Novel Kakashi Hiden Chapter 14 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Minggu, 24 April 2016

Novel Kakashi Hiden Chapter 14


PERINTAH PERTAMA 


Tak lama kemudian, hujan berhenti. Awan gelap yang menutupi akhirnya menghilang terbawa angin. Kerusuhan di Houzukijyou telah berhenti. Api yang membakar kastil telah berhasil dipadamkan, dan para tahanan yang kabur semuanya sudah diamankan oleh Anbu.

 

Angin bertiup di lapangan sekitar Houzukijyou. Bangkai kapal Tobishachimaru tergeletak di di atasnya, tak bergerak. Para shinobi Konoha semuanya mengelilingi bangkai kapal tersebut.

 

Sedikit melihat kondisi Tobishachimaru saat itu. Komponen pengapung terbakar habis. Karena dampak jatuh tadi, rangka penyangga kantung udara benar-benar telah remuk. Untuk gondola, terlihat seperti dihancurkan oleh ‘tangan raksasa’. Serpihan kayu yang tersisa mulai berjatuhan.

 

Sosok pertama yang muncul dari sisi Tobishachimaru adalah Tsunade, berteriak dengan nada yang sangat kesal.

 

“Letakkan kedua tangan di atas kepala, dan keluar secara perlahan!”

 

Dengan tanda suara itu, Kiba, Chouji, Shino, Lee dan Tenten perlahan mendekat ke Tobishachimaru. Mungkin saja ada musuh yang bersembunyi diantara para penumpang. Dari langit, Sai sudah bersiap jika terjadi sesuatu.

 

“Kau baik-baik saja?” hanya Sakura yang maju ke arah kerumunan penumpang. Ia mengecek kondisi semua orang apakah. “Apakah ada yang tidak terluka?”

 

Satu per satu, para penumpang yang kelelahan mulai keluar dari kapal. Semuanya melihat ke arah langit dengan kegirangan. Mereka perlahan melangkahkan kaki keluar, mereka masih agak tidak percaya bahwa akhirnya mereka menyentuh tanah lagi. Segera setelah mereka menyentuhkan kaki di tanah, mereka langsung tumbang.

 

Ketika Tsunade mengangguk, para shinobi mengangkat penumpang dan menawarkan mereka minum. Di antara penumpang yang terjatuh ada yang mengalami patah tulang dan pendarahan. Sakura merasa kebingungan bagaimana caranya ia mengatasi sebanyak itu.

 

“Jangan bergerak!”

 

Tatapan Tsunade mengarah ke Kahyo.

 

Semua shinobi Konoha berada dalam posisi siap menyerang.

 

Tetapi, Kahyo hanya terdiam di dekat bangkai kapal yang nyaris hancur seluruhnya. Mata lebarnya kelihatan kebingungan. Ia seperti mencari akan sesuatu. Rambut panjang bergelombangnya bergerak tertiup angin.

 

“Apakah kau Kahyo dari Aliansi Persenjataan Ryuuha?”

 

Dia menjawab Tsunade dengan sebuah anggukan.

 

“Apakah masih ada anak buahmu di kapal?”

 

Kahyo menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Sebenarnya, ketika ia menjawab pertanyaan Tsunade, ia tidak tau harus berkata apa. Semuanya sudah sangat terlambat. Ia menerima apapun yang akan terjadi padanya. Ia tidak dapat mengatakan apapun kepada siapapun.

 

“Kau melakukan hal yang sangat berbahaya… Karena kau b*******, kredibilitas Kohona dipertanyakan.”

 

Kahyo masih terdiam.

 

“Bahkan Negara Ombak sendiri membatalkan rencana untuk mengembangkan kapal terbang tersebut.” Tsunade berbicara dengan nada layaknya seseorang yang sedang diapit oleh kematian. “Karenanya, apa kau pikir kau dapat lolos dengan mudah?”

 

Dengan tatapan mata yang menunjukkan kalau ia sudah menyerah, Kahyo hanya mengangguk.

 

“Tangkap dia!” perintah Tsunade sembari menunjukkan isyarat tangan. “Sampai kita mengatasi insiden ini, masukkan dia ke dalam penjara!”

 

“Tolong tunggu sebentar, Tsunade-sama.”

 

Tidak hanya Tsunade, tetapi juga semua shinobi lain yang ada di tempat ini secara serempak melihat ke arah sumber suara.

 

Dengan ekspresi yang bercampur aduk antara kebingungan dan sedikit kelegaan, wajah Kahyo mulai memerah.

 

Dari sana, Kakashi berjalan dengan dipapah oleh Shikamaru.

 

“Kakashi!” ucap Tsunade dengan sebuah penekanan. “Kau tidak apa-apa?”

