New
PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA
Segala
sesuatu di dunia ini diciptakan berpasang-pasangan. Laki-laki
dan perempuan, siang dan malam, yin dan yang, cahaya dan bayangan. Dan.. ada
sesuatu yang hidup disela-sela semua itu. Mereka
adalah Shinobi.
⁰ₒ⁰
Gaara dan
Shijima menemukan Hakuto dan Shigezane di dekat perbatasan Negara api. Wilayah
itu, tempat itu adalah penghujung padang pasir.
Menyebut
tempat itu dengan istilah ‘prairi’ nampaknya lebih cocok daripada menyebutnya
gurun pasir. Ada beberapa pohon rendah tumbuh di sana-sini. Menandakan jika
daerah itu sudah diberkahi dengan hujan.
Mungkin saja
ini adalah pemandangan yang suram bagi orang-orang yang berasal dari negara
lain, namun.. bagi orang-orang yang terlahir di padang pasir seperti Gaara dan
yang lainnya. Curah hujan ibarat sebagai sebuah surga.
Dibatas
cakrawala, kau akan dapat melihat secara samar-samar hutan yang berwarna hijau
tua. Artinya.. orang-orang yang tinggal disana telah diberkahi dengan cukup
banyak air. Tidak membenci matahari, dan menganggapnya seolah-olah adalah
‘setan merah panas’.
Shigezane
dan Hakuto saling berpegangan tangan. Menatap matahari terbit yang ada di batas
cakrawala.
Hampir-hampir,
mereka sedang melihat masa depan yang penuh harapan, membentang dihadapan
matahari terbit.
Haruskah aku
hanya menutup mataku saja? Dalam
sekejab, pikiran itu terngiang di dalam kepala Gaara. Namun sampai
hari ini, Gaara adalah pemimpin desa Suna. Dan dia
tidak bisa berhenti menjadi pemimpin mereka.
⁰ₒ⁰
“Shigezane. Kami
ingin kau mengembalikan nona Hakuto.” Gaara menarik Shijima yang terluka dan
kelelahan ke belakangnya. Berseru pada pasangan itu dari belakang,
menghilangkan segenap keraguannya.
Dia menahan
diri untuk membuat serangan kejutan demi menghormati Hakuto.
“Tuan
Gaara.” Hakuto Nampak kebingungan, seolah-olah memiliki rasa bersalah.
“Hakuto!
Kembali…” Kata Shigezane yang kemudian melangkah ke depan.
Raut mukanya
tak terlihat seperti yang terakhir kalinya terlihat. Seperti yang
semestinya. Mereka telah
berjalan ke perbatasan Negara tanpa beristirahat. Dan kemudian
terjadi badai pasir yang menutupi reruntuhan. Tubuhnya
sudah tak dapat bertahan lagi dengan semua itu.
Gaara tak
melihatnya seolah dia tak enak untuk dilihat. Seorang
Shinobi yang telah memimpin dan mengendalikan desa seperti Kazekage.. tak bisa
kelihatan seperti itu. Semua
pemikiran Gaara sekarang ini terpusat pada rasa penyesalan, menyesal karena dia
tak mampu menemukan bakat Shigezane sejak awal.
“Kau
memiliki keterampilan yang luar biasa, sebagai Kazekage aku merasa bangga
padamu. Kau tak berniat kembali ke Sunagakure?”
Dia tak
berpura-pura membantu musuhnya meneruskan rencananya, namun ini adalah perasaan
Gaara yang sebenarnya. Dari dalam
lubuk hatinya, dia berpikir jika bakat Shigezane itu sangatlah berharga.
Lebih dari
itu, sehingga ketika Gaara melihat ekspresi tegas dari mata Shigezane saat ini,
dia langsung paham, jika Shigezane tak punya niat seperti para penjahat
sebelumnya, yang notabene adalah pembunuh bayaran.
“Saya tersanjung
mendengarnya.” Kata Shigezane. Mengumpulkan Suiton, menciptakan beberapa
shuriken air di telapak tangannya.
Jadi, itu ya
jawabannya.
Yah! Itulah
yang akan terjadi. Pikir Gaara.
Shigezane
adalah pria yang baik, namun.. kenapa segalanya menjadi seperti ini?
“Tuan
Gaara.” Hakuto berjalan ke arah mereka. Sepertinya dia sudah tak tahan lagi
dengan semua yang sedang terjadi.
“Hakuto?!”
“Tuan
Gaara.. Bagaimanapun juga. Tolong hentikan tindakan Anda!”
Hakuto
menunjukkan sorot mata depresi. Seperti
Naruto yang dulu, Naruto di masa lalu.
“Shigezane
adalah-“
“Kau tak
perlu mengatakannya.” Gaara memotong perkataan Hakuto.
Bahkan Gaara
paham jika hubungan Shigezane dan Hakuto adalah… sepasang kekasih.
Alur ini
nampaknya memang telah direncanakan oleh seseorang, namun keduanya telah
terjebak di dalam situasi hubungan yang begitu rumit.
Seperti
Gaara yang memiliki kehidupannya sendiri, Hakuto juga sama. Kau tak bisa
mempelajari kehidupan seseorang hanya dengan menilainya dari perkenalan
singkat.
“Shijima dan
rekan-rekannya tidak terkena serangan penuh dan juga tidak terbunuh. Jejak
kakimu ketika mengikuti Shigezane juga rapi dan halus. Semua tanda-tanda
menunjukkan kenyataan jika kau memang sedang ‘diculik’.”
Gaara
memutuskan untuk memainkan peran penjahat itu.
“Aku tak
tahu siapa yang telah menghasutmu. Namun mereka juga bergerak sejauh ini, juga
sampai pada pembicaraan pertemuan pernikahan. Kau mengambil peran menjadi
tunanganku di mata publik, kemudian kau lari dengan kekasihmu. Ini akan menjadi
pukulan besar terhadap otoritas Kazekage. Hakuto, kau yang tak pernah keluar
dari wilayah Klan Houki akan kabur bersama Shigezane dari klan Houki ini
kemudian menghilang. Intinya begitu kan? Benar?”
“Kenapa Anda
mau mengejarnya jika Anda telah mengetahui semua?”
Shijima
mengajukan pertanyaan.
“Ku katakan
padamu ya!” Kata Gaara padanya. “Aku ini Kazekage. Aku tak bisa menjadi apapun
selain itu.”
“………………”
“Tidak ada
bedanya, aku juga tak bisa melakukan apapun selain bertindak sebagai puteri
dari klan Houki.” Matanya menjadi basah ketika melihat Gaara.
Tiada dusta
apabila Hakuto memang peduli pada Gaara. Namun, dia
lebih peduli kepada pria yang sekarang ada disampingnya, Shigezane.
“Jadi aku
bisa meninggalkan tempatku dilahirkan dan dibesarkan. Sehingga aku bisa bebas.
Aku tak punya kesempatan yang lain lagi selain acara perjodohan dengan Anda,
aku minta maaf telah memanfaatkan Anda. Namun -“
“Lupakan
permintaan maaf itu.” Kata Gaara, pasir-pasir mulai beralih dari labunya.
Menandakan
bahwa Gaara siap untuk bertarung.
“Aku tak
menyangka akan mengganggu kisah cinta asmara kalian.” Ucap Gaara. “Kita tak
pernah setuju dengan acara perjodohan itu, itu hanya untuk memenuhi pandangan
publik seperti yang kita lakukan. Aku tak punya hak untuk mengikatmu, namun-“
Pasir yang
keluar dari labu Gaara membentuk sebuah pedang.
“Aku tak
bisa menutup mata terhadap Shinobi yang kabur begitu saja dari desa.” Ucap
Gaara.
“Shinobi yang memakai kekuatannya tanpa mengindahkan hukum, mereka
tentunya akan melukai dan melukai lebih banyak lagi orang lain.”
Gaara
mengetahuinya dari sebuah fakta, dari pengalaman pribadinya ketika melawan
Akatsuki. Seorang
shinobi tak akan mampu menghancurkan sebuah benteng, seluruh kota, jika mereka
hanya berperasaan seperti itu.
Itu karena
kenyataan membatasi Shinobi untuk hidup berdampingan di dalam masyarakat, namun
mereka tak punya pilihan lain selain harus hidup berdampingan di dalam suatu
masyarakat.
Dan.. Itulah
kenapa.
“Saat ini
aku datang untukmu.” Kata Gaara.
“Datang?”
Jawab Shigezane.
Tanah
dibawah kakinya kini telah dipenuhi dengan batu kerikil. Lawannya
tidak lagi bisa membuat pasir hisap. Namun Gaara tak mampu menggunakan teknik
untuk mengalihkan perhatiannya juga. Hal ini dilakukannya karena dia tak mau
jika pertarungan ini diketahui oleh publik. Jika dia terlihat mencolok dan
menggunakan serangan dalam skala besar.. Secara alami hal ini akan menimbulkan
pertanda yang tak diperlukan bagi shinobi asing yang berada di kawasan ini.
Singkatnya,
keadaan mereka berdua sekarang sebenarnya sama. Sebuah pisau
air menghujam dalam kegelapan, menuju ke arah Gaara. Namun Gaara
sudah memahami segala sesuatu tentang teknik itu.
“Itu sia-sia
saja.” Katanya pada Shigezane.
Tameng pasir
Gaara menangkis serangan itu secara sempurna, ataupun menyerapnya. Tak peduli
seberapa banyak air yang kau miliki, air tak lebih unggul daripada pasir. Hal ini sama
saja dengan saluran bawah tanah yang tak mampu mengairi gurun pasir. Serangan
badai air Shigezane kemudian lenyap begitu saja di depan Gaara. Ekspresi
kesedihan Hakuto yang berlanjut tak menjadikannya sakit.
“Tak ada hal
yang tak bisa dilakukan oleh pasir.” Ucap Gaara. Mendekatkan jarak antara
dirinya dan lawannya.
Jika jarak
mereka sudah dekat, seharusnya dia mampu menyelesaikan ini semua dengan
Taijutsu. Dia
mempertebal perisainya, menggerakkan tubuhnya ke depan, dan pada saat itu….. Sebuah
tombak air yang sangat besar diluncurkan ke arahnya. Gaara
memutar tubuhnya kesamping.
“!”
Sebuah rasa
sakit menjalar di sisi tubuhnya. Tombak air
itu menembus perisainya, menghujam ke dalam.
Aku tak
pernah menyangka dia mencapai level ini…..!!
Shigezane
bukanlah orang pertama yang berhasil menembus pertahanan mutlak milik Gaara.
Akan tetapi, dia masuk ke dalam hitungan orang yang mampu menembusnya dengan
ketajaman semacam ini.
“Kenapa?
Kenapa Anda bisa menghindarinya?”
Nampaknya
Shigezane terlalu percaya diri dengan jutsu yang dia gunakan. Nampaknya dia
sekarang menjadi bingung.
Alasan
semacam ini keluar begitu saja dari mulut Shigezane, tak peduli seberapa hebatnya
dia sebagai seorang penambang logam, kemampuannya sebagai prajurit masih belum
berpengalaman, kurang terlatih.
Itulah
perbedaan antara dunia Gaara dan dunia Shigezane.
Akan tetapi,
tidak berarti jika jalan hidup yang satunya lebih baik daripada jalan hidup
yang lainnya. Namun ini merupakan faktor penentu, ketika mereka harus bertahan
di dalam medan pertempuran.
“Itu
Hakuto.” Kata Gaara.
“Huhh?”
“Aku telah
melihat mata Hakuto.”
“Apa yang
Anda katakan?” Dari Nada bicaranya. Shigezane terlihat bingung bercampur
cemburu.
Yah, itu
memang wajar.
Namun Gaara
tak pernah melihat perasaan yang melekat ataupun penyesalan dari sinar mata
Hakuto.
Shinobi
adalah mereka yang bertarung di medan perang sembari memperhatikan
lingkungannya, mengamati dan menganalisa setiap detail informasi.
“Pandangan
Hakuto berubah ketika kau meluncurkan tombak air untuk yang terakhir kalinya.
Dia terlihat takut akan kematian seseorang. Rasanya.. ketika dia tahu gaya
bertarungku, berarti dia percaya pada jutsumu, Shigezane. Kau akan mampu
mengalahkan pertahanan mutlakku.”
“Jadi,
bagaimana Anda bisa menghindari luka yang benar-benar fatal?” Shigezane tak
bisa menyembunyikan ketertarikannya.
“Aku adalah
Kazekage.” Kata Gaara.
“Angin dan pasir yang memenuhi padang pasir ini tak bisa
ditangkap oleh siapapun juga.”
Gaara
melangkah maju, layaknya dewa kematian yang mengambil wujud manusia.
⁰ₒ⁰
“Pasukan
telah dikerahkan pada fasilitas utama.”
“Aku paham.”
Toujuurou mendengarkan laporan Meizuru. Memberikan sebuah tawa kepuasan.
Dia mengira
jika mungkin saja Kankurou sudah memperhatikan sesuatu ketika dia membuat
perubahan rencana. Namun hal itu tak terlihat seperti yang seharusnya.
Betapa
ironis, ketika shinobi yang dilatih dan dibesarkan Gaara untuk membangun
kembali Sunagakure pada akhirnya akan menghapus dukungan dan bantuannya untuk
Gaara secara mendadak. Sebuah ironi
manis yang membuat Toujuurou terlihat sangat puas.
⁰ₒ⁰
“Namun-,
selain itu. Aku tak akan menjelaskan bagaimana aku bisa menembus perisai Anda!”
“Aku heran.”
Kata Gaara sembari menghindari serangan dari tombak air lainnya dengan
menggesernya kesamping.
Sejak dia
tahu jika tombak-tombak air tadi ditujukan kepada tubuhnya, dia harus melakukan
semuanya, memastikan jika dia tak akan terjebak dalam trik musuh. Level taijutsu
Gaara memungkinkannya untuk melakukan hal itu.
Tentu saja,
Shigezane juga melemparkan tombak-tombak air itu dengan dugaan jika Gaara akan
menghindarinya dengan cara tersebut.
Namun, tak
ada satupun lemparannya yang pernah mengenai targetnya. Ini berkat
pasir yang dibentangkan dan ditatanya di dalam tanah. Gaara bisa merasakan
pergerakan air di dalam tanah sebelum air-air itu mencetus keluar.
Jika kau
mengetahui dari mana serangan asli berasal, kau juga bisa membuat perkiraan
kasar kemana serangan itu akan mendarat. Selama dia bisa cepat menghindari
serangan tadi, sembari mengkombinasikan dengan beberapa pergerakan semu.
Semuanya akan berjalan dengan baik-baik saja.
Gaara
semakin mendekat.
Dekat.
Menghindari
sebuah tombak air.
Menghindari
yang lainnya.
Mendekat.
Melompat
kebelakang.
Dia kemudian
maju lagi.
Maju,
menghindari, maju, menghindari.. menghindari.. menghindari, meluncur, melompat,
berlari, menghindari, maju ke depan lagi, melompat kebelakang untuk menghindari
serangan, berputar, melompat kedepan, maju ke depan, ke depan, dekat, lebih
dekat, menangkis serangan, menghindari, lebih dekat, lebih dekat, menghindari,
menangkis …!
“Tuan Gaara,
ku mohon hentikan!” Teriak Hakuto.
Dia tak
mampu untuk berhenti.
Dia tak
harus berhenti.
Dia tidak
sanggup untuk berhenti.
Demi
kepentingannya, dia tak bisa membelokkan prinsip-prinsipnya.
Gaara
mengayunkan belati pasirnya kebawah, ke arah pria yang dicintai oleh wanita
yang pernah membuatnya tak keberatan untuk menikahinya.
“Gr, namun!”
Aliran air meledak dalam bentuk tombak air dari bawah kaki Shigezane. Disertai
dengan pekikan yang melengking.
“Kalau dari jarak dekat, lalu-!“
Tombak air
itu terpecah menjadi beberapa bagian tombak-tombak lainnya. Dia tak bisa
menghindarinya.
Namun
perisai pasir Gaara membelokkan setiap serangan tombak air tersebut. Karena,
waktu itu Gaara telah menggunakan elemen magnet yang dia warisi dari ayahnya.
Perisainya melemah, potongan logam-logam yang berkilauan dimasukkan kedalamnya,
memungkinkannya untuk menangkis tombak-tombak tersebut.
Gaara sudah
tahu jika teknik rahasia perisai pasirnya telah terpapar secara umum. Salah
satu solusi untuk menutupi kelemahan tekniknya yaitu dengan menggunakan teknik
milik ayahnya. Dia belum menggunakannya sampai saat ini. Namun jika dia
menggunakannya, dia menggunakan elemen magnet milik ayahnya bersamaan dengan
pasir pemberian ibunya, menghasilkan sebuah perisai seperti saat ini.
“A-apa?”
“Prinsipku
adalah bertindak dahulu sebelum menyombongkan diri.” Ucap Gaara.
Sebuah
pedang pasir terbentang dari perisainya, menyerang bagian leher belakang
Shigezane.
“Aku sudah
memiliki teori, bagaimana kau bisa menembus perisaiku.” Kata Gaara.
“Namun
kemudian aku tak memiliki banyak waktu untuk memastikannya. Tapi dari caramu melakukannya
kau ini seharusnya layak mendapatkan pujian.”
“Aku
mengambil kalsium terhidrasi dari bebatuan vulkanik bawah tanah dan
mencampurkannya kedalam tombak airku. Ketika tombak itu menabrak pasir Anda,
membuat pasir Anda menjadi padat, kemudian aku bisa menembus perisai Anda.”
Ujar Shigezane, terdapat kebanggaan dan rasa iri dalam nada suaranya.
“Ini
adalah teknik yang hampir menyerupai tekniknya Kazekage ke-4, dan Anda belum….”
“Apakah
teknik ayahku memang diciptakan untuk membunuhku?”
“…….itu.
Akhirnya beliau tak lagi menggunakannya karena sejak ditemukannya elemen
magnet, hal dirasa lebih efisien untuk digunakan. Namun…….”
“………..”
Gaara tak
lagi memiliki niat untuk mengutuk ayahnya.
Potensinya
yang membahayakan sebagai seorang Jinchuriki telah berakhir. Itu adalah hal
yang wajar, mempersiapkan sebuah jutsu untuk menghentikan masalah ketika dia
mengamuk. Api juga berguna, namun kau harus mempersiapkan air ketika api mulai
tak terkendali dan menimbulkan kebakaran.. Gaara dan Jinchuriki lainnya diibaratkan
seperti api yang memiliki kehidupan.
“Jika aku
yang sekarang adalah aku yang dulu, barangkali serangan tadi sudah membunuhku.
Namun kau tak bisa membunuh diriku yang sekarang ini dengan metode macam itu.”
“Kenapa?”
Suara Shigezane mengisyaratkan sebuah kekecewaan yang besar. Hatinya seolah
sedang diremas-remas.
“Apa Anda ingin mengatakan jika garis keturunan Kazekage
itu spesial? Apa chakra jinchuriki dan chakra orang normal itu sangatlah
berbeda? Apakah Anda mengatakan tak peduli seberapa kerasnya kami mencoba,
orang yang memiliki garis keturunan lemah seperti kami ini tak berhak untuk
hidup bahagia?”
“Darah tak
ada hubungannya dengan hal itu!” Suara Gaara terdengar panas seperti pasir, dan
juga dingin seperti pasir.
Memanglah
benar jika di dalam dunia shinobi, ada sebuah situasi dimana garis keturunan
adalah segalanya.
Teknik yang
digunakan oleh Gaara mengalahkan tekniknya Shigezane. ‘Elemen besi’ adalah
salah satu situasinya. Elemen magnet adalah kekkei genkai yang dia warisi dari
ayahnya. Dan jika dia tidak mempunyai gen ini, dia juga pasti tak akan bisa
menggunakannya. Dengan menggunakan kekkei genkai ini Gaara mampu merubah
pasirnya secara alami dan mempertahankan dirinya dari serangan, membuat
pasirnya semakin kokoh.
Tidak bisa
dikatakan bahwa ‘dia mengusainya’, namun hal itu akan menjadi lebih dari cukup
saat trik cerdas ini digunakan untuk menghadapi lawannya.
Akan tetapi,
jika kau mengambil Sakura Haruno dari Konoha sebagai contohnya, dia tidaklah
berasal dari garis keturunan khusus. Namun kekuatannya menjadikannya sebagai
seorang ninja yang luar biasa. Faktanya, ada sejumlah besar orang biasa yang
mengasah tekniknya dengan kekuatan murni saja.. bahkan dapat melampaui yang
lainnya.
Gaara telah
melihat banyak orang yang hanya mengandalkan garis keturunan mereka. Dan belum
mampu menghasilkan beberapa hasil yang nyata.
Saudara
kandung yang semuanya terlihat hebat seperti Gaara, Temari dan Kankurou
jumlahnya masih sedikit. Hal itu juga bukanlah hasil dari keberuntungan mereka,
namun hasil dari kerja keras.
Bahkan
melebihi apapun…….
“Garis
keturunan adalah rantai yang membatasi orang seperti aku atau Hakuto. Hal itu
tidaklah menguntungkan.” Ucap Gaara.
“Shigezane, belumkah kau mengetahuinya?”
“i-itu…”
“….. Aku
tidak pernah menginginkan kekuatan itu.” Ucap Gaara.
“Yang aku inginkan adalah
kekuatan untuk berteman dengan orang yang sama. Yang aku inginkan adalah
kekuatan yang bisa menghabiskan waktuku bersama dengan keluarga. Orang
sepertimu yang tak terlahir pada garis keturunan Kazekage.. yang tidak dibuat menjadi
Jinchuriki, seperti yang aku alami.. membuatmu merasa seperti orang istimewa
yang telah terpilih.”
Dia
berbicara jujur dari dalam hatinya. Gaara
sendiri juga tak mengerti kenapa pada akhirnya dia malah berbicara seperti ini. Yang dia
pikirkan hanyalah kesopanan untuk melawan seseorang dengan kejujuran.
⁰ₒ⁰
“Kita telah
mengambil kendali divisi komunikasi.”
“Stasiun
kereta api listrik sudah ada di bawah kendali kita. Selesai.”
“Keenam
bengkel senjata ninja juga sudah diambil alih. Selesai.”
Beberapa
monitor ditempatkan disekitar ruangan gelap. Menunjukkan situasi dimana
shinobi-shinobi muda yang dipimpin oleh Kankurou perlahan mengambil alih
lokasi-lokasi penting di Sunagakure.
Perkembangan
yang lebih cepat daripada yang diharapkan oleh Toujuurou. Namun
Toujuurou tak menghubungkannya dengan kehebatan para Shinobi muda tersebut.
Sebaliknya,
dia terlalu bangga sampai ‘lupa daratan’. Mengira jika semuanya bisa berjalan
sedemikian rupa karena rencana yang telah dia susun.
“Sekarang. Yang
tersisa hanyalah……..!”
⁰ₒ⁰
“Bisa
menjadi lebih baik jika… Orang-orang biasa adalah orang-orang yang terpilih
juga. Namun pengorbanan selalu dibutuhkan untuk mendapatkan kebahagiaan.” Kata
Shijima, suaranya berasal dari belakang Gaara.
Gaara bisa
merasakan sebuah pertanda, jika Shijima sedang bersiap-siap untuk menyerangnya. Dia tidaklah
terkejut.
‘Seperti
yang telah kuperkirakan’. Hanya pikiran itu yang terlintas dalam benaknya.
“Hentikan
tindakan Anda.”
Gaara sudah
tahu sejak awal, jika Shijima-lah yang membantu Hakuto dan yang lainnya
melarikan diri. Penjaga
tidak terbunuh, kemudian Shijima pula yang menuntunnya untuk memasuki perangkap
pasir hisap. Jika diperhatikan, memang ada banyak bukti yang bisa ditemukan.
Tetapi yang
paling penting, dia tahu sebuah kebenaran jika Shijima adalah kakak perempuan
Hakuto.
“Tuan Gaara,
bersiaplah!” Kata Shijima.
“Kau tak
akan mampu mengalahkanku dengan teknikmu itu.” Ucap Gaara pada Shijima.
“Tentu
saja.” Shijima setuju. Dia menjatuhkan Houshurikennya. Houshuriken itu
menggelinding ke tanah dengan kersang, dengan suara yang parau,
“Aku tahu,
jutsu mana yang harus aku pilih.”
Shijima
menaikkan tangannya ke arah kacamatanya.
“!”
Shigezane berteriak. “Shijima! Jangan lakukan itu!”
“K-kau tak
boleh melakukannya kak!”
Suara Hakuto
dan Shigezane telah berubah.
Sepertinya
Shijima akan menggunakan sebuah teknik yang beresiko pada kehidupannya. Tidak,
bukan pada tekniknya. Melainkan.. yang lebih mendasar lagi, dia akan
menempatkan hidupnya pada resiko.
Dojutsu! Shijima
mencopot kacamatanya. Kecantikan
Shijima, wajah polos tanpa apapun yang menutupinya akhirnya dapat dilihat
dengan jelas. Sehingga dia
mirip seperti……. Gaara
akhirnya menyadari.. Shijima sangat mirip dengan…. Dia mirip
dengan Yashamaru.
Seorang pria
yang membesarkan Gaara seperti ayahnya sendiri, lelaki yang disayangi Gaara
lebih dari siapapun. Dan justru karena alasan itu, dia diperintahkan untuk
membunuh Gaara.
Wajah
Shijima benar-benar mirip dengan wajah Yashamaru. Kembali ke momen-momen kritis
itu.. Hal itu dipenuhi dengan harapan yang sama, pengunduran diri, dan sesuatu
yang lain yang masih belum dimengerti oleh Gaara.
Mata Shijima
sudah terbuka. Mata itu
bukanlah mata manusia. Ada sebuah
pusaran ketiadaan, yang memancarkan tujuh warna prismatik.
Kendalinya
terhadap dojutsu sepertinya berantakan, hal ini diakibatkan karena sebuah
‘tiruan’ yang dimasukkan ke dalam saluran chakranya.
Ini adalah
bekas kejahatan yang dialaminya di masa lalu, yang mengubah dirinya menjadi
manusia yang tak sewajarnya, tidak manusiawi. Sama dengan anak buah Orochimaru
yang lainnya serta Sasuke.
Tubuhku…
Demam!
Lebih kuat
daripada yang Gaara kira.
Gaara
merasakan kesadarannya telah ditarik keluar oleh sebuah akar, menuju gua bawah
tanah yang hampa. Pasir bergulung-gulung
disekitarnya. Pasir-pasir
itu bergerak diluar kendali Gaara.
Tidak!
Mungkin pasir itu juga tidak dalam kendali chakra ibunya yang tertanam di
dalamnya.
Tetapi
bahkan Gaara masih belum membatalkan pisau pasir yang dia tujukan pada
tenggorokan Shigezane. Jika dia membiarkannya pergi sekarang, semuanya akan
menjadi sia-sia.
“Jika ini
benar…” Ucap Shijima.
“Chakraku dan chakra tuan Gaara.. keduanya akan berada di
luar kendali. Dan kami akan mati karena kekuatan jutsu kami berdua. Itulah
kekuatan terakhirku…….!”
“Kau bisa
menyebutnya sebagai hadiah perpisahan dari Orochimaru, huh?” Jawab Gaara.
Pengguna
jutsu itu – Shijima, dia terlihat merasakan kesakitan, rasa sakit yang melebihi
Gaara. Gaara sudah
pernah mati satu kali. Dia sudah pernah mengalami penderitaan fisik. Kesakitan
pada fisiknya tak akan membuatnya takut. Dia hanya merasa sedih. Tujuh warna
kehampaan yang tercermin dari mata Shijima Nampak seperti air mata bagi Gaara.
“Apa kau
berniat mati demi adikmu?” Tanya Gaara. Suaranya masih terdengar tenang sampai
akhir.
Tak berarti
bahwa dia tak merasakan rasa sakit. Seluruh tubuh Gaara diselimuti dengan rasa
sakit. Seperti semua titik meridian di tubuhnya sedang di robek, seperti
giginya ditarik keluar tanpa obat bius. Dia sangat menderita dengan demam yang
dialaminya. Seakan dia akan diledakkan oleh chakranya sendiri.
Namun Gaara
adalah ‘Kazekage’.
Walaupun
mereka adalah ninja pelarian (nukenin), dia tak akan bisa memaafkan dirinya
jika melakukan sesuatu yang tak enak dipandang.. misalnya meratap kesakitan di
depan anak buahnya.
“Jika aku….
Tidak ditipu oleh Orochimaru.” Jawab Shijima..
” Adikku tak akan dipaksa menjadi
ketua klan. Kemudian dia tidak akan ditempatkan pada posisi dimana dia harus
dihadapkan, menyerah pada cintanya..!!”
“Jadi,
kenapa?” Tanya Gaara, “Kenapa kau tak membunuhku saat itu?”
“!”
Untuk
beberapa waktu, dojutsunya menjadi terganggu.
⁰ₒ⁰
Sudah wajar
apabila dia akan menanyai shijima dengan pertanyaan itu. Saat itu,
ketika Gaara sedang tak berdaya.. Shijima seharusnya berpikir berkali-kali
untuk membunuhnya. Pertahanan
Gaara memang selalu aktif, bahkan ketika dia tidur sekalipun. Jika Shijima
mengaktifkan dojutsunya, hal itu juga pasti akan lebih dari cukup membuatnya
sebanding melawan Gaara, bahkan saat dia sedang terjaga. Walaupun dia tak ingin
memberinya sebuah luka fatal.. dia telah cukup melukainya sehingga membuat
pengejarannya menjadi tak mungkin dilakukan lagi.
Bisa jadi
hanya karena satu alasan dia tak melakukannya, Shijima nampaknya melihat Gaara
menangis ketika dia sedang tidur. Jika seorang
lelaki muda meresikokan hidupnya untuk menyelamatkanmu, dan air matanya
mengalir saat dia terbaring tak sadarkan diri dilenganmu.. tentu kau tak akan
tega membunuhnya.
Membunuhnya
sama saja mematahkan prinsip terakhir yang Shijima yakini sebagai seorang
Shinobi.
Itulah
kenapa…..
“Karena itu
adalah jalan ninjaku.” Sahut Shijima.
⁰ₒ⁰
“Aku
mengerti.”
Gaara
mengerti ‘isi’ jawaban itu.
Orang lain
mungkin saja menyebutnya aneh, namun bagi Gaara.. Shijima yang mengorbankan tubuhnya
sendiri karena suatu alasan.. hal itu sangatlah indah.
Kenyataannya
masih ada orang yang berhati mulia seperti itu, orang yang memiliki jiwa besar
seperti Naruto telah terlahir di Sunagakure, membuat Gaara berpikir bahwa
usahanya sebagai seorang Kazekage tidaklah sia-sia.
Karena di
desa ini, ada seseorang yang rela mengorbankan dirinya demi orang lain. Shinobi
bukan lagi hanya sebuah mesin yang dipakai untuk menjalankan misi.
“Dalam hal
ini, prinsip-prinsipmu tak perlu dirubah.”
Gaara
menggulung pasir yang dia letakkan di bawah kaki Shijima, pasir itu
menyelubungi dirinya dan membuatnya tak bebas bergerak.
“Tidak
mungkin..!!” Shijima tersentak.
Keadaan
telah berbalik, saat ini Shijima-lah yang berada dalam kendali Gaara. Gaara
mengulurkan tangan kirinya.
“Sejak aku
dilahirkan, hidupku selalu dipenuhi dengan ketakutan, takut jika Shukaku
mengambil alih kesadaranku. Aku selalu saja melawan hal itu secara terus
menerus. Dibandingkan dengan setiap Shinobi yang ada di dunia ini, aku lebih
banyak berlatih untuk menahan kesadaranku.”
Sekilas
secuil chakra kecil dari bagian besar chakra yang bersemayam di tubuh Gaara
telah terbangun. Shijima
akhirnya betul-betul memahami,
'apa yang dia punyai sehingga dia muncul dan
berani melawan Gaara dalam sebuah pertempuran?'
Hal yang
sama, seperti angin yang tak akan pernah bisa diikat. Kazekage tak akan dapat
didominasi dan menjadi tunduk lagi.
Tak akan
pernah. Oleh siapapun.
“Ini adalah
sebuah perpisahan, selamat tinggal.”
Belati pasir
Gaara melintas bagaikan jarum.
⁰ₒ⁰
Desa suna
dilanda keheningan seperti kematian. Tak terlihat
satupun Shinobi yang membawa bayangannya.
Sekarang,
yang tersisa hanyalah Kankurou yang akan memberikan isyaratnya.
“Tuan
Kankurou!” Amagi berbisik ke telingan Kankurou sebab dia sudah tak tahan lagi
jika terlalu lama diam.
“Tuan, benarkan ini yang sungguh-sungguh Anda
inginkan?”
“Apa yang
sedang kau katakan?” Tanya Kankurou.
“Bukannya kau punya pendapat yang sama
dengan yang lain?”
“Saya tidak
tahu lagi.” Amagi menggeleng pelan.
“Anda adalah salah seorang yang berkata
pada saya jika Shinobi harus mampu menanggung beban. Entah bagaimana saya jadi
merasa jika apa yang telah kita lakukan mungkin saja adalah sesuatu yang tidak
dapat dibatalkan.”
Kankurou
jadi bertanya-tanya mengenai apa yang harus dia katakan. Namun dia memutuskan,
dia akan menjawab pertanyaan Amagi itu dengan sebuah tawa. Tawa yang tak bisa
menyembunyikan ketegangannya.
Hal yang
terpikir di dalam kepala mereka tidaklah sederhana. Tidak mudah untuk dikatakan
begitu saja.
Tidak mudah
untuk mengatakan hal-hal yang sedang dipikirkan dengan keras. Dia tak ingin
mengklaim jika usianya sudah cukup tua sehingga dia bebas menceramahi seseorang
yang pada akhirnya akan melangkah pada jalan mereka masing-masing. Jalan yang
mereka anggap benar.
“Semua akan
baik-baik saja.”
“Tuan?”
“Nah,
serahkan saja padaku.” Kata Kankurou, dia meninggalkan kepercayaannya: Serahkan
saja pada Gaara.
⁰ₒ⁰
“U…ughh.”
Darah
terciprat melintasi padang pasir. Menetes,
menetes dan menetes. Tumpah. Mewarnai permukaan padang pasir yang tandus.
“Tuan..
Gaara.” Hakuto juga tertegun, tidak mengherankan.
Gaara tak
menusuk Shijima dengan pedang pasir. Dia menikam
gumpalan pasir yang ada di belakang Shijima. Dari
gumpalan pasir itu, darah seseorang muncrat ke udara.
“K-kenapa
kau b-bisa tahu aku ada disini?” Orang itu merangkak keluar dari pasir, dia
berkata dengan suara gemetaran, menahan sakit. Orang itu adalah salah satu dari
‘si kembar konjiki’ yang menyerang pertemuan pernikahan – Metoro.
Seluruh
tubuhnya ditutupi dengan perban, dan walaupun dia menderita cedera yang
mengancam jiwanya, namun Metoro masih hidup.
Kemungkinan
besar setelah dia jatuh, dia pura-pura mati. Kemudian dia mengikuti Gaara
sepanjang waktu.. Agar dia mencari celah untuk balas dendam. Menuntut
pergunjingan ini.
Gaara
berkata, “Aku tahu kau sedang mengikuti aku. Aku hanya tak membiarkan kau tahu
apa yang sudah aku ketahui.”
Pasir yang
menyebar selama mereka beristirahat, juga hamburan pasir selama pertarungan
besar Gaara dengan Shigezane.. Sebenarnya digunakan untuk tujuan ini. Berkat
kemampuannya yang bisa merasakan suatu hal melalui pasirnya, Gaara bisa
menentukan ‘lokasi kasar’ Metoro sebagaimana dia melihat Gaara, Hakuto dan yang
lainnya.
Bahkan
beberapa saat lalu, Gaara telah memutuskan.. Lebih baik menunggu Metoro guna
melancarkan serangan kejutan. Akan lebih baik jika dia menikamnya ketika dia
sedang pura-pura jatuh dalam dojutsu Shijima ini.
“Apakah
Toujuurou yang memprovokasimu?” Tanya Gaara.
Tubuh Metoro
tersentak, dan itu sudah cukup memberikan jawaban. Shinobi
pendiam ini akhirnya sadar bahwa dia telah ditarik ke dalam perangkap.
“Jadi.. Dia
ada dibalik semua?” Ucap Gaara,
“Dia berniat menghasut Hakuto, membuatku jauh
dari desa, membuat pergunjingan dan pada akhirnya dia merencanakan untuk
membunuhku, hanya itulah yang akan dipikirkan oleh seorang penatua.”
“Aku akan…
Balas dendam….untuk kakakku!” Metoro terus menerus mencoba menggerakkan
tubuhnya.
Dia menjerit
ketika pasir Gaara membukus tubuhnya. Dia masih
dalam pengaruh dojutsu Shijima. Sehingga sulit untuk mengendalikan dirinya.
Namun, ketika pasir itu benar-benar meledak dan menghancurkan seseorang.. Tak
membutuhkan banyak usaha.
Sekejab,
tubuh Metoro lenyap tanpa meninggalkan tulang.
⁰ₒ⁰
“Ah, Ahh..”
Setelah
menyaksikan pemandangan yang menakjubkan tepat di depan mata mereka, baik
Shijima, Hakuto maupun Shigezane telah kehilangan semangat bertarungnya.
Jadi seperti
ini ya Kazekage itu?
Dia telah
mengahadapi dua orang musuh berlevel Jounin, selebihnya.. Dia mampu bertahan
dari dojutsu Shijima ketika dia sedang terluka. Ditengah-tengah semua itu dia
membunuh Jounin tersembunyi yang lain.
Bakatnya,
kekuatannya, dan pengalaman bertarungnya, dia melampuainya dalam segala hal.
Apakah kita
akan memilih bertarung dengan dia?
Sepertinya
fajar telah mendekat, dibawah langit gurun pasir.. Gaara seolah-olah nampak
seperti dewa kematian yang berwujud manusia.
⁰ₒ⁰
Gaara
mengambil kacamata Shijima dari tanah yang kotor, membersihkannya dan
memasangkannya ke wajah Shijima. Pasir
menyokong Shijima dengan perlahan.. Kemudian melepaskannya. Dia lalu
berbalik ke arah Shigezane dan Hakuto.
“Tuan
Gaara…”
"Hakuto dan
Shigezane tak lagi berusaha menutupi perasaannya. Mereka berpegangan tangan,
menatap Gaara dengan raut muka seperti yang diharapkan, memburuk.”
“…..”
Pasir
perlahan-lahan membungkus pasangan ini.
“Hentikan!
Tolong hentikan!” Shijima melempar dirinya, memegang tubuh Gaara. Sudah cukup!
Pemenang pertarungan ini sudah jelas. Tak ada lagi yang perlu diperlihatkan.”
“Ku katakan
padamu ya Shijima!” Sahut Gaara.
“Aku tak bisa menutup mataku terhadap Ninja
pelarian. Lagi pula Hakuto dan Shigezane tidak ingin kembali ke desa.”
Lebih dari
itu, Gaara tidak ingin Hakuto kembali ke desa, dan semata-mata hanya menjadi
‘burung dalam sangkar’ . Setidaknya untuk dipaksa menikah dengan Gaara.
Bukan karena
Gaara berpikir bahwa Hakuto adalah wanita yang buruk. Sebaliknya,
hal itu sangat berlawanan. Karena hal
itu sangat berlawanan, Gaara tidak bisa memaksakan kehendaknya dengan
membawanya kembali ke desa.
“Orang yang
telah tertelan pasirku, bahkan tulangnya-pun tak akan tertinggal.” Ucap Gaara,
“Air terjun pemakaman pasir ini akan mengirim seseorang ke ‘sisi lain’ tanpa
rasa sakit sedikitpun.”
Pasir mulai
membungkus sekeliling mereka, namun –
“Berterus-terang
dan tak menarik kembali kata-kata yang telah diucapkan. Itu adalah jalan Ninja
kita….!”
Ya, itu
memang benar. Janji Gaara
untuk melindungi Hakuto bukanlah suatu kebohongan.
⁰ₒ⁰
“Ah..”
Saat itu,
Shijima dengan jelas melihatnya: Hakuto
sedang tersenyum. Adik
kecilnya tersenyum, seakan-akan mereka akan dibebaskan. Bukan karena
dia menyerah. Tapi karena
dia percaya. Ini adalah
hal serupa yang terjadi, sama dengan ketika – Shijima tak jadi menbunuh Gaara. Kedua mata
itu.. membuat orang lain mempercayainya. Dan juga.
Hari ini. Semua yang Shijima lakukan adalah semata-mata untuk bertemu dengan
adiknya.
⁰ₒ⁰
Seluruh
wilayah Sunagakure sekarang sudah di bawah kendali Kankurou dan para anak
buahnya.
Toujuurou
menjadi sangat, sangat puas dengan laporan yang tayang dari layar monitor dan
juga sistem komunikasi. Dia memberikan anggukan kepuasan pada dirinya sendiri.
“Baiklah!
Sekarang tinggal…… Meizuru! Pergi dan tangkap Kankurou!”
“Maaf, apa
yang Anda katakan?” Sesuai dugaan, Meizuru Nampak terkejut.
“Sudah jelas
kan? Kita tak bisa membiarkan pemimpin Kudeta bebas berkeliaran.” Ucap
Toujuurou.
“Tangkap dia, dan asingkan anggota klan Kazekage yang tersisa. Lalu,
setelah itu.. hanya perlu mengangkatmu menjadi Kazekage dan upaya reformasi
telah selesai.”
“Anda
menjebak tuan Kankurou?”
“Bukan hal
baru bagi dunia Shinobi, menggunakan tipuan pada hal yang mereka rencanakan.
Kadang kau juga harus menipu sekutumu juga. Meskipun dalam masalah ini, kau tak
bisa sepenuhnya menyebutku sebagai sekutu. Ngomong-ngomong, ini sudah merupakan
cara yang tepat untuk menyingkirkan pengendali kugutsu kuno macam dia. ”
Bukankah
begitu?
Tiba-tiba
tubuh Meizuru pecah.
Anggota
tubuh, leher, perut. Semuanya pecah menjadi kepingan-kepingan, jatuh ke lantai
bersamaan dengan pakaiannya.
“A-apa?”
Toujuurou tergagap. “A- a- a- apa –“
“Tentang
apa? Apa yang ingin Anda tanyakan?” Suara yang santai keluar dari kegelapan,
wujudnya bergerak dalam bayangan.
Wajah putih.
Dengan beberapa coretan merah.
Kankurou.
“T-tidak
mungkin.” Toujurou tercengang.
Monitor-monitor
itu dengan jelas menayangkan jika Kankurou sedang mengambil alih kantor
Kazekage. Namun
Kankurou yang saat ini sedang berada di hadapannya bukanlah genjutsu. Dia tak
seharusnya berada disini. Tak peduli berapa umurnya, mereka tak harus mampu
mengelabuhi mata seorang Jounin.
“Jelas, ini
bukan genjutsu.” Ucap kankurou.
“Kugutsu?”
“Bingo!”
Kankurou memamerkan seringai liciknya. Tersenyum dengan lebar. “ Berkat laporan
tentang kelompok yang datang dari bulan itu, aku jadi punya banyak ide baru.
Aku memakai benang chakra yang sangat tipis, yang tak dapat dilihat oleh mata
telanjang. Aku mengelabuhi Anda dengan teknik pengendalian boneka jarak jauh.
Tidak pernah ada Shinobi yang bernama Meizuru itu. Anda hanya berbicara pada
Kugutsuku sepanjang waktu. Berkat itu pula aku jadi bisa mengumpulkan banyak
bukti dan kesaksian tentang Anda.”
“Sebuah jutsu
yang tak aku ketahui…….. Katamu?!”
Toujuurou
mengelak.
Dia sedang
merasakan sesuatu, sebuah rasa yang telah lama dia lupakan: Takut.
“Ke-kemudian
Gaara juga…………?”
“Sudah jelas
kan? Dia mengetahui ini dari awal.” Ucap Kankurou.
“Jika dia tidak tahu jalan
pikiran Anda dari awal.. bagaimana bisa aku membuat video palsu macam ini?”
“Pa-palsu..?
A-apakah ini ninjutsu?”
“Lebih tepat
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi dibandingkan dengan ninjutsu.
Meskipun kita harus menggunakan elemen petir untuk menghidupkannya.” Ucap
Kankurou, dia kemudian menjentikkan jarinya dengan treatical.
Amagi muncul
dari belakangnya, dan menangkap Toujuurou.
“Sedangkan
pasukan di oasis itu..” Lanjut Kankurou,
“Temari menghubungiku dan
menginformasikan jika Baki sudah melumpuhkan mereka sepenuhnya. Singkatnya,
Anda bisa menyebutnya ‘Skak mat’. Huh?”
“Waktu telah
berubah…. Apa-apaan ini?” Toujuurou menggantung kepalanya, mengekspresikan
sakit hatinya yang mendalam.
Dia belum
bisa mengakuinya.
Waktu telah
bergulir dan orang-orang telah berubah. Ninjutsu yang tak dia ketahui telah
diciptakan. Shinobi yang tak dia kenal sudah lahir.
Tentu saja,
hal ini juga karena faktor usianya yang sudah tua.
“……. Aku tak
akan membantahnya.” Ujar Toujuurou. “Aku mengerti itu sekarang.”
“Mengerti
apa?”
“Sunagakure
sedang mencoba melangkah untuk menemukan masa depannya. Aku terus melihat ke
belakang, melihat para kazekage yang sebelumnya. Sehingga aku tak pernah
memperhatikan bagaimana kalian tumbuh dan berkembang di belakangku.. Aku
bermaksud untuk membuat Gaara menjadi Kazekage, kemudian memanipulasinya.
Namun, semuanya ternyata……Kau tahu kan?”
Toujuurou membulatkan matanya,
seolah-olah di dalam mata itu ada api yang menyala-nyala. “Suatu hari kau juga
akan merasakan, kepedihan karena waktu begitu saja berlalu. Suatu hari kau akan
merasakan juga bagaimana generasi baru akan melampauimu.”
“Nah, Anda
tahu.” Kankurou menepuk bahu Amagi. Sebuah senyuman bangga menghinggapi
wajahnya.
"Aku benar-benar menantikannya kok.”
⁰ₒ⁰
Sepuluh atau
bahkan lebih, ada banyak Shinobi yang tumbang di bawah kaki Baki. Mereka
adalah anak buah Toujuurou. Mereka semua datang dengan niat untuk membunuh
Gaara. Masing-masing
dari mereka telah tersungkur ke tanah berkat pedang Baki.
Jika
berpikir soal Gaara, dia bahkan rela bermain peran, berpura-pura terbodohi di
depanku untuk menarik perangkap ini. Dia tak
sedikitpun merasa marah karena sudah ditinggalkan dalam kegelapan.
Sebaliknya
dia justru merasa senang.
Era sudah
benar-benar berubah.
Yondaime…..
Sepertinya pekerjaanku akhirnya telah selesai.
Baki mulai
serius mempertimbangkan tawaran para tetua yang berulang kali menawarinya untuk
dilantik menjadi seorang penasihat.
⁰ₒ⁰
“Baiklah.”
Seorang shinobi Konoha yang dari tadi berada dibawah naungan batu sekarang
keluar dari tempatnya berada. “Selesai.”
“Akhirnya.”
Sahut Gaara.
Shijima juga
mengenali wajah Shinobi itu, dia pernah melihat fotonya dalam dokumen.
Nara
Shikamaru.
Dia adalah
tunangan kakak perempuan Gaara – Temari.
Dia pergi
tanpa mengatakan jika dia juga telah menerima surat yang telah dipercayakan
Gaara pada Temari.
“Ya ampun..”
Gerutu Shikamaru.
“Kau memanggil orang untuk membantumu di segala permasalahn
kecil. Nampaknya aku sudah direpotkan oleh adikku sendiri.”
Shikamaru
menggaruk dahinya, wajahnya begitu santai. Seolah kau tak pernah mengira bahwa
dia adalah otoritas atas di dalam perserikatan Shinobi.
Shikamaru
juga yang menjadi salah satu penyelamat Temari saat terjadi pertempuran di
tempat pertemuan pernikahan Gaara. Dia juga menerima surat Gaara dari Temari.
Dan mulai membuat persiapannya. Hal ini juga terjadi tanpa dikatakan, bahwa
surat Gaara adalah antisipasi masalah, untuk meminta pertolongan darinya.
“Kau telah
mengawasi pertemuan pernikahanku dari awal kan?” Sahut Gaara.
“Sehingga membuat
kita menjadi seperti sekarang ini, kakak.”
“Tch.” Pasti
Shikamaru telah banyak menahan dirinya selama pengintaian tersembunyinya. Saat
ini dia mengambil sebatang rokok kemudian mulai menyulutnya.
“Si ninja pelarian
Shigezane. Menyerang dan membunuh nona Hakuto, Kau Gaara.. Kau kemudian
membunuh Shigezane sebagai balasannya, Kau lalu berkabung atas hilangnya nona
Hakuto. Nah, aku rasa dengan menceritakan hal itu secara terus-menerus saja
sudah cukup.”
“Cara
berpikirmu yang cepat sangat membantu.”
“Kisah
seperti ini sudah umum.” Ucap Shikamaru, menghembuskan napasnya. Asap putih
yang dihasilkan dari tembakau itu melayang-layang di langit pagi.
“Ketika aku
mendengar kejadiannya dari Temari, aku sudah menebak.. hal semacam ini bisa
saja menjadi penyebabnya.
“Air terjun
pemakaman pasir itu tak meninggalkan apapun, tulang-pun juga tidak. Seiring
dengan kesaksianmu tentang apa yang kau lihat, semua terjadi dari segi
penglihatanmu. Kakak, akan dipastikan tak seorangpun yang menjadi objeknya.”
Kata Gaara,
“…. Dan, setelah itu. Jika ada dua Shinobi baru yang datang ke
Konoha untuk menetap disana, hal itu tak ada hubungannya lagi denganku.”
“Itu.. jelas
tak akan terjadi.” Shikamaru menjawab pernyataan Gaara dengan senyuman lebar.
“Ah..”
Shijima nampaknya hampir saja menangis.
Itu karena
dia bisa dengan jelas melihat dua orang bergerak dari bawah pasir Gaara. Pasir itu
hanya melilit mereka dan menyembunyikan mereka dari pandangan langsung.
“Ini
hanyalah taktik lama untuk beralibi.” Kata Gaara.
“Aku agak malu sebab kau
telah melihatnya.”
“Membuat
strategi adalah suatu hal yang bisa digunakan ketika sebuah permasalahan
datang.” Jawab Shikamaru.
“Tidak ada seorangpun di klan Houki yang pernah
melihat wajah Hakuto tanpa make up. Sehingga hal itu tak akan menjadi masalah.
Kita juga harus membuat perubahan pada wajah Shigezane, meskipun hanya
sedikit.”
“Kalau
begitu, kita akan menyerahkannya pada Hakuto.”
“Ya! Benar.”
“Dan jika
kau bisa, ambil Hakuto sebagai saudara perempuanmu… lihat Temari. Kebiasaan dan
cara hidup di konohagakure berbeda dengan Sunagakure. Hakuto akan merasa lega
apabila dia punya kenalan yang mengetahui lingkungan barunya.”
“Aku sudah
melakukannya, ya! Melakukannya. Tenang saja, aku tak akan mengerjakannya dengan
buruk kok.” Kata Shikamaru, dia kemudian menoleh dengan cepat.
Ini adalah
cara lain untuk mengatakan.. ‘serahkan sisanya padaku.’
“Ayo pergi
Shijima.” Ucap Gaara.
“Eh…”
Shijima tak
tahu harus menjawab bagaimana.
‘Aku adalah
pengkhianat, jadi.. apakah aku akan dilenyapkan?’
Tak peduli
apapun.. pikiran itu belum juga terhapus dari kepalanya. Tidak
berarti dia tak mempercayai Gaara.
Hanya saja
dia tak pernah dikenal dunia selain dikenal sebagai seorang pengkhianat yang
berhasil disingkirkan. Dia benar-benar tidak tahu harus bersikap bagaimana
kepada Gaara.
“……….”
Sejenak,
Gaara melihat keadaan Shijima. Dia kemudian menggaruk kepalanya, seakan-akan
dia sedang berada dalam sebuah problema.
Dia
tiba-tiba menyadari kalau Shikamaru terus-menerus menyelinapkan pandangan,
mengintip ke arah Gaara dan Shijima. Seringai aneh yang mengekspresikan
kegembiraan terlintas di wajahnya. Nampaknya dia telah mendengarkan sebuah
gosip yang membuatnya penasaran.
Gaara
menghela nafasnya dan lanjut bicara.
“Apa ada
kesalahan? Kau telah menuntaskan misimu.” Ucapnya.
“Kembali ke oasis sebelum
matahari terbit.”
“Apa
benar-benar tidak apa-apa ya?”
“Kebenarannya
adalah apa yang baru saja dikatakan. Jika aku harus menyingkirkanmu disini..
itu akan berlawanan dengan ‘kebenaran’ itu.” Nada suara Gaara tidak dingin,
sebaliknya.. kata-katanya terdengar begitu hangat.
“Mulai saat ini, Sunagakure
membutuhkan ninja sepertimu juga.”
“…… Ya,
tuan.” Shijima melepaskan kacamatanya, membungkuk dengan mata tertutup. Dan
kemudian, sekali lagi dia menatapnya dari balik matanya yang tersegel dan
ditutup.
“Mulai saat ini, saya akan melayani anda Kazekage. Jika saya mampu,
saya juga akan mempertaruhkan hidup saya.”
“Aku akan
mengandalkanmu.”
Gaara hanya
mengatakan jawabannya, berkata seperlunya saja. Dia kemudian melompat keatas. Shijima juga
melompat maju. Mengikuti dia.
Setelah
melihat pasangan ini melewati kepulan debu, wajah shikamaru terlihat puas.
Sembari memulai pekerjaannya, mendobrak penghalang pasir yang menyembunyikan
Hakuto dan Shigezane, sehingga mereka bisa keluar.
⁰ₒ⁰
“Akhirnya
selesai juga. Huuhh.”
Tiga
bersaudara itu berdiri di atas bukit yang menghadap ke seluruh penjuru
Sunagakure. Mengawasi desa yang akhirnya kembali tenteram. Proses
pengolahan keributan setelah terjadinya kudeta ini berjalan dengan cukup
lancar.
Kankurou
telah memerintahkan anak buahnya untuk menahan para tetua yang bersimpati
dengan Toujuurou, sehingga dengan cara ini, rasanya seolah sebuah infeksi telah
dibersihkan.
Setelah itu,
secara diam-diam Gaara menjalankan hukum desa. Toujuurou dan para anteknya di
akuisikan namanya, kemudian diusir dari pusat desa.
“Oh astaga.
Aku benar-benar ingin tidur.” Muncul kantung mata di wajah Kankurou. Kantung
mata ini tidak ada hubungan dengan make up-nya. Dia menghabiskan seluruh
waktunya dengan membuat kudeta palsu dan terus-menerus memberikan perintah
kepada anak buahnya.
“Kau tak
akan berkata seperti yang dikatakan oleh Shikamaru?” Tanya Temari.
Wajah
Kankurou terlihat konyol, sehingga Temari menunjuknya sambil tertawa. Gaara
juga tersenyum kecil.
Ketika
tersenyum, ada sesuatu yang mirip di wajah tiga bersaudara ini. Garis
keturunan mungkin saja adalah suatu hal yang mengikat seseorang. Namun, mereka
juga merupakan suatu ikatan.
Bahkan,
sekalipun mereka terpisah, mereka tetap saja.. masih saudara kandung. Dan tak
lama lagi.. Keponakan laki-laki, keponakan perempuan akan bisa pergi dan
bertemu dengan keluarga baru seperti itu juga.
“Kalian
berdua tidak berubah. Iya kan?” Gaara memperhatikannya.
“Che.”
Gerutu Kankurou.
“Fufufu..
Bisa jadi.” Jawab Temari.
Ada banyak
hal yang telah berubah, namun ada juga hal-hal yang tidak berubah. Seperti
gurun pasir, pikir Gaara.
Angin
terus-menerus berhembus di gurun pasir, tempat dimana dia dilahirkan.
Menciptakan wujud-wujud baru sepanjang waktu. Namun bagaimanapun juga, tempat
ini masih saja gurun pasir.
Gaara
percaya bahwa dia juga akan menjadi seperti itu.
⁰ₒ⁰
Shinobi
adalah mereka yang sanggup bertahan.
Mereka
bertahan dalam kemustahilan, bertahan dari kesulitan. Dan… mereka terus
berjuang.
Shinobi bisa
mengalahkan situasi yang paling tidak mungkin.
Meskipun
bilah-bilah pedang menghujani mereka, semangat mereka tak akan pernah memudar.
Mampu
menanggung beban..
Itulah
Shinobi.
Dan, itulah…
Gaara.
Dan itulah
kenapa… mulai saat ini juga.. Angin yang bertiup menyelimuti Sunagakure selalu
menyenangkan.
ₒₒₒENDₒₒₒ
buatin versi pdf yang bisa di download dong
BalasHapusyeh, yg penting gaara tdk jadi menikah
BalasHapusSaya juga seneng Gaara gak jadi menikah :")
HapusIya samaaaaaa.....kl gara jd menikah...bisa patah hati nich gue....
HapusSempet jealous karena Gaara mau menikah, Hahaha ternyata hanya orang ketiga. Malang betul sih nasib Kazekage ganteng ini. Mendengar dia berkata "bertanam kaktus" bikin ngakak puas ya Allah, polosss
BalasHapusGaara sang pangeran padang pasir. Awalnya kesal karena Hokuto menjadikan gaara sebagai korban utk keegoisan utk melarikan diri dari kehidupan klannya.. dan takut Gaara dibunuh akibat rencana kudeta mengerikan itu.. tapi syukurlah 3 bersaudara ini saling menyayangi dan mempercayai.. 😄😄😄
BalasHapuslah ko gak jadi nikah ? T_T seharusnya dia nikah T_T nanti kalo gaara gak ada keturunan, pas dia mati, gak ada yang bisa di liatin T_T
BalasHapusAlhamdulillah gaara gak jadi nikah....bisa patah hati aku, kalau gaara nikah
BalasHapusMudah2 Gaara nikah sama cewek yg baik.. sma si Shijima.. dripada nanti jadi kesepian atau paling parah jdi Gay
BalasHapus. Wkwkwkwkwkw
Min, Ijin post yang bagian ttg Sakura ya 🙏
BalasHapusBikin cemburu byngin pertmuan gaara am hakuto.. Syukurlah g jd nikah, ckup angkat anak aja ckep kyk shinki..
BalasHapus