Novel Konoha Hiden Epilog - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Senin, 25 April 2016

Novel Konoha Hiden Epilog




CUACA YANG SEMPURNA UNTUK SEBUAH PERNIKAHAN


Cuaca hari ini sangat cerah.

 

Di bawah pengawasan mata para Hokage terdahulu yang terukir di bukit itu, orang-orang berkumpul di pusat desa.

 

Semuanya berpakaian formal, pakaian mereka sedikit lebih dewasa dibanding biasanya.

 

Kakashi sibuk berkeliling untuk memeriksa semua hal yang bisa diperiksanya, dari mempersiapkan lokasinya hingga memeriksa tingkat keamanannya. Bagaimanapun, tamu yang datang termasuk Gaara sang Kazekage begitu juga seluruh Kage dari desa lain, Killer Bee dari Kumogakure, dan lain-lain.

 

Yamato juga sibuk berlalu-lalang, bertindak dibawah pengawasan Kakashi, yang menangani instruksi dan menerima saran dari Hokage sebelumnya, Tsunade.

 

Kakashi meminta sedikit bantuan bantuan Yamato. Namun ntah kenapa, sebelum Yamato menyadarinya, dia akhirnya dibebani oleh banyak tugas yang melelahkan.

 

Kakashi sudah mengatakan ‘aku mengandalkanmu’ dengan senyum, supaya Yamato tidak merasa kesal.

 

Sebaliknya, Yamato, yang ekspresi wajahnya biasanya tidak bersemangat dan berkaraktermellow, malah sangat bersemangat, mengerjakan seluruh tugasnya dengan penuh senyum. Dia menampakkan ekspresi itu karena Kakashi adalah seorang senpai yang sangat Yamato hormati.

 

Lee dan Gai muncul dengan menenteng barbel-barbel mereka, dan meletakkannya di sekitar mereka, membuat orang-orang terkejut.

 

Mereka bahkan berlatih di hari seperti ini… Pikir semua orang, setengah heboh. Tidak ada yang tahu kalau mereka membawa itu bukan untuk latihan.

 

Tenten bertindak seolah-olah dia adalah penjaga kedua pria berdarah panas itu, memarahi mereka untuk bertindak begini dan begitu. Dia menggumamkan keluhan seolah-olah dia dibebani dengan tugas menjaga mereka, tapi sebenarnya dalam hatinya, dia merasa senang.

 

Shikamaru membicarakan sesuatu dengan Temari. Kemungkinan itu adalah diskusi rumit soal pekerjaan, namun wajah mereka cerah dan ceria, dan daritadi, tawa mereka bercampur di udara. Mereka tersenyum natural, secara spontan, dan melihat mereka berdiri berdampingan rasanya tidak aneh sama sekali. Mereka pasangan yang sangat serasi.

 

Sambil melihat mereka berdua, Chouji juga tersenyum.

 

Memutuskan untuk tidak mengganggu mood mereka yang sedang bagus, Chouji dengan khusyuk memikirkan hal lain di kepalanya. Chouji mencari solusi untuk mengakhiri dilemanya tentang bagaimana cara memakan semua jenis makanan yang dihidangkan disana.

 

Dia merasa bahwa dia membutuhkan rencana rahasia seperti yang biasa Shikamaru buat, namun tidak peduli seberapa keras dia berpikir, tidak ada strategi hebat yang didapatkannya. Chouji akhirnya memutuskan untuk memulai menyantap hidangan dari satu banquet ke banquet lainnya. Setelah mendapatkan kesimpulan itu, dia tersenyum lagi.

 

Ngomong-ngomong soal mood yang bagus, Ino dan Sai juga begitu. Mereka memasuki lokasi acara itu bergandengan tangan. Bahkan saat semua orang menggoda mereka, semuanya mengatakan “Wah sepertinya sudah memanas!”, mereka tampak sangat bahagia.

 

Di dekat mereka, Kiba terus-terusan bertanya pada Kurenai.

 

Kiba datang kesana dengan bangga sambil mebmawa wine madu, berkoar-koar tentang ‘bagaimana kami membawakan Naruto sesuatu yang bersejarah dari Klan Senju’. Tapi kelihatannya pengetahuan Kiba masih kurang, dan sekarang dia mengganggu Kurenai dengan pertanyaan-pertanyaannya.

 

Tampaknya Kurenai akhirnya memutuskan untuk memberikan pelajaran sejarah mendadak. Kiba menyimak dengan serius, mencatat beberapa hal dalam kertas memo, mungkin agar dia bisa menggunakan info itu dengan benar nantinya.

 

Di dekatnya, Mirai berpakaian rapi dan menunggangi Akamaru, bermain-main.

 

Shino memperhatikannya, mengira-ngira apakah itu masih bisa dikatakan sebagai kuda-kudaan meskipun yang ditungganginya adalah anjing.

 

Lalu, sambil melihat Akamaru dan Kiba, Shino berpikir kapan sebaiknya memberikan Naruto dan Hinata wine madu itu. Itu merupakan kartu as mereka, jadi lebih baik menyimpannya untuk belakangan. Atau, mungkin mereka harus memberikannya di awal.

 

Ini adalah sesuatu yang harus dikhawatirkan. Alasannya adalah…

 

Shino terus mengakhawatirkan urusan itu dalam diam.

 

Satu persatu, tempat itu perlahan diisi oleh lebih banyak dan lebih banyak lagi wajah yang familiar.

 

Pemilik Ichiraku Ramen, Teuchi, datang, begitu juga dengan putrinya Ayame, yang merupakan daya tarik pelanggan kedai ramen itu.

 

Iruka sudah dipenuhi oleh perasaan yang campur aduk saat dia melangkah masuk.

 

Cuacanya sangat cerah hari ini.

 

Sakura memandang langit, sendirian.

 

Sambil melakukan itu, dia memikirkan seseorang yang berada di bawah langit yang sama, melanjutkan perjalanannya saat ini. Hanya memikirkan itu membuat perasaanya cerah seperti langit di atasnya.

 

Dia memiliki seseorang yang dipikirkannya.

 

Itu saja sudah cukup untuk membuatnya bahagia.

 


⁰â‚’⁰

 

Ini adalah hari yang sangat indah, seakan-akan surga memberikan berkat mereka.

 

Dan, tentu saja…

 


⁰â‚’⁰

 

Pikiran Hyuuga Hinata melayang ke angkasa lagi.

 

Neji nii-san…

 

Memandang keluar jendela ruang tunggu, dia dapat melihat langit biru yang bebas dari awan.

 

Aku akan menikah.

 

Dia membisikkan kata-kata itu dalam hatinya, dan mengalihkan pandangannya ke pemuda yang berdiri di sebelahnya.

 

Dilihat dari ekspresinya yang intens, jantungnya berdebar. Meskipun dia selalu melihat pria itu, hanya dengan bersamanya seperti ini membuat denyut jantungnya meningkat seperti saat pertama kali bertemu.

 

Mata Naruto yang tidak berkedip memandang Monumen Hokage, dimana wajah para Hokage terdahulu terukir.

 

Atau, lebih tepatnya, dia sedang memandang ukiran wajah Namikaze Minato. Ayahnya.

 

Hanya melihatnya melakukan itu, Hinata merasakan perasaan yang campur aduk, ada perasaan yang membuncah di dadanya.

 

Ahh, pikirnya. Saat ini, detik ini…

 

Berdiri di sebelah orang yang dicintainya membuatnya sangat bahagia. Dia merasa sangat bahagia, dia bahkan tidak bisa mengekspresikannya dengan kata-kata.

 

Momen ini adalah kebahagiaan. Pikir Hinata, sederhana, jujur.

 

Saat Hinata melakukan itu, mungkin Naruto menyadarinya, karena matanya beralih untuk menatap mata Hinata.

 

Wajah Hinata memerah. Dia merasa sedikit gelisah.

 

Naruto memberikan cengiran malu-malunya. Wajahnya yang serius tadi berubah menjadi wajah anak laki-laki yang polos. Hinata memuja setiap ekspresi wajahnya.

 

Ayahnya dan adiknya Hanabi memasuki ruang tunggu.

 

Sudah hampir waktunya.

 

Hinata mengamit lengan Naruto, dan berpegangan erat.

 

Uzumaki Naruto dan Hyuuga Hinata.


Upacara pernikahan mereka kini dimulai.

 

â‚’â‚’â‚’ENDâ‚’â‚’â‚’

3 komentar:

  1. uhuuuuu sosweeet, uda dibikin animenya blom sih? harus laah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah kok. Malahan dapat 2 episode sekaligus minggu ini. Bisa download di naruto eps 494 dan 495

      Hapus
  2. Ini episode shippuden bukan sih yg naruhina nikah?

    BalasHapus