 

“Tsunade-sama” Kakashi berusaha berdiri sendiri dengan cara memisahkan dirinya dari Shikamaru. “Dia… Hukuman untuk Kahyo… Dapatkah kau percayakan itu padaku?”

 

“Apa?”

 

Mata Tsunade dan Kakashi saling melihat ke arah satu sama lain.

 

“Apa yang sedang kau pikirkan?”

 

Kakashi tidak menjawab pertanyaan itu. Ia malah berbalik menatap ke arah Kahyo.

 

Angin bertiup diantara mereka berdua. Rasanya seperti sedang bernostalgia, tetapi disusupi dengan perasaan kesedihan yang mendalam.

 

“Sampai saat ini, semuanya berjalan berantakan.”

 

Ketika ia mengatakannya, Kakashi langsung melihat ke arah langit yang terlihat tanpa batas.

 

Dari balik awan gelap yang tersisa, cahaya matahari yang hangat perlahan mulai turun untuk kembali menyinari bumi, menghapuskan segala perasaan kesedihan.

 

“Merupakan suatu hal yang baik kita dapat kembali dengan selamat.” ia kembali menatap ke arah Kahyo. “tetapi, ada juga orang-orang yang tidak seberuntung aku.”

 

Kahyo merendahkan pandangannya.

 

Dari sekitar 57 penumpang yang naik ke kapal, 18 diantaranya tewas.” lanjut Kakashi.

 

“Semua musuh mati, kecuali dirimu dan dua rekanmu yang lain yang ditahan di dalam ruang penyimpanan makanan. Apa ada hal yang ingin kau katakan?”

 

Kahyo menggigit bibirnya sendiri lalu menggelengkan kepalanya.

 

“Kahyo.”

 

“…..Ya.”

 

“Akan ku umumkan hukuman untukmu. Sebagai pemimpin dari penyerangan terhadap Tobishachimaru, kau akan….”

 

“Ummm….” ada sebuah suara dari arah belakang yang memotong Kakashi. “Tolong tunggu sebentar.” Suara itu berasal dari seorang wanita. Ia sedang berdiri dan menggendong seorang anak.

 

Ekspresi ketegangan di wajah Kakashi sedikit menurun.

 

“Aku… yang sbelumnya… orang yang kau selamatkan” wanita itu merendahkan kepalanya ke Kahyo. 

 

“Aku dan anakku yang menderita asma dibebaskan dari kapal olehmu… Terima kasih kuucapkan kepadamu, akhirnya anakku bisa kembali seperti semula. Tetapi tetap saja yang telah kalian lakukan itu tidak dapat dimaafkan.” Ia kemudian menatap ke arah Kakashi untuk sejenak. 

 

“Tetapi, di luar hal itu, hanya satu hal yang ingin ku katakan. Tak peduli apapun, dari lubuk hatiku yang paling dalam aku ingin mengatakan terima kasih… Terima kasih banyak kepadamu.”

 

Kahyo merendahkan wajahnya, hatinya terasa sakit.

 

Anaknya kini telah sehat seperti sedia kala. Ia turun dari gendongan ibunya dan mulai berlari ke arah Kahyo. Dengan sebuah senyuman yang sangat tulus, anak itu berkata.

 

“Terima kasih, oba-chan.”

 

"……..!"

 

“Walaupun aku awalnya sangat takut…..” ia kemudian mengucapkan sesuatu sebagai tambahan. 

 

“Tapi tadi itu cukup seru.”

 

Anak kecil tersebut berlari kembali ke arah ibunya. Kahyo mengamati anak yang berlari tersebut. Air mata mulai menetes dari matanya.

 

“Kahyo.” Kakashi memanggilnya. 

 

“Sebagai pemimpin dari penyerangan terhadap Tobishachimaru, kami akan mengeksekusi dirimu”

 

"!"

 

“Ini karena kau telah menyebabkan banyak korban. Sepertinya itu adalah hukuman yang cocok.”

 

“…….Ya” jawab Kahyo. Ia sadar dengan apa yang telah ia lakukan, dan ia akan bertanggung jawab atas segala aksinya. 

 

“Apapun hukumannya… Akan kuterima.”

 

“Tetapi, jika kau dapat membuktikan bahwa kau dapat berguna sebagai manusia untuk Lima Negara Besar Shinobi, akan ku kurangi hukumanmu menjadi hukuman penjara seumur hidup.”

 

“……..Apa maksudmu?”

 

“Dari yang kulihat, Jisarenhyou milikmu akan berguna.”

 

"………"

 

“Apa yang kau bicarakan, Kakashi?” ucap Tsunade.

 

” Bagaimana bisa ninjutsu miliknya membuatnya berguna?”

 

“Tunade-sama.” Kakashi menatap ke arah Tsunade. 

 

“Jika orang biasa terkena Jisarenhyou, mereka akan langsung membeku. Tetapi, bagi shinobi yang mampu mengalirkan chakra, chakra tersebut harus digunakan untuk meningkatkan suhu tubuh guna mencegah tubuh agar tidak membeku. Jika kau terkena Jisarenhyou, kau harus mengalirkan chakramu secara konstan. Dengan kata lain, para tahanan tidak dapat menggunakan chakra untuk kabur… bagaimana menurutmu? Sampai sekarang, belum ada Tuan dari Houzukijyou yang dapat mengendalikan para tahanan. Dia bisa saja cocok dengan tugas seperti itu. Bagaimana?”

 

“Aku mengerti…” Shikamaru mengangguk. 

 

“Mui, Tuan dari Houzukijyou yang sebelumnya, menggunakan jutsu yang disebut ‘Tenrou’ (Penjara Langit). Jutsu itu akan membakar tubuh tahanan apabila mereka mencoba untuk mengalirkan chakra. Cara kerja Jisarenhyou wanita ini adalah sebaliknya… Tsunade-sama, orang ini mungkin cocok untuk mengemban tugas tersebut. Karena Perang Dunia Shiobi Keempat, semua desa kekurangan orang. Karenanya, akan menjadi masalah yang merepotkan jika harus bergantian menjaga penjara. Jika kau membebaskan kami dari tugas ini, bukankah reputasi Konoha akan sedikit naik? Selain itu, itu juga merupakan pelajaran yang bagus.”

 

“Pelajaran?” ucap Tsunade. “Pelajaran seperti apa?”

 

“Bagaimanapun, untuk orang yang bernama Garyo itu, bukankah ia menggunakan keadilan mutlak versinya, yang akhirnya merampas kebebasan individual?” Shikamaru dengan cepat mengangkat bahunya. 

 

“Dalam kasus itu, jika wanita ini percaya dengan ideologi orang itu….”

 

“Maka kebebasan individual orang itu akan dikendalikan oleh ideologinya sendiri.” Tsunade dengan hati-hati mencerna penjelasan Shikamaru, dan lalu mengangguk.

 

“Akan kupercayakan hal ini padamu, Kakashi.”

 

“Terima kasih, Tsunade-sama.”

 

“Selain itu, kita akan melakukan upacara pelantikan.”

 

[………….]

 

“Buat ini sebagai perintah pertamamu sebagai Rokudaime Hokage.” Tsunade tiba-tiba tersenyum dan tertawa lebar.

 

“Kau tidak mungkin berkata ‘tidak’, kan?”

 

Kakashi melirik ke arah mata Tsunade. Ia mengangguk, dan kemudian kembali menatap ke arah Kahyo.

 

“Saat di dalam kapal, kau berkata bahwa ‘Sisi yang memiliki kekuatan yang lebih besar selalu memegang keadilan’. Jika kau menjadi Tuan dari Houzukijyou, kau akan memperoleh kekuatan itu… Jadi, tunjukkan padaku keadilanmu.”

 

"…….."

 

“Maukah kau melakukannya?”

 

“…Ya” dari mata Kahyo, air mata menetes tanpa henti, menuruni wajahnya, tapi kali ini tidak membeku. “Te-terima kasih… Terima kasih….”

 

“Jadi, mulai saat ini aku adalah Rokudaime Hokage” suaranya meninggi. 

 

“Kahyo, kau akan ditugaskan menjaga Houzukijyou untuk waktu yang tidak terbatas. Sambil terus menyesali apa yang telah kau lakukan, kau akan terus menjaga para tahanan disini. Jangan biarkan seorangpun dari mereka kabur!”

 

Tsunade mengangguk. Semua shinobi di tempat itu menyambut dengan bangga Hokage mereka yang baru.

 

“Aku sama sekali tidak mencemaskan hal itu.” ekspresi Kakashi tiba-tiba melunak. 

 

“Karena kau adalah orang yang mengerti rasa sakit dari orang lain.”

 

“Untuk memenuhi semua kepercayaanmu padaku… akan kulakukan tugas ini dengan segenap jiwaku.” Kahyo mengusap air matanya. 

 

“Jika aku dapat berguna bagi Kakashi-san… Apapun akan kulakukan.”

 

“Kakashi..” Tsunade dengan lembut memakaikan Haori ke bahu Kakashi. 

 

“Yup, sangat cocok.”

 

"……"

 

Kakashi memutar lehernya dan memeriksa apa yang ada di punggungnya.

 

{ROKUDAIME HOKAGE}

 

Kakashi menggenggam Haori tersebut, dan ia merasa itu cukup berat.

 

Di belakangnya, semua rekannya tersenyum.

 

Angin meniupkan puing-puing Tobishachimaru yang terbakar habis.

 

LANJUT EPILOG 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar