Kakashi
dibawa ke tempat penyimpanan bahan makanan di dapur. 2 shinobi musuh dengan
keras menendangnya ke dalam ruangan itu, lalu 'kachan' terdengarlah suara mengunci
pintu, ya, mereka mengunci Kakashi dalam ruangan. Shinobi musuh menertawai dan
mencemooh:
"Percaya
nggak sih? Kami menangkap Hatake Kakashi yang itu lho!"Mereka terus
berteriak dan mengejek.
Rekan musuh
yang lain bahkan tertawa lebih keras:
"Ya!
Aliansi Persenjataan Ryuuha memang yang terbaik!"
Sementara
itu, tekanan atmosfer dalam kapal menurun. Sudah jelas oksigen-nya bakalan tak
cukup. Jika otak tidak mendapat pasokan oksigen, manusia akan berperilaku
abnormal dan sensasional.
Shinobi
musuh terus mengejek Kakashi, menendang dan menggedor-gedor pintu. Kakashi
tetap memikirkan situasinya. Mood Kakashi buruk, kemampuan konsentrasi dan
bakat penilaiannya mulai menurun karena kekurangan oksigen. Badannya tak
bertenaga, kesadarannya bisa saja menghilang. Tak lama lagi, bahkan bisa
mengalami koma atau pingsan. Kemungkinan terburuknya, bisa mati.
Dan, karena
situasinya berisiko tinggi bagi Kakashi, ia memutuskan untuk segara mengambil
tindakan. Sebagai antisipasinya ia menganggap musuh akan kehilangan kemampuan
penilaian situasinya.
Kakashi
mengamati tumpukan sayuran dan daging di rak, ada juga botol susu sapi. Setelah
berpikir sebentar, ia memutuskan untuk menggunakan botol susu itu.
Dia
mengambil botol pertama, lalu mencabut penutup gabusnya. Diiringi suara
'gokugoku' suara tegukan berulang, ia meminumnya. Setelah itu, ia mengambil
botol lagi. Namun, ia menahan susu itu dalam mulutnya.
Setelah
menyiapkan mental dan menyiapkan diri, ia kemudian membuat suara tersedak
sekeras mungkin. Dia memuntahkan susu yang ditahan di mulutnya tadi. Dia
berusaha untuk batuk sekeras-kerasnya dengan suara
tersedak. Dia memuntahkan susu lagi yang ditahan di mulutnya.
Setelah
mengulanginya sebanyak 3 kali, situasi di luar pintu menjadi tenang.
Kakashitahu bahwa musuh mendengarkannya dengan hati-hati.
Tanpa
menunda, dia memposisikan tubuhnya seperti tulisan "く"
(menyiku). Dia berbaring di lantai.
Dengan
segera, penutup jendela yang berada bagian atas pintu terbuka. Telihat bola
mata musuh mengintip, menatap pergerakan Kakashi.
"Oi...
apa yang terjadi?"
"Uuu...
uuuuu..." Kakashi pura-pura sakit.
Berpura-pura
menutup mulutnya, ia memasukan jari ke tenggorokannya. Kakashi kemudian
berhasil memuntahkan sebagian susu yang telah ia minum beberapa waktu yang
lalu.
"Ap-
Apa?" Shinobi musuh melihat Kakashi tersedak dan memuntahkan zat putih
dari mulutnya. Shinobi musuh terkejut.
"Kakashi
muntah!" teriak mereka.
"Ke-
Kepalaku sakit..." Kakashi gagap berbicara dengan napas yang berat.
"Ke-
Ketinggian kapal... meningkat..."
"Apa,
apa yang ingin kau katakan?"
"Tidak
kah... Kalian semua... mengerti? ... Dengan atmosfer yang tipis ini... Kapal
ini... mungkin...
sekarang... melebihi ketinggian 18.000 meter..."
Tentu saja, Kakashi berbohong.
"Terus
gimana?" Musuh malah bingung.
"Kalau
ketinggiannya segitu, lalu apa hubungan dengan muntah-muntahmu?"
"Hah,
kalian tidak mengerti? ... Ketinggian 19.000 merupakan titik didih darah...
Suhunya akan sama dengan suhu tubuh manusia"
Ini adalah
fakta.
"Jadi,
apa yang harus kita lakukan?" Musuh belum paham intinya.
"Meski
begitu, kau takkan muntah, kan?"
"Menurut
pengamatanmu... 5 menit lagi (ketinggian mencapai 19.000 meter)"
Para musuh
saling pandang.
"Dalam
5 menit ... Jika ketinggiannya terus naik... dalam 5 menit... Ketinggian akan
mencapai 19.000 meter"ucap Kakashi perlahan.
"Darah
kita... akan mendidih karena suhunya... semua orang akan mati..."
Ketika musuh
mendengar kata-kata terakhir Kakashi, mereka berperilaku panik. Saat Kakashi
melihat reaksi mereka, ia merasa kasihan karena telah membohongi mereka, bahkan
ia ingin meminta maaf.
"Ap-,
Ap- Ap- Apa yang harus kita lakukan !?"
Salah satu
musuh sudah kehilangan akalnya. Musuh yang lain bergerak kebingungan.
"Jika-,
Jika kita tidak segera memberitahu Rahyo-sama..."
"Sudah
tidak ada waktu lagi!" Kakashi teriak dengan suara berat.
"Biarkan
aku keluar dari sini... Dengan resiko yang tinggi dan situasi genting seperti
ini, aku akan membuat lubang di komponen apung dengan teknik milikku. Kita tak
punya pilihan lagi selain menurunkan ketinggiannya! "
"S-
soal itu... tapi kau masih dalam pengaruh Jisarenhyou milik Kahyo-sama. Kau tak
bisa menggunakan chakra (sembarangan), kan? ..."
Dan sekali
lagi, Kakashi memasukan jari ke tenggorokannya sendiri. Dia sengaja membuat
dirinya muntah susu.
"Kalian
pikir siapa aku..."Sambil bernafas dengan suara
tereng-engah, Kakashi duduk.
"Aku
adalah Hatake Kakashi... Dari Konoha"
Musuh saling
mengangguk satu sama lain. Mereka memutar kunci. Bahkan, mereka ada yang
mencoba untuk mengulurkan tangan kepada Kakashi untuk berdiri.
Mata Kakashi
berkilau dan bersinar.
Dogaa!
(Bukk!)
Bakii!
(Duaarr!)
Kakashi
mengalahkan kedua musuh. Semenit kemudian, Kakashi mengurung shinobi musuh yang
pingsan ke tempat penyimpanan makanan. Dia kemudian meninggalkan dapur. Dia
melompat turun dari perancah yang tergantung di palka (tempat penyimpanan
barang-barang) kapal.
Sekali lagi, ia ingin memanggil Pakkun dan ninken
lainnya. Namun, cara dia mengatur chakra dalam tubuhnya telah berubah. Dari
ujung kaki sampai tubuh bagian atas akan membeku jika ia melakukan Kuchiyose.
Kakashi tak
punya pilihan selain pergi mencari Aobiko sendiri. Ada kotak kayu menumpuk di
dalam palka kspal. Tapi apa pun itu sepertinya tidak ada hal yang mencurigakan.
Ada alkohol dan bahan makanan, serta rompi parasut...
Saat terjadi
kontak dengan air, Aobiko akan meledak. Dalam wadah normal, uap air dapat
meresap ke dalamnya. Air dan Aobiko harus bercampur pada waktu yang tepat. Jadi
seharunya ada wadah khusus untuk Aobiko. Namun, tidak ada hal seperti itu yang
terlihat dalam kapal. Sebuah sensasi tak menyenangkan terasa di dada Kakashi.
Dia berpikir,
"Jika aku jadi Rahyo, di mana aku menyembunyikan
Aobiko?" Dia tetap tak bisa mengiranya.
Kakashi
melihat ke arah komponen daya apung. Pada perancah yang menggantung di udara,
ia sedang memikirkan bagian bawah kantung udara dari Tobishachimaru tersebut.
Jika Rahyo bermaksud membenturkan kapal ke Houzukijyou, mungkin dia telah
menyiapkan dan menyembunyikan Aobiko dalam kantung udara. Begitulah kemungkinan
skenario yang paling efisien.
Soal
kelembaban air, mereka bisa menggunakan es Kahyo. Dampak benturan akan membuat
kantung udara meledak. Es akan larut, kemudian Aobiko akan meledak.
Lalu
Houzukijyou akan benar-benar hancur. Kakashi barbalik. Dia berpikir lagi.
Skenario semacam itu tidak bisa benar. Dia telah menyangkal perasaannya dari
awal.
Jika Tobishachimaru menabrak Houzukijyou, maka Garyo kemungkinan secara
tidak sengaja akan mati jika skenarionya memang begitu. Padahal mereka berniat
untuk menyelamatkannya. Di daratan, kaki tangan musuh sedang bersiaga.
Kemungkinan Rahyo bermaksud menjatuhkan Aobiko dari langit ke Houzukijyou.
Sementara
Shikamaru dan shinobi lainnya menghadapi kerusuhan, musuh pasti akan mencoba
menyelamatkan Garyo. Kakashi kemudian melakukan kontak pikiran dengan Ino lagi.
Ia mengatakan bahwa menurutnya rencana Rahyo adalah menjatuhkan Aobiko dari
kapal. Dalam hal ini, serangan tersebut bisa dijadikan sinyal sebagai isyarat
serangan. Kakashi memperingatkan, mereka harus berhati-hati dan mewaspadai
lingkungan sekitar.
Kemudian,
Kakashi mendengar langkah kaki yang bergema melalui kekosongan palka kapal.
Kakashi segera bersembunyi di balik tumpukan kotak kayu. Dua shinobi terlihat.
Mereka mencoba untuk mengangkat sebuah kotak kayu, yang tampaknya memiliki
segel yang tidak diketahui di atasnya.
Lambung
kapal miring tertiup angin. Salah satu shinobi, yang memegang satu sisi kotak
kayu, tiba-tiba lengah. Musuh lain yang mengangkat sisi lain kotak kayu
kemudian menegur temannya:
"Hati-hati!
Mau mati ya?!"
Dengan sikap
mengancam, orang yang hampir menjatuhkan kotak kayu itu kemudian memucat.
Mungkin karena mereka mengalami hipoksia karena ketinggian, konsentrasi
mereka menurun. Dengan hati-hati mereka terus membawa balok kayu tesebut.
Mereka berbalik menuju ruang makan. Kakashi segera memeriksa balok kayu yang
tersisa. Nampaknya mereka telah membawa kotak yang dikemas dengan rompi
parasut.
Sulit bagi
Kakashi untuk mengikuti shinobi tersebut, karena dia tak bisa mengatur chakra.
Dia berjalan di papan yang miring. Lewat perancah, dia kembali ke dapur. Dia
hendak menggunakan saluran ventilasi, tapi ia mempertimbangkannya kembali.
Dia
diam-diam mendekati ruang makan lagi. Ia tidak bisa mengatur chakra dengan benar,
jika Kahyo menyerang dengan es lagi, dia pasti tak berdaya.
Untungnya,
dapur dan ruang lain dibatasi dengan sebuah pintu. Di dekat pintu masuk itu,
ada grand piano yang sebelumnya hancur. Kakashi segera melompat ke tempat
gelap, ia mengawasi keadaan sekitar. Rahyo berada di dekat pintu ruang kendali.
Terlihat kotak kayu baru saja dibuka.
Di atas
kepala, lampu yang tergantung miring bergoyang dan itu berbahaya. Para
penumpang telah ditangkap musuh. Mereka dikumpulkan di dekat es yang menutup
lubang. Kahyo juga terlihat disana. Rahyo mengatakan kepada mereka bahwa
Aliansi Persenjataan Ryuuha tidak suka pembantaian tanpa alasan. Mulai
sekarang, mereka akan membebaskan para sandera. Para penumpang saling melirik.
Shinobi musuh sedang mempersiapkan rompi parasut. Terdengarlah teriakan
sukacita dari para penumpang.
Kahyo
meminta maaf kepada mereka. Dia bahkan membantu penumpang mengenakan rompi
parasut. Di luar kapal, angin menderu. Tobishachimaru gemetar dan
berderak-derak. Kapal itu akan bergejolak. Para penumpang benar-benar terpesona
oleh pembebasan mereka secara tiba-tiba dari mimpi buruk mereka. Mereka tak
tampak curiga mengenai hal itu. Mereka semua berebut untuk mengenakan rompi
pertama. Rahyo berteriak kepada mereka untuk tidak panik. Parasutnya pasti
cukup untuk mereka semua.
Sementara
itu, intuisi Kakashi memberitahu kepada dirinya sendiri bahwa ada yang aneh.
Dia heran mengapa Rahyo melepaskan penumpang begitu saja. Kahyo terlihat yakin
membantu penumpang. Tidak ada niat jahat yang terlihat dari Kahyo. Tampak
seolah-olah musuh benar-benar menyesal, dari lubuk hati mereka yang terdalam.
Rahyo bertanya apakah semua orang sudah memakai rompi. Jika mau melompat,
mereka harus menarik tali yang ada di depan dada mereka terlebih dahulu,
sehingga parasutnya akan terbuka. Kahyo mengayunkan lengannya, es yang menutupi
lubang di lambung kapal meleleh. Es itu lenyap seketika. Dari luar, angin dan
awan yang bertiup kedalam.
Ada
keributan di antara penumpang. Mereka berjongkok di lantai. Musuh-musuh
mengulurkan tangannya kepada mereka. Satu demi satu, para penumpang melompat
keluar dari kapal. Rahyo bertanya kepada bawahannya berapa kecepatan angin
sekarang, dan bertanya dimana para sandera akan mendarat. Kakashi tak berkedip
melihat mereka dari jauh.
Kakashi
berpikir: Kenapa mereka membebaskan para sandera? Kenapa baru sekarang? Dia
melihat situasi di luar jendela. Hanya ada awan hujan berwarna abuabu. Kakashi
terus berpikir mengenai situasinya, Lalu, keenapa Rahyo memikirkan tempat
pendaratan penumpang?
Oh tidak ...
Dalam
sekejap, Kakashi tersadar. Ketika mereka sedang mengambil parasut dari gudang,
musuh tidak sembarangan menjatuhkan kotak kayu. Pada saat itu, musuh tampak
cemas. Kakashi kemudian menyadari apa sebenarnya rencana Rahyo...
Tanpa pikir,
Kakashi menggerakkan tubuhnya. Dia berteriak kepada para penumpang untuk
menghentikan apa yang sedang mereka lakukan. Mereka tidak boleh memakai rompi
itu! Rahyo terkejut ketika Kakashi melompat keluar dari balik piano. Dia teriak
kepada Kakashi:
"Apa
lagi yang ingin kau lakukan?" Kakashi berteriak kembali kepada mereka
"Ada
Aobiko dalam rompinya!"
"Saat
mendarat karena benturannya, rompi itu akan meledak!"
Kahyo
membuka matanya dengan lebar. Dia kemudian menatap Kakashi, lalu menoleh
kembali ke arah Rahyo. Kemudian ia melihat Kakashi lagi. Para penumpang
kemudian mengatakan bahwa rompi itu tidak mau lepas: secara fisik rompi itu
sudah terkunci pada tubuh mereka. Rahyo tertawa, dan mengatakan bahwa semuanya
sudah terlambat.
