Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Vol 6 Prolog - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Rabu, 15 November 2017

Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Vol 6 Prolog


MONOLOG KUSHIDA KIKYOU

Apakah orang-orang memang hidup dengan cita-cita mereka?

Aku melakukannya.

Aku hidup sebagai diriku yang ideal. Aku selalu tahu bahwa aku diberkati bahkan jika dibandingkan dengan teman-temanku.

Aku memiliki ingatan yang bagus dan aku unggul dalam bidang akademis. Aku juga pintar berolahraga. Aku juga percaya diri dalam hal bersosialisasi. Aku juga orang yang sangat fleksibel dan aku bisa menyesuaikan diri dengan hampir di semua situasi. Jadi,

'Apakah aku adalah manusia yang sempurna?'

Jika kau bertanya kepadaku, jawabannya adalah 'tidak'.

Ada perempuan yang jauh lebih cantik dari aku, ada seseorang yang lebih pintar dari aku dan banyak lagi yang lebih baik dalam olahraga daripada aku.

Itu sudah jelas.

Tapi apa kau tahu, ada beberapa manusia yang tidak ingin kalah dengan apa pun. Entah itu yang terlihat atau kemampuan akademis atau video games atau bernyanyi.

Jika kau kehilangan sesuatu yang seharusnya kau sukai, siapa pun akan merasa frustrasi dan aku memiliki kompleks yang sangat besar mengenai hal itu.

Kapan pun aku kalah dari seseorang, perasaanku selalu terguncang dan dengan setiap kehilangan, kegelapan tumbuh di hatiku. Terkadang aku bahkan muntah karena stres yang hebat. 

Kenyataan itu kejam. 

Aku tahu aku bukan rata-rata, tapi aku juga tidak jenius.

Rasanya nyaman ketika aku masih kecil, semua orang akan memujiku sebagai seorang jenius bahkan ketika semua yang aku lakukan hanyalah menyelesaikan tugas yang sederhana.

Aku merasa senang saat orang-orang memujiku seperti itu, hatiku menari dengan sukacita. Apa pun yang aku lakukan di kelasku, aku adalah yang terbaik dalam hal itu. Aku adalah pahlawan kelas sekaligus seorang idola.

Tetapi ketika berada di SMP, aku mulai bertemu dengan orang-orang yang lebih unggul dariku di berbagai bidang. Ada orang-orang yang tidak bisa aku kalahkan. Kenyataan itu tenggelam dalam hatiku, maka aku dengan putus asa mencari jalan keluar dari kenyataan itu.

Sesuatu yang aku tidak akan kalah dari siapa pun. Aku ingin orang-orang menghormatiku. Aku ingin orang-orang iri kepadaku. Aku tidak bisa melakukannya di bidang akademisi atau olahraga. 

Jawaban yang aku dapatkan adalah...

aku akan membuat orang-orang ‘mempercayai’ ku lebih dari siapa pun.

Dengan dipercayai lebih dari orang lain, aku bisa merasakan superioritas lagi. Aku akan memperpanjang persahabatanku dengan anak laki-laki yang begitu menjijikkan sehingga tidak ada yang mau mengganggu mereka atau untuk anak perempuan yang sangat jelek sehingga membuat perutmu sakit.

Aku membunuh emosiku dan memakai senyuman palsu, sebuah kebaikan palsu. Sehingga aku menjadi populer. Teman sekelas, senpai, kouhai, guru dan bahkan orang asing menyukaiku. Sejauh yang disukai orang lain, aku menjadi yang terkuat. 

Sejujurnya, pada hari aku menyadari hal itu, aku benar-benar bahagia dan aku juga menyadari sesuatu yang lain hari itu, 'kepercayaan' adalah komoditas yang lebih mahal dari apapun dan di balik 'kepercayaan', kebohongan 'rahasia'. Jika seseorang sangat mempercayai orang lain, mereka akan menempatkan semua rahasia mereka kepadanya.

Aku tau kegelisahan tersembunyi dari anak laki-laki paling populer di kelas dan juga kekhawatiran orang yang paling pintar di kelas. Rahasia terdalam sampai yang paling sepele, aku mengetahuinya satu per satu. 

Setiap kali seseorang menceritakan rahasia terdalam mereka kepadaku, hatiku menari-nari dengan sukacita.

Aku gemetar karena sangat senang setiap kali aku memahami rahasia seseorang yang sama pentingnya bagi mereka sebagai kehidupan mereka.

Aku adalah orang yang paling terpercaya dan inilah tujuan hidupku untuk mempertahankannya. 

Tapi saat itu aku tidak tahu. Menjaga rahasia seperti itu. Akhirnya aku menjalani hari-hariku dengan stres terus-menerus.

Dan kemudian...

'kejadian itu’ terjadi.

Tetapi mau bagaimana lagi. 

'Mereka' adalah orang-orang yang menolakku. Jadi mau bagaimana lagi, karena kau menyakitiku, kau tidak bisa mengeluh jika aku menyakitimu sebagai balasannya.

Aku akan menyakiti orang lain sebelum aku menyakiti diriku sendiri. Itu jelas kan? Tapi citra 'idealku' semua orang melihatku sebagai orang yang rusak. Rasa hormat dan iri kepadaku hilang tergantikan dengan kewaspadaan dan kebencian.

Itu tidak seharusnya menjadi seperti ini. Aku hanya menginginkan satu hal. Agar 'dipercayai' oleh semua orang. Merasakan perasaan superioritas sekali lagi. Jadi aku bersumpah untuk tidak membiarkan hal itu terjadi lagi, hatiku merasa gembira dengan kehidupan SMA baruku dan kali ini, aku akan membuatnya bekerja.

Aku memutuskan hal itu, tetapi tetap saja, tetap saja...

Hari pertama yang seharusnya menjadi awal baru bagiku berubah menjadi mimpi buruk. Aku bertemu dengan Horikita Suzune di bus menuju sekolah.

Dia satu-satunya yang tahu tentang 'kejadian' itu di sini dan selama dia ada, aku tidak akan pernah tahu apa itu kedamaian yang sebenarnya.

8 komentar: