ini berakhir pada siang hari pada tanggal 7 Agustus. Mulai sekarang, kalian akan tinggal di pulau tak berpenghuni ini selama satu minggu. Ini adalah ujian untuk melihat apakah kalian bisa hidup bersama sebagai satu kelompok. Selanjutnya, percobaan khusus ini dirancang mengacu pada pelatihan kehidupan nyata perusahaan. Sebelum kita mulai, aku akan memberi petunjuk tentang apa yang diperlukan untuk memenangkan ujian khusus ini. "

"Karena pulau ini tak berpenghuni, tidak ada kapal atau perhu, apa yang akan kami lakukan dengan penyesuaian diri?"

Kelas B dan Kelas C yang dekat dengan Mashima-sense memukulnya dengan pertanyaan ini.

"Benar! Menaiki kapal tidak diperbolehkan tanpa alasan yang bisa dibenarkan. Tinggal di pulau ini mengharuskan kalian mempertimbangkan segalanya, mulai dari tempat tidur hingga persiapan makanan. Saat ujian dimulai, setiap kelas secara terpisah akan menerima 2 tenda dan 2 senter. Kalian akan diberi satu kotak korek api. Tidak ada larangan dalam pembekalan krim tabir surya. Setiap orang akan menerima satu sikat gigi. Sebagai pengecualian, barang bersih diizinkan tanpa batasan hanya untuk anak perempuan. Kau bisa meminta sesuatu kepada guru wali kelas kalian. Itu saja. Yang tersisa sekarang adalah memberikan ketentuan. "

"Apaaa? Jadi untuk memenangkan ujian pulau tak berpenghuni ini, aku harus berubah menjadi korban selamat? Sekarang ini bukan waktu untuk berbicara omong kosong! Ini bukan anime atau kartun! "

"Kita tidak bisa tidur bersama hanya dalam 2 tenda! Dan apa yang akan kita lakukan tentang makanan? Aku tidak bisa melakukan ini! "

Ike membuat keributan dengan suara besar sehingga semua orang bisa mendengarnya.

Mengembangkan kemandirian saat tinggal di sebuah pulau terpencil. Memburu binatang liar untuk makanan, mandi di sungai dan pengaliran dan membangun tempat tidur kami dengan dahan pohon. Ini benar-benar seperti sedang menonton film atau membaca novel. Siapa yang mengira akan datang hari di mana sekolah kami menyiapkan ujian semacam ini? Tapi tidak ada tanda-tanda dari Mashima-sense bahwa ini adalah lelucon. Tidak! Bagiku, dia sama sekali tidak tercengang. Dan kemudian datang kalimat berikutnya.

"Mungkin bukan keuntungan kalian untuk mengetahuinya, tapi aku akan memberi tahu kalian sedikit informasi kecil. Pulau tak berpenghuni ini adalah milik perusahaan besar, sama dengan yang merancang ujian ini. Ini adalah operasi rahasia, jadi tidak ada orang lain yang tahu apa yang terjadi di pulau ini. "

"Tidak mungkin!!!!! Jadi ... ini bukan hanya beberapa operasi khusus. Pulau itu sendiri memainkan peran penting dalam keseluruhan ini. Inilah sebabnya kenapa hal itu ada, menjadi ujian. "

"Tidak mungkin!! Ini tidak mungkin terjadi! "

"Sekarang, karena ini melanggar peraturan, kita berhenti."

"Jadi, apa yang Mashima-sense beri tau tentang pulau ini, hanya sebagian saja yang benar. Di dunia ini, ada banyak bentuk usaha lain seperti sekolah kita yang lakukan dan tujuan pelatihan bisa saja tiba-tiba berubah. Tempat kerja kalian bukan hanya kursi kalian di kantor tapi juga kemampuan kalian untuk bergerak maju oleh lemparan dadu kalian, sama seperti saat gaji kalian diputuskan. Dunia jauh lebih luas dan lebih dalam dari yang kalian tahu. "

Melihat gerakan ceroboh Ike, Chabashira-sense mengatakan ini dengan suara seperti dia terluka dan melanjutkan.

"Dengan kata lain kalian bisa menarik garis tipis antara kenyataan dan ketidaknyataan."

Banyak murid yang tidak bisa memahami realisasi situasinya, kemurungan terlihat di wajah mereka.

"Apa arti dari ujian ini... aku  yakin kalian berpikir seperti ini sekarang. Atau kalian mungkin meragukan keberadaan program pelatihan ini. Namun, murid yang berpikir seperti ini akan menjadi orang dewasa tanpa kemungkinan di masa depan. Kalian mungkin berpikir... Apakah ini merupakan dasar untuk mengkritik dengan kata-kata seperti 'kau tidak mungkin', 'kau bodoh'? Tapi kalian hanyalah murid. Kalian bukan siapa-siapa dan ketidakberuntungan kalian sejajar di antara diri kalian sendiri. Apa kalian akan mengkritik metode perusahaan kelas atas? Itu menggelikan. Untuk memberi kalian sebuah contoh. Untuk mengendalikan perusahaan, kalian harus naik ke puncak sebagai manajer. Jika kalian adalah presiden yang mengelola perusahaan berpangkat lebih tinggi daripada yang aku sebut, mungkin kalian berhak menolaknya. Namun, seharusnya tidak ada dasar untuk menolak manusia yang lebih rendah, sejak awal "

Masing-masing dari kami, masih shock, baru saja mendengar potongan-potongan kalimat ini. Dengan senang hati berpikir bahwa semua ini hanya kebohongan. Tetapi persis seperti yang dikatakan Mashima-sense sebelumnya. Tidak ada gunanya menyangkal. Mulai berpikir egois, aku menyadari situasiku. Aku harus melewati bagian pemilihan ujian terlebih dahulu dan berhenti berpikir bahwa 'Ini menggelikan' atau 'Ini tidak mungkin terjadi'. Aku harus mulai dengan mencoba memahami orang-orang di dekatku. Haruskah aku mendekati mereka dengan lelucuan?

"Tapi, guru... Seharusnya ini liburan musim panas dan kami datang ke sini dengan alasan perjalanan. Tidakkah kau berpikir mengikuti ujian pelatihan bertahan hidup bukannya permainan curang? "

Beberapa murid kelas akhirnya ingat bagaimana memprotes. Hal ini diikuti oleh yang lainnya juga.

"Aku mengerti. Kalian tidak salah tentang hal ini. Aku juga mengerti ketidakpuasanmu dan menggomel. "

Berbeda dengan Ike, Mashima-sense mengakui sebagian keberatan dari para siswa namun tidak memberikan ucapan biasa. Pada saat itu ketidakpuasan semua orang sudah jelas. Proses hingga pada titik ini, rasa keberatan. Titik bahwa sudut pandang murid dan guru berbeda.

"Tapi jangan khawatir. Dalam kehidupan sehari-hari yang kejam ini, dipaksa menjadi kritikan keras sangat umum terjadi. Jika kami mengatakan bahwa ini adalah ujian percobaan khusus jangan terlalu memikirkannya. Mulai sekarang selama seminggu, Kalian akan berenang di laut, Kalian juga akan barbekyu-an. Aku pikir itu akan menyenangkan. Kalian bisa duduk mengelilingi api unggun, berbicara dengan teman dan mengembangkan hubungan. Itu tidak terlalu buruk, bukan? Tema ujian khusus ini adalah 'Kebebasan'. "

"Eh ?? Eh ?? ... .. Kebebasan adalah temanya? .... Kita juga bisa membuat barbekyu??? Dan semua ini, adalah bagian dari ujian? Aku tidak mengerti…"

Meski merupakan ujian, mereka memilih 'Kebebasan' sebagai tema. Begitu para murid mendengar tentang tema tersebut, mereka merasa lebih bingung.

"Ujian bertahan di pulau terpencil ini seharusnya sangat penting. Sudah diputuskan bahwa masing-masing kelas akan diberi 300 poin. Jika kalian memutuskan untuk menggunakan poin ini dengan bijaksana selama satu minggu, ada kemungkinan kalian akan menikmati ujian ini seperti sedang dalam perjalanan. Untuk itulah kami menyiapkan manual. Mashima-sense sudah membuat manual ini dengan mengumpulkan info dari berbagai guru selama bertahun-tahun, sampai cukup besar untuk diubah menjadi sebuah buku. Buku ini berisi daftar bagaimana kalian dapat memperoleh poin. memberitahu tentang kebutuhan sehari-hari, minum air atau mencari makanan, juga tentang bagaimana cara membuat barbekyu. Soal peralatan, bahan dan cara menyiapkan makanan, bagaimana cara menangkap makanan dari laut, bagaimana cara menyimpan makanan dan air, bagaimana cara menikmati kehidupan sehari-hari kalian, bagaimana mengumpulkan berbagai alat dan cara menggunakannya dalam banyak kesempatan. "

Perlahan-lahan buram di wajah murid mulai berubah.

"Singkatnya, dengan 300 poin ini kami akan bisa memiliki apapun yang kami inginkan? Benar! Kita bisa mendapatkan apa yang kita butuhkan dengan mengumpulkan poin! Kita bisa melakukannya. Jika kita membuat rencana yang tepat tentang bagaimana membelanjakan dan bagaimana mengumpulkan poin selama satu minggu, itu bukan berarti tidak mungkin! Jika kita bisa hidup dengan poin ini selama seminggu maka ujian ini benar-benar akan seperti liburan. Kurang lebih seperti itu akan menjadi hal yang paling dekat yang bisa kita nikmati. "

"Tapi, guru... Kau bilang ini adalah percobaan? Bukankah seharusnya memiliki tingkat kesulitan? "

"Tidak, tidak ada kesulitan, bahkan tidak akan mempengaruhi semester kedua, aku jamin itu."

"Jadi ... kami harus menikmati diri kami di sini selama satu minggu?"

"Benar. Nikmati saja dirimu dengan bebas. Tentu saja, untuk menjalani kehidupan masyarakat dengan minimum yang diperlukan, harus ada peraturan yang harus kalian patuhi, sehingga ini tidak akan menjadi hal yang sulit bagi kalian. "

"Haruskah kami berasumsi bahwa sebenarnya tidak ada risiko? Jika demikian, maka kami harus mencari tahu maksud sebenarnya dari percobaan ini ... "

Jadi kami berpura-pura menjadi seperti liburan musim panas yang sederhana, seperti perubahan perjalanan kelas dalam satu putaran. Apa artinya ini. Aku bertanya-tanya ... Berpikir ini dan itu. Kurasa aku belum menyadari maksud sekolah. Tapi beberapa kata berikutnya oleh Mashima-sense membuat tujuan ujian ini menjadi lebih jelas.

"Ketika percobaan khusus ini selesai, poin dari setiap kelas yang tersisa, akan ditambahkan ke dalam setiap poin kelas. Poinnya akan tercermin saat liburan musim panas selesai. "

Kata-kata terakhir ini terdengar seperti embusan angin yang bertiup ke sebuah pantai musim panas. Awan debu melonjak sampai ke langit.

Tidak ada kesalahan, kata-kata terakhir Mashima-sense adalah pukulan terbesar hari ini dan kami semua memikirkannya. Ujian tertulis menghitung kemampuan sastra, dalam ujian superioritas ini ditentukan oleh kelas secara keseluruhan. Setiap kali kelas D membagi poin meletakkan di tempat yang sangat ketat. Karena itulah saat ini kami harus menerapkan peraturan dengan sempurna, sehingga kami membuat perbedaan. Sepertinya tidak ada kerugian yang signifikan antara kelas A dan D.

"Jika kami bisa bertahan selama seminggu, bisakah kami melihat 'uang saku' kami yang bertambah banyak?”

Itu benar, ini bukan ujian kemampuan ilmiah, kami bersaing memperebutkan daya tahan dalam bentuk pertempuran. Meski tidak menolak keinginan untuk menang, kami harus bertahan dengan sabar. Jadi kami harus bisa mencapai peringkat tinggi di kelas. Bahkan kata-kata Ike bukan sekedar mimpi.

"Setiap kelas akan menerima satu salinan manual. Jika itu hilang entah bagaimana, penerbitan ulang mungkin dilakukan, tapi itu memerlukan pengeluaran poin, jadi jaga itu baik-baik. Sekali lagi, ada satu murid kelas A yang tidak hadir. Karena ini adalah ujian yang membutuhkan kemampuan fisik, meski murid absen karena alasan kesehatan yang buruk, kami  akan mengambil 30 poin dari kelas A sebagai penalti. Jadi, kelas akan dimulai dengan 270 poin. "

Kelas A hadir, tetapi mereka menerima pukulan tanpa ampun itu. Para murid gemetar dengan keadaan mendadak. Kelas lainnya, pasti terlihat terkejut dengan penarikan 30 poin tersebut.

Akhir kalimat Mashima-sense menandai akhir pengumuman. Setiap guru wali kelas memegang sebuah megafon dan memanggil kelas masing-masing, sambil mencoba memberikan penjelasan tambahan. Kami berkumpul di sekitar guru wali kelas kami, Chabashira-sense. Jarak antara keempat kelas menjadi bersih.

"Dari bulan depan 30.000 poin, Dari bulan depan 30.000... Mulai bulan depan 30.000... Ayo kita lakukan !!!!!"

Ike dan yang lainnya membuat pose kemenangan. Para perempuan itu terlihat senang saat mereka mendiskusikan hal-hal apa saja yang dibutuhkan. Keinginan terbesar kelas D adalah mengumpulkan lebih banyak poin. Kami hanya harus mengabaikan hidup dalam kemewahan selama satu minggu. Ini sangat sederhana dalam kata-kata.

"Sekarang untuk semua anggota kami akan membagikan jam tangan. Kalian akan memakainya selama satu minggu sampai akhir percobaan. Kalian tidak diizinkan untuk melepaskannya. Jika kalian melepasnya, hukuman akan dilakukan. Jam tangan ini tidak hanya merupakan penunjuk waktu, tetapi juga dapat melacak suhu tubuh, denyut nadi kalian, mendeteksi gerakan dan indera kalian, ini juga terdapat GPS. Ini dilengkapi dengan cara seperti itu sehingga kalian bisa menggunakannya bahkan dalam keadaan darurat. Jika  kalian menemukan diri kalian dalam keadaan darurat, tolong tekan tombol ini. Ini diberikan kepada kami dengan baik oleh pabrikan berkat Chabashira"

Saat Kelas D mengambil tenda mereka, Chabashira-sense membawa kotak itu untuk membagikan jam tangan.

"Ketika kau bilang dalam keadaan darurat ... seperti saat beruang muncul?"

"Sebagai contoh ... Ini adalah sebuah percobaan, kau harus melihat ke kiri dan ke kanan, maka ada kemungkinan kau bisa menemukan jawaban atas pertanyaanmu."

"Hmmm ... menceritakan sesuatu seperti ini, itu sangat menakutkan."

"Aku tidak berpikir bahwa ada binatang liar di sini. Jika ada murid kami yang terluka, itu akan menjadi masalah besar. Sebenarnya kami memberikan jam tangan ini untuk kebaikan murid kami. Kita berada di pulau tak berpenghuni, jadi, demi reputasi sekolah dan jaminan keselamatan kita, bukankah itu sesuatu yang harus dilakukan? "

Dengan kata-kata halus ini, jam tangan disebarkan untuk memastikan keamanan kami. Jadi bukan hanya mata para guru yang akan menyaksikan para murid tapi juga perangkat ini akan memantau pergerakan para murid di pulau itu. Ini persis seperti memiliki kamera tersembunyi di kelas sekolah. Pemantauan kondisi fisik kami, menghadapi keadaan tak terduga juga. Plus, helikopter yang aku lihat di kapal. Mungkin sudah bersiap untuk terbang jika terjadi keadaan darurat.

Saat jam tangan dibagikan, masing-masing murid memakainya di tangan kiri atau kanan, seperti yang mereka sukai.

"Tapi apakah boleh masuk ke dalam air sambil memakai ini?"

"Tidak masalah. Ini tahan air. Tapi, jika dalam keadaan tidak berfungsi kami akan segera menggantinya. Namun, kami sudah menjalankan protokol manajemen uji coba oleh orang yang terpercaya. "

Ujian khusus ini dirancang oleh sekolah dengan keanehan dan keanggunan dan menurutku ini bukanlah yang pertama kalinya. Ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa berbagai situasi mungkin terjadi. Namun mungkin ada beberapa yang terlewat.

"Chabashira-sense mulai sekarang, selama seminggu kami akan tinggal di pulau ini. Apa ada cara untuk bisa bertahan tanpa mengeluarkan poin sama sekali? "

"Sekolah bersaing secara keseluruhan, bukan? Untuk makanan dan air juga, kau harus memulai persiapan. Sepertinya tenda kalian tidak mencukupi. Berpikir tentang solusi untuk masalah ini juga merupakan bagian dari ujian. "

"Tidak ada yang aku tau tentang itu!"

Anak laki-laki dan perempuan terlihat sangat bingung. Pikiran bahwa kami tidak akan memiliki perasaan nyaman ketika tidur.

"Tidak masalah, jika kau bisa menangkap ikan dengan benar, kalian juga bisa menemukan buah di hutan, kan? Gunakan daun atau pohon untuk membuat tenda, kau tahu. Lakukan yang terbaik bahkan dalam keadaan terburuk kalian."

Kata Ike dengan acuh tak acuh seakan tidak ada kecemasan namun termotivasi sepenuhnya oleh 300 poin yang tersimpan.

Akan lebih baik hidup sendiri, tapi kelasnya terdiri dari lebih dari 30 orang. Bahkan jika mereka mengatakan bahwa semua anggota perlu mendapatkan hal-hal penting, mungkin itu segera tidak akan berjalan dengan baik.

"Maafkan aku Ike, tapi kurasa itu tidak akan berjalan seperti yang kauharapkan. Bukalah manual yang dibagikan."

Hirata melakukan apa yang dikatakan Chabashira-sense dan membuka manual yang kami terima.

"Pertama, mari kita baca bagian di halaman terakhir tempat hal yang dinilai terdaftar. Itu akan menjadi informasi yang sangat penting yang akan melambangkan percobaan khusus ini, tergantung pada kalian apakah kalian akan mati atau hidup."

Pada halaman terakhir ada deskripsi yang mengatakan:

"Sanksi yang ditetapkan akan dikenakan pada mereka yang termasuk dalam kategori berikut."

"Mereka yang diperkirakan berada dalam kondisi fisik yang sangat buruk atau mengalami cedera serius akan kehilangan 30 poin sekaligus menjadi absen."

"Jika terjadi pencemaran lingkungan ditemukan, kau akan kehilangan 20 poin."

"Masing-masing dari kalian akan kehilangan 5 poin jika kalian absen dari panggilan bergilir setiap hari pukul 8 pagi dan 8 malam."

Dan hukuman terbesar dinyatakan dalam empat hal:

"Dalam kasus seperti tindakan kekerasan terhadap kelas lain, mencuri peralatan atau merusak, kelas yang tergabung dengan murid yang terlibat akan segera didiskualifikasi dan poin pribadi subjek akan disita secara menyeluruh ".

Itu terlihat seperti kelas telah menerima hukuman peraturan ini juga.

Keempat tindakan sangat masuk akal sementara tiga yang tersisa jelas-jelas aturan karena tidak membiarkan setiap siswa melakukan hal-hal yang tidak masuk akal.

Dengan panggilan bergulir di pagi dan malam hari, tidak hanya menjadi tidak mungkin tidur di luar ruangan sepanjang malam, tetapi juga menekan perilaku kejam sejumlah kecil kotoran disekitar secara acak juga

Dengan kata lain, ini adalah kontes untuk menguji daya tahan seseorang.

Sebagai sekolah yang merawat anak-anak mereka yang berharga, dapat dikatakan bahwa ini adalah peraturan yang harus dihindari.

"Terserah kalian untuk berperilaku tidak masuk akal, tapi jika 10 murid merasa sakit, kesabaran dan usaha kalian akan hilang dalam gelembung. Begitu kalian memutuskan untuk absen, kalian tidak dapat kembali ke percobaan. Bila kau harus melewatinya, aku ingin kau menjadi tegas, Ike " 

Beberapa murid yang membuat anggapan bingung, mengetahui bahwa kemungkinan bertahan dalam percobaan dengan hanya ketekunan telah dikecualikan. Strategi untuk tidak menggunakan satu pun poin menjadi tidak mungkin seperti ini, sejak kemungkinan kelas lain menentang tantangan bertahan hidup dengan seluruh kekuatan hampir hilang.

Pada saat bersamaan, apakah kau akan ikut bermain atau mengundurkan diri pada nasib dalam percobaan ini, sepertinya bukan hanya kesabaran yang menjadi berbeda di sini.

Dengan cara apa untuk menggunakan poin secara efisien, berhemat dan selesaikan selama seminggu? Mungkin…

Bagaimanapun, bentuk "ujian khusus" terlihat sedikit demi sedikit.

"Pada dasarnya, tidak bisa dihindari untuk menggunakan poin pada sistem ini, bukan?"

Kata seorang gadis bernama Shinohara yang sedang mendengarkan pembicaraan.

"Aku tidak setuju dengan kompromi sejak awal sebagai metode pertarungan. Kita harus siap sampai kita bisa melakukannya."

"Aku setuju tapi akan sulit jika kondisi fisik kita menderita."

"Hirata, jangan katakan hal yang mengecilkan hati. Kita memiliki ujian bertahan atau ujian kesabaran, kan?"

Semakin kita mengenal peraturan, semakin kita bertemu dengan pendapat yang berbeda. Pendapat akan terpisah. Meski begitu, jarak barang pada manual yang bisa dibeli pun cukup lebar. Peralatan penting untuk kelangsungan hidup seperti tenda dan peralatan masak, kamera digital dan transceiver, payung, pelapung, set barbekyu dan barang untuk hiburan seperti kembang api. Makanan dan air penting untuk hidup. Semuanya diatur sedemikian rupa sehingga bisa diatur dalam poin.

Jika kita ingin menggunakan poin, semua orang bisa mengajukan permohonan dengan memintanya ke guru wali kelas kapanpun.

"Chabashira-sense, tolong jawab jika kau bisa. Apa yang terjadi jika seseorang absen setelah menggunakan 300 poin?"

Horikita yang mendapat penjelasan dasar, mengangkat tangannya, bertanya pada Chabashira-sense.

"Pada masalah itu, hanya jumlah orang yang mengundurkan diri bertambah atau yang mengundurkan diri meningkat, jika itu masalahnya, poin tidak akan berubah dari nol."

"Dengan kata lain, kami tidak jatuh sampai minus dengan percobaan ini, kan?"

Chabashira-sense menegaskan.

Mashima-sense juga mengatakan tidak ada pengaruh negatif dari percobaan tersebut. Sepertinya itu benar.

Chabashira-sense melanjutkan sambil mengecek jam tangannya:

"Satu tenda yang disediakan cukup besar untuk digunakan 8 orang. Beratnya mendekati 15 kilo jadi mohon berhati-hati saat membawa .. Apalagi sekolah sama sekali tidak akan membantu mengenai kehilangan atau kerusakan barang yang terjadi di dalam sana. sebuah tenda baru, ingatlah untuk menggunakan poinmu. "

"Tidak masalah jika aku bertanya sesuatu, guru? Di mana letak panggilan bergulir ini?"

"Sudah diputuskan bahwa guru wali kelas akan bersama-sama dengan masing-masing kelas sampai akhir percobaan. Jika kau memutuskan sendiri sebuah tempat berkumpul, laporkan. Aku akan mendirikan tempat dan panggilan bergulir akan selesai di sana. Setelah kau sudah memutuskan tempat berkumpul, kau tidak bisa mengubahnya tanpa alasan yang dapat diterima, jadi tolong pikirkan secara menyeluruh, ini juga berlaku kepada kelas lain tanpa terkecuali.”

Apakah ini berarti bahwa Chabashira-sense akan menghabiskan waktu seminggu dengan kelas D sebagai pengawas?

Tentu saja, dia tidak akan membantu dengan cara apapun.

"Dengar, guru, aku minta maaf karena mengganggu pemberitahuanmu di setengah jalan, tapi aku ingin pergi ke kamar mandi. Bisa jadi karena jus yang sudah aku minum beberapa waktu yang lalu, dimana toiletnya?"

Sudou dengan tenang melihat sekeliling. Sepertinya dia tidak mendengar pengumuman itu.

"Kamar mandi? aku sedang memikirkan untuk menjelaskannya mulai sekarang. Gunakan ini saat kau ingin pergi ke toilet."

Dia nendang kotak kardus dari tumpukan. Kemudian, dia mengupas pita plester dan mengambil kotak kardus yang dilipat.

"Hah? Apa itu?"

"Ini adalah toilet. masing-masing kelas akan disediakan dengan satu barang, tolong tangani dengan hati-hati."

Bukan Sudou yang paling bingung dengan penjelasan ini, tapi gadis-gadis di kelas.

"Jangan bilang kami juga akan menggunakan itu !?"

Orang yang sangat terkejut dan meninggikan suaranya bukan Karuizawa, tapi Shinohara. Alih-alih mengatakan bahwa ini adalah kelompok Karuizawa, gadis itu memiliki kehadiran untuk mengumpulkan dukungan tertentu dari gadis-gadis lain.

"Baik anak laki-laki dan perempuan akan bergantian. Tapi jangan khawatir, itu ada dengan tenda satu sentuhan yang juga bisa digunakan untuk mengganti pakaian, tidak seperti kalian akan terlihat oleh siapa saja."

"Itu bukan masalahnya! Tapi ada di kotak bardus! Itu sama sekali tidak bisa diterima!"

"Mungkin itu kotak kardus, tapi ini sangat bagus yang bisa juga digunakan pada waktu yang genting. Aku akan menunjukkan cara menggunakannya mulai sekarang, jadi tolong ingat dengan baik."

Sementara dicemooh dari gadis-gadis itu, Chabashira-sense terbiasa menyiapkan toilet dengan tangannya. Lalu dia meletakkan tas plastik biru dan menaruh sesuatu seperti selembar kain putih di dalamnya.

"Lembaran ini disebut persediaan air pilimer. Itu menutup dan memadatkan kotoran. Hal itu membuat kotoran tidak terlihat dan sekaligus menekan bau. Setelah selesai menggunakannya, susun kembali lembaran itu lagi. Bisa saja menggunakan satu plastik dengan mengulanginya sekitar lima kali. Hanya plastik dan lembaran ini yang akan disediakan tanpa batas. Jika benar-benar diperlukan, kau bisa mengubahnya setelah setiap menggunakan."

Pada penjelasan ini gadis-gadis itu terdiam dan mendengarkan. Jika ini adalah saat genting mereka tidak akan bisa mengeluh.

Karena tidak peduli apakah itu anak laki-laki atau perempuan atau kotak kardus saat itu.

Tapi sekarang cukup sulit untuk mengatakan bahwa tempat ini adalah lokasi malapetaka dan bahwa kami harus bertindak seperti itu.

"Aku tidak bisa melakukan ini, Aku pasti tidak bisa!"

Dimulai dengan Shinohara, hampir semua perempuan menolak semuanya sekaligus. Ike yang telah melihat situasinya diam-diam, berkata dengan cemberut:

"Ayo kita bertahan dengan toilet jenis ini, ini bukan saatnya untuk memperjuangkannya, Shinohara."

"Berhentilah main-main, tidak ada masalah dengan kalian, benar. Aku tidak akan melakukannya di kotak kardus itu.”

"Terserah, aku tidak punya apapun untuk dikatakan, tapi tidak diizinkan untuk membantu dirimu di hutan, juga di laut atau sungai. Jangan lupakan itu."

Dengan hanya peringatan ini, guru itu terus berbicara dengan acuh tak acuh.

"Tapi, kotak kardus! Selain itu, para laki-laki juga akan mendekat, bukan? Menjijikkan!"

Shinohara yang tidak menerima kenyataan, mulai membuang kemarahannya pada anak laki-laki, terutama Ike.

"Apa, aku tidak mengerti kenapa kau memperlakukan kita seperti orang sesat."

"Memang benar, kan? Kau terlihat sangat sesat."

"Huh, Au, itu sakit, Aku seorang gantleman."

"Jangan membuatku tertawa, seorang gentleman? Apa yang sedang kau bicarakan? Sejauh ini, lawan yang sangat sesat."

Ike dan Shinohara bertengkar besar.

"Bagaimanapun, aku pikir itu tidak mungkin bagiku."

Shinohara dan sebagian besar perempuan itu benar-benar tidak menerima situasi.

"Kalau begitu, apa yang akan kau lakukan? Tidak mungkin memasang toilet selama seminggu kan?"

"Itu ..."

Guru yang sedang melihat keluhan dan perselisihan Shinohara dan Ike sebagai masalah orang lain, tiba-tiba membuat wajah cemberut saat dia melihat ke belakang kami.

"Ya-oh ~ ..."

Suara memudar seperti itu terdengar dari belakang.

Pemilik suara itu bergegas mendekati orang yang ditargetkan, menangkap dan memeluk mereka dari belakang.


"… apa yang sedang kau lakukan? "

"Apa? Aku sedang memikirkan apa yang akan kau lakukan tentang itu?"

Kata Hoshinomiya-sense, seorang guru yang membawahi kelas B, mengelus kedua tangan Chabashira dengan keras.

"Kapan pun aku menyentuh rambut Sae-chan, itu selalu terasa mulus."

"Apa kau mengerti peraturan sekolah dengan benar? Tidak dapat dimaafkan menguping informasi kelas lain."

"Aku adalah seorang guru yang tidak penting, bahkan jika aku mendengar informasi secara kebetulan, aku pasti tidak akan menceritakannya, tapi tidakkah kau berpikir ini terasa seperti takdir? Kita berdua datang ke pulau ini, sungguh luar biasa. bukan begitu? "

Takdir?

Chabashira-sense benar-benar mengabaikan kalimat penting dari Hoshinomiya-sense dan makna tersembunyi mereka.