Dengan
perintah Rahyo, para bawahan musuh menarik penumpang yang mencoba melarikan
diri. Satu demi satu, musuh melemparkan penumpang dari kapal; jeritan mereka
berlahan memelan sampai tak terdengar karena jatuh kebawah. Sementara itu,
Rahyo menunjukan wajah muram kepada Kakashi. Sekali lagi Rahyo teriak:
"Jika
saja mereka melapaskan Garyo-sama, situasi ini bisa saja dihindari. Tanggung
jawab jtuh pada Konoha."
Kemarahan
yang teramat sangat, meledak dalam diri Kakashi. Dengan cepat, ia melompat ke
arah musuh.
"Hyouton:
Saihyoudzuchi!"(Elemen Es: Palu Es Penghancur!)
Seketika,
Rahyo memasang kedua tinjunya untuk mencegat Kakashi.
Kakashi
dengan gesit bergerak ziz-zag (untuk menghindari serangan) Dia mendorong musuh
dengan Kunai. Karena dalam kondisi saat ini, ia tidak bisa mengatur chakranya, sehingga
kecepatannya terbatas.
Menghindari
ujung kunai, Rahyo menggerakan tubuhnya. Tinjunya telah berubah menjadi baja.
Rahyo kemudian melancarkan tinjunya ke perut Kakashi.
"Guhaa!"
Gelombang
udara muncul dari tubuh Kakashi. Kemudian dengan tendangan Rahyo, Kakashi
terlempar ke sudut ruangan.
Dengan
segera, Kakashi memperbaiki posisi tubuhnya. Dia hendak memulai serangan
berikutnya.
"Shiden!"(Petir
Ungu!)
Kakashi tak
peduli jika tubuhnya membeku. Dia mengeluarkan Ninjutsu.
"Apa!?"
Rahyo meringis.
Petir
menjadi pisau yang berjalan disepanjang lantai. Dengan segera, Chakra di
seluruh tubuhnya tersebar. Akhirnya, es merangkak naik sampai pinggang.
Rahyo dengan
cepat melompat ke belakang.
Akan tetapi,
Kakashi tidak mengincar Rahyo.
Petir
berwarna ungu melanda penumpang. Serangan Kakashi memotong rompi parasut yang
melekat pada tubuh mereka.
Serangan itu
adalah pertaruhan besar bagi Kakashi. Jika meleset sedikit saja, Aobiko mungkin
akan meledak. Satu per satu, jepitan dari rompi lenyap menjadi bunga api. Para
penumpang kemudian bisa melepas rompi itu, dan mejauh dari lubang di kapal.
Kakashi melirik situasi mereka saat ini. Kakashi memperkuat gigitannya sendiri,
sambil ngos-ngosan dengan satu kaki berlutut di tanah.
Kakashi
kehabisan chakra, meski ia hanya menggunakan sedikit. Mungkin bahkan dengan
risiko hidupnya sendiri, sepertinya hanya tersisa satu tembakan Shiden lagi.
"Sepertinya
ini yang terakhir, ya?"
Rahyo
memperluas senyumnya lalu tertawa. Dia mengacungkan tinjunya ke arah Kakashi.
"Dengan serangan ini semuanya selesai!"
"...Kuu!"
Tidak ada
kekuatan di kaki pijakannya. Kakashi menyilangkan kedua tangannya di atas
kepala untuk menjaga dirinya sendiri saat ia menerima tinju musuh.
Namun, tinju
kuat Rahyo tidak menghantam Kakashi Dengan suara 'gaki', tinjunya di hadang
oleh taring es.
Tercengang.
Musuh juga terkejut.
"Apa
yang kau lakukan, Kahyo!?" Rahyo meraung dengan suara marah.
"Kenapa
kau mengganggu?"
"Kakak,
apakah yang Kakashi katakan tadi benar?" Mata Kahyo yang terlihat
sedingin es menatap Rahyo.
"Apa
rompi mereka berisi Aobiko?
"Te-
Tenang... Kahyo" Rahyo bingung. Dia menjadi kacau.
Tampak
seolah-olah semua keributan sebelumnya tersegel ke dalam setetes air mata Kahyo. Tetesan air
mata Kahyo jatuh. Membeku di tengah udara. Ketika jatuh ke lantai, butiran air
mata itu hancur... bagai kaca yang pecah.
Sampai
kemudian, bagai biji betaburan ditanah, mereka tumbuh. Ketika taring es
meraung, mereka tumbuh keluar dari lantai. Taring-taring es menyerang
Kakashi.
Sekaligus,
Kakashi memposisikan posisi tubuhnya menjadi horizontal. Sebuah es tajam
menyerempet.
Kahyo
melepaskan jutsu dalam waktu yang cepat.
Taring es
itu benar-benar menggeliat bagaikan ular, mengejarnya dari segala arah.
Kakashi
menuju dinding untuk melarikan diri. Es kemudian menghancurkan dinding itu.
Saat Kakashi melompat ke atas, es tersebut mulai menusuk ke langit-langit.
Sambil
mengumpulkan chakra yang tersisa di tangan kanannya, Kakashi melompat ke arah
Kahyo.
"Shiden!"
Dia merasa
gelisah saat ia mencoba untuk menyerang Kahyo dengan Shiden. Tubuhnya tidak
membeku.
Saat
menyadarinya, Kakashi melihat Kahyo telah menutup matanya.
Rasa cemas
menyelimuti Kakashi saat ia menghentikan petirnya yang hanya berjarak 2
sentimeter di depan wajah Kahyo.
"Kenapa
kau tak menyerang?"
"Kau
juga, kenapa kau melepaskan jutsu Jisarenhyou? Selain itu, kenapa kau sengaja
memalingkan seranganmu tadi?"Kata-kata Kakashi terhenti sejenak.
"Apa
kau ingin aku membunuhmu?"
Perlahan,
Kahyo membuka matanya. Wajahnya tak lagi terlihat seperti seorang shinobi. Raut
wajahnya mirip dengan saat pertama kali mereka bertemu... Ya, saat Kahyo
pura-pura jatuh di pelukan Kakashi untuk mengaktifkan jutsunya. Dia kehilangan
kata-katanya, bingung, ekspresinya menunjukan kesedihan yang mendalam.
"Selama
ini... Aku memikirkan kata-katamu". Mata Kahyo tidak bisa dilihat,
tertutup oleh rambut keriting yang panjang. Suaranya bergetar.
"Ketika
dua (bentuk) keadilan bertemu, yang terpenting salah satunya berdiri pada
perspektif musuh, dengan risiko nyawa"Dan buatku... itulah satusatunya hal
yang ingin (kulakukan). Karena pada saat itu, jika orang-orang dari Negara
Ombak seperti itu, yakni berdiri pada perspektif orang lain... bahkan jika cuma
sedikit... mungkin anakku tidak akan mati."
Kakashi
terdiam.
"Tapi
sekarang, aku... aku melakukan hal yang sama seperti orang-orang yang paling
kubenci... Jadi aku..."
Namun,
kata-katanya tak bisa selesai ia ucapkan...
Pada saat
itu, lambung Tobishachimaru
berayun
dalam skala besar dan miring karena tergejolak. Akibatnya, kawat terakhir
terputus, dan lampu gantung pun jatuh.
Lampu itu
jatuh di atas kotak kayu yang berisi rompi parasut.
Suara
ledakan yang menderu dalam telinga membuat mereka tuli. Api langsung menyebar
di seluruh ruang tunggu.
Ada lubang
besar mulai dari bagian bawah kapal ke sisi kapal. Api berkobar dengan suara
'gouu'.
Akibat
kerusakan kapal tersebut, beberapa musuh terlempar keluar dari kapal.
Perbatasan antara kantung udara komponen apung dan gondola ruang tamu membuat
suara mengerang yang tak menyenangkan. Kemudian, mereka terpisah. Ruang makan,
dan langit-langit terbelah. Kakashi berteriak kepada semua orang untuk
melarikan diri ke bagian belakang kapal. Para penumpang telah jatuh di lantai
yang miring.
"Hyouton:
Jisarenhyou!"
Kahyo
menciptakan es untuk manahan kobaran api yang berasal dari lubang. Namun, angin
yang datang dari lubang memperbesar api. Kebakaran itu dengan cepat menyebar,
mencapai bagian bawah kantung udara. Si jago merah terus menyebar. Jisarenhyou
Kahyo memadamkan api, mencegah penyebarannya meluas. Es nya menyelimuti kantung
udara, ia tidak bisa membiarkan api membakar sampai ke atas.
Kahyo yang
panik membuat segel. Dia kemudian melirik ke arah bslakang Kakashi. Sementara
itu, Kakashi sedang membimbing para penumpang menuju dapur. Dia mengatakan
kepada mereka untuk terus berjalan lurus ke depan, sampai mereka mencapai
buritan kapal. Dari ruang kendali, mereka bisa mendengar sang pilot panik.
Para
pilot jatuh dan juga berusaha untuk melarikan diri dari ruang tersebut. Pilot
memberitahu Kakashi kalau gondolanya jatuh! Kakashi meraih tangan mereka, lalu
mendorong mereka dari belakang ke arah dapur juga. Mereka harus cepat!
Tapi dari
sudut pandang Kakashi, dia melihat Rahyo. Kakashi berlari. Tapi, saat lantainya
runtuh, ia tergelincir. Grand piano kemudian meluncur keluar ke lubang di
kapal, dan membawa lebih banyak musuh yang jatuh.
"Ayo,
Rahyo!" Kakashi membaringkan tubuhnya ke lantai, lalu mengulurkan
tangannya.
"Pengang
tanganku!"
Rahyo heran,
matanya berkedip karena terkejut.
"Cepat!"
Kakashi teriak sangat keras.
"Jangan
lambat!"
Saat Rahyo
berhasil meraih tangan Kakashi, lantai runtuh hampir bersamaan. Tubuh besar
Rahyo kini menggantung di udara.
"...Ku!"
Rasa sakit
yang teramat sangat menjalar di tangannya yang memegang Rahyo. Beberapa saat
kemudian, ia sadar jarinya patah.
Dia tidak
bisa lagi menambah kekuatan genggamannya.
Namun
demikian, ia terus berusaha sekuat tenaga mengamankan Rahyo.
"Tapi, kalau membiarkan segala macam cara demi maksud yang dianggap baik... hal semacam
itu hanya omong kosong ...."
"Jika
kau ingin mengubah dunia... tidak peduli apa
yang terjadi, dan tidak peduli berapa banyak yang menderita, Kau tidak punya
pilihan selain terus merasa benar untuk diri sendiri."
Rahyo
melebarkan matanya.
"Kakak!"
Entah
bagaimana caranya, Kahyo berhasil memadamkan api. Sekarang, lantainya miring.
Dia berlari menanjak. Namun, sudah terlambat.
Saat Kahyo
mengulurkan tubuhnya dan mencoba
menangkap lengan kakaknya itu, bagian bawah kapal runtuh karena guncangan, lalu
mendorongnya jatuh.
Karena
kekuatan runtuhannya besar, Rahyo lepas dari tangan Kakashi. Rahyo terlempar
ke langit. Dari ekspresi wajahnya ia seolah bertanya:
"Kenapa
hal seperti ini bisa terjadi?"
"Kakak!"
teriak Kahyo.
"Rahyo!"
teriak Kakashi.
Mereka tak
bisa berbuat apa-apa lagi. Hukum gravitasi berkekuatan besar, membuat semuanya
terjatuh ke tanah.
"Hatake
Kakashi..." Sambil terus terjatuh, ekspresi wajah Rahyo tiba-tiba terlihat
melunak.
"Shinobi
sepertimu itu apa benar ada?"
Kakashi
memeluk Kahyo di dadanya, Kahyo menjerit dan menangis. Diiringi kelibatan
rambut Kahyo yang panjang, Kakashi melompat ke dapur.
Sedetik
kemudian, setengah bagian gondola robek dan terpisah dari Tobishachimaru, lalu
jatuh ke langit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar