New
KEPADA YANG
TERHORMAT, TUAN HOKAGE KE-6
Di hutan
bagian barat desa, Kakashi sedang duduk di bawah pohon maple yang besar.
Walaupun sekarang bulan Maret, suhu bisa dikatakan cukup hangat. Cahaya
matahari mengintip dari balik celah dedaunan di atas kepalanya.
Ia
mengeluarkan sepucuk surat dari kantung di dadanya. Segera setelah ia melepas
segelnya, secercah aroma yang indah merangkak masuk ke hindungnya. Aroma
tersebut memicu kenangan insiden empat bulan lalu… benar. Insiden dimana
Tobishachimaru dibajak oleh Aliansi Persenjataan Ryuuha. Ia mengingat kenangan
di masa itu.
Tanpa
diduga, ia sedikit menikmatinya. Baru kemarin, mereka melakukan kesepakatan
diantara Lima Kage terhadap pengendalian dan pengelolaan Houzukijyou.
Setelahnya, para kage yang lain, yaitu Tsuchikage, Mizukage, Kazekage dan
Raikage mengunjugi Houzukijyou untuk melakukan inspeksi. Karena Raikage dan
para kage yang lain ingin melihat kemampuan Kahyo dengan mata kepala mereka
sendiri, Raikage mengajak Kahyo untuk bertanding.
Menurut
cerita dari orang-orang yang ada di tempat itu, tinju Raikage tidak hanya
membuat beberapa lubang di dinding kastil, tapi juga berusaha untuk tetap
terlihat kuat untuk seseorang di usianya. Sepertinya ia juga ingin melepaskan
Lariat.
Tentu saja,
tidak ada yang berpikir bahwa Raikage serius di pertandingan kali itu. Tetapi,
walaupun jika Raikage hanya menggunakan seperlima kekuatannya layaknya shinobi
biasa, ia masih tidak dapat bertarung seelegan Kahyo. Semua orang berpikiran
seperti itu.
Ketika
saling bertukar serangan dengan Raikage, Kahyo menyerang bagian dada lawannya.
Lalu, di hadapan Raikage, ia hanya perlu menjentikkan jarinya.
Hanya dengan
itu, pertandingan mereka berakhir. Janggut Raikage membeku seketika.
“Urrggghh,
kapan kau menggunakan jutsu itu…”
“Maafkan
aku, Raikage-sama” mata Raikage terbuka lebar. Melalui matanya, ia melihat
bahwa Kahyo tersenyum dan sedikit tertawa. “Aku merusak janggut indahmu.”
Pertandingan
berakhir dengan tanpa seorangpun yang terluka. Raikage kehilangan janggut
kebanggaannya. Di belakangnya, ia mengira bahwa orang-orang dari Kumogakure
sedang menertawakannya.
Untuk para
kage yang lain, mereka sedikit terhibur dengan kejadian itu.
“Anak itu
sepertinya sedang tercengang.” ucap Tsuchikage.
Para kage
yang lainnya telah memperoleh sebuah kesimpulan untuk mereka sendiri.
Kahyo
menggantikan posisi Mui, yang dulunya merupakan penjaga Houzukjyou dari
Kusogakure. Tidak ada orang yang cocok untuk menggantikannya, kecuali Kahyo
sendiri. Semua orang mendukung keputusan Rokudaime Hokage.
Surat itu
dilipat empat lipatan. Kakashi membukanya.
—————
“Kepada yang
terhormat,
Rokudaime
Hokage-sama
Bagaimana
kabarmu? Untuk ku….”
————–
“Oke!” suara
menggema dari dalam hutan, suara itu berasal dari Guy yang sedang berlatih.
“Hari ini mari berusaha dengan Kekuatan Masa Muda kita, Lee!”
“Baik,
Guy-sensei!”
Lalu, ia
membuat Lee mendorong kursi rodanya. Mereka kemudian melintas di hadapan
Kakashi, lalu beberapa mundur beberapa langkah.
“Oh?” ucap
Guy. Ia sedang terkejut. “Bukankah itu Rokudaime Hokage, Hatake Kakashi-sama?”
"……."
“Dan juga,
surat itu…” Guy berbisik ke telinga Lee. Ia jelas-jelas berusaha agar Kakashi
mendengarnya.
“Orang itu, Kakashi, selama insiden di Tobishachimaru, ketika aku
berusaha keras untuk menyelamatkan nyawa orang-orang…. Sedangkan dia! Ia malah
bersama seorang wanita, yang parahnya wanita itu adalah kunoichi musuh.”
“Semua orang
di desa membicarakannya. Jadi itu benarkan?” Lee berbisik balik ke arah Guy.
“Aku tidak tidak akan menjadi orang seperti itu, Guy-sensei”
“Kalian ini,
eh?….” Kakashi melipat kembali suratnya dan memasukkannya ke kantong di
dadanya.
“Kubilang
Kahyo dan aku tidaklah seperti itu. Bukankah sudak kukatakan berkali-kali?”
Tetapi, Guy
dan Lee malah mengabaikan apa yang dikatakan Kakashi. Mereka sekarang tengah
melakukan squat dengan satu kaki.
“Muridku,
kau telah mengatakannya!” dengan kaki kirinya, Guy dengan mudah dapat
melanjutkan squtnya.
“Walaupun pria itu adalah Hokage, aku berusaha akan
melampauinya! Oke, hari ini kita akan melakukan squat 5000 kali dengan kaki
kiri!”
“Baik, Guy-sensei!”
Kakashi
mengangkat tubuhnya. Ia perlahan berpindah dari tempat tersebut.
Tempat
selanjutnya yang ia inginkan untuk membaca surat itu adalah di dalam kedai
minum teh. Ia memesan segelas teh hijau. Sambil menunggu pesanan teh nya
datang, ia membuka surat dari Kahyo.
—————
“Kepada yang
terhormat,
Rokudaime
Hokage-sama
Bagaimana
kabarmu? Untuk ku….”
—————
“Oh,
Kakashi-sensei!”
Memutar
matanya, Kakashi melihat Shikamaru dan Chouji yang perlahan melangkah masuk ke
kedai minum teh tersebut.
“Apa yang
kau baca, Kakashi-sensei?” tanya Chouji ketika sedang memakan kripik kentang
miliknya.
“Ahh, mungkinkah, surat itu dari wanita itu? Kakashi-sensei
memenangkan hatinya dengan menggunakan kekuasaan, kan?”
“Tunggu
dulu, kau bilang ‘memenangkan hatinya’ …” Kakashi segera memasukkan kembali
surat itu ke sakunya.
“Sepertinya,
masih ada kesalahpahaman di antara kalian. Bagaimanapun juga, itu merupakan
perintah pertamaku sebagai Hokage. Jadi, bukan berarti aku menggunakan
kekuasaanku…”
“Jangan
berbicara seperti itu, Chouji.” Ucap Shikamaru.
“Untuk seorang Kakashi-sensei,
ia kan sudah mencapai usia 30 tahun. Satu atau dua wanita, bukanlah hal yang
aneh, kan?”
“Tidak,
karena itu…”
“Orang itu,
dia cantik” ucap Chouji.
“Tetapi dia juga sudah paruh baya.”
Lalu mereka
berdua menyeringai ketika melihat ke arah Kakashi.
"……."
Tanpa
meminum pesanannya, Kakashi langsung membayar dan meninggalkan kedai tersebut.
Berjalan
sendirian di jalanan utama desa, para penduduk menyapanya satu per satu.
Bagaimanapun, ketika ia melintas, ia dapat mendengar suara orang-orang yang
membicarakannya.
Itu aneh…
Kakashi berpikir dengan penuh keingintahuan. Bagaimana orang-orang bisa tahu
kalau ia telah menerima surat dari Kahyo?
Kakashi
berjalan ke arah sebuah gang dimana tidak terlihat seorangpun disana. Melihat
kearah kedua ujung dari gang tersbut, tidak ada sesosok orangpun yang akan
mengganggunya. Ia menyimpulkan bahwa ia sedang sendiri, lalu ia kembali
mengeluarkan suratnya.
—————
“Kepada yang
terhormat,
Rokudaime
Hokage-sama
—————
“Lihat
disana.”
"!?"
“Ia
menyeringai. Sangat menjijikkan.”
Ia secara
cepat memutar kepalanya ke arah sumber suara, lalu ia melihat sosok Sakura, Ino
dan Hinata disana. Mereka muncul dari atas dinding kayu.
“Wha!”
karena kaget, surat tersebut terlepas dari tangan Kakashi dan terjatuh.
“Ka-, ka-,
kalian… Darimana kalian datang!”
“Lihat
bagaimana kebingungannya dia.” ucap Ino.
“Ia merasa sadar akan kesalahannya.
Karena itulah ia kebingungan.”
Mata Sakura
kini menatap ke arah Kakashi, berusaha mencari informasi yang tersembunyi
darinya.
“Jadi,
rumornya benar?” ucap Hinata.
“Kudengar Kakashi-sensei menjadikan Kahyo-san
sebagai Tuan dari Houzukijyou….
“Ah-, ah-,
ah-, tidak mungkin!” teriak Kakashi.
“Siapa yang
menyebarkan rumor tak bertanggungjawab seperti itu?”
Bagaimanapun,
para gadis itu tidak mendengarkannya. Mereka saling berbisik satu sama lain,
layaknya burung yang sedang berkicau. Hanya hentakan suara ‘Eh, benarkah?’,
‘Tak dapat dipercaya…’, dan ‘apakah emang gitu?’ yang terdengar.
Kakashi kini
berjalan lagi.
Sepertinya,
hanya di ruang Hokage-lah ia dapat memperoleh privasi untuk dirinya sendiri.
Kembali ke
jalanan utama, ia mengarah ke kantor Hokage. Tiba-tiba, dari arah yang
berlawanan, terlihat ada kerumuman orang yang berbicara dengan berteriak cukup
keras.
Semua orang
berkumpul dan lalu tertawa terbahak-bahak.
“Aku serius.
Aku melihatnya sendiri ‘dattebayo!” orang yang berada di kerumunan itu,
pastilah Naruto.
“Kakashi-sensei
membuang surat yang telah ia tulis. Ia menulis surat lalu membuangnya,
‘dattebayo… Jeez, orang itu sedang menulis surat cinta ‘dattebayo!”
"………."
“Untuk
seorang Rokudaime Hokage, aku ingin tahu apa tidak masalah baginya melakukan
hal seperti itu!” Naruto malah makin meninggikan suaranya dengan semangat.
“Tidak, aku tidak mengatakan bahwa ia sedang jatuh cinta, tapi Jeez, ia sedang
sakit parah ‘dattebayo… seperti waktu itu, ia sedang memegang setangkai bunga.
Lalu, satu per satu ia memutuskan kelopaknya sambil mengatakan ‘dia
mencintaiku, dia tidak mencintaiku, dia mencintaiku, dia tidak mencintaiku’…..”
“Jadi kau?…”
Kakashi memasang wajah serius di belakang Naruto.
“…Eh?”
naruto berbalik. Ekspresi kepanikan terlihat jelas di wajahnya. “Ka-Kakashi-sensei!
Tu-tunggu dulu….”
Gotsunn!
“Kenapa kau
melakukan hal seperti ini!” Kakashi mengayunkan tinjunya dan membenamkannya di
kepala Naruto.
“Tak akan kubiarkan kau membuat ini semakin buruk!”
“Tapi-,
tapi-…. “ mata Naruto berkaca-kaca. Sambil mengusap kepalanya, ia mengomel.
“Hanya aku
yang ditinggalkan.. Semua orang bertarung di Houzukijyou… Ketika Kakashi-sensei
hampir mati, aku tidak melakukan apa-apa di desa!”
“Naruto… “
Naruto
mengusap matanya yang berkaca-kaca.
“Salahku,
maaf karena telah memukulmu.” ucap Kakashi.
“Selain itu, ada alasan mengapa
kami menutupi misi ini darimu, walaupun kau dapat melakukan sesuatu untukku.
Itu karena kami ingin kau melindungi desa.”
“Aku sudah
mengerti itu ‘ttebayo…”
“Ahh, orang
ini tidak paham dengan lelucon.” Shikamaru dan Chouji muncul dari arah yang
sebaliknya.
“Idiot ini berkeliling be beberapa tempat, mendengar sesuatu yang
telah dicampur-campur. Ngomong-ngomong, tidak ada yang membercayai hal itu
dengan sangat serius, lho.”
Chouji
mengangguk.
“Itu benar!”
dari arah lainnya, Sakura, Ino dan Hinata juga muncul.
“Semua orang sedikit
mengolok Kakashi-sensei, kan?”
“Naruto-kun,
kau baik-baik saja?” Hinata mengulurkan tangan jadi ia bisa membantu Naruto
untuk berdiri.
“Ia sampai harus memukulmu…. Kakashi-sensei, kau kejam.”
“Eh.. Tapi
Naruto…”
“Naruto
sampai terluka” ucap Shikamaru.
“Walaupun kau adalah Hokage, sepertinya kau
tidak paham dengan situasinya.”
“Tidak,
tetapi bahkan aku tidak mengatakan hal seperti itu….”
“Kami kira
kau harus meminta maaf, Kakashi-sensei.” Sakura dan Ino saling bercakap. "Ini
hanyalah gurauan, kan?”
“Ah, itu
benar!” akhirnya, dengan wajah yang memelas, Kakashi meminta maaf.
“Aku
mengerti… aku mengerti.. Bagaimana caranya agar kau memaafkanku?”
Naruto dan
Shikamaru saling bertukar pandangan. Mereka berdua menyeringai dan tertawa.
Sialan!
Ketika melihat hal itu, Kakashi mengerti bahwa ia telah masuk perangkap
“Untuk
mengobati rasa sakit ini…..” ucap Naruto.
“Tidak ada pilihan lain selain ramen
‘ttebayo!”
[………]
Dalam
situasi ini, semuanya terdiam, menunggu jawaban Kakashi.
“Aku
mengerti, aku mengerti…” Kakashi mengangkat kedua tangannya. Ia kemudian
berdiri dengan pose layaknya orang yang sudah kalah perang.
“Kalau
begitu, ayo kita semua makan ramen.”
“Yay!”
semuanya berteriak kegirangan. “Horee!”
“Strategi
kita berhasil ‘ttebayo!”
Oh Tuhan…
dalam pikiran Kakashi, ia menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba, sebuah perasaan
tidak mengenakkan merasuki tubuhnya. Walaupun aku menjadi Hokage, bukankah aku
terus melakukan hal yang sama? Setiap hari aku makan, tidur, dan cemas dengan
hal yang tak jelas. Kelihatannya juga tanggung jawabku bertambah dengan harus
melindungi mereka.
Hey,
bukankah itu benar, Obito?
Lalu, dengan
semangatnya, ia mengajak muridnya menuju Ichiraku.
Matahari
bersinar dengan cerah. Di suatu tempat, orang-orang sedang bernyanyi.
“Kepada yang
terhormat,
Rokudaime
Hokage-sama
Bagaimana
kabarmu? Untuk ku…. Aku ditekan oleh pekerjaan sehari-hariku. Bagaimanapun,
hari demi hari, ketika musim mulai menunjukkan tanda-tanda akan hadirnya musim
semi, aku akan memenuhi tanggung jawab yang kau berikan padaku….”
Itu benar.
Tak lama lagi, musim semi akan tiba.
ₒₒₒENDₒₒₒ
Aaaaaarrgggghhh SUMPAH NI NOVEL NGEBUAT AKU TERGILA GILAAAAAA??!!!!???!!!!! WOOOYYYYYY!!!!😭😭💗💗💗👌 SAMPE SAMPE RELA NANGIS NANGISIN NI CERITA AAARRGGHH KAKASHIIIII😭😭💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗👌🙏 POKOKNYA CERITA NI NOVEL THE BEST DEH😆😋💗💗💗💗<3
BalasHapus