"Diam! dan cepatlah kembali ke kelas B"

"Oh, bukankah itu Ayanokoji-kun? Sudah lama sekali ~"

Aku tidak memiliki banyak kesempatan untuk bertemu dengan Hoshinomiya-sense karena tidak seperti guru lain yang biasa aku lihat di kelas, dia juga merupakan doctor sekolah. Aku membungkuk ringan dan menjawab:

"Musim panas adalah musimnya percintaan. Jika kau ingin mengaku kepada pria yang kau sukai, mungkin akan efektif jika dilakukan di laut yang indah seperti ini"

"Laut memang indah, tapi aku tidak bisa melakukan ini selama pelajaran"

Dia berteriak. Mengingat situasi saat ini, selama semua orang melihat, aku berharap dia berhenti melibatkanku.

"Aku harus membuatnya mudah"

"Oi, haruskah aku melaporkan hal ini sebagai masalah perilaku ke atasan sekolah? Tidak ada lagi waktu yang tersisa"

"Baiklah baiklah, jangan melihatku seperti itu... aku mengerti, aku benar-benar mengerti. Sampai jumpa"

Dia menanggapi Chabashira dengan wajah sedih. Tepat ketika Hoshinomiya-sense kembali ke Kelas B, itu adalah satu-satunya saat bagi Chabashira-sense untuk membuka topik pembicaraan.

"Jadi, mari kita jelaskan aturan tambahannya"

"Aturan tambahan? Masih ada yang lain ...?"

"Singkatnya, kau akan diberikan izin untuk berkeliaran dengan bebas, tapi ada beberapa tempat yang disediakan di setiap bagian pulau. Tempat-tempat ini akan dikenali sebagai tempat yang hanya disebut sebagai 'Hak Kepemilikan', dan kelas yang memilikinya berhak untuk menggunakannya. Bagaimana cara menggunakannya adalah hak istimewa dari kelas yang mendapatkannya, namun hak kepemilikan memiliki masa berlaku hanya 8 jam sejak diberlakukan, dimulai pada saat pertama diberlakukannya, setelah selama itu, hak akan dicabut. Artinya bahwa setiap waktu, kalian mendapatkan hak untuk mendapatkan kelas yang lain dan kalian bisa mendapatkan satu poin bonus setiap kali kalian menempati satu tempat. Meski begitu, hal ini bersifat sementara dan tidak bisa digunakan selama ujian. Jadi, itu akan ditempati dan ditambah hanya di awal dan di akhir ujian. Karena sekolah terus memantau situasi, tidak ada ruang untuk kecurangan dalam peraturan ini .. Lebih baik perhatikan poin terakhir ini "

"Jadi, bukankah itu hal yang penting? Sungguh luar biasa, tolong sampaikan semuanya kepada kami !!!"


Tak lama kemudian, Ike mulai meminta kepada Yamauchi dan yang lain untuk pergi mencari.

Hal itu juga tertulis di manual sebagai rincian singkat dan berbagai perangkat yang akan menunjukkan hak kepemilikan selalu disiapkan di dekat titik-titik tersebut. Kami tidak tahu berapa banyak tempat seperti itu di pulau ini, tapi bisa dikatakan bahwa mereka akan menjadi faktor penting dalam ujian.

"Aku mengerti jika kau sudah tidak sabar, tapi peraturan ini memiliki risiko yang besar, tentang memanfaatkan risiko tersebut, mempertimbangkan kondisi dan memeriksanya, semuanya tertulis dalam manual, termasuk risiko itu."

Seperti yang disarankan oleh Chabashira-sense, manual tersebut ditulis untuk memperjelas peraturan khusus dan peraturan tambahan yang semuanya diatur seperti peluru.

• Kartu khusus dibutuhkan untuk menempati lokasi.

• Kau akan mendapatkan 1 poin untuk setiap hal yang dilakukan. Tempat yang ditempati dapat digunakan dengan bebas.

• Jika kau menggunakan tempat yang dimiliki oleh kelas lain tanpa izin, kau akan mendapat hukuman 50 poin.

• Penggunaan kartu khusus terbatas hanya untuk orang-orang yang menjadi pemimpin.

• Pemimpin tidak dapat diubah tanpa alasan yang dapat dibenarkan.

Yang disebutkan di atas adalah peraturan umum. Selanjutnya, ada juga penjelasan dari Chabashira-sense, tapi ada tertulis bahwa akan ada pencabutan 'hak kepemilikan' setiap 8 jam sekali dan jika ada beberapa tempat yang kosong, mereka bisa mengambilnya bersamaan di beberapa tempat yang berbeda, bahkan jika itu adalah kelas yang sama. yang menembatinya berulang kali, semuanya diizinkan.

Jika seseorang berhasil menempati tiga titik lokasi berulang kali setiap 8 jam, ia akan mendapatkan lebih dari 50 poin di akhir ujian. Namun, ada resiko yang besar di sana.

Sampai di sini, aturannya dibuat berdasarkan ‘yang pertama datang yang pertama dilayani’. Sepertinya akan menjadi mekanisme yang bagus jika seseorang memiliki tempat yang sama berulang-berulang secara paksa. Tapi, itu tidak mungkin. Pada akhirnya ada aturan yang tertulis tentang alasannya.

Pada hari ke 7 dan terakhir, saat saat panggilan bergulir, kami berhak menebak pemimpin kelas lain.

Selain itu, kelas yang pemimpinnya tertangkap, akan kehilangan semua poin bonus yang telah mereka kumpulkan sejauh ini. Itu adalah peraturan yang akan membuat seseorang ragu untuk berpartisipasi dalam "pertarungan kepemilikan", kecuali jika mereka memiliki kepercayaan diri yang sangat besar.

"Tanpa terkecuali, kalian semua bisa memutuskan satu orang yang tidak diragukan lagi sebagai pemimpinnya. Namun, kau memiliki kebebasan untuk mengambil bagian atau tidak. Jika kau tidak serakah dan cukup ambisius, kau tidak akan dikenal sebagai pemimpin dan kalian mungkin akan selamat. Ketika pemimpin sudah diputuskan, tolong laporkan kepadaku, dalam kesempatan itu, kami akan memberikan sebuah kartu yang ditulis dengan nama pemimpin kalian, kalian memiliki batas waktu sampai panggilan bergulir hari ini. Jika kalian tidak bisa memutuskan sampai pada waktunya, kami yang akan memutuskan sendiri dengan kebijaksanaan kami sendiri. Itu saja”

Dengan kata lain, bahkan jika kau hanya melirik kartu nama itu, identitas pemimpin yang muncul pasti akan segera ketahuan. Dengan ini, penjelasan Chabashira-sense sudah berakhir. Kematian dilemparkan dan kemudian dipercayakan kepada para murid. Hirata segera bertindak.

"Nanti, ada juga waktu untuk memikirkan siapa yang harus kita pilih sebagai pemimpin. Tapi yang pertama, dimana lokasi kemahnya? Entah kita akan berada di pantai atau di dalam hutan... kita harus memikirkannya dengan hati-hati tentang lokasi ini"

Yang melekat pada manual adalah peta pulau yang sederhana. Hanya ukuran dan bentuk pulau yang tertulis di sana. Area dan kecenderungan hutan sama sekali tidak diketahui. Kukatakan hal ini tidak lebih dari secarik kertas kosong.

"Sepertinya kita harus mengisi bagian-bagian yang diperlukan oleh kita sendiri"

Hal ini ditegaskan oleh fakta bahwa pulpen telah disiapkan terutama untuk hal seperti ini.

"Tidak masalah mendapatkan tempat di dekat kapal dimana semua guru berkumpul, benarkan?”

"Tidak, jangan terlalu yakin. Seperti yang aku duga, hanya ada sedikit tempat, jadi di dekat sini, kau tidak akan menemukan apapun"

Jika tidak ada air, tidak ada makanan juga. Membangun tempat di sini itu berarti mungkin akan berakhir menjadi posisi terjauh dari tempat kami dalam mendapatkan sumber daya. Dalam keadaan terburuk di siang hari, sinar matahari sangat kuat dan lingkungannya berat. Di sisi lain, sepertinya ada juga risiko yang jauh lebih besar di dalam hutan.

"Yang lebih penting, aku membutuhkan toilet, aku sudah tidak tahan lagi"

Sudou meraih toilet sederhana yang dirakit oleh Chabashira-sense.

Kami mengumpulkan tenda sederhana, memasangnya dengan jarak yang berdekatan dan kemudian kami masuk ke dalam. Shinohara dan yang lainnya melihat situasi sambil duduk berdempetan bersama-sama, sangat sesak. Chabashira-sense mundur selangkah. Dia mungkin tidak akan mengambil bagian dalam hal ini lagi dan sekarang kami bisa melakukan apa yang kami sukai.

"Hei, Hirata-kun, bukankah lebih baik  memutuskan terlebih daluhu tentang apa yang harus dilakukan dengan  toilet itu?”

Tidak lama kemudian, hal-hal seperti toilet juga sangat penting juga bagi murid yang lain. Pemikiran anak perempuan itu juga masuk akal.

"Kita bisa memutuskannya, tapi bukankah kita harus tersenyum dan menerimnya, kan?”

"Tidak, bukan berarti tidak ada jalan lain"

Hirata yang telah menjatuhkan matanya ke manual, mengangkat wajahnya sambil mengatakan hal ini.

"Di manual tertulis bahwa toilet sementara juga bisa dibeli dengan poin dan kemudian dipasang"

Dengan kata-kata itu, Shinohara dan yang lainnya berkumpul di sekelilingnya sekaligus dan melihat ke manual. Fungsi toilet sementara terlihat sempurna, dan melihat ke gambar referensi itu jauh lebih baik seperti toilet di rumah karena dapat disiram. Jika ini masalahnya, anak-anak perempuan akan cukup menyetujuinya. Tapi masalahnya adalah dibutuhkan 20 poin per toilet sementara? Sangat sulit untuk menilai apakah harganya mahal atau murah.

"Tentu saja tidak! maksudku aku juga tidak terlalu menyukainya ... Bahkan, bagiku itu tidak mungkin!"

Banyak perempuan, dipicu oleh kalimat Shinohara dan menyetujuinya. Bagi anak-anak perempuan, kehadiran toilet, mungkin lebih baik daripada makanan dan minuman. Mereka mengatakan dengan baik niat mereka untuk tidak pergi satu inci pun dari sana.

"Tunggu, tunggu sebentar. Kalian mau menghabiskan 20 poin hanya untuk toilet?"

Bereaksi secara berlebihan, Ike ingin sekali mengatakan bahwa dia menentangnya dan ingin menyelamatkan poin. Sama seperti laki-laki lain yang mampu tahan dengan toilet kardus. Ini mungkin berarti bahwa kita harus menahan diri dari biaya yang tidak berguna sebanyak mungkin.

"Tentang toilet, ya, itu adalah salah satu yang penting, kita harus mendapatkan benda itu juga. Lihat! Kita punya banyak waktu untuk menggunakan poin. Bukan ide yang buruk untuk tidak menyimpan poin saat ini”

"Kau tidak bisa memutuskan, karena itu Hirata-kun yang akan mengumpulkan semua pendapat dan memutuskannya. Hei, Hirata-kun"

Mengabaikan ucapan Ike, Shinohara memohon agar Hirata membeli toilet sementara.

"Itu benar... setidaknya ada toilet yang layak untuk digunakan perempuan..."

"Kau memiliki kebebasan untuk mengumpulkan pendapat tapi kau tidak bisa seenaknya saja memutuskan”

Ike menatap Hirata yang ingin menyetujui pembelian toilet itu, dan dengan terburu-buru menghentikannya.

"AHH, BERHENTI DASAR PENGGANGGU. Karuizawa-san katakanlah sesuatu, kita punya toilet sementara di sini"

Shinohara memanggil Karuizawa, perwakilan dari para perempuan, meminta persetujuan.

"Lalu? Ini mungkin sedikit kasar, tapi aku menginginkan poin kelas... Sepertinya aku juga harus bertahan dengan itu"

Tanpa diduga, Karuizawa yang kemungkinan besar akan mengeluh terlebih dahulu, setuju untuk menggunakan toilet yang disederhanakan itu.

"Sekolah akan menyiapkan minimum yang diperlukan, aku akan tahan, ada sungai dimana kita bisa mandi, dan jika kita menggunakan tempat ini dengan baik, bukankah menurutmu itu akan baik-baik saja?"

"Itu..... Karuizawa-san !!!!"

Jika Karuizawa berkata demikian, tidak mungkin menghadapi satu lawan satu, meski Shinohara sangat egois. Itu karena mayoritas anak perempuan lebih dekat dengan Karuizawa, jadi suara yang berpengaruh selalu terbatas hanya untuk dirinya sendiri. Yukimura tiba-tiba bergabung dalam pertengkaran antara Ike dan Shinohara.

"Aku tidak mengerti perasaan perempuan itu tentang toilet sementara, tetapi aku tidak menerima bahwa kita menggunakan poin tanpa pandang bulu atau dengan seenaknya sendiri menolak pendapat kami. Jika kau menginginkan toilet sementara, aku ingin memberitahumu keputusannya setelah mengumpulkan setidaknya sebagian besar suara"

Sambil mengangkat kacamata ke hidungnya, dia melepaskan (amarahnya) dengan suara keras ke arah Shinohara.

"Aku .... aku hanya membuat permintaan yang masuk akal sebagai seorang perempuan. Anak laki-laki harusnya mengurus urusan mereka sendiri"

"Permintaan yang masuk akal? Pikirkan urusan kami sendiri? Itu tidak mungkin bisa dimengerti. Bukankah itu sebuah diskriminasi?"

"APA! Diskriminasi... Ahhh kepalaku sakit. Hirata-kun, bawa dia menjauh dariku, mengerti?"

Mungkin mereka tidak akan pernah menyerah dengan toilet dan Shinohara sendiri menolak untuk mundur. 


"Ujian ini adalah kesempatan yang langka, sebuah kesempatan untuk mengubah perbedaan poin dengan kelas yang lain. Poin yang berharga tidak bisa digunakan untuk toilet sementara dan semacamnya. Aku tidak berniat tinggal di kelas D selamanya.. Tidak masalah mengikuti siapapun yang ingin melakukan hal pribadi seperti, Shinohara. Jadi, disini aku  ingin memutuskan rencana yang aman "

"Eh? Tentang itu, apa kau bermaksud menyarankan agar aku tidak memikirkan apapun atau akibatnya?"

"Jika monyet bahkan bisa melakukannya, seseorang harus bisa bertahan di sini mengikuti naluri alaminya. Aku membenci perempuan yang bekerja sesuai dengan argumen emosional"

"Hah? Bukan berarti aku ingin menggunakan semua poin tanpa pandang bulu. Maksudku setidaknya ada hal-hal minimum yang diperlukan. Apa maksud dari hanya berbicara secara teori?”

"Kalian tenanglah. aku mengerti apa yang Yukimura-kun coba katakan tapi jika kalian berbicara dengan sangat agresif mungkin kalian tidak akan menyelesaikan apapun, benarkan? Tenanglah..."

"Tenang? di dalam situasi yang sebaiknya kita menggunakan poin itu berdasarkan pertimbangan kita?"

"Itu ..."

Hirata-kun yang terjebak dalam dilema antara dua orang yang ketegangannya meningkat, dengan putus asa mencoba untuk menyelesaikan dan mengatur sesuatu sambil berusaha untuk tidak menunjukkan wajah kesulitannya sebisa mungkin.

"Untuk Kelas D yang tidak memiliki pemimpin, masa depan akan menjadi tidak terduga dan gelap. Selain itu, Hirata-kun yang seorang pecinta damai tidak mampu memutuskan satu hal dengan baik, bukan?"

Sementara aku memperhatikan situasi dari jarak yang sedikit jauh, di sebelahku ada Horikita yang mendesah sedikit terlalu berat setelah menyadari bahwa situasinya tidak akan berkembang sama sekali.

"Sepertinya ujian ini akan jauh lebih rumit dan sulit dipahami daripada yang kita pikirkan."

Luar biasa, alih-alih menjadi bingung, Horikita menunjukkan adanya kegugupan.

"Ini adalah kesempatan yang bagus untuk mendapatkan poin dan kau tidak keberatan dengan bertahan, bukan?"

Dilihat dari rawut wajahnya, ekspresi Horikita sepertinya sedikit jengkel ketimbang merasa rumit.

"Aku heran, aku tidak cukup optimis untuk mengatakan bahwa hal itu akan mudah pada tahap ini, sama seperti yang lain, aku belum pernah tinggal di tempat seperti itu sebelumnya, jadi aku tidak bisa memprediksi apapun.  Aku menyadari bahwa ujian yang sekilas terlihat mudah tiba-tiba berubah menjadi sulit. Aku ingin menyimpan poin yang dibagikan kepada kita semua, tapi aku tidak bisa menemukan resolusi yang bagus. Ujian yang sangat tidak masuk akal. "

Ada kelompok yang memutuskan untuk menggunakan poin, kelompok yang memutuskan untuk tidak menggunakan poin dan kelompok yang telah memutuskan untuk menggunakan poin hanya untuk setiap hal penting.

Bahkan jika mereka terbagi dalam cara yang sangat sederhana, kelas-kelas tersebut masuk dalam 3 kategori ini. Selanjutnya, ada sedikit perbedaan dari sana juga. 

Dengan kata lain, ada pola strategis dengan hanya membayangkan jumlah murid yang sesungguhnya. Tidak akan mudah menghadapi kenyataan bahwa sebenarnya ada lebih dari 30 orang di kelas.

Melihat tebalnya buku manual, sebanyak yang mampu disesuaikan menurut halaman-halaman tersebut, pada saat bersamaan, telihat seperti menggambarkan betapa sulitnya menyesuaikan kelas untuk bersatu.

Dari jauh, Chabashira-sense memandang terus-menerus perbandingan antara anak laki-laki dan anak perempuan dengan mata dingin, namun tidak membebani penilaian mereka. Pada akhirnya Kelas D mengumpulkan barang cacat dan hanya akan terjatuh.

Apa itu bunuh diri?

"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Aku ingin meninggalkan sebanyak satu poin seperti Yukimura-kun juga, tapi aku tidak yakin aku bisa hidup seminggu tanpa peralatan yang memuaskan... Itu adalah pendapat jujur​ku... aku pikir kita harus menahan diri kita sendiri, tapi seberapa jauh kita bisa tahan … Bagaimana denganmu?"

"Sebagian besar pendapat sama, semuanya belum diketahui."

"Dengar, selain itu, apa Kelas A dan Kelas B sudah selesai dengan pemberitahuannya?"

Kami menoleh ke arah suara seorang perempuan yang kebingungan.

Meski baru beberapa menit berlalu, aku bisa melihat beberapa murid dari setiap kelas berkumpul dan pergi ke hutan. Mungkin, mereka akan mencari tempat atau lokasi berkemah terbaik. Seakan melambangkan kualitasnya, kami di kelas D dan kelas C masih kurang dalam menemukan resolusi. Kami bahkan tidak mampu memulai dengan benar.

"Oh, sial, ini bukan saatnya untuk bersantai membicarakan sebuah toilet, aku akan melakukan apapun untuk melindungi poinku, aku akan mencari tempat dan lokasi berkemah. Yukimura, Shinohara dan yang lainnya - jangan gunakan poin untuk dirimu sendiri. "

"Aku mengerti"

Kau tidak bisa mengatakan bahwa Ike dan Yukimura adalah teman baik, tapi sepertinya mereka akan bekerja sama jika mereka memiliki tujuan yang sama.

"Tunggu sebentar Ike-kun. Sangat berbahaya masuk ke dalam hutan tanpa rencana.”

"Akan tetap tinggal di sini dan menyelesaikan semuanya? Begitu?"

Kemauan untuk tetap diam dan bertindak saling bertabrakan.

Namun, Hirata tidak menemukan dasar untuk membujuk Ike dan yang lainnya dan menghentikan tindakan mereka.

"Aku akan segera kembali setelah aku menemukan lokasi atau tempat berkemah yang bisa digunakan. Setelah semua orang bergerak ke sana, kita akan berbicara satu sama lain nanti. Berbicara dengan lebih mudah, benarkan?"

Mereka telah berkumpul mengelilingi Ike yang kehilangan kesabarannya.

"Apa Ayanokouji juga ikut?"

Sudou memanggil dan menatap mataku. Dengan ringan aku menggelengkan kepala dan menolak.

"Aku ingin kalian bertiga tidak pernah bertindak sendirian. jika kalian tersesat, itu akan menjadi  sulit."

Sepertinya Hirata menyadari bahwa tidak ada gunanya menghentikan kekuatan yang meluap.

"Aku mengerti, jadi, temukan apa saja!"

Meski begitu, ini sudah menjadi panas tanpa ada yang menghalangi sinar matahari.

"Paling tidak, rasanya sulit membangun tempat di sini ..."

Kadang-kadang semua orang menjerit karena panas dan sepertinya Hirata merasa keberatan membuat tempat perkemahan di pantai. Jika ini adalah perkemahan yang sebenarnya, kami akan memiliki cara untuk mendirikan tenda payung dan api unggun, bersenang-senang, berenang di laut dan melindungi diri kami dari sinar matahari sebanyak yang kami suka, namun dalam kondisi ini bahkan sangat sulit.

"Haruskah kita bergerak sampai kita menemukan tempat teduh untuk saat ini? Kita juga bisa berbicara sambil bergerak."

Hirata berinisiatif dan mulai membawa tenda. Orang-orang lain juga ikut memantu.

"Ngomong-ngomong ... Apa Sudou membereskan toilet itu dengan benar?"

Seorang perempuan menunjuk toilet dengan cemas.

Seseorang mengatakan bahwa ketika Sudou keluar setelah melakukan urusannya, dia keluar dengan tangan kosong.

Setidaknya di dalam sana...

Matahari menyinari toilet dari kiri. Bagian dalam tenda pastinya sudah terasa seperti sauna.

***

Teman sekelas kami terlihat seperti akan mulai berteriak karena meningkatnya suhu panas. Hirata juga, diposisikan di pantai, mulai memahami kesulitan dari situasi ini. Jika kami menginginkan perkemahan yang sebenarnya, maka kami harus membuat karpet terpal. Mulai dari berenang di laut atau bermain di pantai untuk melindungi tubuh kami dari sinar matahari. Berapa banyak lagi barang yang kami butuhkan? Situasinya sedikit sulit sekarang.

"Untuk saat ini, kita akan bergerak ke tempat yang teduh."

"Kita harus melihat bagaimana kita bisa memindahkan seluruh perkemahan dan kita bisa membicarakan sisanya sambil bekerja".

Hirata berinisiatif dan mulai menyiapkan tenda untuk kepindahannya. Sisanya diikuti oleh anak laki-laki.

"Omong-omong... Toilet itu, Aku bertanya-tanya, apa Sudo sudah membersihkannya dengan benar?"

Seorang gadis terlihat cemas tentang situasi tersebut dan menunjuk ke arah toilet. Memang benar Sudo sudah pergi untuk mengurus sesuatu, tetapi dia pergi dengan tangan kosong. Paling tidak di bawah sinar matahari yang terik, kami melupakan toiletnya karena di dalam tenda, uap mengumpul seperti berada di dalam kamar mandi.

Berjalan dari pantai ke daratan, sebuah hutan besar muncul, salah satu anak laki-laki itu menengok dengan cemas ke dalam hutan.

"Apa kita boleh masuk ke dalam hutan sebesar ini.... Kita mungkin akan tersesat.... Aku sama sekali tidak melihat apapun yang ada di dalam sana"

Itu sebabnya kita harus menerapkan beberapa peraturan dan itulah alasan jam tangan kita dilengkapi dengan tombol darurat. Kita harus bekerja sama dengan ketat, Jika kita gagal berkerja sama, kita akan menghabiskan uang kita seperti air dan aku takut kita akan menghabiskan semua poin kita.

"Hei, Karuizawa! Hirata benar-benar menakjubkan! Dia bahkan mau melakukan semua hal yang tidak dilakukan orang lain"

"Pfff !!! Tentu saja! Meminta bantuan anak-anak yang lain akan membuatnya terlihat lemah, serahkan semuanya kepada Hirata!"

Hirata bekerja dengan semangat untuk membawa tenda, berjalan melewati kelompok Karuizawa, mereka menatapnya dengan penuh kekaguman. Kebetulan, aku juga lewat, membantu membawa beberapa paket.

Saat itu kami harus memindahkan toilet sederhana yang sudah kami bangun, jadi kami harus melipatnya karena itu terbuat dari kardus. Aku juga harus membantu. Setelah itu, akan banyak pekerjaan yang harus dipikirkan dan banyak keputusan yang harus dibuat, tetapi untuk saat ini, yang harus aku lakukan hanyalah menunjukkan semangat ingin membantu.

Di sisi anak perempuan, Horikita yang sudah memilih untuk diasingkan, mengikuti kelompok di akhir barisan, perlahan dan tanpa suara. Berjalan teratur dalam satu arah, terkadang tetap membuat beberapa gerak gerik dan kemudian langsung kembali normal. Saat baru kembali dari tempat berkumpul, aku mendapati diriku berjalan berdampingan dengan Horikita.

"Sedang tidak dalam suasana hati yang baik?”

"Sejujurnya, aku bisa mengatakan bahwa aku merasa sedikit murung, katakan saja aku tidak dirancang untuk menjadi seseorang yang seperti itu. Tinggal di pulau terpencil, meskipun begitu aku tidak tinggal sendirian melainkan dengan banyak orang yang lain."

Sekarang, terlepas dari sesuatu seperti semangat bekerja sama, bertindak sebagai anggota kelompok, jauh dari kemampuan Horikita. Meskipun aku pikir bagus untuk berusaha keras agar berbaur dengan teman sekelas kami untuk memperbaiki diri, namun, mengatakannya dengan keras kepala kepadanya akan sia-sia, jadi aku menahan diri sendiri.

"Kau tahu, sesuatu yang kau katakan sebelumnya, aku bisa mengatakan bahwa itu terbukti cukup berguna"

Berpaling untuk mengatakan kepadaku tentang hal ini, Horikita saat ini membuat wajah yang sedikit lucu.

"Kemampuan belajarku mungkin tidak termasuk di dalam pertanyaannya, aku sedang membicarakan pembicaraan ini. Aku pikir, sudah diputuskan bahwa aku sudah tidak berguna. Jadi dengan mengambil inisiatif bahwa aku harus mencari Ike dan Satou, aku membuat jalan keluarku. Aku tidak keberatan, terutama, apakah sikapku itu benar atau salah. Jika itu mereka, mereka akan bergerak dengan cepat. Aku mungkin bisa menemukan sesuatu yang bagus"

"Ya, kau mungkin akan menemukan sesuatu yang bagus, tapi yang lebih penting lagi, Apa kau baik-baik saja?"

"Kenapa kau bertanya?"

Dia menatapku dengan mata yang cemberut kepadaku. Aku memberinya respons seperti 'Bukan apa-apa' dan aku mengalihkan tetapanya. Saat aku sedikit berbicara dengan Horikita, aku merasakan tatapan seseorang di punggungku. Melihat ke belakang, aku melihat sekilas Sakura sedang berjalan di ujung barisan dan melihat lurus ke arahku. Begitu menyadari bahwa aku memalingkan kepalaku dan menatapnya, dia terlihat bingung dan mengalihkan pandangannya.

"Ada apa?"

"Tidak ada"

Mungkin, aku terlalu memikirkannya, aku kembali berbalik.

"Aku penasaran apa yang sedang kelas lain lakukan? aku sedikit tertarik untuk melihat bagaimana sikap mereka. Jika Kelas A dan Kelas B benar-benar menggunakan rencana untuk mengendalikan penggunaan poin mereka, kita juga harus melakukannya. Di dalam ujian ini, kita tidak bisa membiarkan terjadinya perbedaan besar dalam jumlah poin. "

Pada saat itu, aku menyadari bahwa tekad yang luar biasa ini mungkin ada. Dari tatapan serius Horikita sejak dulu. Perubahan perilaku dalam kehidupan seseorang setiap hari muncul karena kelelahan. Ujian kemampuan belajar dapat memisahkan status kuota saat ini, namun satu-satunya pertentangan dalam ujian ini, mungkin untuk melakukan perlawanan sehingga kami tidak akan kalah dari kelas A

"Terjatuh dari kelas atas akan sangat mengerikan"

“Sesuatu yang Chabashira-sense katakan, aku pikir itu adalah lelucon saat itu, tapi apa kau benar-benar tidak tertarik untuk pindah ke kelas atas?"

Chabashira-sense mengatakan beberapa hal saat dia bertemu denganku dan Horikita di ruang konsultasi.

"Aku tidak terlalu meragukannya, bahkan Ike dan lainnya tidak mau ketinggalan dari kelas A, aku senang jika akan ada banyak uang saku atau tunjangan setiap bulannya dan aku akan cukup beruntung jika  bisa pergi ke kelas A"

Aku bahkan tidak tahu apa yang sedang Hirata dan Karuizawa pikirkan, sampai sejauh mana niat mereka yang sebenarnya.


"Orang-orang yang masuk sekolah ini berpikir bahwa mereka masuk untuk memanfaatkan hak istimewa tersebut"

Daripada terlihat ketidakpuasan, dia terbatuk-batuk dengan udara yang bingung. Awalnya pada saat penerimaan, masuk ke perguruan tinggi dan mendapatkan pekerjaan seharusnya sudah dijamin oleh sekolah. Sebenarnya, banyak murid yang menunggu hal tersebut.

"Kenapa kau memilih sekolah ini?"

"Tentang itu, apa aku bisa mengatakan hal yang sama? Untuk menggunakan hak istimewa secara terang-terangan dan tanpa ragu”

"…Aku mengerti"

Kali ini dia terbatuk dalam ketidakpuasan, menatapku dengan tatapan yang tajam. Kupikir Horikita mendaftar di sini untuk pergi ke sekolah yang sama dengan kakaknya. Aku pikir seperti itu. Jika bukan untuk dirinya sendiri yang harus naik ke Kelas A untuk diakui oleh kakaknya. Dengan kata lain, tujuan awalnya di sekolah sudah berubah.

"Ini bukan sesuatu yang menyenangkan untuk membongkar masa lalu seseorang. Itu adalah contoh yang bagus"

Aku bermaksud menusuk kuku sedikit lebih dalam, tapi sepertinya dia cepat menyadari niatku yang sebenarnya. Aku mencoba mengetahui masa laluku dengan menganalisis masa lalu orang ini, atau mungkin aku harus mengatakannya dengan menganalisis manusia atau orang lain secara menyeluruh. Itu bukan hal yang menyenangkan bagiku. Aku ingin melakukan sesuatu secepat mungkin.

"Satu-satunya yang bisa aku katakan adalah bahwa Chabashira-sense membocorkan informasi tersebut dengan sengaja. Tidak bisakah kau tidak salahpaham kepadaku di poin ini? Aku belum menerimamu. Jangan lupakan itu"

"Tidak masalah, aku juga tidak berpikir ingin diterima"

Tidak lama kemudian, Hirata dan yang lainnya berhenti di dalam barisan.

"Di sini kau bisa menghalangi sinar matahari dan kau tidak perlu khawatir bisa didengar oleh seseorang di sekitarmu"

Hirata dan yang lainnya berhenti berjalan saat mereka masuk sedikit ke dalam hutan dan melanjutkan pembicaraan. Beberapa anak laki-laki berkumpul bersama seakan bersatu dan mulai mengembangkan pemikiran yang berselisihan yang mungkin mereka pikirkan dalam perjalanan mereka ke sini.

"Bukan hanya Ike, kita semua juga bergerak. Jika kita bisa merebut tempat utama dari kelas lain, pada tingkat tersebut perbedaan poin pasti akan lebih besar"

"Ya, benar, kita harus segera pindah, tapi tidak baik mengabaikan jalan permasalahan saat ini dan membiarkannya begitu saja. Pertama, bukankah kita harus memulai solusi dari masalah toilet?"

"Itu hanya masalah 'apakah kita semua menyetujui toilet yang disediakan?' ”

Yukimura menatap tajam kepada teman sekelasnya, terutama kelompok anak perempuan itu.

"Aku memikirkannya saat kita dalam perjalanan, tapi pertama-tama aku pikir kita harus memasang toilet"

Hirata kemudian berbicara dengan Yukimura dengan nada sedikit lebih kuat. Karena kekuatan kata-kata penutup tersebut, sepertinya situasi ini tidak akan berbeda atau bergoyang sedikit pun dari sebelumnya.

"Jangan putuskan itu sendiri, kau juga harus mendapatkan persetujuan dari Ike mengingat pendapatnya yang berbeda"

"Biaya pemasangan toilet mungkin merupakan biaya yang diperlukan. Pertama, ada toilet sederhana yang tidak biasa kita gunakan, di kelas ada 30 orang atau lebih. Aku bertanya-tanya apakah kita benar-benar bisa menggunakannya dengan baik tanpa kesulitan?"

"Tentang itu... kita akan memanfaatkannya dengan baik..."

"Tetapi jika menggambarkannya ke dalam beberapa kata, itu tidak berguna. Aku benar-benar tidak ingin memikirkan dampak terburuk, tapi bahkan jika satu orang hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk menggunakannya, pada saat semua orang selesai, lebih dari 90 menit akan berlalu, kemudian akan selesai di saat itu "

"tidak ada gunanya beramsumsi, setiap orang bisa langsung menggunakan toilet dengan cepat, mengingat keputusan sekolah itu lebih mudah digunakan, mereka hanya menyediakan satu toilet saja. Tidakkah sebaiknya kita memanfaatkannya dengan bijaksana?"

"Aku tidak berpikir seperti itu. Dari mulai pergi, aku selalu berpikir bahwa toilet sederhana itu tidak mungkin. Jika kau bercermin dari sana, bukankah itu benar-benar sebuah petunjuk bahwa pada akhirnya kita harus menghabiskan poin kita dan kita harus belajar bagaimana cara menggunakannya dengan lebih baik? Yukimura-kun pasti mengerti. Mungkin kelas-kelas lain sudah mencapai keputusan yang sama, yaitu tidak memungkinkan untuk mendirikan toilet sementara "

Pastinya aku merasa bahwa ujian ini, tidak peduli bagaimana cara kami akan menggunakan poin, akan menjadi saat-saat kritis yang akan menentukan kemenangan atau kekalahan.

Semua persediaan sangat tidak lengkap sejak awal. Seolah-olah mereka menyarankan agar kau menggunakan poin jika ingin menggunakan tenda atau senter yang hanya bisa digunakan oleh satu kelas saja bila memungkinkan.

"Itu semua pendapatmu... Selain itu, jika kelas lain memasang toilet, itu akan menjadi sebuah perbedaan 20 poin, jika kita bisa bertahan dengan itu. Kita pasti bisa menggunakannya, bukan?"

"Tapi, aku merasa bahwa tidak memasang toilet itu merupakan nilai tambah, itu akan memberikan tekanan stress sambil menimbulkan kegelisahan dan aku juga khawatir dengan kebersihan, jadi setelah penilaian yang obyektif, aku berpikir bahwa setidaknya satu Toilet harus disiapkan."

Sepertinya Hirata sampai kepada kesimpulan yang kuat karena memiliki waktu untuk tenang. Itu bukan tindakan untuk membeli penolakan dari laki-laki, namun sebuah kepastian untuk persetujuan yang harus diperoleh di akhirnya.

"Kurasa anak perempuan bisa tenang dan mempersiapkan diri mereka sendiri dalam persidangan"

Bahkan Yoshimura pun tak bisa menyangkal hal tersebut. Tercengang tanpa jatuh di tempat. Dia bisa mengerti perasaan menjaga poin, tapi sangat sulit untuk bertahan dengan satu toilet sederhana. 

Teman sekelas penuh dengan berbagai informasi dalam sekejap sampai pada titik di mana bahkan hal-hal yang wajar tidak akan muncul dalam kondisi seperti itu. Yukimura yang tidak tahan melihat tatapan dan keheningan di sekelilingnya, tidak lama lagi akan menyerah.

"... mengerti, kalau begitu kita harus memasang toilet."

Pada akhirnya pemasangan toilet tersebut disetujui karena Yukimura yang sebelumnya berada di kelompok yang keberatan yang sama dengan Ike, dan sekarang sudah menyerah.

Horikita, Karuizawa, serta Shinohara dan sisanya sedikit lega.

"Sense, Jika kami menginginkan toilet sementara, Bisakah menentukan lokasi pemasangannya dengan detail?"

"Jika tidak berada di lokasi yang tidak mungkin maka di mana pun tidak akan masalah, kau juga bisa mentransfer ulang kembali setelah pemasangan, tapi hal ini akan memakan banyak waktu, beratnya lebih dari 100 kilo. Cukup mengeluarkan sedikit tenaga”

Hirata mendesah lega karena satu masalah sudah terpecahkan.

"yang berikutnya adalah... Kami sudah pernah mendengar pendapat sebelumnya, tapi aku pikir kita juga harus berkeliling untuk menentukan lokasi berkemah. Konsumsi poin sangat bergantung kepada tempat kita tinggal."

Jawaban Hirata bukan karena ketidaksabaran, tapi untuk mencegah reaksi balik dari teman sekelasnya. Segera kami merekrut relawan, tetapi kami pikir tidak lebih dari dua orang yang berkumpul. Tidak banyak orang yang bisa masuk ke dalam hutan seperti ini. Ini bisa dimengerti.

"Aku ingin tahu apakah ada seseorang di antara kita sudah terbiasa dengan bertahan hidup?"

Hirata bertanya sambil menatap dengan secercah harapan. Seperti di manga yang berlebihan, pada saat seperti ini hanya ada satu orang yang bisa kau andalkan. Dia melihat ke belakang memeriksa teman-teman sekelasnya, namun tidak ada yang menunjukkan sikap maju ke depan. Lalu, Hakase yang diam sampai sekarang tiba-tiba mengangkat tangannya.

"Kami merindukan karakter utama yang didorong oleh keterampilan bertahan hidup oleh ayahnya dan dilatih untuk bertahan sendirian bahkan di dalam hutan sejak kecil."

Seketika itu Hakase yang mengkritik, gelisah meminta maaf, tetapi dia masih dibenci oleh semua orang.

"Erm..., aku akan pergi jika itu tidak masalah."

Kushida yang secara sukarela memberikan bantuan jika tidak ada yang mau berpartisipasi. Melihat penampilannya, anak laki-laki yang terus terang menolak [ikut serta] membuat mata mereka bersinar dan mulai menunjukkan niat partisipasi mereka untuk menjadi sukarelawan. Aku pikir ada murid yang termotivasi dengan berpihak kepada Kushida dan juga murid yang merasa malu membiarkan perempuan tersebut berinisiatif.

Aku sudah sedikit mengangkat tanganku. Kira-kira bersamaan saat Hirata mulai menghitung jumlah orang.

"Sebelas, jika ada satu orang lagi, kita bisa membuat empat kelompok."

"Apa kau akan pergi juga?"

"Aku harus monolaknya, tapi tidak biasanya melihatmu bersukarela dengan sangat tegas."

"Jika kau tidak memiliki peran karena alasan tertentu, kau akan terputus dari kelas."

Kemudian... Tangan yang diam di sebelahku dinaikkan. Ketika Hirata melihat tangan itu, dia meresponnya dengan lega.

"Terima kasih, Sakura-san. Kita berdua belas sekarang. Ayo kita masuk ke 4 kelompok dengan masing-masing 3 orang, sekarang pukul 1:30, jadi aku ingin kalian kembali ke sini sekaligus di jam 3:00 tanpa mempedulikan hasilnya."

Kemudian setiap orang bergabung dengan kelompok yang mereka sukai. Dalam sekejap mataku menjadi kosong di sini.

"Hei, ngomong-ngomong, Ayanokouji-kun."

Kata Sakura yang juga blank karena tidak ada yang memanggilnya, dan ...

"Sinar matahari menyegarkan. Tubuhku butuh energi."

Kouenji Rokusuke. Orang ini benar-benar akan bekerja sama dengan kelompok pencarian kami. Beruntung, anak yang bebas dan gadis yang pendiam. Dengan kedua hal tersebut tidak akan ada kesulitan.

***

Begitu kami melangkah ke dalam hutan, kami dikejutkan oleh tanaman hijau yang subur dan lebat di sekitar kami. Jauh lebih baik jika kami menghindari sinar matahari langsung yang menyerang kami di pantai, tapi tetap saja, kelembaban dan kepengapan membuat panas tak tertahankan. Tiba-tiba, aku merasakan segumpal kesejukan di belakang leherku, seperti kipas yang menerpa.... Aku merasa bahwa misi ini akan gagal.

Panas, panas dan saat aku memikirkannya, warnanya menjadi semakin panas. Aku harus berbicara dengan seseorang di sini untuk mengalihkan pikiranku, bahkan jika itu sedikit saja.

"Hei, Kouenji!"

"Ah! Indah! Bisa berjalan dengan tenang dikelilingi alam! Ini sempurna... Keindahan yang mewah!"

Tidak ada harapan. Sekarang aku tidak bisa berbicara dengan dia. Sebenarnya, tidak ada seorangpun di sekitar sini yang bisa aku ajak bicara.

"Ini luar biasa!"

"Eh? ..."

Kupikir aku hanya mendengar secuil suara di belakangku saat Sakura melompat ke sampingku.

"Kau mengatakan bahwa kau menginginkan satu orang lagi, jadi aku mengangkat tanganku. Ada banyak hal yang bisa aku bantu dengan ini"

"Ketika kelompok mengatakan bahwa mereka membutuhkan satu anggota lagi dan aku mengangkat tanganku...  Kau akan berpikir jika dia belum siap untuk melakukannya"

"Aku sama sekali tidak memikirkan apapun, sungguh, sama sekali tidak... kenapa kau mengungkit hal ini? Sekarang, entah bagaimana ini membingungkan"

Sakura adalah karakter yang jinak, namun entah kenapa sepertinya dia tidak mundur dari pembicaraan ini. Ketika kami mulai menganggap ini sebagai perjalanan sekolah, dia terlihat sedikit pasif. Kupikir Sakura akan menjauh, namun meski rasa malu itu terlihat jelas, kami terus berjalan berdampingan.

Berjalan dari pantai menuju hutan, dengan kata lain, bergerak menuju bagian dalam pulau, tiba-tiba mencuri banyak stamina kami. Ini bukan rute yang sederhana dan nyaman, akan menjadi lebih buruk dan jengkel di dalam perjalanan. Seperti sedang berjalan di jalan berbukit dan kelok-kelokan yang panjang.

"Jadi, kenapa kau mengangkat tanganmu dan berpartisipasi dalam penulusuran hutan yang menyusahkan?"

"Yah ... Karena ada banyak orang di perkemahan, ​​aku merasa tidak nyaman"


"Aku benar-benar tidak mengerti perasaanmu, bahkan jika hanya ada sedikit orang, tetap saja itu tidak menyenangkan"

Sekarang, sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk berbicara dengan seseorang, bahkan jika aku menjadi sedikit menjengkelkan.

"Tapi ... Ayanokouji, kau juga mengangkat tanganmu"

Sakura mengangkat kepalanya dan membuat wajah bahagia, lalu tarlihat sedikit bingung, memberi isyarat dengan tangannya dan mengelak dengan suara yang keras.

"Bukan seperti itu... Bukan begitu, hanya saja tidak banyak orang yang bisa aku ajak bicara, itulah yang aku maksudkan"

Sakura terus menolak dengan semangat sambil berjalan tergesa-gesa saat ...

"Hei! ... hati-hati!"

“Au..."

Saat dia berbicara denganku sambil melihat ke belakang dan ke depan, kakinya tersandung akar dari sebatang pohon besar, menyebabkan dia jatuh ke belakang. Dengan tergesa-gesa aku mengulurkan tanganku untuk meraihnya, tapi akhirnya aku tidak sempat.

"Apa kau baik baik saja?"

"Erm ... sedikit sakit"

Syukurlah, dia mendarat di tangannya sedikit di bawahnya. Hal yang ceroboh namun bukan sesuatu yang serius.

"Jika kau tidak berjalan dengan hati-hati di hutan, kau mungkin akan terluka, sekarang, pegang tanganku"

"Terima kasih"

Tanpa menolak, Sakura mengangkat tangannya tapi kemudian dia menyadari bahwa tangannya kotor karena kejatuhannya, dia menariknya kembali. Dengan mengabaikan ini, aku meraih tangannya dan memegangnya dengan lembut.

"Aku ... aku minta maaf"

"Kau tidak perlu meminta maaf dengan sesuatu yang seperti ini"

Dengan Hati-hati aku menepis tanah dari tangan Sakura. 

Ngomong-ngomong di hutan ini, sepertinya ini adalah pertama kalinya ada seseorang yang menginjakkan kakinya di tempat ini. Pada awalnya aku pikir kami memiliki level petunjuk berjalan di dalam hutan. Tapi, sekarang aku merasa seperti ini tebakan yang salah.


Yang pertama dan yang terutama, kami tidak bisa selalu berjalan lurus. Kami harus mendaki untuk mengatasi hambatan di alam. Itu artinya, mengikuti rute yang diharuskan itu tidak berubah meski kami berjalan ke kiri atau ke kanan.

Situasi ini berlanjut selama beberapa menit lagi, aku merasa seperti melupakan diriku sendiri, rute mana yang harus ditempuh? Penuntun itu terus melangkah maju sampai ke tingkat tertentu sehingga aku hampir tidak bisa melihat Kouenji lagi.

Namun, Sakura terlihat seperti tidak ingin terus berjalan, menatap dengan kabur ke tangan kiriku, dimana aku menahannya.

"Sakura, kita harus sedikit lebih cepat"

"Eh ?! Uh, ya!"

Bingung dengan ucapanku yang tiba-tiba, dia mulai berlari.  Aku merasa mau bagaimana lagi....

"Dia pasti berjalan dengan cepat, itu Kouenji".

Kouenji sama sekali tidak memikirkan tentang kecepatan seorang perempuan, dia terus berjalan lebih dalam ke dalam hutan. Mengabaikan bahwa dia membawa kami dengan mantap ke wilayah yang tidak dikenal. Di jalan yang tidak diketahui, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali mengandalkan kaki dan stamina dan memberikan kepatuhan.

"Meskipun begitu, dia tidak akan pernah ..."

"Ada apa?"

"Tidak ada"

Apa masksud semua ini? Apa ini sebuah kebetulan? Tidak! Tidak ada yang meragukan dari kecepatan Kouenji. Sebagai contoh, kami memilih tempat untuk perkemahan kami dengan pertimbangan demi seluruh kelompok. Apa itu normal bagi seseorang yang berjalan lurus ke depan tanpa melihat ke kiri atau kanan di wilayah yang asing? Sepertinya Kouenji memiliki tujuan yang cukup jelas dalam pikirannya. Semua perkembangan pesat di wilayah ini mengejutkanku. Ada kemungkinan Kouenji tidak melangkah maju seperti orang yang buta.

"Aku akan mengubah impianku"

Jadi aku tidak rela jika tersesat.

Tapi ada sebuah masalah disini. Aku harus menemani Sakura agar bisa mencocokkannya dengan kecepatan Kouenji, jadi aku menarik napas dalam-dalam dan bergerak maju.

"Hei Kouenji, apa menurutmu kita sudah terlalu jauh dari tempat berkumpul kita? kita mungkin tersesat di sini!"

Sakura terlihat baik-baik saja dan Kouenji terlihat terganggu saat aku memanggilnya. Bayangan Kouenji berhenti dan berbalik untuk menatap kami saat ia memperbaiki helaian rambutnya.

"Aku ini jenius dengan kemampuan fisik yang sempurna, tidak mungkin aku bisa membuat kita tersesat di hutan seukuran ini. Jika sesuatu terjadi padamu, itu karena kau mungkin telah kehilangan jejakku dan kemudian jujur ​​saja, akan lebih baik jika kau menyerah "

Seperti yang aku harapkan darinya, mungkin dengan mengecualikan diriku untuk membuat sebuah pernyataan sebagai seorang laki-laki. Situasi di sekitar sini sama sekali tidak menyenangkan.

"Aku ingin bertanya kepadamu, orang biasa. Apa kau menganggap ini sangat indah?"

Berpikir bahwa dia sedang menunjukkan kepada kami tentang sifatnya yang sempurna seperti biasanya, Kouenji menuangkan senyuman yang berani, mengajukan pertanyaan itu kepada kami.

"Baiklah... wajar jika hutan menjadi tempat yang misterius, meski hampir semuanya aku merasa itu sangat indah"

Kurang lebih inilah yang aku rasakan dan mencoba untuk memberitahu. Namun, Kouenji tidak mengharapkan jawaban seperti ini, merasa sedikit kecewa karena ia menarik napas dalam-dalam.

"Apa yang kau bicarakan? Bukan itu yang aku tanyakan kepadamu! Memiliki kondisi fisik yang sempurna, aku sendiri, bisa bersinar dengan indah di tempat ini. Apa kau tidak mengerti?

Jadi saat kau memiliki tubuh yang sempurna, kau harus membuat pernyataan yang membanggakan dirimu sendiri tentang kemampuan tubuhmu. Ah, kau benar. Aku tidak mengerti.

"Salahkan panasnya, itu membuat kepalanya menjadi aneh..... jangan pedulikan itu, Sakura"

"Uh, ya, tidak apa-apa karena Kouenji sudah bertingkah aneh sejak awal"

Oh! Meskipun itu adalah kebenaran, mengatakan hal yang begitu parah dengan mudah, Anak ini benar-benar...

Kouenji memutuskan untuk menguji kemampuan fisikku beberapa waktu yang lalu, jadi dia membelakangiku dan terus berjalan. Dari sini dan seterusnya aku tidak boleh bertengkar karena saran atau permintaan.

"Tidak perlu khawatir, apapun yang terjadi di hutan ini kurang lebih tidak akan ada masalah"

"Kouenji, apa maksudnya itu?"

"Aku tidak bisa menyebut ini hutan yang alami. Setidaknya pada siang hari, kemungkinan tersesat saat berkeliaran cukup rendah, karena alasan inilah, ada level keingintahuan tertentu"

Dia meninggalkan pembicaraan yang tergantung dengan kata-kata yang berarti, Kouenji yang sudah kehilangan minatnya kepada kami beberapa waktu yang lalu sudah mulai berjalan kembali dengan cepat. 

Dengan cepat Sakura tidak bisa mengikutinya.

"Hei!!"

"yah .. Ermmm, aku merasa lebih baik, jadi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk melanjutkan"

Sambil berkeringat Sakura memutuskan untuk menunjukkan bahwa dia memiliki nyali dan mengangkat sarung tinju. Ini semacam menarik perasaan bahwa itu sangat berbahaya.

Yang terburuk adalah keputusan Kouenji, tapi Sakura mulai dari sekarang, menyingkirkan keinginannya untuk bersabar, mengikuti langkah Kouenji. Terkadang sosok itu menjadi terlalu lusuh. Itu berbahaya, tapi kami harus  gigih atas tekad kami sendiri untuk kedua hal tersebut.

Aku tidak keberatan dengan usaha yang menyakitkan semacam ini, tapi Kouenji terus berjalan ke depan. Meskipun kupikir kami tidak akan berhenti kecuali kami keluar dari hutan, tiba-tiba ia berhenti di depan mataku dan menoleh ke arahnya, menarik rambutnya ke atas dengan senyuman yang tidak kenal takut.

"Bisakah aku mengajukan pertanyaan kepadamu, Orang biasa?"

Lalu, sebelum kami sempat membalasnya, Kouenji melanjutkan

"Apa kau akan membiarkanku mendengarkanmu tentang apa pendapatmu tentang tempat ini? Perasaan seperti apa yang kau dapatkan saat melihat ini di sekitarmu?"

"Eh? Apa... apa maksud dari pertanyaan ini, Ayanokouji?"

Tiba-tiba tatapan tajam Kouenji terhalangi oleh punggung Sakura saat dia mendekat untuk mendengarkan.

Apa perasaanku tempat ini? Izinkan aku melihat ke sekeliling. Pertama, melihat ke sekeliling wilayah. Namun, tidak ada yang aneh dari tempat ini. Terlihat seperti hutan yang biasa. Dengan sengaja berusaha mendapatkan semacam konfirmasi, apa yang sedang dia coba lakukan?

"Aku mengerti dengan jelas, jangan khawatir, Orang biasa hanya akan tetap biasa saja"

Sekali lagi, tidak mendapat balasan, Kouenji kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya ke dalam hutan.

"Apa aku melakukan sesuatu ... yang aneh?"

"Tidak"

Tidak akan ada habisnya jika kau mulai mempertimbangkan ucapan Kouenji. Dia adalah seseorang yang memiliki banyak kebohongan. Tapi dia masih menolak kemungkinan bahwa kami tidak bisa melihat apa yang dilihatnya di tempat ini dan tidak ada waktu bagi kami untuk menulusuri tempat ini dengan mudah.

Kouenji sekali lagi mengambil langkahnya.

"Sakura apa kau punya saputangan?"

"Ah, ya, aku punya"

Seperti yang aku harapkan dari seorang perempuan, dia menyiapkan barang-barang yang berguna.

"Apa kau tidak keberatan meminjamkannya kepadaku? Mungkin akan menjadi kotor. "

"Tidak apa-apa...."

Saat dia mengatakan ini tanpa keberatan, Sakura memberiku saputangannya. 

Aku meminjamnya dengan rasa syukur dan mengikatnya ke pohon di dekatnya, di cabang yang tidak mudah patah. Melakukannya, kami juga akan menandainya dan akan berguna saat kami akan kembali ke tempat ini nanti.

"Ahh, aku kehilangan jejak Kouenji-kun ... cepat, Ayanokoji-kun!"

Sakura semakin cemas, namun karena kelelahan sudah berkumpul, aku tersandung dan hampir terjatuh. Lagipula, kekuatan fisik Sakura sudah mendekati batasnya. Bahkan jika aku memaksakan diriku sendiri, aku juga tidak akan bisa bertahan.

"Maaf tapi ini sedikit terlalu menuntut secara fisik. Apa kau keberatan jika kita berjalan sedikit lambat?"

Mengatakannya, aku adalah orang pertama yang memperlambat kecepatan. Sakura tidak terlalu kesal, dia hanya membenarkan alasan ini. Aku mungkin pernah melihat rahasianya tapi itu tidak masalah, karena tidak ada cara untuk memastikan kebenaran.

Entah dia bisa mendengar suaraku atau tidak, tak lama lagi kami tidak bisa melihat Kouenji lagi. Jauh di depan, terkadang aku bisa mendengar suara seseorang yang menerobos rumput tinggi dan melangkah tegak di tanah.

"Sangat tidak bergunanya aku"

Dengan kecerdasan yang luar biasa dan kecepatan yang luar biasa, aku bisa menyesuaikan diri dengan alam seperti di hutan ini bahkan tanpa berkedip, dan juga bersama partner.

Jika aku memiliki kepribadian yang mirip dengan Hirata, aku adalah superman yang sangat sempurna.

Tatapan Sakura yang sebelumnya sejenak mengamati situasi dalam diam, menjadi tidak nyaman.

Akhirnya, Sakura tidak mengatakan apapun kepadaku dan kami berjalan bersama di hutan untuk menjelajah.

"Akan lebih bagus lagi jika kita bisa menyimpan air minum. Atau lebih baik mengambil tempat dimana kita bisa melindungi diri dari cuaca?"

Karena aku tidak punya apapun untuk mengisi waktuku, aku akan mencoba untuk berbicara dengannya dengan lembut. Sehingga mudah baginya untuk mengerti. Jika kau bisa mendapatkan tempat, ada kemungkinan untuk menghemat poin dan ini akan menjadi tugas yang sangat mudah.

"yah, 2 tenda tidak akan cukup ... tapi aku tidak bisa menemukan sesuatu yang lain"

Tidak peduli berapa banyak aku melihat ke bentangan alam dan berjalan, aku bahkan tidak bisa menemukan satu pun benda buatan manusia. Yah, meski kami bilang bahwa kami berjalan berkeliling, bisa dipastikan jika kami hanya melihat 1% wilayah dari pulau ini. Sekolah ini mungkin tidak cukup lunak untuk memanjakan kami dengan barang-barang yang mudah ditemukan dalam pencarian berskala kecil.

Dan beberapa menit kemudian, saat melangkah maju sambil berjalan di jalan yang tidak benar, sebuah tempat baru terbentang di tengah jalan.

"Di sini ...... bukankah ini jalan?"

"Mungkin saja"

Dari hutan yang berada di pulau terpencil, sebuah jalan keluar yang muncul untuk memotong jalan orang-orang. Tentu saja, itu tidak beraspal tapi ada jejak potongan ranting dan jalan yang kecil. Jika ini adalah sesuatu yang sekolah lakukan untuk kami, melewati titik ini mungkin ada sebuah tempat.

Aku melanjutkan langkah berikutnya bersama Sakura dan kami mengambil jalan yang menembus hutan.

"Wow luar biasa……."

Segera kami sampai di suatu tempat. Itu adalah pintu masuk ke sebuah gua, kosong dan tidak berpenghuni, dibangun sebagai lubang yang menganga besar seperti gunung. Pada pandangan pertama, rasanya seperti gua yang alami, tapi ketika kau melihatnya dengan teliti, bagian dalam gua terlihat ditegakan dan bertiang. Mungkin lubang itu sendiri diciptakan oleh tangan manusia.

"Mungkinkah itu ...... sebuah tempat, mungkin?"

"Yah, aku tidak yakin"

Sejak dahulu, gua sudah memenuhi fungsi yang luar biasa sebagai tempat tinggal seseorang. Jika ini adalah tempat yang ditunjuk sebagai tempat, harus ada petunjuk atau bukti tertulis di suatu tempat.

Ketika aku mencoba mendekati gua untuk memastikan dan memeriksa hal ini, aku melihat seorang pria keluar dari lubang dalam gua.

Dengan cepat aku menarik lengan Sakura, menarik diri di tempat teduh dan bersembunyi. Aku merasa kasihan kepadanya dan aku berharap dia akan memaafkanku karena sudah menariknya tiba-tiba karena aku sudah melihat sosok tersebut.

Saat pria itu berhenti di pintu masuk, dia berdiri diam menghadap arah barat daya tanpa bergerak. Apa dia akan berdiri di sana selama satu atau dua menit?

Tanpa membuang waktu, ini adalah cara bagaimana kau harus segera mengamankan tempat. Sepertinya dia langsung masuk ke dalam gua tanpa ragu. Namun, selain itu, masalahnya adalah pria itu menggenggam sesuatu yang mirip dengan kartu dengan erat di tangannya. Lalu, sebuah suara yang berasal dari seorang laki-laki bisa terdengar dari dalam. Dengan cepat aku menjadi gugup.

"Jika ini seukuran gua, dua tenda sudah cukup, Katsuragi-san. Meski begitu, kita sangat beruntung, kita harus mengamankan tempat seperti ini dengan cepat"

Aku mendengarkan dengan saksama, mencoba memahami situasi dari suara samar yang aku dengar.

"Beruntung? Apa yang sudah kau lihat sampai sekarang? Aku sudah tahu ada sebuah gua di sini sebelum berlabuh. Menemukannya memang tidak bisa dihindari... Waspadalah terhadap kata-kata dan perbuatan. Kita tidak tahu apakah ada seseorang yang menguping kita di suatu tempat. Aku memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin. Kita harus ingat untuk tidak melakukan kesalahan sekecil apa pun. "

"... M, maaf, tapi apa maksudnya dari sebelum berlabuh...?"

"Untuk beberapa alasan, sebelum kapal itu tiba di dermaga, kapal berkeliling di luar pulau itu untuk membuat jalan memutar. Itu mungkin adalah sebuah tindakan sekolah untuk memberikan beberapa petunjuk kepada murid tentang apa yang harus dilakukan selajutnya karena aku sudah melihat jalan yang mementang ke dalam hutan dari dek kapal. Semua yang harus mereka lakukan adalah mencari rute terpendek dari dermaga pelabuhan ke arahnya”

"Jadi, lebih dari sekedar hanya perkemahan biasa. Bukankah ada kemungkinan jika itu hanyalah untuk menikmati pemandangan?"


"Sangat jauh dari hanya sekedar berkemah. Selain itu, isi pengumuman itu sangat aneh."

"Aku tidak bisa merasakannya sama sekali, tapi... Katsuragi-san sudah mengerti maksud sekolah. Karena itu, kau menyadari ada sebuah gua di sini ... Seperti yang diharapkan!"

“Kita pindah ke tempat yang berikutnya, Yahiko. Tidak ada gunanya tinggal lebih lama karena tempat itu sudah diamankan. Masih ada jalan yang terlihat dari kapal dari dua tempat lagi. Sebelum itu, di sana pasti ada fasilitas seperti itu."

"B-baik! Tapi jika kau meninggalkan hasilnya seperti ini, Sakayanagi tidak punya pilihan lain kecuali diam saja!"

"Ketika kau mengalihkan pandanganmu ke belakang, hati-hati atau kau akan tersandung."

"Itu benar, tapi bukankah seharusnya kita berhati-hati dengan kelas B? Bukankah kelas D adalah perkumpulan orang yang cacat? Bahkan jika kita memikirkan perbedaan poin, kita bisa mengabaikannya."

Ada sebuah cerita yang sama di kapal bahwa kelas D tidak diperhitungkan oleh kelas A. Kami diperlakukan seperti batu yang terjatuh di sudut pinggiran jalan.

"Sudah cukup berbicaranya. Ayo pergi, Yahiko."

Aku menunggu sampai aku tidak bisa mendengar suara dan langkah mereka berdua. Lalu aku menunggu dua menit lagi demi kehati-hatian.

"Mereka pergi…"

Aku segera memeriksanya, namun aku tidak bisa melihat mereka berdua dari beberapa waktu yang lalu. Aku menyadari bahwa berat kehangatan di tanganku sudah menjadi lebih berat saat aku menarik napas. Aku terus menekannya setelah memeluknya dengan tergesa-gesa.

"Maaf Sakura ... Sakura?"

"Mmm ...... !?"

Sakura entah bagaimana ada di sana, kelelahan dan setengah sadar.

"Apa kau baik-baik saja?"

"B, b, b, b, ba, ba, ik, k ..."

Wajahnya menjadi merah seakan-akan uap mulai keluar dari tubuhnya, duduk tidak berdaya di tempat itu. Mungkin dia ditahan dengan kekuatan yang jauh lebih kuat dari yang aku pikirkan.

"Ah ... aku pikir aku sudah mati ... Dan jantungku berhenti ..."

Seperti yang diharapkan dari orang  yang membesar-besarkan. Pernapasan Sakura sudah stabil saat dia memperbaiki kacamata licinnya.

"Sepertinya Mereka berdua berasal dari kelas A berdasarkan pembicaraan mereka."

Tetapi, meninggalkan tempat ini dan pergi adalah apa yang aku khawatirkan. Ada kemungkinan bahwa tempat itu bisa diambil alih kecuali jika mereka membiarkan seseorang untuk berjaga-jaga.

Setelah menunggu stamina Sakura kembali, kami langsung menuju gua. Dengan kata lain, mereka meninggalkan tempat ini tanpa ragu-ragu ...

Di dalam gua perangkat sambungan dengan monitor dipasang, diletakan di dinding. Ada sebuah pesan "kelas A" di layar dan sebuah penghitungan mundur menunjukkan 7 jam 55 menit lagi.

Apa itu bukti kepemilikan tempat? Kita sama sekali tidak bisa mengganggu sampai hitung mundur mencapai nol.

Tidak mungkin juga secara paksa menggunakan tempat ini. Itulah sebabnya kenapa kedua murid kelas A meninggalkan tempat itu dengan tenang. Tidak - masalahnya bukan itu saja.

Selama itu terus diperbarui tanpa mencabut  kepemilikan poin kelas lainnya, kelas A juga akan memperoleh satu poin setiap delapan jam. Meskipun orang-orang akan kehilangan 30 poin karena tidak ikut serta dengan alasan sakit, lebih dari setengah dari mereka akan memutuskan untuk menyebutnya berhenti.

Selain itu, sepertinya laki-laki bernama Katsuragi itu masih mencari tahu beberapa fasilitas yang lain. Bisakah kelas lain menetapkan seorang pemimpin lagi jika itu adalah tempat dengan makanan dan air?

“Aku bilang gunakan otakmu sebelum berlabuh di pulau itu ..."

Mereka mengingat daerah pulau dan menggunakannya sebagai petunjuk untuk mengetahui tempat tersebut . Ide yang brilian.

Seperti yang diharapkan, berada di kelas A berarti bahwa bahkan dunia bisa kau lihat, dalam kebutuhan minimalnya, itu berbeda. Namun, poin yang sulit ditelan pun muncul seperti itu.

"Hey, hey, Ayanokouji-kun, orang yang tadi ... apa dia seorang pemimpin ...?"

Itu benar. Kejadian ini adalah bukti bahwa sebuah kesalahan fatal sudah dibuat. Meskipun untuk mengamankan gua dengan aman, sebuah kelas harus menggunakan kartu kunci untuk mendapatkan kepemilikan tempat. Hal itu menjadi jelas bagi kami bahwa ia adalah pemimpinnya.

Tentu saja, dia tidak mengira seseorang dari kelas lain akan melihat... Ini jelas-jelas tidak disengaja. Hanya untuk memastikan bahwa kami sudah memeriksa bagian dalam gua, tetapi seperti yang diharapkan, tidak ada seseorang yang bersembunyi.

"Ap, ap, apa yang harus kita lakukan? Kita sudah menemukan sebuah rahasia yang mengerikan ...!"

Kata Sakura sedikit bersemangat saat mendengar informasi yang memberi pukulan berat kepada kelas A.

"Kita akan melaporkannya ke Hirata nanti."

Aku sudah membuat Sakura yang sulit berbicara merasa lega saat aku mengatakan bahwa dia tidak perlu melaporkannya sendirian. 

***

Situasi di sini sudah mulai berubah. Tanpa hasil apa pun, tim Hirata kembali ke tempat kami, tempat Kelas D berkumpul. Trio ini cukup bagus membuat suasana hati yang menggembirakan. Hirata dan yang lainnya sedang membicarakan sesuatu dengan semangat yang luar biasa.


"Ini sungai !! Sebuah sungai !! Betapa indahnya rasanya! Sepertinya ada perangkat! Sepertinya kita bisa memiliki kepemilikan sebuah mekanisme khusus! Dari sini, hanya sepuluh menit saja.  jadi ayo kita pergi bersama-sama. "

Tim Ike sudah pergi lebih awal untuk memulai misi pencarian, mereka mungkin sudah menemukan tempat itu. Dan sepertinya mereka menjaganya agar kelas lain tidak bisa merebutnya.

"Prestasi yang luar biasa jika kita bisa mempertahankan sumber sungai, situasi kita bisa sangat membaik"

Sepertinya saat kami menemukan tempat ini pada awalnya, sudah diputuskan bahwa ini akan menjadi tempat perkemahan kami. Tentu saja aku pikir itu karena medan dan lingkungannya, tapi sepertinya ini hanyalah langkah pertama.

"Masih ada 2 tim yang belum kembali, aku rasa akan merepotkan jika tidak ada yang tinggal di sini untuk menunggu mereka"

Jam sudah menunjukan hampir pukul 3, kita mungkin tidak bisa mempertahankan jadwal yang semula, selain itu, ada banyak kemungkinan di mana mereka bisa berkeliaran di hutan yang luas ini.

"Maafkan aku Hirata, Kouenji juga belum kembali, karena itu salahku, di tengah ekspedisi kami, dia menghilang saat aku menyusuri jalan"

"Ah, jika kau berbicara tentang Kouenji, dia kembali ke sini sendirian beberapa waktu yang lalu, dia bilang ingin pergi berenang"

Sepertinya dia tidak tersesat, tapi dia menyelinap keluar dari hutan. Sesuatu yang diharapkan dari seorang pria berjiwa bebas seperti dia.

"Bagaimana bisa kita kehilangan dia? Apa kau kau tidak bisa memimpin dengan benar?"

"Aku adalah aku dan aku bukan seseorang yang akan menahan keputusan orang lain... Apa kau mengerti?"

Orang ini, apa dia mencoba mengaguminya dengan sengaja? Aku sudah berhasil melepaskan diri dari kecepatan tergesa-gesa Kouenji dan juga mendapat informasi yang bagus tentang hutan tersebut.

"Aku mengerti, seorang pemimpin selain menunjukkan kepribadian, tidak memiliki kemampuan untuk menjawab keluhan, itulah dia"

"Kau sama seperti dia"

"Apa kau mengatakan sesuatu?"

"Tidak, tidak ada"

Ada terlalu banyak murid yang bermasalah, termasuk aku di kelas ini. Hirata juga termasuk yang merepotkan.

"Apa?"

Tiba-tiba Horikita, berbalik dan menengok ke belakang. Dia memelototi Sakura dengan mata tajam.

"Eh ?!"

"Sekarang, apa dia menatapku? Dia .. Dia tidak menatapku, kan ?!"

Sakura terlihat bingung dan dalam penyangkalan, mencoba melarikan diri dari pandangan, dan dia mengambil jarak dari kami.

"Jangan biarkan dia membuatmu takut. Sejak awal Horikita memang sangat menakutkan sama seperti iblis."

"Jadi, aku akan membiarkan dia bermain-main denganku sesuai keinginannya?"

"Inilah tempatnya! Kita sudah menemukan tempat itu! Ini sungguh menakjubkan!"

Kami akhirnya sampai di tempat yang ditemukan oleh Ike dan yang lainnya. 

Di pedalaman gua, aku melihat sebuah mekanisme yang tertanam di dinding. Namun, di tepi sungai ini, ada satu batu besar buatan. Di sinilah mekanismenya tertanam. Sementara itu, tim Hirata mulai menyiapkan tenda dan semua kebutuhan lainnya ke tempat yang dekat dengan sungai.

"Ya, sinar matahari menyinari bayang-bayang di air yang indah, jalanan rata di bawah tanah, ini mungkin tempat yang ideal untuk membangun base camp kita. Ini sungguh luar biasa, Ike!"

"He-he, Aku benar kan?"

Perairan sungai mengalir dengan tenang pada lebar 10 meter, menciptakan pemandangan yang begitu indah. Sungai ini dikelilingi oleh hutan lebat dan jalan berpasir. Rasanya seperti tempat ini sudah bangun dan dibuka sebelumnya. Aku tidak percaya bahwa ini adalah situs yang baru ditemukan. Ini pasti dibangun oleh sekolah kami untuk tujuan tertentu.

"Verifikasi seperti apa yang kita lakukan untuk membuktikan bahwa sungai ini adalah milik kita sekarang?"

Sungai ini memiliki lebar yang sangat besar, dari hilir hingga titik ini dan sepertinya terus seperti itu.

Sekilas dari ujungnya, saat kami berdiri di titik datar yang sepertinya menjadi satu-satunya pengecualian di mana perbedaan antara tinggi dan rendahnya benar-benar ekstrem, mungkin tidak ada tempat lain seperti yang ada disini.

Namun, kami terlalu mudah menemukan tempat ini. Kita bahkan tidak tahu apakah ada kemungkinan untuk benar-benar menggunakan sungai. Atau mungkin, kami juga berpikir bahwa kami bisa memiliki hak khusus untuk memegang tempat ini.

Kami hanya khawatir tentang satu hal, saat kami berjalan, tepi sungai menuju arah hutan, entah bagaimana, kami sampai di kanal utara.

"Ini seperti memahami sekitar sekolah, sepertinya kitalah satu-satunya yang bisa memanfaatkan sungai"

Sepanjang jalan, saat kami berjalan menyusuri sungai yang menurut kami bisa kami gunakan, ada tanda kayu tua. Jadi tempat ini dirancang khusus karena suatu alasan dan penggunaan yang tidak sah dilarang. Inilah yang tertulis di papan kayu.

Merasa lega saat kami berjalan-jalan, Hirata dan timnya kembali.

"Mengenai keputusan untuk membangun base camp kita di tempat ini, apa tidak ada masalah sama sekali jika menduduki tempat ini?"

"Kami sudah memutuskan itu! Apa ada alternatif lainnya?"

"Itu dia! Tentu saja, karena tempat ini bermanfaat untuk kita, ada cara untuk memonopoli sungai dan kita bisa mendapatkan beberapa poin jika melakukannya. Jika kita bisa menahannya selama 8 jam dan rencana tersebut disetujui dan akan dieksekusi oleh pemimpin kita. tapi, jika tim lain menemukan siapa pemimpin kita sebenarnya, kita akan berada dalam masalah. Seseorang yang jeli, bisa memahami situasi kita"

Di seberang sungai dan di sekitar kami, 360 derajat hanya ada hutan. Jika ada seseorang atau sesuatu yang melihat kami dari pepohonan, maka kita tidak akan menyadarinya.

"Maksudmu..., tempat ini... tidak bagus untuk bersembunyi, kita tidak akan terlindungi. Kita terkepung"

Memang benar jika risiko sudah membuat kami tidak bisa bersembunyi. pengamatan Ike sangat akurat.

Bahkan jika kami membuat base camp di medan ini, kami tidak bisa mempertahankannya, tidak ada pilihan lain. Jika kebetulan, beberapa murid kelas lain mencoba memonopoli sungai, kami tidak akan bisa pergi.

Anak perempuan dan anak laki-laki sepertinya memberi persetujuan kepada Ike. Aku pikir Hirata juga sejak awal punya niat untuk melakukan hal yang sama, namun, dia berpegang teguh pada posisi netral setelah mengumpulkan banyak sudut pandang.

Tentu saja bisa mendapatkan hak kepemilikan eksklusif, entah bagaimana terlihat seperti pisau bermata dua.

Namun, agar Kelas A memonopoli gua, mereka harus melindungi perangkat sepenuhnya dengan menumpuknya  atau dengan menempatkannya satu demi satu di lokasi base camp yang sama. Tidak masalah jika kelas B dan kelas C juga akan melakukan hal yang sama. Dengan kata lain, kami tidak bisa kehilangan tempat bahkan untuk risiko sekecil apapun.

"Ya, jadi setelah masalah ini, intinya adalah siapa yang akan menjadi pemimpin?"

Lebih dari sekedar mengambil alih dan menempati tempat, faktor kunci utama adalah menentukan siapa yang akan ditunjuk sebagai pemimpin.

Jika membuat kesalahan pada titik ini, mungkin bisa berakibat fatal.

Sementara semua orang berpikir untuk menghindari peran dengan tanggung jawab berat seperti itu, Kushida menyuruh semua orang untuk berkumpul dan membuat lingkaran. Dengan suara kecil, dia memulai:

"Aku punya banyak hal di dalam pikiranku dan aku memikirkan berbagai hal tapi, apa seseorang suka atau tidak, Hirata-kun atau Karuizawa-san memiliki pribadi yang menonjol. Tapi bukankah pemimpin adalah seseorang yang bisa kalian andalkan dan juga orang yang punya rasa tanggung jawab yang besar? Aku pikir Horikita-san adalah orang yang memenuhi kedua kondisi itu. Bagaimana menurut kalian? "

Horikita sepertinya tidak mengharapkan rekomendasi semacam ini dari Kushida, tapi ekspresinya tidak berubah. Aku bertanya-tanya apakah cukup beresiko membiarkan dia bertindak sebagai pemimpin karena dia selalu mengamati dan membidik kelas A dibandingkan dengan membiarkan orang lain melakukannya. Aku pikir poin utamanya ada di sana. Aku dengan tenang melihat reaksi di sekitarku.

"Aku setuju dengan pendapat Kushida-san, aku juga berpikir bahwa Horikita-san bisa menjadi pemimpin yang baik. Selama Horikita-san tidak keberatan, aku ingin dia mengambil alih."

Meskipun semua tatapan menatapnya, dia sama sekali tidak terlihat ingin menolaknya.

"Kau tidak ingin melakukannya, kan? Jangan memaksanya, aku bisa juga melakukannya, kan?"

Tiba-tiba, Sudo mengumumkan pencalonannya, ragu apakah Horikita sudah memutuskan untuk tidak mengambil alih. Tapi ironisnya, itu menjadi pemicu bagi Horikita kemudian ia segera membuat keputusan yang keren.

"Baiklah, aku terima"

Meskipun sedikit merepotkan, aku merasa lega karena ini jauh lebih aman daripada dipimpin oleh Sudo atau Ike.

Begitu mendengar kata-kata itu, Hirata segera mendatangi Chabashira-sensei untuk menyampaikan nama Horikita. Tidak lama kemudian, dia menerima kartu itu dan mempercayakannya kepada Horikita saat dia kembali.

Tapi tentu saja, sebelum ini, dengan mempertimbangkan risiko terlihat oleh seseorang di dekatnya, semua orang menyentuh perangkat itu. Hal ini berguna untuk menyamarkan pemimpin dan jangan sampai ada yang tahu yang sebenarnya.

"Baiklah, aku akan memecahkan masalah mandi dan air minum"

Dengan mata bersinar dan menyala, Ike menganjurkan untuk menghemat poin.

"Hah? Mau minum air dari sungai? Apa kau gila?"

Ternyata, Ike bermaksud menggunakan air sungai baik sebagai bak mandi dan air minum alami. Sementara itu, Shinohara dan gadis-gadis itu sepertinya tidak memiliki pemikiran yang sama dan mereka melirik ke sungai dengan perasaan jijik dan terkejut.

"Yah, itu terlihat bagus untuk berenang ...... tapi untuk diminum ... mmm"

"Ada apa, itu baik-baik saja, airnya jernih dan juga bersih"

"Ya, itu ...... sepertinya bisa di minum tapi ...."

Shinohara menarik lengan Hirata setelah melihat bagaimana Ike tidak berhenti untuk menghemat poin dengan segala cara.

"Hei, Hirata-kun ........ apa ini baik-baik saja? Tidak normal meminum air dari sungai"

Beberapa gadis berkumpul dan mereka datang untuk berbicara dengan Hirata dengan gelisah, meminta nasehat. Melihat air sungai yang mengalir dengan lembut, para gadis memprotes sambil menggelengkan kepala ke kiri dan kanan dan mengatakan bahwa itu tidak mungkin dilakukan.

"Kurasa aku tidak bisa meminumnya ...."

Ike yang melihat diam-diam saat diskusi berlangsung, membuka mulutnya yang sudah semakin kesal.

"Benarkah? Airnya sangat bersih dan transparan dan terlihat seperti air alami"

Meski tidak keruh atau berlumpur, tidak hanya semua perempuan tapi juga anak laki-laki berdiri dipinggir sungai untuk melihat beberapa bagian sungai.

"Apa yang terjadi dengan kalian? Tidak ada alasan kenapa kita tidak memanfaatkan air yang tersedia yang kami temukan dengan begitu banyak masalah"

"Kalau begitu kita harus mencoba meminumnya sebagai percobaan"

"Haha ... apa pun itu, aku tidak peduli ...."

Ike mengambil air sungai dengan tangannya dan meminumnya. Dan gadis-gadis itu didesak secara paksa juga untuk meminumnya.

"Aaaaahh ........ dingin sekali, aku merasa kedinginan sampai ke tulang tapi ini bagus sekali! Sial!"

"Wow ini sangat segar. Tapi tidak mungkin aku meminumnya. Ughh!"

"Eh, kau menyuruhku meminumnya, SHINOHARA!"

"Tidak mungkin! Aku paling benci dengan tipe orang barbar sepertimu"

"Apa katamu??!!"

Keduanya juga saling melotot dan mereka membuang bara api selama perdebatan panas mereka.

"Aku mendengar bahwa perkelahian membuatmu semakin dekat, mungkinkah ini berlaku juga untuk kalian?"

"Yah, sepertinya benar"

Jadi, di samping masalah toilet, bukankah lagikanya juga harus mengatasi masalah air minum? Tetapi bahkan jika sungai sudah ditemukan, belum ada solusi.
"Untuk saat ini, kenapa kita tidak memikirkan masalah air ini nanti saja? Karena jika kau membantahnya akan lebih sulit lagi untuk menyelesaikannya"

Hirata berbicara kepada semua orang bahwa dia ingin merubah situasi saat ini. Mungkin menunda situasi akan membawa masalah lain tapi kalau itu maksud Hirata, tidak akan ada keberatan tertentu. Atau begitulah yang aku percaya ... sampai seorang pria yang paling tidak aku harapkan menghentikan arus pembicaraan.

"Shinohara, jangan mengeluh, ini adalah keputusan dimana setiap orang harus bekerja sama, dengan kata lain…. !!"

Sudo adalah anak bermasalah di kelas. Tapi luar biasanya, dia menempatkan Shinohara di tempatnya dengan nada dingin dan tenang.

"Oh, tolong jangan membuatku tertawa, apa kau akan  bekerja sama dengan semua orang, seperti yang kau katakan, Sudo-kun?

Shinohara tersenyum dibuat seperti sakit perut bagian bawah, tapi tidak mungkin dia melakukan sikap bodoh ini. Sudo, setelah masuk sekolah, ia sering mendapat masalah dan menimbulkan masalah untuk kelas. Sangat berbeda dibanding Horikita, dia sangat jauh dari kata suportif. Sepertinya Sudo sendiri adalah orang pertama yang menyadarinya, tapi ia tetap memiliki sikap yang sama tanpa mengubah tingkah lakunya.

"Aku tahu bahwa aku sudah banyak menyebabkan masalah untuk kelas. Itulah kenapa aku mengatakan hal ini. Jika kau memprovokasi seseorang yang antipati dengan menjadi membosankan dan melelahkan seperti ini, itu akan berbalik kepadamu”

"Apa ……. Itulah sebabnya kenapaSudo-kun tidak mau menggunakan poinnya, benarkan?"

"Tidak ada yang mengatakan hal seperti. Jika kau diberitahu oleh orang lain untuk tiba-tiba minum air sungai, seharusnya normal saja jika ia merasa berhak untuk melawan dan memprotes. Aku juga merasakan hal yang sama juga.”

“Hei, jika kau merebus air, kau bisa mensterilkannya, bukan? Kenapa kau tidak mencobanya untuk sementara waktu? "

"Merebus ... Ini bukan eksperimen kimia, Berhenti mengucapkanya tiba-tiba!"

Shinohara siap untuk bertarung dengan siapapun yang tidak senang kepadanya, dan bersikap agresif terhadap Sudou juga.

Hirata berseru untuk menenangkan argumen hebat untuk kedua kalinya.

"Ayo kita akhiri ini untuk sekali saja. Masih ada waktu, jadi tidak perlu memutuskan sesuatu yang terburu-buru."

Seakan kata-kata itu membuatnya sedikit lebih tenang, Shinohara diam-diam mundur. Tak lama kemudian, Hirata pergi menemui Chabashira-sensei untuk meminta toilet sementara.

Tanpa mengandung kemarahan terhadap ucapan dan perbuatan Shinohara, Ike meninggalkan situasi dan menggigit bibirnya dengan frustrasi sepanjang jalan.

"Omong kosong, ada apa dengan Shinohara? bukankah dia sama sekali tidak bekerja keras."

Dengan kesal, Ike mengambil kerikil dan melemparkannya ke sungai.

Batu itu memantul di permukaan air sebanyak lima kali, enam kali dan melompat ke sisi lain tanpa kesulitan. Untuk sesuatu yang dipilih secara kebetulan, itu memiliki bentuk yang indah. Itu tidak akan berhasil dengan baik, jika dia hanya belajar melakukannya dengan melihat orang lain.

"Apa kau tiba-tiba merasa tenang dengan suasana di luar?"

"Hah? Ah - tidak, tidak seperti itu, aku sering berkemah bersama keluargaku waktu kecil, tidak ada yang bahaya jika minum air sungai, aku tahu itu kalau airnya bersih dan higienis."

Daripada menjadi sombong, dia benar-benar berbicara seolah itu adalah hal yang wajar.

"Bukankah lebih baik jika kau selangkah lebih maju dengan pengalaman berkemahmu sejak awal? Jika kau mendapatkan kepercayaan orang lain, aku pikir kau bisa melakukannya sedikit lebih baik."

Tidak bisa menerima hanya bertindak sesuai keinginan seseorang tanpa penjelasan, bahkan jika kau memiliki kemampuan. Belum lagi  jika itu bukan sesuatu yang harus dipahami dengan jelas, tidak seperti nilai ujian.

"Jika kita melakukan pramuka, aku bisa membual tentang hal itu, karena hanya pengalaman berkemah bukan sesuatu yang bisa dibanggakan, bahkan jika aku mengatakan sesuatu, akan sia-sia saja."

Entah bagaimana, dia terlihat kecewa dengan kritikan keras gadis-gadis itu. Menilai Ike, yang pikiran biasanya hanya ingin disukai oleh anak perempuan saja, wajar baginya untuk merasa tidak puas. Namun, sepertinya situasinya akan sangat berbeda jika dia sedikit lebih sopan.

Sekadar sedikit melihat Ike dan Hirata bisa bekerja sama dan memimpin kelas akan terasa bagus.

Tapi ... Ike menambahkan, sedikit kata-kata

"Semua orang terlihat bersemangat untuk memulai kehidupan berkemah seperti ini, aku pikir semua orang punya pengalaman, mungkin aku sedikit berpikir tidak masuk akal seperti itu."

Itulah pertama kalinya Ike menunjukkan penyesalannya. Itu adalah saat dimana kita menyadari kesalahannya.

"Maaf, aku harus memikirkan solusi yang bagus, aku akan mandi di sungai."

Saat selesai bebicara, Ike berdiri dan memunggungiku. Aku pikir itu hal yang bagus untuk saat ini. Kepalanya sudah pasti sedang mendung dan bingung karena panas dan untuk melihat ke mana-mana di tempat ini pasti sudah mengambil cukup banyak kekuatan fisik.

"Ayanokouji-kun, bisakah kau mengikutinya?"

"Hah? Kenapa?"

Setelah kita tidak bisa melihat Ike lagi, Horikita yang berada di sampingku berbicara

"Pengetahuannya mungkin berguna, mungkin dibutuhkan oleh kelas D. Dia juga tahu bagaimana cara berjalan di sekitar hutan sampai batas tertentu dan juga pengetahuan tentang dunia luar. Karena Kouenji-kun tidak berguna, sangat penting baginya untuk berguna bagi kelas."

"Kau tidak berpikir bahwa kau bisa membujuknya sendiri?"

Seolah-olah aku tidak berpikir hal seperti itu akan dikatakan, aku berkata dengan cemas

"Aku? Membujuk? Dia? Kau pikir aku bisa melakukannya?"

Meskipun dia memohon kepadaku untuk hal yang tidak bisa dia lakukan dengan wajah sombong, aku  bisa melihat dia khawatir. Dia benar-benar contoh yang tepat bahwa membangun hubungan manusia sangat bergantung pada kemampuan orang biasa.

"Aku meminta karena aku tahu itu tidak mungkin bisa kulakukan, apa aku bisa mengandalkanmu?"

"Aku pikir begitu, kau tidak punya orang lain untuk bisa diandalkan kecuali aku"

Sekalipun ekspektasi itu yang terendah, jika yang lain tidak nol lagi, mau tidak mau aku harus menjadi yang terbaik .

"Sebagai seseorang yang biasanya tidak bisa diandalkan, Ayanokouji-kun, kau jauh lebih bahagia di dalamnya, bukan?"

Baginya sangat hebat bahwa dia bisa dengan berani meminta bantuan sambil menyilangkan tangannya dengan bangga.

"Aku mengerti, aku akan memanggilnya secara tidak langsung, tapi tolong, berikan aku waktu"

"... Bagus, karena aku tidak yakin apa itu yang terbaik untuk memanggilnya sekarang."

Aku melangkah ke samping untuk memberi tahu dia bahwa aku menerimanya, tanpa percakapan khusus di sampingnya. Aku bertanya-tanya apakah Horikita akan benar-benar menyadari kesulitan saat menyendiri sejauh ini dan membenci hal itu selama minggu ini. Aku pikir dia sendiri adalah orang yang baik, tapi hanya jika kau mempertimbangkannya secara individual.

Jika mengejar nilai sendiri saja, kau akan terus berlari tanpa suara di puncak tanpa bergantung pada siapapun, tapi percobaan ini adalah contoh bagus bahwa ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan sendirian.

Mungkin, Horikita sepenuhnya menyadari ini untuk pertama kalinya bahwa  sekarang dia sedang tidak berdaya. Jika bukan itu masalahnya, sepertinya dia tidak akan bergantung padaku begitu cepat. Jika kita tidak memiliki teman, tidak ada yang akan mampir untuk mendatangi dan kita bahkan tidak bisa berbicara dengan seseorang. Jika kita tidak bisa berkomunikasi, kita tidak bisa saling bekerjasama dan saling percaya. Seorang perempuan berbakat yang terlihat sempurna di sekolah akan menjadi kurang dari seorang murid yang sudah terbiasa dalam situasi ini.

"... Sekolah mungkin juga menghitung kemungkinan itu juga"

Meskipun itu juga titik di mana kau bisa melihat bagian bawah keterbatasan Horikita Suzune.

Karena kita tidak mungkin melepaskan diri dari peraturan yang dibuat sekolah ini.

LANJUT CHAPTER 1 PART 1

3 komentar:

  1. Ngeliat chibashira sensei sama hoshinomiya sensei mirip horikita sama kushidq

    BalasHapus
  2. Chapter 1 part 1-nya tidak ada nih?

    BalasHapus