Cerita: Merubah Haruno Sakura Menjadi Uchiha Sakura Chapter 8 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Rabu, 15 Juni 2016

Cerita: Merubah Haruno Sakura Menjadi Uchiha Sakura Chapter 8

TITIK TERANG

 

"sepertinya kita hanya mengganggu, Naruto. Apa sebaiknya kita pergi juga?"

 

Naruto membalikan badannya dan bangkit berdiri.

 

"ehm.. aku masih belum percaya pada si teme. Ah.. Sakura-chan sudah sadar-dattebayo" 

 

Mereka membuat ekspresi bahagia ketika melihat Sakura baik-baik saja.

.

.

.

.

Pandangannya menjadi hitam untuk beberapa saat. Ketika ia mulai bisa merasakan sesuatu yang sedang menahan tubuhnya, ia perlahan membuka matanya.

 

Pandangannya mulai terlihat jelas. Dari kejauhan terlihat sosok Ino dan Naruto yang sedang melambaikan kudua tangan di atas kepala mereka.

 

"oy... Sakura-chan.. kau baik-baik saja?.. oy.."

 

Teriak Naruto dari tempat mereka berdiri yang dihalangi oleh lubang besar diantara mereka.

 

"Naruto?"

 

 Ia terkejut sehingga membuka matanya yang layu, lebar-lebar dan secara reflek ia melepaskan sandarannya dan berdiri tegap memandang mereka yang berada di sisi kanannya.

 

"Untunglah"

 

teriaknya lagi dengan tangan kanan yang masih terlambai kemudian tangan kirinya berada di samping bibirnya menandakan bahwa ia benar-benar berteriak.

 

"Naruto. Ino"

 

Sakura mengerutkan alisnya dan menghembuskan nafas pelan. Walau ia sangat senang, namun tak bisa ia pungkiri bahwa ia merasa bersalah.

 

"sepertinya kau baik-baik saja"

 

"heh?"

 

Sakura dengan cepat mengalihkan pandangannya ke sumber suara yang berada di dapannya.

 

"Sasuke? heh Sasuke-kun"

 

Sakura menunjukan sifat salah tingkahnya dengan gerakan yang tidak beraturan.

 

"se...sejak k..kapan kau-"

 

ia memberhentikan tingkahnya, menutup mata dan mengatur nafasnya mencoba untuk menenangkan diri. Setelah merasa cukup tenang, ia kembali menatap Sasuke.

 

"maaf. Aku merepotkanmu"

 

Mereka hanya saling bertatapan selama beberapa lama tanpa ada yang memulai pembicaraan setelah itu.

 

"berjuanglah Sakura"

 

Bisik Ino. Naruto yang mendengar perkataan kecil itu sesegera mungkin pergi meninggalkan mereka secara diam-diam bersama Ino.

 

Merasakan suasana yang canggung, Sakura mencoba memecahkan suasana dengan beberapa pertannyaan yang ia lontarkan.

 

"Bagaimana perjalananmu? Setelah ini, apa kau akan melanjutkannya lagi?"

 

"Entahlah"

 

Sakura menunduk. Ia merasa suasana canggung ini masih belum hilang. Sakura masih memikirkan kata-kata yang akan ia keluarkan selanjutnya. Ia menggangkat kepalanya dan kemudian mencoba lebih banyak mengobrol dengannya.

 

"Ah.. Aku sering melihat burung elangmu berterbangan menuju kantor hokage. Walaupun kau berada entah dimana, tapi kau  masih tetap melindungi desa dari luar kan?"
 

"ahh" jawabnya singkat.

 

 Sakura tersenyum.

 

"kau ini benar-benar aneh. Saat kau kembali ke Konoha, kau menjadi orang yang cukup banyak berbicara" 

 

"Kau ingat ketika kalian dirawat di ruangan yang sama? itu karena luka kalian yang sama parahnya dan aku bertindak sebagai dokter kalian. Saat itu, kau dan Naruto masih saja berdebat panjang walaupun kalian sudah berbaikan. Kalian sangat berisik mendebatkan siapa yang paling hebat atau mempermasalahkan masalah kecil hingga aku harus menambahkan luka lagi pada tubuh Naruto ketika aku memukulnya terlalu keras"

 

Sakura terkekeh kecil.

 

"aku seperti melihat bayangan kita ketika masih genin dulu"

 

Sakura tahu bahwa saat ini ia tidak mungkin untuk tersenyum, namun ia tetap memaksakan diri untuk melakukannya.

 

'sudah kuduga. sepertinya tidak mungkin'

 

Tempat itu agak gelap. ia merasa seperti sedang sendirian ditempat itu dan kemudian berbicara dihadapan sebuah batu yang tidak tau apakah batu itu sedang mendengarkan atau mungkin sebaliknya. Sangat sunyi.

 

'apa aku bisa menggapaimu? tebing yang selama ini kupanjat. walau hanya sedikit. walau sangat sedikit. apa aku bisa masuk ke hatinya?'

 

Dalam hati, ia ingin mengatakan sesuatu seperti: apa dalam perjalananmu kau menemukan seseorang yang bisa menerobos pintu hati yang selalu kau kunci? atau seperti: apa kau sedang tertarik kepada seseorang?. Namun hal itu tentu hanya akan mempermalukan dirinya saja.

 

Ia menatap mata Sasuke. Tatapan di dalam matanya telah berubah. Mata yang lebih hangat daripada saat ia masih menjadi ninja pelarian. Kini, tanpa sadar Sakura membuat senyum yang sangat tulus.

 

'benar juga. melihat Sasuke-kun yang sudah kembali, itu saja sudah cukup'

 

"Sasuke-kun. Apa aku boleh menanyakan sesuatu padamu?"

 

"apa?"

 

"tapi, kali ini kau harus menjawab dan jawablah sejujurnya kepadaku"

 

Sasuke memasang wajah sedikit heran. Apa yang akan Sakura tanyakan padanya? dan pada akhirnya, Sasuke menggangguk rendah.

 

Sakura menggenggam tangannya kebelakang dan menghembuskan nafas pelan sambil terus tersenyum.

 

"apa yang sedang kau rasakan saat ini? perasaanmu? apa kau sedang bahagia?"

 

mungkin itulah pertannyaan yang sesuai untuk diajukan kepada Sasuke. Ia ingin tau bagaimana perasaan yang sedang dialami oleh seseorang yang sudah begitu lama berada dalam kegelapan.

 

Sakura mulai melihat keraguan dimata Sasuke. Bahagia? itu bukan kalimat yang kurang tepat saat Sasuke mendengarnya. Ia lebih nyaman menyebutnya dengan Kedamaian. Kedamaian dunia yang belum pernah ia rasakan. Jika ditanya, Sasuke akan menjawab: dunia begitu indah jika dilihat dari sisi yang baik. Melihat bunga sakura yang berguguran di musim semi, matahari yang bersinar sangat terang di musim panas, dedaunan yang mulai berjatuhan di musim gugur dan salju lembut yang mulai berjatuhan dimusim dingin.

 

Keraguan terus muncul di dalam mata Sasuke. Melihat hal itu, wajah sakura menjadi datar seketika.


"apa kau sudah menemukan kebahagiaanmu Sasuke-kun? seseorang yang bisa membuatmu bahagia. Sebahagia ketika pembantaian itu belum terjadi" lanjutnya.


Lanjut Chapter 9

1 komentar:

  1. Ceritanya sangat keren walaupun tidak ditayangkan di tv. Namun itu sangat romantis melihat sasuke dan sakura berdua #GOODJOB

    BalasHapus